Pakaian Adat Jawa Barat Serta Penjelasannya

Sebagai bagian dari kepulauan Jawa, Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang begitu kaya akan kebudayaan daerahnya. Berbicara mengenai kebudayaan dari Jawa Barat, tentu ini tidak akan lepas dari adat Sunda, mengingat suku ini merupakan suku yang mendiami wilayah Jawa Barat.

Kebudayaan Jawa Barat atau Suku Sunda tersebut tidak hanya terbatas pada satu jenis saja. Selain itu, kebudayaan tersebut juga sampai sekarang tetap lestari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak lain salah satunya adalah pakaian adat Jawa Barat. Nah, sudah tahukah kamu nama-nama pakaian adat Jawa Barat beserta keunikannya? Jika belum, mari simak penjelasannya di bawah ini.

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Kelas Atas

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Kelas Atas
Sumber: id.pinterest.com

Keunikan pakaian adat Jawa Barat yang menjadikannya berciri khas terletak pada pembagian pakaiannya berdasarkan strata sosialnya. Jenis pakaian adat yang pertama ini diperuntukkan untuk para kalangan atas. Sesuai dengan strata sosialnya, maka pakaian adat Sunda satu ini punya nilai yang lebih mewah dari pakaian adat lainnya.

Nama pakaian adat Jawa Barat untuk pria kelas atas dikenal dengan jas beludru hitam. Jas tersebut disulam dengan benang emas pada bagian ujung lengan. Pada bagian bawahannya, para lelaki ini memakai motif yang sama dengan atasannya. Untuk bagian aksesorinya, pakaian adat laki-laki kelas atas ini dilengkapi dengan bendo (ikat kepala), sabuk emas, dan sandal selop hitam sebagai alas kaki.

Sementara itu, untuk para wanita kalangan atas, nama pakaian adat Jawa Baratnya disebut sebagai kebaya. Kebaya yang dipakai ini juga berbahan sama seperti para pria, yaitu beludru hitam. Bedanya, pada wanita, hiasan emasnya berupa manik-manik. Kemudian, untuk bagian bawahannya, para wanita mengenakan kain kebat bermotifkan rereng.

Pakaian wanita kelas atas ini juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris berupa sanggul, tusuk konde, cincin, giwang, peniti rantai, serta bros yang berhiaskan emas. Bagian alas kakinya, para wanita memakai sandal selop berbahan beludru hitam. Salah satu contoh penggunaan pakaian adat kelas atas ini bisa kamu perhatikan lewat gambar pakaian adat Jawa Barat di atas.

Baca juga: 15 Alat Musik Jawa Barat

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Kelas Menengah

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Kelas Menengah
Sumber: baabun.com

Para masyarakat Jawa Barat kelas menengah juga memiliki pakaian adatnya tersendiri. Pada zaman dulu, pakaian adat Sunda untuk masyakat kelas menengah ini diperuntukkan bagi mereka yang bekerja sebagai pedagang ataupun saudagar. Tak jauh beda dengan pakaian adat sebelumnya, pakaian kelas atas ini juga dibedakan untuk para pria dan para wanita.

Bagi para pria kelas menengah, nama pakaian adat Jawa Barat ini dinamakan sebagai baju bedahan. Baju bedahan ini berupa jas berwarna putih yang dipadukan dengan bawahan berupa kain kebat. Keunikan pakaian adat Jawa Barat bagi pria kelas menengah ini terletak pada aksesorinya yang berupa arloji berantaikan warna emas. Arloji tersebut dikenakan secara unik dengan menggantungkan di bagian saku.

Disamping aksesori arloji, terdapat juga aksesoris lainnya di antaranya adalah sabuk, sandal selop, dan ikat kepala yang disebut sebagai bengker. Perbedaan nama ikat kepala untuk para pria di kelas berbeda ini juga menjadi keunikan pakaian adat Jawa Barat lainnya.

Selanjutnya, bagi para wanita kelas menengah, nama pakaian adat yang dikenakan adalah kebaya. Bedanya, kebaya yang dipakai punya berbagai macam warna. Kemudian, untuk bagian bawahannya berupa kain kebat. Pakaian wanita ini dilengkapi dengan aksesoris seperti sanggul kepala, selendang, ikat pinggang, sandal selop yang disebut sandal kelom geulis, cincin, kalung, anting, dan gelang yang berbahan emas.

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Kelas Bawah

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Kelas Bawah
Sumber: auliadewita25.blogspot.com

Gambar pakaian adat Jawa Barat di atas merupakan contoh penggunaan pakaian adat kelas bawah. Untuk para pria, nama pakaian adat Jawa Barat ini disebut sebagai pangsi. Konon, nama pangsi ini berasal dari kalimat ‘Pangeusi Numpang ka Sisi’ yang berarti pakaian yang dipakai dengan dibelit seperti pemakaian sarung.

Dalam penggunaannya, pangsi sebenarnya merupakan bagian bawahan yang longgar seperti celana komprang. Hanya saja, nama pangsi sudah lama melekat sebagai nama pakaian adat Sunda kelas bawah secara keseluruhan. Padahal, untuk bagian atasannya, para laki-laki Sunda kelas bawah ini memakai salontreng. Lalu, aksesori yang dikenakan untuk kelas bawah cenderung lebih sederhana dibanding pakaian adat kelas lainnya.

Di antaranya berupa sarung selempang yang dikenakan secara menyilang, sabuk, dan ikat kepala bernama logen. Keunikan pakaian adat Jawa Barat untuk kaum kelas bawah ini terletak pada aksesori alas kaki yang berupa sandal kayu atau tarumpah.

Untuk para wanitanya juga memakai kebaya tetapi dengan desain lebih sederhana dan bawahannya berupa rok yang diberi nama sinjang bundel. Aksesorinya yang dipakai antara lain kamisol, selendang bermotifkan batik, beubeur atau ikat pinggang, dan sandal jepit keteplek.

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Acara Resmi

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Acara Resmi
Sumber: seputarbandungraya.com

Selain dipakai sesuai dengan kelas atau strata sosialnya, pakaian adat Sunda juga dipakai sesuai dengan keperluan atau acara tertentu. Misalnya saja untuk acara resmi dan acara pernikahan. Jika kamu pernah menyaksikan acara pemilihan Mojang dan Jajaka di Jawa Barat, maka itu adalah salah satu contoh pakaian adat Jawa Barat untuk acara resmi. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa perhatikan gambar pakaian adat Jawa Barat di atas.

Nah, nama pakaian adat Jawa Barat untuk acara resmi ini sering disebut dengan beskap. Warna dari beskap tidak hanya terbatas pada satu warna, namun motifnya tetap sama yaitu polos.

Tekstur pakaian beskap ini tebal dengan bentuk kerah tidak berlipat. Pada bagian depan beskap cenderung tidak simetris untuk peletakan keris serta bentuk kancing yang menyamping ini menjadi salah satu keunikan pakaian adat Jawa Barat satu ini.

Bagian bawahan dari beskap umumnya berupa kain jarik yang panjangnya bisa menutupi bagian kaki. Sementara itu, bagi para wanita, pakaian adat Sunda untuk acara resmi juga berupa kebaya polos dengan bawahan kain kebat.

Lalu, dilengkapi dengan aksesoris berupa beubeur atau ikat pinggang, karembong atau selendang, sanggul rambut, kalung, cincin, gelang, bros, peniti rantai, dan sandal yang warnanya disesuaikan dengan warna kebaya.

Baca juga: Mengenal Pakaian Adat Bali

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Acara Pernikahan

Pakaian Adat Jawa Barat untuk Acara Pernikahan
Sumber: rimbakita.com

Meskipun saat ini telah memasuki zaman modern, penggunaan pakaian adat untuk acara pernikahan juga masih sering digunakan. Tak terkecuali untuk masyarakat Jawa Barat. Konon, pakaian yang dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ini terinspirasi oleh pakaian para puteri Kerajaan di wilayah Sunda di masa lalu.

Lantas, untuk bajunya, para pengantin wanita ini memakai kebaya brukat berwarna khas, dengan bawahan berupa kain kebat bernama lereng eneng prada. Beberapa aksesori yang turut melengkapi pakaian para pengantin ini adalah kalung pendek dan panjang, cincin dari permata, dan gelang.

Sementara itu, untuk pengantin prianya, nama pakaian adat Jawa Baratnya bernama jas buka prangwedana. Warna dari jas buka prangwedana ini selalu disesuaikan dengan kebaya brukat dari pengantin wanita. Lalu, bagian bawahannya berupa kain rereng.

Hiasan atau aksesori untuk para pengantin pria umumnya berupa ikat kepala atau bendo. Ditambah dengan kalung dari bunga melati, ikat pinggang, dan keris sebagai senjata aksesori. Ilustrasinya bisa kamu lihat di gambar pakaian adat Jawa Barat untuk pernikahan di atas.

Keunikan pakaian adat Jawa Barat untuk acara pernikahan ini terlihat dari adanya penataan sanggul pada pengantin wanita. Berdasarkan penataan sanggulnya, terdapat empat macam pakaian adat Sunda untuk pengantin wanita yang bisa kamu simak berikut.

Pakaian Adat Pengantin Sunda Siger

Para pengantin wanita yang memakai adat Sunda Siger memakai kebaya dan bawahan batik seperti batik lereng eneng, garutan, atau sidomikti. Lalu, pada bagian sanggulnya merupakan sanggul puspasari yang dipadukan dengan keindahan siger atau mahkota indah tanda kehormatan wanita.

Pakaian Adat Pengantin Sunda Puteri

Sama seperti adat Sunda Siger, pengantin wanita dengan adat Sunda Puteri juga mengenakan sanggul puspasari. Sanggul tersebut kemudian dihiasi dengan bunga melati yang panjangnya sampai ke dada.

Pakaian Adat Pengantin Sukapura

Untuk pakaian adat pengantik Sukapura ini, kebanyakan dipakai oleh masyarakat di wilayah Tasikmalaya. Para pengantinnya juga memakai kebaya dengan berbagai macam warna. Tatanan sanggul dengan adat Sukapura disebut dengan sanggul priangan yang sangat unik. Keunikan ini nampak pada godek yang melingkar ke dalam tidaks seperti sanggul pada umumnya.

Pakaian Adat Inten Kedaton

Jika adat pengantin Sukapura umum dipakai di Tasikmalaya, maka pakaian adat inten kedaton ini lebih umum dipakai di Ciamis. Menurut sejarahnya, pakaian adat inten kedaton terinspirasi dari Kearajaan Galuh pada masa dulu.

Kebaya yang dipakai oleh para pengantin wanita ini adalah kebaya khas Sunda berwarna ungu dengan hiasan manik-manik keemasan. Di bagian pundaknya, terdapat hiasan teratai berwarna emas dan pinggangnya berhiaskan pending dengan warna keemasan juga. Keistimewaan dari pakaian adat inten kedaton terletak pada sigernya yang dikenal dengan siger ratu haur kuning dilengkapi ronce melati.

Baca juga: 12 Suku di Pulau Jawa

Pemahaman Akhir

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan kebudayaan, terutama budaya adat Sunda yang merupakan suku yang mendiami wilayah Jawa Barat. Kebudayaan Jawa Barat begitu beragam dan tetap lestari dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu aspek penting dari kebudayaan Jawa Barat adalah pakaian adatnya. Pakaian adat Sunda memiliki keunikan tersendiri dan terbagi berdasarkan strata sosialnya. Kelas atas memiliki pakaian adat yang lebih mewah, seperti jas beludru hitam untuk pria dan kebaya beludru hitam untuk wanita, dilengkapi dengan berbagai aksesoris berhias emas.

Kelas menengah memiliki pakaian adat yang lebih sederhana, seperti baju bedahan untuk pria dan kebaya dengan motif berwarna-warni untuk wanita. Kelas bawah memiliki pakaian adat yang paling sederhana, seperti pangsi untuk pria dan kebaya dengan rok sinjang bundel untuk wanita, dengan aksesoris yang lebih sederhana dan sandal kayu atau tarumpah sebagai alas kaki.

Selain itu, pakaian adat Sunda juga dipakai sesuai dengan acara tertentu, seperti acara resmi dan pernikahan. Pakaian adat untuk acara resmi biasa disebut beskap, dengan baju berwarna polos dan bagian bawah berupa kain jarik panjang. Pakaian adat untuk pernikahan mempertahankan nuansa kerajaan, dengan pengantin wanita memakai kebaya brukat berwarna khas dan sanggul yang dihiasi dengan bunga melati, sementara pengantin pria memakai jas buka prangwedana dengan bawahan kain rereng.

Terdapat juga berbagai macam pakaian adat Sunda khusus untuk pengantin wanita, seperti Siger, Puteri, Sukapura, dan Inten Kedaton, masing-masing memiliki tatanan sanggul yang unik dan hiasan yang istimewa.

Pakaian adat Jawa Barat memiliki keindahan dan nilai budaya yang tinggi, dan hingga kini masih menjadi bagian penting dari identitas dan warisan budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sunda.

Itu tadi berbagai pakaian adat Jawa Barat yang saat ini masih tetap dikenakan terutama pada acara besar atau resmi tertentu. Dengan mengetahui berbagai macam pakaian adat Jawa Barat, tentunya akan semakin menambah wawasan kamu dalam hal kebudayaan salah satu provinsi di Indonesia ini.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *