10 Senjata Tradisional Jawa Barat Serta Penjelasannya

Kebudayaan merupakan suatu hal yang berubah-ubah. Wujud dari kebudayaan bisa berupa benda fisik maupun non-fisik. Perubahan tersebut mengikuti perkembangan zaman serta kebutuhan manusia akan teknologi menghadapi alam lingkungan sekitarnya.

Perkembangan budaya saat ini menghasilkan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya perkakas yang digunakan untuk kebutuhan berburu, mengolah makanan, hingga persenjataan untuk alat perlindungan diri dari ancaman binatang buas, dan musuh dalam kelompok. Kemajuan yang dihasilkan tersebut merupakan bukti dari adanya bentuk perubahan dalam perjalanan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan berbagai keperluan untuk mempertahankan kehidupannya maupun kehidupan kelompoknya. Dengan melakukan pengembangan dan inovasi terhadap berbagai bidang kehidupan, manusia bisa bertahan menghadapi tuntutan perkembangan zaman yang tidak pernah ada habisnya.

Berawal dari kebutuhan, manusia akan mencari segala macam cara untuk memenuhinya. Perkakas yang digunakan disesuaikan dengan keinginan dan tujuan pemakaian. Dalam hal persenjataan, perkakas yang satu ini memiliki perbedaan dari masing-masing daerah, salah satunya dari Jawa Barat.

Jawa Barat dikenal luas akan eksotisme budaya suku Sunda yang dipadukan dengan keindahan alamnya. Suku Sunda yang telah mendiami daerah Jawa Barat tentu mengalami berbagai penemuan dan pengembangan yang dilakukan untuk bisa beradaptasi dengan suku-suku tetangga lainnya. Penemuan dan pengembangan tersebut meliputi bidang persenjataan tradisional seperti yang telah disebutkan di atas. Oleh karena penciptaan dan pengembangan senjata tradisional di Jawa Barat sebagian besar dilakukan oleh suku Sunda, maka senjata-senjata berikut ini juga populer disebut sebagai senjata tradisional Sunda.

Berikut jenis-jenis senjata tradisional Jawa Barat yang wajib kamu ketahui. Yuk, simak!

Kujang

kujang
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Kujang adalah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang awalnya berbentuk Kudi. Istilah tersebut berasal dari kata Kudi Hyang yang artinya mendekati sebagai perkakas yang ditujukan untuk kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa. Kudi sendiri adalah benda yang awalnya digunakan sebagai perkakas pertanian. Namun, tuntutan zaman menyebabkan suku Sunda berinovasi untuk menjadikan perkakas tersebut menjadi senjata tradisional.

Dalam kepercayaan di daerah Sunda, bahwa Indonesia sebagai bangsa agraris akan mengalami siklus yang tetap adanya musim hujan dan musim kemarau dan tetap akan membuahkan hasil.

Kini, senjata tradisional Sunda ini dibuat dengan banyak varian. Varian tersebut merupakan esensi dari ajaran budaya Sunda yang mengambil bentuk burung atau bentuk unggas, bentuk binatang berkaki empat, dan berbentuk katak. Adanya berbagai bentuk varian tersebut, menjadikan kujang memilki kelompok penamaan yang beragam sesuai dengan bentuk flora dan fauna dalam kebudayaan Sunda. Contohnya yaitu Kujang Jago, Kujang Badak, Kujang Kuntul, Kujang Naga, dan sebagainya.

Kujang Ciung merupakan salah satu kujang yang populer, dan dianggap sebagai senjata khas Jawa Barat. Bentuk bilah kujang ini memiliki nilai estetika dengan bentuk ujung yang runcing.

Fungsi dari senjata tradisional Jawa Barat ini sendiri tergantung dari ukuran bilahnya. ukuran 10-15cm digolongkan kujang Pajimatan atau jimat. Ukuran 20-35cm termasuk kategori dari kujang pusaka, dan kujang berukuran besar 40-50cm biasanya kategori kujang pakarang yang berfungsi untuk mata tombak.

Menurut perkataan dari para sesepuh Sunda, Kujang sebenarnya memiliki falsafah yang sangat luhur mengenai janji untuk melanjutkan perjuangan sepuh karuhun urang atau nenek moyang. Janji tersebut berisi mengenai cara-ciri manusia serta cara-ciri bangsa.

Cara-ciri manusia yang disebutkan pada janji tersebut, antara lain yaitu; welas asih (kasih sayang), tata krama (etika berperilaku), dan sebagainya. Sedangkan ciri-ciri bangsa yang juga disebutkan, antara lain yakni; basa, rupa, basa, adat, dan budaya.

Sebetulnya masih banyak falsafah yang terkandung dalam senjata tradisional Sunda ini. Itu artinya, kujang bukan sekadar senjata perang.

Baca juga: Pakaian Adat Jawa Barat Serta Penjelasannya

Bedog 

bedog
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Bedog adalah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang ukurannya lebih besar dari pisau, tapi lebih pendek dari pedang, memiliki bilah yang tebal dan lebar, dan terbuat dari logam. Saat ini pengrajin menggunakan bahan baku dari lempengan per bekas mobil untuk membuat perkakas ini.

Berdasarkan kegunaannya, senjata bedog dibedakan menjadi dua macam, yaitu bedog gawe/perkakas digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti bertani. Bedog soren/pakarang digunakan dalam seni bela diri atau silat sebagai pegangan pendekar atau jawara.

Fungsi simbolis dari senjata tersebut adalah untuk mengangkat harkat martabat pemiliknya. Fungsi estetisnya adalah sebagai benda koleksi dan fungsi ekonominya untuk memberikan mata pencaharian masyarakat setempat.

Senjata tradisional Sunda ini juga dikenal dengan berbagai penamaan yang bertujuan untuk menghilangkan kesan menyeramkan dari senjata tajam ini. Nama tersebut di antaranya “salam nunggal” yang bermakna walaupun kita membawa bedog, namun keselamatan tetap harus berserah diri kepada Yang Maha Tunggal, “paut nyere” yang artinya semakin sering mencabut bedog semakin lemah penguasaan diri, “hambalan” yang artinya hidup harus melalui banyak proses, tidak bisa secara tiba-tiba menjadi pintar, belajar harus dari dasar terus maju tahap yang lebih tinggi.

Cara untuk memperoleh senjata tradisional Jawa Barat ini yaitu bisa melalui salah satu dari 4 cara berikut. Pertama, dengan membeli senjata ini di pasar, toko maupun pedagang keliling. Bedog yang dijual melalui cara ini biasanya adalah bedog untuk tujuan perkakas rumah tangga.

Kedua, dengan memesan senjata bedog melalui pengrajin atau orang yang dianggap kompeten mengetahui tentang senjata tersebut. Melalui cara yang kedua ini, bedog biasanya akan dipergunakan sebagai properti untuk sorenan.

Ketiga, merupakan pemberian dari seseorang, orang tua, kakek atau nenek moyang. Senjata bedog yang diperoleh dengan cara ini bukan ditujukan untuk dipertunjukkan kepada umum, melainkan sebagai simpanan.

Keempat, melalui cara ghaib. Senjata tradisional Sunda yang diperoleh melalui metode ini biasanya hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja.

Patik

patik
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Patik adalah sebuah senjata tradisional Jawa Barat yang dalam bahasa Indonesia berarti kapak. Secara bentuknya, memang patik tidaklah jauh berbeda dengan kapak modern yang ada di perkotaan.

Senjata tradisional Sunda ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk menebang pohon. Pada zaman dahulu, nenek moyang suku Sunda telah menggunakan patik sebagai alat untuk melakukan ekspansi. Ekspansi yang dimaksud yaitu membuka wilayah baru dengan cara membuka hutan. Selain itu, kegunaan dari patik yang masih bertahan hingga sekarang adalah menjadi alat untuk mencari kayu bakar maupun melakukan pekerjaan yang sifatnya berat lainnya.

Senjata tersebut terbuat dari besi kokoh yang tajam di bagian ujungnya. Patik biasanya memiliki gagang yang ukuran panjangnya dapat mencapai 30-35 cm.Sedangkan untuk bilah pada ujungnya memiliki panjang 10 cm dengan ketebalan hingga 4 cm.

kelebihan dari senjata tradisional Jawa barat ini yaitu efektivitas tenaganya. Jadi, meskipun tergolong ke dalam perkakas kelas berat, namun patik sangat efisien dalam membantu pekerjaan di bidang perhutanan dan pertanian.

Senjata ini termasuk salah satu senjata yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Sunda. Oleh sebab itu, mayoritas petani dan pencari kayu di sebagian besar pedesaan di Jawa Barat masih menggunakan patik.

Congkrang

congkrang
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Congkrang adalah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang berbentuk seperti cangkul namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Senjata congkrang ini pada umumnya tidak memiliki keruncingan atau ketajaman. Hal tersebut dikarenakan congkrang bukanlah alat yang digunakan sebagai alat untuk bertempur.

Senjata tradisional Sunda ini memiliki kegunaan utama yakni untuk membantu menyiangi rumput yang ada di tanah. Selain itu, congkrang juga berguna untuk membersihkan rumput atau tanaman liar yang ada di areal persawahan maupun pekarangan rumah.

Keistimewaan dari senjata congkrang yaitu mampu menggaruk rumput hingga ke akarnya. Jadi, meskipun alat ini tidaklah begitu tajam, namun congkrang bisa terus diasah menggunakan batu kali. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu repot-repot untuk mencabut satu per satu rumput atau tanaman lainnya yang mengganggu.

Senjata tradisional Jawa Barat ini sudah ada sejak zaman kuno dan masih menjadi perkakas berkebun yang digunakan oleh kaum hawa untuk membantu suaminya berkebun.

Ani-ani (Etem)

Ani-ani
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Ani-ani atau dalam bahasa Sunda dikenal dengan istilah etem adalah jenis alat tradisional Jawa Barat yang digunakan untuk memanen padi. Senjata ini berbentuk pisau kecil yang bisa disembunyikan di telapak tangan.

Senjata tradisional Sunda yang digunakan untuk memanen padi ini dahulunya menjadi pilihan karena berkembang kepercayaan, bahwa masyarakat Sunda dan Jawa tidak boleh memakai golok dan arit. Dalam kepercayaan tersebut dipercaya bahwa Dewi Padi, Nyai Pohaci Sang Hyang Sri yang memiliki watak halus dan lemah lembut akan menjadi takut bila melihat senjata tajam seperti arit atau golok. Jika Dewi Sri menjadi takut, maka hasil panen padi yang diperoleh menjadi tidak berkualitas.

Di samping itu juga masyarakat Sunda masih mengamalkan kepercayaan bahwa padi merupakan perwujudan dari sosok Dewi Sri. Oleh sebab itu, perlakuan yang halus kepada padi adalah hal yang wajib dilakukan semua petani. Padi dilarang dipanen dengan cara dibabat secara membabi buta. Sampai saat ini, kepercayaan tersebut dapat disaksikan melalui acara tahunan yakni tradisi Seren Taun yang dilakukan pada masa-masa panen.

Padi jika dipanen dengan ikut dipotong batangnya memang menjadi pekerjaan yang melelahkan. Selain itu, memotong padi beserta batangnya juga memakan waktu yang lebih lama. Oleh sebab itu, para petani harus menggunakan senjata tradisional Sunda yaitu ani-ani. Hanya saja, kekurangan dari alat ini untuk memanen, membutuhkan waktu yang cukup lama karena diperlukan ketelitian dalam memanen setiap satu gagangnya.

Sulimat

sulimat
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Sulimat adalah sebuah senjata tradisional Jawa Barat yang berfungsi untuk membantu pekerjaan di bidang perkebunan, terutama industri kelapa. Senjata tersebut penggunaannya yaitu untuk merobek dan mengupas kulit buah kelapa.

Senjata tradisional Sunda ini memiliki 2 sisi. Yaitu sisi yang horizontal serta sisi yang vertikal. Satu sisinya yang horizontal akan ditancapkan ke tanah sebagai pijakan atau alas. Sedangkan sisi vertikal menghadap ke atas, sisi vertikal inilah yang digunakan untuk memisahkan antara buah kelapa dengan serabutnya.

Meskipun senjata ini sudah jarang ditemukan, namun kegunaan dari sulimat sangatlah membantu pekerjaan dalam mengupas kelapa menjadi lebih cepat. Dalam acara-acara seperti pernikahan misalnya, jumlah butir kelapa yang dibutuhkan akan sangat banyak. Dibandingkan harus mengupas memakai golok, sulimat ini lebih efisien.

Bahan untuk membuat senjata tradisional Jawa Barat ini tidaklah susah, yakni hanya membutuhkan besi yang disambung sehingga tercipta 2 sisi senjata seperti yang telah disebut di atas. Namun, seiring perkembangan zaman senjata sulimat keberadaannya kian langka ditemui dan menjadi salah satu senjata Sunda yang paling langka.

Gacok

gacok
Sumber : ecs7.tokopedia.net

Gacok adalah sebuah senjata tradisional Jawa Barat yang memiliki ujung seperti garpu besar. Senjata ini digunakan di bidang pertanian dan peternakan. Kegunaannya yaitu untuk mengumpulkan rumput yang kering, membersihkan kandang, maupun merapikan jemuran gabah.

Senjata tradisional Sunda ini memiliki gagang yang bentuknya seperti cangkul. Namun yang membedakannya yaitu gacok tidak bisa digunakan untuk mengambil tanah seperti cangkul.

Senjata ini termasuk salah satu senjata yang populer di kalangan petani. Di samping harganya yang relatif terjangkau, alat ini pun tidaklah memiliki berat yang besar. Sehingga gacok sangat hemat tenaga dan mudah untuk digunakan.

Hingga kini, gacok masih digunakan hampir di seluruh wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Baca juga: 8 Senjata Tradisional Betawi

Bajra dan Gada

bajra dan gada
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Bajra dan Gada adalah senjata tradisional Jawa Barat yang pada zaman pra kemerdekaan berguna sebagai alat perlawanan mengusir penjajah. Secara bentuknya, bajra dan gada adalah senjata yang digunakan dengan cara diayunkan atau dipukulkan.

Senjata tradisional Sunda ini biasanya memperoleh modifikasi sesuai keperluan penggunanya. Pernah ditemukan sebuah gada yang pada bagian ujungnya dipenuhi oleh tancapan paku. Dengan begitu, luka yang ditimbulkan oleh gada dan bajra ini tidak main-main. Dalam pertempuran jarak dekat, musuh yang terpukul bisa saja mengalami luka dan pendarahan yang fatal, bahkan kebocoran di kepalanya.

Pada zaman dahulu, penggunaan senjata ini cukup banyak ditemukan karena bahan membuatnya yang mudah. Bisa berupa kayu yang keras seperti kayu Jati, atau besi-besian. Namun, seiring perkembangan zaman, bajra dan gada menjadi semakin langka. Keberadaannya saat ini hanya bisa dijumpai di beberapa museum saja.

Balincong

balincong
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Balincong adalah senjata tradisional Jawa Barat yang berbentuk seperti kapak dengan 2 sisi tajam. Senjata ini berguna dalam membantu pekerjaan di bidang perkebunan dan pertanian. Oleh sebab itu, balincong menjadi salah satu senjata yang populer di wilayah pedesaan.

Senjata tradisional Sunda ini terbuat dari besi pada ujungnya. Sedangkan gagangnya terbuat dari kayu. Ujung dari balincong memiliki 2 sisi mata senjata yang sama tajamnya.

Jika dilihat secara sekilas, bentuk dari senjata tersebut memang mirip dengan cangkul. Namun, balincong tidak memiliki sisi mata senjata yang pipih dan melebar.

Kegunaannya yang utama yakni untuk menggali tanah dan memecahkan batu-batuan di ladang. Senjata balincong juga sangat bermanfaat dalam pekerjaan seperti membuat saluran irigasi di sawah, memperlebar aliran sungai, dan sebagainya. Jadi, meskipun masih bersifat tradisional, senjata ini memiliki banyak manfaat yang membantu kehidupan masyarakat.

Baliung

baliung
Sumber : pdbifiles.nos.jkt-1.neo.id

Baliung adalah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang berbentuk seperti kapak modern. Kegunaannya yaitu untuk menebang pohon berukuran besar. Sebenarnya di daerah lain juga terdapat senjata yang mirip dengan baliung ini, namun dengan nama dan penyebutan yang berbeda-beda.

Senjata tradisional Sunda ini memiliki ukuran panjang 30 sampai dengan 35 cm di bagian gagangnya. Gagang dari baliung memang terlihat sangat tebal dan berat karena memang tingkat tekanan dan daya tebang dari senjata ini sangatlah besar. Di samping itu, bagian sisi tajam dari baliung juga memiliki ketebalan sehingga mampu menggores kulit pohon yang keras.

Hingga saat ini, senjata baliung masih banyak digunakan oleh masyarakat Jawa Barat terutama untuk membantu pekerjaan di bidang perhutanan.

Pemahaman Akhir

Kebudayaan merupakan hal yang berubah-ubah seiring perkembangan zaman dan kebutuhan manusia. Perkembangan budaya menghasilkan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam pembuatan perkakas untuk berburu, mengolah makanan, dan persenjataan untuk melindungi diri dari ancaman binatang buas dan musuh.

Kalimantan Barat kaya akan kebudayaan, yang tercermin dalam beragam pakaian adat yang unik dan beragam, dipengaruhi oleh budaya Melayu dan suku Dayak. Pakaian adat seperti king baba, king bibinge, king kabo’, king buri dan bulang buri, teluk belanga, buang kuureng, dan indulu manik merupakan contoh kekayaan budaya yang dimiliki provinsi ini.

Perkakas dan senjata tradisional Jawa Barat juga mencerminkan budaya dan kearifan lokal. Misalnya, kujang, selain sebagai senjata perang, juga memiliki makna filosofis yang luhur tentang cara-ciri manusia dan bangsa. Bedog, patik, congkrang, ani-ani, sulimat, gacok, bajra, gada, balincong, dan baliung adalah contoh lain dari senjata dan perkakas tradisional yang digunakan oleh masyarakat Jawa Barat dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan budaya dan penggunaan perkakas ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi manusia terhadap perubahan zaman dan lingkungan sekitar. Senjata dan perkakas tradisional tidak hanya berfungsi sebagai alat praktis, tetapi juga membawa nilai-nilai filosofis, kearifan lokal, dan identitas budaya suatu daerah.

Sekian ulasan singkat mengenai senjata-senjata tradisional Jawa Barat yang ternyata sebagian besar masih aktif digunakan oleh masyarakat sebagai alat dan perkakas. Senjata-senjata yang telah kita bahas di atas tentunya berpengaruh secara tidak langsung bagi kehidupan kita.

Baca juga: 15 Alat Musik Jawa Barat

Oleh sebab itu, kamu jangan pernah berhenti belajar mengenai budaya, ya. Semoga sedikit ulasan tadi membantu menambah wawasan bagi kamu dalam mengenal kemajemukan budaya yang ada di Indonesia. Sekian dan terima kasih.


Sumber :

Jurnal elektronik berjudul “Kajian Historis dan Filosofis Kujang” yang diunduh dari: core.ac.uk

journal.isi.ac.id

elib.unikom.ac.id

lib.ui.ac.id

Artikel Terbaru

Avatar photo

Fajar Kurniawan

Halo. Saya adalah seorang mahasiswa Sastra Indonesia Unsoed yang menggemari budaya, sejarah, bahasa, dan sastra.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *