Mengenal Jurnalisme Online

Kehadiran internet dan perkembangan teknologi komunikasi saat ini memberikan dampak terhadap aspek kehidupan lainnya. Bahkan hal ini membentuk kebiasaan-kebiasaan baru di kalangan masyarakat. Kalau dulu, di berbagai tempat umum kita akan menemui banyak sekali orang yang sibuk membaca koran atau buku. Saat ini, nampaknya pemandangan semacam itu sangat sulit kita temui. Kita akan lebih sering melihat orang-orang sibuk dengan telepon genggam masing-masing.

Kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh smartphone memungkinkan kita untuk melakukan banyak hal. Mulai dari mencari hiburan hingga mencari informasi. Kebanyakan dari kita mungkin lebih sering terpapar berita dari media online daripada dari televisi atau radio. Ketika kita mengakses media sosial, tidak jarang menemukan akun media pemberitaan yang melampirkan tautan artikel berita yang mereka miliki.

Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi, berita dapat didistribusikan melalui berbagai medium. Termasuk mendistribusikannya dalam bentuk digital sehingga dapat diakses melalui internet dan dapat diakses dari mana saja. Keuntungan yang bisa kita rasakan dengan adanya berita yang tersedia secara online adalah kita jadi lebih mudah dan praktis ketika ingin membaca berita.

Pengertian dan Awal Mula Jurnalisme Online

Artikel-artikel berita yang sering kita baca di media sosial merupakan salah satu produk dari jurnalisme online atau jurnalisme daring. Lalu, jurnalisme online itu sebenarnya apa sih? Sederhananya, jurnalisme online adalah praktik pengiriman konten berita melalui media digital yang berjaringan. Medium yang digunakan biasanya internet dan situs resmi media.

Mengenal-jurnalisme-online
Sumber : Alexas_Fotos dari Pixabay

Jurnalisme online berasal dari pengembangan prototype pada akhir 1970-an dan awal 1980-an ketika internet masih berbasis teks yang rumit dan digunakan hanya untuk ilmuwan dan peneliti. Sedangkan layanan online yang ditujukan untuk penggunaan publik berkembang secara terpisah dan seiring pertumbuhan penggunaan komputer pribadi.

Pada awalnya jurnalisme online ini berbentuk teleteks yang dikirimkan melalui sebagian sinyal siaran televisi. Selain itu ada videotex yang dikirimkan ke seseorang melalui saluran telepon. Layanan videotex ini didukung oleh pemerintah dan menarik minat para pelaku media.

Pada Mei 1992, Chichago Tribune merilis layanan surat kabar online pertama yakni Chicago Online. Di tahun-tahun berikutnya media online semakin berkembang. Pada April 2001, Editor & Publisher Interactive di Amerika memuat 12.878 catatan media berita online. Dalam sepuluh tahun setelahnya, terdapat ribuan media berita utama telah memulai membuat situs. Pembaca berita daring yang mengakses situs-situs berita diperkirakan mencapai jutaan pembaca.

Baca juga : Perkembangan Teknologi Komunikasi 

Dampak Jurnalisme Online

Adanya jurnalisme online memberikan dampak pada keberlangsungan hidup media-media yang ada sebelumnya. Media yang paling merasakan dampaknya adalah surat kabar. Surat kabar cetak posisinya kini mulai tergeser dengan adanya surat kabar online.

Coba lihat di sekitarmu, ada berapa banyak orang yang saat ini masih berlangganan surat kabar cetak di rumahnya? Atau kamu bisa melihat sendiri bahwa semakin sedikit orang yang membeli koran. Hal ini pun akhirnya mengakibatkan beberapa perusahaan surat kabar harus gulung tikar.

jurnalisme-online
Sumber : Karolina Grabowska dari Pixabay

Media lain yang terdampak dengan adanya media online adalah majalah. Beberapa perusahaan majalah cetak juga terpaksa harus gulung tikar. Keberadaan majalah cetak ini juga tergeser dengan adanya majalah online. Artikel-artikel sejenis majalah dapat kita temui dengan mudah di media online.

Di sisi lain jurnalisme online menawarkan sejumlah keuntungan bagi penggunanya. Dalam mengakses informasi melalui media online kita menjadi lebih dimudahkan. Kita bisa mengakses berita dari mana saja hanya dengan menggunakan smartphone kita.

Selain itu media online menyediakan akses berita lebih murah jika dibandingkan dengan media cetak. Beberapa media menyediakan berita secara gratis. Meski begitu jika kita ingin membaca berita dengan kualitas yang lebih baik, kita bisa berlangganan surat kabar online.

5 Prinsip Jurnalisme Online

Dalam praktiknya ada 5 prinsip yang diterapkan dalam jurnalisme online, yakni :

Brevity

Buat kamu yang sering membaca artikel berita online, pasti sangat sering menemui artikel berita yang ditulis secara singkat. Bahkan dalam satu paragraf bisa jadi hanya memuat satu kalimat saja. Terkadang kronologi kejadian tidak dijelaskan secara rinci.

Artikel berita yang ada dalam situs-situs online biasanya ditulis secara singkat. Brevity atau singkat merupakan salah satu prinsip jurnalisme online. Sebenarnya prinsip ini sudah lama digunakan untuk penulisan pada web. Jadi, bukan hanya tulisan yang bersifat jurnalistik saja yang ditulis secara singkat.

Hal ini menyesuaikan kemampuan manusia dalam membaca tulisan pada layar cenderung melambat, jika dibandingkan dengan membaca pada tulisan yang tercetak. Kebanyakan dari pembaca berita daring, membacanya melalui layar telepon genggam.

Adaptability

Para jurnalis media online dituntut untuk membuat konten yang memiliki sifat adaptability. Mereka harus memikirkan cara terbaik untuk menyampaikan berita pada medium yang tepat agar hasilnya optimal. Selain itu mereka juga harus memikirkan bagaimana caranya agar konten yang mereka hasilkan sesuai dengan audiensnya.

Jadi mereka tidak hanya dituntut untuk menyampaikan berita dengan berbagai media saja, tetapi juga menyesuaikan dengan audiensnya di berbagai platform. Bagi kamu yang aktif di sosial media instagram dan twitter pasti merasakan sendiri perbedaan atmosfer yang ada di dua platform ini. Terkadang beberapa guyonan yang ada di twitter tidak bisa dibawa ke dalam ranah instagram. Terkadanga guyonan yang dianggap lucu di twitter, malah menimbulkan keributan jika dibawa ke ranah instagram.

Scannability

“5 Manfaat Buah Apel, Nomer 3 Bikin Kamu Kaget”

“Indonesia Duduki Peringkat Pertama Kasus Terbanyak COVID-19 Se-Asia Tenggara”

Merasa akrab dengan tipe-tipe judul semacam itu? Yup, judul-judul di atas terkesan bombastis dan sering kita temui pada artikel-artikel online. Para pengguna situs biasanya task-oriented. Biasanya mereka membuka situs untuk mencari sesuatu, sehingga mereka cenderung membaca artikel secara scanning.

Penelitian pada tahun 1997 menunujukkan bahwa 79% pengguna website membaca headline, subheading, dan link atau mencari apapun yang mengarahkannya kepada apa yang dia cari. Sehingga judul-judul artikel yang heboh seperti contoh di atas sangat berguna untuk menarik perhatian para calon pembaca. Bahkan tidak jarang judul dan isi berita tidak sesuai, dengan kata lain clickbait.

Meski clickbait ini efektif untuk menarik perhatian, namun hal ini tidak dibenarkan. Karena hal ini bisa saja menyesatkan para pembaca. Terlebih lagi jika netizen hanya membaca headline-nya saja, tanpa membaca lebih lanjut isi beritanya.

Baca juga: Mengenal Kode Etik Penyiaran

Interactivity

Interaktivitas ini merupakan prinsip sekaligus karakteristik dari jurnalisme online. Menurut Paul Bradshaww, interaktivitas adalah inti dari jurnalisme online, sama halnya dengan produk inti dari radio adalah suara, dan produk inti dari tv adalah gambar bergerak. Interaktivitas ini memungkinkan para pengunjung situs untuk mencari link yang terkait dengan informasi-informasi yang mereka cari.

Community/Conversation

Buah dari adanya pemberitaan adalah percakapan. Entah itu berita yang informatif atau yang hanya mengedepankan sensasionalitas, berita-berita yang ada akan menimbulkan percakapan.

Dalam dunia maya, netizen seakan tidak ingin mengonsumsi konten-konten secara pasif. Netizen ingin juga berpatisipasi aktif utamanya dalam bentuk sebuah percakapan. Percakapan-percakapan yang ada akan membawa kita kepada komunitas. Adanya percakapan atau diskusi juga susah dimulai jika tidak ada komunitasnya. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa percakapan dan komunitas adalah dua aspek yang saling terhubung.

Contoh sederhananya, dalam kolom komentar di suatu konten di dunia maya kita akan sering menemukan orang-orang yang berkomentar seperti ini

“apa cuma aku aja di sini yang bingung?”

“apa cuma aku aja di sini yang merasa ngeri ngeliatnya?”

Netizen lain yang merasakan hal yang sama akan menanggapi dan timbul sebuah percakapan. Pada akhirnya percakapan itu juga bisa membentuk sebuah komunitas.

3 Karakteristik Jurnalisme Online

Setiap media sebenarnya memiliki karakternya masing-masing. Begitu juga dengan praktik jurnalisme yang berada di internet. Menurut Mark Deuze, terdapat tiga karakteristik jurnalisme online.

Hypertextuality

Ketika kita membaca sebuah artikel berita online kita pasti akrab dengan berbagai tautan atau link yang bertebaran di samping atau di akhir artikel. Biasanya di akhir artikel berita muncul berbagai link yang menawarkan artikel dengan tema sejenis atau yang bahasannya nyambung.

Bahkan beberapa media online sering membagi satu berita menjadi beberapa halaman. Begitulah karakteristik jurnalisme online. Salah satu karakteristik jurnalisme online adalah hypertextuality. Hal inilah yang tidak kita temukan pada jurnalisme lainnya.

Hypertext merupakan sistem pengiriman untuk unit tertutup yang terpisah dan hanya sistem tertentu saja yang dapat mengarahkan keluar. Jadi, jika kita membaca sebuah berita kita tidak akan disodorkan dengan artikel berita lain yang berada di luar situs itu. Justru, kita akan disodorkan dengan berbagai artikel atau data pendukung lainnya yang ada dalam situs itu. Kalau pun kita dialihkan menuju situs lain, biasanya kita akan diarahkan pada situs suatu brand atau produk.

Baca juga: Mengenal Teori Komunikasi Massa

Multimediality

Para ahli mendefinisikan multimediality dalam jurnalisme online sebagai suatu integrasi dari berbagai media atau format pelaporan berita. Jadi satu berita bisa disampaikan melalui berbagai media dan juga bisa disampaikan dalam berbagai bentuk.

Mungkin sebagian dari kita yang memiliki akun di berbagai platform media sosial yang berbeda menyadari bahwa tiap platform memiliki fungsi yang berbeda. Coba amati akun-akun media berita di beberapa platform. Mereka akan menyajikan berita dengan berbagai bentuk. Misal, dalam platform instagram akun media biasanya akan menggunakan infografis dan berita yang ditulis secara singkat dalam kolom caption. Berbeda dengan akun media yang kita temui di twitter. Biasanya mereka akan memasang headline yang heboh untuk menarik calon pembaca mengklik tautan artikel mereka.

Interactivity

Interaktivitas merupakan sebuah ciri khas dari jurnalisme online yang sangat membedakan dengan jurnalisme pada media lainnya. Jurnalisme online memberikan ruang bagi kita untuk memberikan tanggapan secara langsung.

Ada tiga bentuk interactivity yang bisa kita temukan dalam jurnalisme online. Pertama, navigational interactivity. Biasanya interactivity ini berbentuk link tulisan ‘Baca Selengkapnya’, ‘Selanjutnya’, ‘Sebelumnya’, atau dalam bentuk menu bar.

Kedua, functional interactivity. Contoh dari interactivty ini adalah direct mail to link, Bulletin Board System (BBS). Interactivity yang terakhir adalah adaptive interactivity. Tipe interaktivitas ini memberikan ruang untuk kita mengirim dan menerima pesan secara personal melalui smart web design.

Baca juga: Mengenal Teori Komunikasi Kelompok

Pemahaman Akhir

Kehadiran internet dan perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah berbagai aspek kehidupan dan membentuk kebiasaan baru di kalangan masyarakat. Dalam hal membaca berita, tren telah bergeser dari membaca koran atau buku ke menggunakan ponsel. Kecanggihan teknologi pada smartphone memungkinkan kita melakukan berbagai aktivitas, termasuk mencari hiburan dan mencari informasi. Media online telah menjadi sumber berita utama bagi banyak orang, menggantikan peran televisi dan radio. Kita sering terpapar berita melalui media sosial, di mana akun media seringkali membagikan tautan artikel berita mereka.

Perkembangan teknologi komunikasi memungkinkan berita didistribusikan melalui berbagai medium, terutama melalui internet. Keuntungan utama dari berita online adalah kemudahan dan praktisitas dalam mengakses berita. Kita dapat mengakses berita dari mana saja hanya dengan menggunakan smartphone. Selain itu, berita online juga lebih terjangkau secara finansial dibandingkan dengan media cetak. Beberapa media menyediakan berita secara gratis, sementara berlangganan surat kabar online memberikan akses berita berkualitas lebih baik.

Dalam praktik jurnalisme online, terdapat lima prinsip utama yang diterapkan. Pertama, brevity atau penulisan yang singkat dan padat, mempertimbangkan pembaca yang membaca melalui layar ponsel. Kedua, adaptability atau penyesuaian konten dengan medium yang tepat, serta memahami audiens di berbagai platform. Ketiga, scannability atau kemampuan pembaca untuk melihat secara cepat informasi yang mereka cari melalui judul-judul menarik. Keempat, interactivity atau interaksi antara pengguna dan konten berita, yang memungkinkan pengguna mencari link terkait dan berpartisipasi dalam percakapan. Terakhir, community/conversation atau percakapan dan pembentukan komunitas melalui berita online.

Jurnalisme online memiliki tiga karakteristik utama. Pertama, hypertextuality yang melibatkan penggunaan tautan atau link terkait dalam artikel berita, serta pembagian berita ke dalam beberapa halaman. Kedua, multimediality yang mengintegrasikan berbagai media dan format pelaporan berita. Ketiga, interactivity yang memungkinkan interaksi langsung antara pengguna dan konten berita melalui berbagai bentuk navigasi, fungsionalitas, dan adaptabilitas.

Secara keseluruhan, kehadiran internet dan perkembangan teknologi komunikasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap industri media dan membentuk kebiasaan baru dalam mengakses informasi. Jurnalisme online memiliki peran penting dalam menyediakan konten berita melalui media digital, dengan prinsip-prinsip khusus yang menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan pengguna online.

Sampai sini sudah semakin paham dengan jurnalisme online? Semoga penjelasan di atas bisa membantu ya. Semangat belajar !


Referensi :

Bradshaww, P. (2017). The Online Journalism Handbook : Skills to Survive and Thrive in Digital Age. London : Routledge

Deuze, M. (2001). Online Journalism : Modelling the First Generation of News Media on the World Wide Web. First Monday, 6 (10). https://doi.org/10.5210/fm.v6i10.893, diakses pada 18 Juni 2020.

Donbasch, W. (2008). The International Encyclopedia of Communication. Malden : Blackwell Publishing.

Zguri, R. (2015). Aspect of The Multimediality Developed in Albanian Online Journalism. Thesis, Vol.4 No.2. 245-258).

Artikel Terbaru

Avatar photo

Mayang Lestari

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Memilih peminatan Manajemen Komunikasi namun sering tertarik dengan kajian media massa.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *