Mengenal Pakaian Adat Bali Serta Penjelasannya

Mendengar nama provinsi Bali, pasti yang terlintas di pikiranmu adalah objek wisatanya yang mendunia. Akan tetapi, selain objek wisatanya yang indah dan mendunia, Bali juga memiliki kebudayaan yang selalu membuat masyarakat takjub.

Pakaian adat Bali merupakan salah satu bagian dari kebudayaan Bali yang mendapat sorotan. Wisatawan lokal maupun asing yang datang ke Bali, seringkali disuguhkan dengan masyarakat Bali yang memakai pakaian adatnya.

Pakaian adat tersebut ternyata punya keunikan hingga nilai filosofis tersendiri. Supaya kamu semakin mengenal kebudayaan Bali terutama pakaiannya, simak ulasan lengkapnya:

Nama Pakaian Adat Bali Sesuai Kegunaannya

Beberapa pakaian adat daerah di Indonesia dibedakan ke dalam berbagai kelompok atau tingkatan. Begitu juga dengan pakaian adat Bali ini. Terdapat tiga nama yang sampai saat ini tetap dilestarikan dan dipergunakan pada acara tertentu. Ketiganya, yaitu:

Payas Agung

Payas Agung
Sumber: bulletboy.net

Pakaian adat Bali bernama payas agung dikhususkan untuk pakaian adat acara pernikahan. Oleh karenanya, payas agung ini tidak bisa dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Sesuai dengan namanya yang agung, pakaian adat Bali ini mempunyai kesan mewah yang tercermin dalam warna emas, merah, serta putih.

Bagi para wanita, payas agung yang mereka kenakan terdiri dari kain yang dililitkan untuk bagian atas. Sedangkan bagian bawahannya, para wanita memakai kain tenun songket yang bermotif sangat mewah.

Sementara itu, untuk para pria juga mengenakan kain songket yang sama mewahnya dilengkapi dengan aksesori keris. Kemudian, ada juga aksesori mahkota yang mana dikenakan untuk para wanita juga para pria.

Baca juga: 10 Suku di Bali

Payas Madya

Payas Madya
Sumber: balubu.com

Berbeda dengan payas agung yang dikhususkan untuk kepentingan pernikahan, payas madya bisa kamu pakai untuk keseharian. Untuk bagian atasannya diperkenankan untuk memakai atasan seperti kaos ataupun kemeja. Sedangkan, untuk bagian bawahnya diharuskan memakai selendang, senteng dan kamen.

Meskipun pakaian ini nampak lebih fleksibel, tetapi tidak menghilangkan kesan yang berwibawa bagi yang memakainya. Gambaran pemakain payas madya ini bisa kamu simak melalui gambar pakaian adat Bali payas madya di atas.

Payas Alit

Payas Alit
Sumber: baliexpress.jawapos.com

Nama pakaian adat selanjutnya adalah payas alit yang punya fungsi untuk dipakai saat beribadah. Keunikannya nampak pada warna pakaiannya yang didominasi oleh warna putih.

Seperti gambar pakaian adat Bali payas alit yang terdapat di atas, para pria Bali akan memakai kemeja putih, kamen, dan disertai aksesori udeng. Lalu, untuk para wanita, pakaian payas alit terdiri dari kebaya putih, kamen, dan selendang.

Pakaian Adat Bali Pria

Di samping dibedakan secara kegunaannya, pakaian adat Bali juga dibedakan bagi pria dan wanita. Pakaian adat pria ini secara umum dipakai oleh masyarakat pria Bali baik pada kegiatan sehari-hari ataupun untuk kegiatan beribadah. Nah, di bawah ini ada berbagai nama pakaian adat Bali pria yang patut kamu ketahui lebih lanjut.

Saput Poleng

Saput Poleng
Sumber: goodnewsfromindonesia.com

Kalau kamu sedang berkunjung ke Bali, kamu tentu familiar dengan kain atau semacam sarung yang bercorak kotak-kotak hitam dan putih. Nah, kain tersebutlah yang dinamakan saput poleng.

Kain ini dianggap mempunyai nilai sakral oleh masyarakat Bali yang dibuktikan lewat penggunaannya di upacara khusus. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, saput poleng disimbolkan sebagai keamanan atau penjagaan.

Bila didefinisikan, saput adalah kain, sedangkan poleng mempunyai arti bewarna dua. Saput poleng menurut filosofi Hindu yang dianut masyarakat Bali di bagi ke dalam tiga jenis, yaitu saput poleng Rawa Bhineda, saput poleng Sudhamala, dan saput poleng Tridatu.

Ketiga saput poleng tersebut punya perbedaan warna. Pada saput poleng Rawa Bhineda punya warna hitam dan putih. Saput poleng Sudhamala terdiri dari warna putih, hitam, dan abu-abu. Kemudian, saput Poleng Tridatu punya warna putih, hitam, merah. Setiap warna yang ada pada ketiga saput poleng tadi mempunyai nilai filosofis tersendiri bagi masyarakat Bali.

Kamen Pria

Istilah kamen ini merujuk pada kain bawahan yang dipakai oleh masyarakat Bali. Kamen ini sebenarnya juga bukan hanya dipakai untuk para pria saja, melainkan juga digunakan oleh para wanita.

Bahan yang digunakan untuk membuat kamen cukup tipis. Jika kamu mengamati penggunaan pakaian adat Bali pria, terdapat dua kain yang dipakai untuk bawahan. Kain yang bagian dalam tersebutlah yang dinamakan sebagai kamen. Sedangkan pada bagian luar merupakan saput.

Baju Safari

Baju Safari
Sumber: payasagungbali.com

Selanjutnya, pakaian adat pria yang paling menjadi ciri khas dari masyarakat Bali pria adalah baju safari. Baju ini mempunyai warna putih yang menyimbolkan kesucian. Dari bentuknya, baju safari mirip dengan kemeja yang berkerah dan disertai kancing. Lalu, di bagian kanan dan kiri dari baju safari, masing-masing dilengkapi dengan saku.

Sabuk Selendang

Pakaian adat pria satu ini merupakan bagian dari aksesori yang dipakai untuk mengikat kamen dan saput. Keunikan dari sabuk selendang ini tercermin dari nilai filosofisnya yang berarti menahan diri dari berbagai hawa nafsu yang buruk.

Udeng

Udeng
Sumber: blog.komaneka.com

Udeng merupakan nama pakaian adat yang merujuk pada penutup kepala. Penutup kepala ini dikhususkan untuk para laki-laki dan dipakai secara komplit dengan pakaian adat Bali lainnya.

Dalam penggunaanya, udeng ini dikenakan pada acara tertentu seperti saat beribadah. Pemakaian udeng pada kegiatan sehari-hari pun sangat lazim di Bali. Bahkan, menggunakan udeng juga bisa jadi simbol kebanggaan akan kebudayaan Bali sendiri.

Baca juga: 10 Alat Musik NTB

Pakaian Adat Bali Wanita

Saat berada di Bali, akan sangat mudah menjumpai wanita Bali yang mengenakan pakaian adat sebagai baju keseharian mereka. Kemudian, untuk lebih lengkapnya mengenal pakaian adat Bali wanita hingga aksesorisnya.

Kamen Wanita

Kamen Wanita
Sumber: tokopedia.com

Tak hanya para pria saja yang mengenakan kamen, para wanita juga mengenakan kain kamen sebagai bawahan. Tetapi, kamen yang dipakai tentu saja berbeda. Pada wanita, kamen yang dikenakan punya motif yang lebih berwarna dibanding kamen pria. Hal ini berfungsi untuk menambah tingkat keelokan para wanita Bali yang memakainya.

Sabuk Prada

Sabuk prada sebagai pakaian adat wanita mempunyai fungsi sebagai pengikat kamen supaya tidak lepas. Selain sebagai pengikat, penggunaan sabuk prada pun dipercaya bisa menambah kesan anggun para wanita Bali. Konon, sabuk prada ini juga mempunyai nilai filosofis yaitu sebagai bentuk perlindungan diri dari perbuatan buruk.

Kebaya Bali

Kebaya Bali
Sumber: kintamani.id

Nama pakaian adat Bali wanita lainnya yang perlu kamu ketahui adalah kebaya Bali. Meskipun sama-sama bernama kebaya, tetapi ada perbedaan tertentu antara kebaya Bali dengan kebaya Jawa. Perbedaan tersebut terletak pada desain lengan dan bahu kebaya Bali yang lebih terbuka.  Dalam hal motif dan warnanya pun, kebaya Bali punya corak yang lebih cerah.

Keunikan pakaian adat Bali satu ini terlihat pada penggunaan selendang atau sabuk yang ada diikatkan di bagian pinggang. Sabuk inilah yang disebut sebagai sabuk prada. Disamping itu, dari segi penggunaan, kebaya Bali juga bisa dipakai untuk kegiatan sehari-hari maupun pada ritual-ritual terentu.

Jika kamu penasaran dengan kebaya Bali, gambar pakaian adat Bali di atas bisa jadi gambaran untuk kebaya Bali.

Pusung atau Sanggul

Wanita Bali juga menggunakan sanggul sebagai hiasan kepala atau aksesoris yang disebut sebagai pusung. Pusung dibedakan menjadi tiga jenis sesuai dengan kegunaannya, antara lain, sanggul pusung kekupu, sanggul pusung gonjer, dan sanggul pusung tagel.

Sanggul pusung kekupu adalah sanggul yang digunakan oleh para wanita yang sudah berstatus janda. Lalu, sanggul pusung gonjer digunakan oleh wanita yang belum menikah. Untuk sanggul pusung tagel dipakai oleh para wanita yang sudah menikah.

Keunikan Pakaian Adat Bali

Keunikan Pakaian Adat Bali
Sumber: kurio.id

Setiap pakaian adat daerah sudah dipastikan mempunyai keunikan tersendiri yang membedakannya dari pakaian adat daerah lainnya. Pada pakaian adat Bali, terdapat pula beberapa keunikan yang membuatnya punya ciri khas sehingga mudah dikenali sebagai pakaian adat Bali.

Identik dengan Warna Putih

Keunikan pakaian adat Bali yang paling mudah untuk diketahui terlihat pada pilihan warna bajunya yang selalu identik dengan warna putih. Pemilihan warna putih ini sendiri bukan karena asal pilih, melainkan punya nilai kesakralan bagi masyarakat Bali, terutama untuk digunakan dalam upacara keagamaan,

Dilengkapi dengan Bunga

Bunga memang selalu identik dengan masyarakat Bali. Inilah yang menjadikan keunikan pakaian adat Bali lainnya. Baik para wanita maupun pria menggunakan bunga sebagai aksesoris yang umumnya diletakkan di bagian telinga.

Jenis bunga yang bisa dipakai pun tidak sembarangan. Beberapa jenis bunga yang bisa dipakai adalah cempaka putih, cempaka kuning, dan bunga kamboja.

Pemakaian Bija di Kening

Bija adalah sebuah istilah yang berarti padi-padian utuh berbau wangi. Bija ini berasal dari beras yang dicuci dengan air cendana atau air bersih saja dan menyimbolkan Kumara, putra Bhatara Siwa.

Dalam penempatannya, Bija harus diletakkan pada titik-titik khusus pada tubuh yang cukup peka pada sifat kedewataan. Salah satu penempatan Bija umumnya ada pada kening. Pemakaian ini kemudian nampak menjadi bagian dari keunikan pakaian adat Bali yang jadi ciri khas masyarakat Bali.

Baca juga: 11 Alat Musik Bali

Pemahaman Akhir

Provinsi Bali bukan hanya dikenal karena objek wisatanya yang indah dan mendunia, tetapi juga karena kekayaan budaya yang memukau. Salah satu bagian yang menarik dari kebudayaan Bali adalah pakaian adatnya, yang memiliki keunikan dan nilai filosofis tersendiri. Pakaian adat Bali terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan kegunaannya, yaitu Payas Agung untuk acara pernikahan, Payas Madya yang bisa digunakan sehari-hari, dan Payas Alit untuk kegiatan beribadah.

Pakaian adat Bali pria terdiri dari beberapa elemen, seperti Saput Poleng yang memiliki motif kotak-kotak hitam dan putih dan memiliki nilai sakral dalam upacara khusus. Kamen merupakan kain bawahan yang dipakai oleh masyarakat pria dan wanita Bali. Baju Safari adalah ciri khas masyarakat pria Bali, berupa kemeja putih dengan saku di bagian kanan dan kiri. Sabuk Selendang digunakan untuk mengikat kamen dan saput, dengan nilai filosofis sebagai bentuk perlindungan diri dari perbuatan buruk. Udeng adalah penutup kepala khusus untuk pria, yang menjadi simbol kebanggaan terhadap kebudayaan Bali.

Pakaian adat Bali wanita juga memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Kamen Wanita digunakan sebagai bawahan dengan motif yang lebih berwarna dibanding kamen pria. Sabuk Prada digunakan sebagai pengikat kamen untuk menambah kesan anggun. Kebaya Bali memiliki desain lengan dan bahu yang lebih terbuka dibanding kebaya Jawa, dengan motif dan warna yang cerah. Pusung atau Sanggul adalah aksesoris untuk hiasan kepala, yang terbagi menjadi tiga jenis sesuai dengan status wanita tersebut.

Keunikan pakaian adat Bali antara lain adalah pemilihan warna putih yang identik dengan kesakralan dalam upacara keagamaan. Bunga juga sering digunakan sebagai aksesoris di pakaian adat baik pria maupun wanita. Pemakaian bija atau padi-padian utuh berbau wangi menjadi bagian penting dari keunikan pakaian adat Bali, terutama ketika diletakkan pada titik-titik khusus pada tubuh yang memiliki sifat kedewataan.

Dengan kekayaan dan keunikan pakaian adatnya, kebudayaan Bali terus memukau dan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun asing yang datang ke pulau ini. Pakaian adat Bali tidak hanya sekadar busana, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan filosofi yang melekat dalam setiap motif, warna, dan aksesoris yang digunakan.

Itulah sekilas penjelasannya dari tingkat kegunaanya hingga keunikannya. Dari segi kegunaannya dan keunikannya, membuktikan bahwa Bali bukan hanya kaya akan wisatanya yang mendunia, namun juga oleh kebudayaannya.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *