10 Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Barat atau bisa disingkat dengan NTB ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak dalam gugusan Sunda Kecil atau tepatnya berada di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi dengan beribu kota di Mataram ini mempunyai 10 Kabupaten dan Kota. Awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Nusa Tenggara Barat ini masih termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Kebanyakan masyarakat Lombok ini berasal dari Suku Sasak, sedangkan masyarakat Bima atau suku Mbojo dan Sumbawa termasuk ke dalam kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Penduduk Nusa Tenggara Barat cenderung memeluk agama Islam atau sekitar 94%.

Berbicara mengenai budaya Nusa Tenggara Barat, wilayah ini menjadi paling banyak disenangi karena keindahan alam dan kekayaan budayanya. Salah satu budayanya yang paling menarik adalah alat musik tradisional NTB dan tentu saja memiliki fungsi yang berbeda-beda serta ciri khas dari suatu daerah.

Berikut saya bahas alat musik tradisional Nusa Tenggara Barat secara singkat.

1. Gendang Beleq

gendang belek
Sumber foto: www.nusabali.com

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini memiliki ukuran lebih besar yang dibandingkan dengan ukuran gendang pada biasanya. Maka dari itu alat ini musik ini disebut dengan Gendang Beleq yang artinya, “Gendang” adalah kendang dan “Beleq” adalah besar. Alat musik gendang beleq ini bisa dimainkan di lapangan terbuka maupun di panggung.

Gendang beleq sendiri memiliki 2 jenis, yaiut gendang mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan). Perbedaan diantara kedua jenis alat musik tersebut adalah bukan pada bentuknya, akan tetapi pada bunyi yang dihasilkan. Yang mana bunyi dari gendang mama terdengar lebih nyaring, daripada bunyi dari gendang nina.

2. Gong Tawaq-Tawaq

Alat musik tradisional ini dibuat dari kuningan dan termasuk ke dalam perangkat alat musik tradisional suku Bangsa Sasak di Lombok. Penyebutan tawaq berasal dari salah satu alatnya yang bernama tawaq-tawaq yang menyerupai gong kecil. Saat dimainkan, alat musik tawaq ini juga diiringi dengan alat musik lain, yaitu enak buah barangan yang berperan sebagai melodi, dua kemong gantung, satu gong, dua gendang berperan sebagai pembawa tempo dan dinamika, delapan pasang ceng-ceng berperan sebagai alat ritmik.

Alat musik tawaq-tawaq dimainkan dengan posisi duduk ataupun arak-arakan dan sering digunakan sebagai pengiring prosesi upacara perkawinan dan khitanan, serta menjadi sarana hiburan dan penyambutan tamu.

3. Terumpang

terumpang
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini menyerupai bentuk mangkuk besar yang pada bagian salah satu sisinya terdapat bundaran kecil seperti benjolan. Pembuatan alat musik terumpang ini berasal dari kuningan. Untuk memainkan alat musik terumpang adalah dengan cara dipukul dan dimainkan oleh satu orang.

4. Pareret

pareret
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini masih satu jenis dengan alat musik terompet dan dimainkan dalam orkestra dengan berperan sebagai pembawa melodi. Alat musik yang berkembang di Lombok bagian barat ini dibuat dari bambu.

Dalam proses pembuatan alat musik pareret ini dibutuhkan hari baik yang dihitung dalam pasaran Pahing, sementara harinya bisa apa saja. Dan disediakan sesajen atau andang-andang berupa beras, kepeng bolong atau satakan, buah pinang, dan benang kotak setukel. Hal tersebut sebagai bentuk perlindungan agar si pembuat tidak mengalami mata merah dan berair atau disebut leles.

Alat musik pareret ini dimainkan sebagai pelengkap upacara persembahyangan serta ulang tahun pura untuk masyarakat Bali yang tinggal di Lombok Barat.

Baca juga: 10 Suku di Nusa Tenggara

5. Palompong atau Cungklik

palompong
Sumber foto: semuatentangprovinsi.blogspot.com

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini termasuk jenis alat musik silofan. Untuk memainkan alat musik tradisional adalah dengan pemain memposisikan dirinya duduk dengan kedua kaki dalam posisi lurus ke depan, sedangkan alat musik diletakkan di atas paha seraya bilah dipukul dengan dua pemukul. Rongga di antara bilah-bilah dan paha berguna sebagai resonator. Pembuatan alat musik palompong berasal dari kayu dan logam.

Dulunya, alat musik palompong dimainkan secara solo dan pemainnya adalah laki-laki yang sedang menunggu di sawah atau ladang guna mengusir rasa sepi. Namun kini alat musik palompong dimainkan oleh wanita dan termasuk ke bagian orkestra Gong Genang dengan berperan sebagai alat musik ritmik dan pengiring tarian pada saat irama cepat.

Aslinya, alat musik palompong dimiliki Kabupaten Sumbawa, dan di Lombok sendiri disebut sebagai “cungklik”.

6. Satong Srek

satong srek
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik Nusa Tenggara Barat ini berasal dari bambu dan seng, yang mana salah satu bagian bambunya diberi penampang menyerupai lempengan seng yang sengaja dibuat tajam dan kasar. Sehingga apabila bagian permukaannya digesek seng dan dipukul, maka akan menghasilkan bunyi.

Alat musik satong srek ini dimainkan sebagai alat musik tambahan dalam sebuah orkestra kesenian tradisional. Dan bisa juga dimainkan secata tunggal atau individual. Biasanya alat musik satong srek ini berfungsi sebagai pengiring tarian nguri, syier male, badede, bulan kasandung, ngumang rame dengan dipadukan alat-alat musik modern.

7. Serunai

serunai
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional juga mempunyai bentuk yang menyerupai terompet dan menghasilkan nada melodis pada waktu dimainkan. Bagian paling unik dari alat musik ini adalah pada bagian ujungnya yang mengembang dan berfungsi untuk memperbesar volume suara. Biasanya, alat musik serunai ini dimainkan pada saat upacara adat, upacara kawinan, dan lain-lain. Alat musik ini bisa dimainkan dimana saja dan kapan saja, walaupun jenis alat musik serunai ini sering dimainkan sebagai pengiring acara pencak silat.

Pembuatan alat musik tradisional ini berasal dari bahan seperti kayu, batan padi, bambu, daun kelapa atau tanduk kerbau. Sementara pada bagian penata bunyi serunai dibuat dari bambu talang atau kayu capo ringkik (sejenis tanaman yang mempunyai lapisan luar yang keras) dengan berukuran sebesar ibu jari tangan.

8. Gula Gending

gula gending
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik tradisional ini berasal dari seng dan tekstil. Alat musik gula gending ini sering digunakan saat menjualkan gula kapas atau dikenal dengan harum manis yang dibuat dari gula pasir. Maka dari itu, alat musik ini dinamakan gula gending. Alat musik ini dimainkan secara berkeliling ke pelosok kampung seraya menjualkan gula kapas. Permainan ini berguna untuk menarik perhatian anak-anak untuk membeli. Jenis alat musik yang dimainkan adalah buah Odaq, Tempong Gunung dan lain-lain.

9. Genggong

Pembuatan alat musik tradisional berasal dari bambu dan tali. Suara yang dihasilkan dari genggong berasal dari getaran lidah genggong yang ditarik tangan si pemain, serta diatur oleh mulut dan sentuhan lidah pada langit-langit. Maka dari itu, alat musik tradisional ini dimainkan oleh dua jenis, yaitu genggong lanang yang dapat menghasilkan nada tinggi dan genggong wadah yang dapat menghasilkan nada rendah.

Proses pembuatan alat musik genggong ini juga perlu andang-andang berupa beras, benang, sirih pinang, dan uang kepeng serta perlu dilakukan pada hari baik (Jum’at) untuk mengambil pelepah enai atau bambu. Hal tersebut dilakukan agar si pembuat tidak mengalami kejadian yang tidak diinginkan dan genggong bisa menghasilkan suara yang jernih.

10. Sarone

sarone
Sumber foto: gpswisataindonesia.info

Pembuatan alat musik ini berasal dari bambu dan daun kelapa. Sarone masih sejenis dengan alat musik klarinet. Alat musik ini memiliki empat lubang nada yang dimainkan secara berkelompok dan bersamaan dengan alat musik lainnya, seperti Rebana Rea dan Rebana Ode.

Dipercaya, sebelum memainkan terlebih dahulu sarone diasapi dengan kemenyan supaya bisa menghasilkan suara yang jernih dan menarik. Masyarakat Sumba percaya bahwa suara sarone bisa menarik gadis dan menghindari gangguan dari orang-orang yang tidak mempunyai itikad baik.

Baca juga: 11 Alat Musik Tradisional Bali

Pemahaman Akhir

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang menarik. Provinsi ini terkenal karena keindahan alamnya serta beragamnya alat musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakatnya.

Beberapa alat musik tradisional NTB yang menarik antara lain Gendang Beleq, Gong Tawaq-Tawaq, Terumpang, Pareret, Palompong atau Cungklik, Satong Srek, Serunai, Gula Gending, Genggong, dan Sarone. Setiap alat musik memiliki bentuk, bahan pembuatan, dan fungsi yang berbeda-beda.

Alat musik tradisional tersebut tidak hanya memiliki nilai artistik dan estetika, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat NTB. Alat musik ini digunakan dalam berbagai acara adat, upacara perkawinan, khitanan, dan upacara keagamaan. Mereka juga digunakan sebagai sarana hiburan dan penyambutan tamu.

Pembuatan dan penggunaan alat musik tradisional NTB sering kali melibatkan ritual dan tata cara tertentu. Beberapa alat musik memerlukan hari baik atau andang-andang tertentu dalam proses pembuatannya. Hal ini menunjukkan pentingnya kepercayaan dan kearifan lokal dalam menjaga keaslian dan keberlanjutan budaya tradisional.

Alat musik tradisional NTB menjadi bagian integral dari warisan budaya yang harus dilestarikan dan diapresiasi. Masyarakat NTB dan pemerintah setempat memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan mengembangkan budaya ini agar tetap hidup dan berkembang. Selain itu, pengenalan dan apresiasi terhadap alat musik tradisional NTB juga dapat menjadi daya tarik wisata budaya yang meningkatkan ekonomi lokal dan mempromosikan identitas budaya NTB di tingkat nasional dan internasional.

Dengan melindungi dan mempromosikan kekayaan budaya ini, kita dapat memperkaya dan memperkuat keragaman budaya Indonesia serta menghormati dan menghargai warisan nenek moyang kita.

Demikian ulasan alat musik Nusa Tenggara Barat yang juga perlu kita jaga dan lestarikan keberadaannya. Semoga bermanfaat.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Dwi

freshgraduated from Politeknik Negeri Medan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *