Contoh Kuesioner Penelitian dan Cara Membuatnya

Melakukan penelitian adalah salah satu bagian dari proses panjang untuk membuat skripsi. Tentu saja suatu penelitian akan membutuhkan alat, bahan, maupun instrumen penelitian lain, disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan. Salah satu instrumen penelitian yang sering dipakai adalah kuesioner penelitian.

Sebenarnya apa itu kuesioner penelitian? Apakah kita bisa mengambil kuesioner resmi dari suatu institusi tertentu? Ataukah kita bisa membuatnya sendiri? Jika iya, bagaimana caranya? Bagaimana contoh kuesioner penelitian yang baik? Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan berikut ini ya!

Pengertian Kuesioner

Pengertian
Sumber: buschelmangalleries from Pixabay

Kuesioner adalah instrumen penelitian untuk mendapatkan data yang bersifat primer (Cohen, Manion dan Marrison, 2013). Bentuknya berupa rangkaian pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari responden.

Dalam proses pengisiannya, kuesioner ini dapat diisi secara mandiri oleh responden maupun melalui teknik wawancara, dimana peneliti yang menanyakan dan mengisi kuesioner sesuai jawaban responden. Untuk settingnya dapat dilakukan secara tatap muka, melalui telepon, internet, dan lain sebagainya.

Kelebihan dari kuesioner sebagai instrumen penelitian adalah relatif murah, cepat, dan efisien untuk mendapatkan banyak informasi dari jumlah sampel yang besar. Akan tetapi kekurangan dari penggunaan kuesioner ini yaitu adanya kemungkinan responden berbohong dalam pengisiannya. Kebanyakan orang ingin terlihat baik sehingga menutupi dan membelokkan beberapa fakta.

Penggunaan kuesioner efektif untuk mengukur perilaku, sikap, preferensi, opini, dan keinginan dari jumlah subjek yang besar secara murah dan cepat jika dibandingkan dengan metode lain. Dalam kuesioner, pertanyaan yang dipakai biasanya berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Hal ini bermanfaat untuk mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

Baca juga: Contoh Makalah Serta Cara Membuatnya

Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka akan memberikan kebebasan bagi responden dalam mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dalam kalimat mereka sendiri. Hal ini memungkinkan responden untuk menjawab secara detail sesuai kemauan mereka.

Contoh: Dapatkah Anda menjelaskan seberapa bahagia Anda saat ini?

Jika kamu ingin mengumpulkan informasi lebih dalam dari respondenmu, maka pertanyaan terbuka akan menjadi pilihan yang lebih baik. Terkadang pertanyaan terbuka ini merupakan suatu pertanyaan kompleks yang membutuhkan detail lebih banyak dan beberapa diskusi.

Kelebihan dari pertanyaan terbuka adalah data kualitatif yang didapat akan bersifat kaya karena responden dapat menjelaskan jawabannya, sehingga penelitian semacam ini dapat mengetahui mengapa seseorang memiliki suatu sikap tertentu.

Sedangkan kelemahan dari pertanyaan terbuka adalah dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam menjawab dan melengkapi suatu pertanyaan terbuka. Dalam proses analisisnya pun akan memakan waktu karena peneliti perlu membaca jawaban dan mencoba memisahkannya dalam suatu kategori tertentu, dimana hal ini dapat bersifat subjektif dan cukup sulit.

Bagi responden dengan tingkat pendidikan yang rendah mungkin penggunaan pertanyaan terbuka tidak akan cocok. Hal ini karena dalam menjawab suatu pertanyaan terbuka diperlukan adanya kemampuan yang baik dalam menulis dan mengekspresikan suatu perasaan secara verbal.

Pertanyaan Tertutup

Pernyataan tertutup
Sumber: neo tam from Pixabay

Dalam pertanyaan tertutup, jawaban yang diperbolehkan harus menyesuaikan kategori yang disediakan. Data yang dibuat dalam bentuk kategori disebut data nominal.

Kategori tersebut dapat dibagi menjadi dua pilihan, yaitu dikotomi (misalnya ya atau tidak, laki-laki atau perempuan) atau suatu daftar kompleks yang memberikan beberapa pilihan untuk dipilih responden (politomi).

Pertanyaan tertutup juga dapat disajikan dalam bentuk data ordinal dimana dapat ditentukan peringkatnya, biasanya berupa skala penilaian. Sebagai contoh: sangat setuju/setuju/netral/tidak setuju/sangat tidak setuju/memilih tidak menjawab.

Kelebihan dari penggunaan pertanyaan tertutup yaitu ekonomis, dimana data penelitian yang cukup besar dengan ukuran sampel yang merepresentasikan keadaan populasi dapat dikumpulkan dengan biaya yang cukup murah.

Responden juga memberikan informasi yang dengan mudah dapat dikonversikan menjadi data kuantitatif, misalnya dengan menghitung jumlah jawaban ya atau tidak, sehingga dapat dilakukan analisis statistik.

Selain itu, pertanyaan telah terstandarisasi. Semua responden diberi pertanyaan dengan urutan yang sama sehingga kuesioner ini dapat direplikasi dengan mudah untuk mengetahui reliabilitasnya. Dengan begitu, peneliti lain dapat menggunakan kuesioner yang sama untuk mengetahui apakah hasilnya konsisten.

Tetapi pertanyaan tertutup juga memiliki keterbatasan karena tidak bisa memberikan informasi dengan detail dan kurang bisa merefleksikan perasaan responden terhadap suatu topik.

Baca juga: Cara Menggunakan Mendeley

Membuat Kuesioner Penelitian

Membuat kuesioner penelitian merupakan hal yang sangat penting. Meskipun sampling sudah dilakukan secara acak dan akurat serta mendapat tanggapan dari responden dengan baik, penelitian akan sia-sia jika kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan informasi bersifat ambigu atau mengandung banyak bias.

Terdapat berbagai contoh kuesioner penelitian yang dapat dicari di internet yang bisa kamu pakai atau cukup sebagai referensi dan panduan dalam membuat kuesioner secara mandiri.

Dalam membuat kuesioner dibutuhkan banyak perhatian terhadap detail-detail tertentu sehingga menyusun suatu kuesioner merupakan suatu proses yang bertahap dan rumit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun suatu kuesioner diantaranya adalah:

Tujuan

Pastikan bahwa semua pertanyaan yang ditanyakan sesuai dengan tujuan penelitian. Akan tetapi cukup susun satu pertanyaan untuk tiap item yang akan dinilai.

Panjang

Semakin panjang suatu kuesioner, kemungkinan responden malas melengkapinya akan semakin besar. Pertanyaan yang dibuat harus singkat, padat, dan jelas. Jika terdapat pertanyaan yang sekiranya tidak dibutuhkan sebaiknya dihilangkan.

Pilot Study

Lakukan suatu percobaan pengisian kuesioner yang telah disusun pada suatu grup berskala kecil untuk memastikan bahwa pertanyaan di dalamnya dapat dipahami oleh orang lain. Kamu juga bisa meminta feedback mengenai kuesionermu dari orang yang telah membantumu mengisinya.

Urutan Pertanyaan

Dalam menyusun urutan munculnya pertanyaan dalam kuesioner, maka sebaiknya dimulai dari yang kurang sensitif ke yang paling sensitif, dari yang bersifat faktual dan behavioral ke yang bersifat kognitif, dan dari yang bersifat umum ke yang spesifik. Kesalahan dalam membuat urutan dapat menyebabkan responden enggan meneruskan pengisian kuesioner.

Terminologi

Syarat pertanyaan yang baik adalah mudah dipahami oleh responden yang dituju. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kosakata yang dimengerti responden. Peneliti harus mempertimbangkan latar belakang sosial dari responden, seperti usia, tingkat pendidikan, kelas sosial, etnik, dan lain sebagainya.

Presentasi

Kuesioner yang dibagikan sebisa mungkin tampak profesional, termasuk menyantumkan instruksi yang jelas dan padat.

Baca juga: Cara Membuat Footnote yang Baik dan Benar

Cara Membuat Kuesioner Penelitian

Cara Membuat Kuesioner Penelitian
Sumber: Arek Socha from Pixabay

Setelah mengetahui hal-hal yang penting diperhatikan dalam menyusun suatu kuesioner penelitian, bagaimana langkah-langkah pembuatan kuesioner? Secara lebih jelas, berikut ini akan dijelaskan tahapan dalam memformulasikan suatu kuesioner.

Persiapan

Peneliti harus memastikan adanya persetujuan untuk membuat kuesioner terkait penelitian kemudian mulai menyusun pertanyaan. Perlu dipikirkan juga apakah kuesioner yang akan dibuat merupakan metode yang paling bagus untuk mengumpulkan informasi yang diinginkan. Disarankan agar peneliti mematangkan konsep di awal dan mendefinisikan variabel dengan jelas.

Pertimbangkan juga apakah memang diperlukan pembuatan kuesioner baru atau cukup menggunakan kuesioner yang telah tersedia. Jika memang dirasa tidak ada kuesioner yang cocok untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitianmu, maka mulailah membentuk pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantumu menghimpun informasi yang diinginkan.

Menyusun Pertanyaan

Tipe pertanyaan secara umum dibedakan menjadi pertanyaan terbuka dan tertutup seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tetapi ada pembagian lain yang lebih spesifik menurut Youngman (1982), yaitu verbal (open), daftar (list), kategori, peringkat (ranking), kuantitas, grid, dan skala. Dalam pemilihannya perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Ada beberapa pertanyaan yang mestinya dihindari, seperti pertanyaan yang tidak tersampaikan secara tertulis dengan baik, yang mengandung bias, serta bersifat problematik bagi responden.

Mengurutkan Pertanyaan dan Mengatur Tampilan

Menurut O’Leary (2014), dalam menyusun urutan pertanyaan dalam kuesioner harus logis dan memudahkan responden. Urutan yang tidak sistematis serta kuesioner yang terlalu panjang akan membuat responden malas melengkapi kuesioner. Peneliti juga harus menghindari pertanyaan yang mengancam, menyakiti, atau pertanyaan yang sulit, terutama di bagian awal kuesioner. Perhatikan juga tampilan, ruang sisa untuk menuliskan jawaban, jumlah halaman kuesioner yang minimal, dan berikan contoh pengisian kuesioner agar responden tidak kebingungan ketika harus mengisinya.

Menulis Instruksi

Instruksi yang jelas dan tidak ambigu akan meminimalkan kesalahan pengisian oleh responden. Peneliti juga perlu menyantumkan sampul yang menjelaskan mengenai siapa peneliti, tujuan dari penelitian, jaminan kerahasiaan data, dan lain-lain.

Sampel dan Pilot Testing

Sebelum mendistribusikan kuesioner kepada responden, ada baiknya kamu mencobakannya terlebih dahulu ke grup kecil, misalnya kepada keluarga maupun teman kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah metode sudah efektif. Jika masih ada kekurangan maka dapat diperbaiki terlebih dahulu.

Distribusi

Menurut Bell & Waters (2014), dalam distribusi kuesioner terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal tersebut meliputi kepastian adanya kerahasiaan data; tanggal pembagian, pengisian, serta pengumpulan kuesioner; dan pencatatan data dengan segera setelah diterima peneliti.

Untuk metode distribusi dapat secara tatap muka maupun online, namun akan lebih baik jika dilakukan secara personal dan tatap muka. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat menjelaskan tujuan dari penelitian dan meningkatkan kemungkinan responden melengkapi kuesioner dengan penuh kesungguhan. Akan tetapi, distribusi secara online juga memiliki keunggulan, yaitu meningkatkan dan mempercepat tanggapan oleh responden jika diberikan suatu pengingat.

Analisis

Analisis data dapat dilakukan dengan segera untuk mempersingkat waktu, namun dapat pula dihimpun terlebih dahulu dan secara sekilas dilihat hasil yang diperoleh. Penghimpunan tersebut dapat membantu peneliti untuk membuat keputusan secara logis jika terdapat beberapa hal terkait hasil pengisian kuesioner yang di luar ekspektasi.

Contoh Kuesioner Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang jelas, berikut akan dicantumkan contoh kuesioner penelitian yang mengandung pertanyaan tertutup maupun terbuka.

Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan Tertutup
Sumber: Dokumentasi Penulis

Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan Terbuka
Sumber: Dokumentasi Penulis

Baca juga: Contoh Hipotesis Penelitian

Pemahaman Akhir

Kuesioner penelitian adalah bahwa kuesioner merupakan salah satu instrumen yang efektif untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian. Kuesioner berupa rangkaian pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh informasi dari responden terkait topik penelitian. Penggunaan kuesioner memiliki kelebihan, seperti efisiensi, kemampuan mengumpulkan data dari jumlah sampel besar, dan dapat memberikan data kualitatif dan kuantitatif.

Dalam menyusun kuesioner, perlu memperhatikan beberapa hal penting. Pertama, harus memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner juga harus singkat, jelas, dan mudah dipahami oleh responden. Dalam menyusun urutan pertanyaan, penting untuk mengikuti alur yang logis dan mempertimbangkan sensitivitas pertanyaan serta responden. Selanjutnya, kuesioner harus mencakup instruksi yang jelas untuk memandu responden dalam mengisi dan menghindari pertanyaan yang mengancam atau sulit.

Proses penyusunan kuesioner juga memerlukan uji coba atau pilot testing untuk memastikan efektivitas dan kemudahan pengisian oleh responden. Setelah kuesioner disebarkan, data dapat diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang relevan dengan tujuan penelitian.

Penggunaan kuesioner dapat dilakukan dengan berbagai metode distribusi, seperti secara tatap muka atau online. Peneliti harus memastikan adanya kerahasiaan data, menentukan tanggal distribusi dan pengumpulan kuesioner, serta mencatat data dengan baik.

Dalam kuesioner, terdapat dua tipe pertanyaan utama, yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka memberikan kebebasan bagi responden untuk memberikan jawaban secara bebas, sementara pertanyaan tertutup menyajikan pilihan-pilihan yang telah ditentukan untuk dipilih oleh responden. Kedua tipe pertanyaan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga pemilihan tipe pertanyaan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian dan karakteristik responden.

Dengan menyusun kuesioner yang baik, peneliti dapat mengumpulkan data yang relevan dan dapat diandalkan untuk mendukung hasil penelitian. Penggunaan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian menjadi penting karena efektivitas, efisiensi, dan kemampuannya untuk mencakup jumlah sampel yang besar, sehingga menjadi salah satu metode yang populer dalam penelitian ilmiah.

Apakah kamu sudah mulai memiliki gambaran terkait instrumen penelitian yang sering digunakan setelah mendapat sedikit preview dari suatu contoh kuesioner penelitian? Semangat mencari atau membuat kuesioner untuk penelitianmu!

Referensi:

Bell, J. dan Waters, S. (2014). Doing your research project: A guide for first-time researchers. 6th ed. Maidenhead, Berkshire: Open University Press.

Cohen, L., Manion, L. dan Morrison, K. (2013). Research methods in education. 7th ed. Abingdon, Oxon; New York: Routledge. doi:10.4324/9780203720967.

O’Leary, Z. (2014). The essential guide to doing your research project. 2nd ed. London: SAGE.

Youngman, M.B. (1982). Analysing Questionnaires, Rediguide 12. Nottingham: University of Nottingham School of Education.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Ratna

Mahasiswi Program Studi Profesi Dokter yang menjalani rotasi klinis sambil melakukan hobinya, yaitu menulis.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *