Hallo readers Tambahpinter! Tidak terasa sudah sekitar satu tahun covid-19 sudah “menemani” kita ya. Adanya fakta mengenai pandemi covid-19 ini tidak dapat dipungkiri sangat berdampak terhadap perekonomian di tahun 2020.
Pandemi covid-19 ini juga sangat berpengaruh dengan ketersediaan lowongan pekerjaan. Banyaknya karyawan yang harus kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan gaji setiap bulannya adalah isu yang sangat dominan pada tahun 2020 atau bisa disebut sebagai highlight-nya tahun 2020 tentang kondisi perekonomian.
Ketersediaan lowongan kerja dengan jumlah orang yang kehilangan kerja dan orang yang sedang mencari pekerjaan (seperti fresh graduate) tentu saja menjadi tidak stabil. Dikutip dari kompas.com Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyatakan bahwa angka pengangguran di Indonesia meningkat sebesar 3,7 juta orang akibat pandemi covid-19.
Untuk itu, karena sulitnya mencari lowongan kerja dan juga saingan yang bertambah banyak, maka para pencari kerja tidak boleh membuang kesempatan ketika mendapatkan panggilan untuk melakukan proses wawancara di suatu perusahaan.
Berikut ini 5 hal yang sudah dirangkum mengenai apa yang harus dikatakan dan jangan dikatakan saat menjalani proses wawancara. Yuk, kita simak!
Daftar Isi
Memperkenalkan Diri dengan Sewajarnya
Pada poin ini, jobseeker bisa memulai dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada interviewer. Kamu bisa memulai dengan kalimat “Selamat pagi bapak / ibu. Terimakasih karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti proses wawancara. Perkenalkan, nama saya Amelia. Saya merupakan lulusan dari Universitas X pada jurusan desain interior. Saya memiliki pengalaman selama 3 tahun bekerja di perusahaan X untuk jabatan desain interior. Selama bekerja, saya memiliki pencapaian, yaitu nominasi karyawan terbaik dalam kreativitas desain yang diinginkan oleh klien”.
Jadi kamu harus mengatakan hal-hal apa saja yang kamu tuliskan dalam CV / resume yang sudah kamu berikan kepada perusahaan ya.
Baca juga: Cara Negosiasi Gaji Agar Sesuai Harapanmu
Kamu bisa menjelaskan mengenai pengalaman kamu dalam bekerja, pencapaian kamu, dan hal lainnya yang kamu tuliskan dalam CV. Bagi fresh graduate, tidak usah khawatir karena kalian belum memiliki pengalaman kerja. Kamu bisa memulai eksplorasi perkenalan diri dengan pengalaman organisasi yang kamu miliki sewaktu menjadi mahasiswa, proses pengerjaan skripsi, pengalaman magang, atau prestasi lainnya yang kamu miliki.
Dalam proses perkenalan diri ini jangan perkenalan diri yang menjabarkan kehidupan pribadi kamu! Coba bayangkan, jika ada tamu yang masuk ke dalam rumah kamu, seorang asing yang belum kamu kenal sudah bercerita mengenai kehidupan pribadinya yang sedang berada dalam kesulitan? Alih-alih ingin menarik simpati interviewer agar kamu cepat mendapatkan posisi tersebut, kamu malah terkesan kurang fokus dalam menonjolkan keahlian kamu. Tidak hanya itu, kamu juga mengurangi kesempatan untuk membuat interviewer penasaran dalam bertanya lebih lanjut tentang kamu.
Selain itu, membawa bercerita tentang kehidupan pribadi juga akan membuat kamu terlihat kurang profesional dalam dunia kerja. Karena, tujuan dari interviewer memanggil kamu untuk mengikuti proses wawancara dengan perusahaan adalah untuk melihat secara langsung potensi yang kamu miliki.
Apa saja sih masalah pribadi yang sering tanpa sadar diucapkan oleh jobseeker? Untuk pertanyaan ini, sebenarnya ada banyak. Namun, beberapa jobseeker biasanya tanpa sadar menceritakan mengenai dirinya yang kini sedang kesulitan mendapatkan pekerjaan dan sedang membutuhkan banyak uang.
Hal ini sering membuat jobseeker cenderung psimis. Padahal, perusahaan membutuhkan orang-orang yang memiliki daya tahan tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan dan beradaptasi dalam lingkungan kerja.
Pelajari Perusahaan yang Kamu Lamar
Jobseeker sering melupakan poin penting ini, sangking fokusnya mempersiapkan jawaban terbaik untuk wawacara. Dan menjadi panik saat interviewer bertanya mengenai “Perusahaan ini bergerak dibidang apa?”.
Berikanlah jawaban yang sesuai dan akurat. Untuk mendapatkan jawaban ini, jobseeker dapat melihat website perusahaan hingga website loker yang kamu gunakan untuk melamar pekerjaan. Biasanya perusahaan akan mencantumkan penjelasan mengenai bidang perusahaan, jumlah karyawan, dan beberapa juga mencantumkan kisaran gaji untuk posisi tersebut.
Jangan balik bertanya kepada interviewer atau menebak-nebak jawaban bidang perusahaan tersebut! Niat hati ingin membuat interviewer memberikan clue, namun yang ada jobseeker malah dilihat sebagai orang yang kurang mempersiapkan diri.
Bidang perusahaan sangatlah penting untuk dicari tahu, karena apapun posisi yang dilamar akan berhubungan erat dengan bidang perusahaan tersebut. Misalnya, kamu melamar posisi admin pada perusahaan kontraktor, tentu saja job description-nya akan berbeda dengan admin pada perusahaan leasing.
Sesuaikan Kualifikasi Diri
Penting untuk jobseeker agar mengetahui kualifikasi spesifik dari pekerjaan yang dilamar. Misalnya, ketika melamar untuk posisi keuangan, maka silahkan mencari tahu kualifikasi apa yang dibutuhkan.
Jika perusahaan tersebut mencari orang dengan kualifikasi memahami PPH21 dan PPH23, terbiasa membuat pelaporan pajak, hingga memahami kas perusahaan minimal 1 tahun, dan jobseeker sesuai dengan hal tersebut maka silahkan menjabarkan hal tersebut. Jobseeker dapat menjelaskan pengalaman bekerja atau kualitas yang dimiliki jobseeker sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Selanjutnya, jika terdapat perusahaan yang mengundang kamu untuk interview, jangan sampai kamu tidak ingat posisi apa yang kamu lamar, karena dalam hal ini terdapat banyak posisi di berbagai perusahaan yang sudah kamu lamar. Hindari hal ini untuk dikatakan ya, jobseeker!
Selain terkesan asal dalam melamar suatu posisi pada perusahaan tersebut, kamu juga bisa dinilai sebagai jobseeker yang diragukan potensinya dalam posisi tersebut. Hal ini biasanya sering terjadi pada fresh graduate yang sedang mencoba peruntugannya pada berbagai macam lowongan kerja yang ada.
Lebih Objektif dalam Mengutarakan Kekurangan dan Kelebihan
Ada banyak jobseeker yang berkata bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan jebakan. Namun, sebenarnya pertanyaan ini ingin menggali apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan jobseeker dalam bekerja dan bagaimana cara agar hal tersebut dapat berkualitas.
Katakanlah hal-hal obejktif yang dapat jobseeker berikan kepada perusahaan atau kontribusi yang dapat diberikan pada jabatan yang dilamar. Misalnya, jobseeker melamar sebagai translator untuk bahasa Inggris-Jepang pada suatu perusahaan. Jobseeker dapat mengutarakan bahwa jobseeker memiliki kemampuan bahasa asing yang fasih.
Jangan katakan kekurangan jobseeker sebagai orang yang pemarah tanpa alasan atau gampang pecah konsentrasinya ketika sedang menghadapi masalah pribadi. Sekali lagi, sajikanlah jawaban yang objektif. Katakanlah hal-hal yang menjadi kekurangan jobseeker namun hal tersebut juga harus memiliki solusinya. Misalnya, jobseeker memiliki kekurangan “kurang dapat multitasking”. Lanjutkanlah dengan penjelasan untuk mengatasi hal tersebut, seperti membuat list prioritas mengenai hal-hal apa yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Cari Tahu Terlebih Dahulu Range Gaji yang Ditawarkan
Ada baiknya, jobseeker melakukan hal ini terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan wawancara. Namun, jangan mengatakan hal ini sebelum ditanya oleh interviewer! Mengapa demikian? Setiap proses wawancara mempunyai porsinya masing-masing, porsi tersebut sudah ditentukan oleh prosedur wawancara dalam suatu perusahaan.
Untuk itu, biarkanlah interviewer yang mengatur kapan jobseeker harus membicarakan negosiasi gaji. Jangan membicarakannya sebelum ditanya! Hal ini juga akan membuat jobseeker terlihat sebagai pribadi yang berfokus hanya kepada uang saja.
Baca juga: 5 Cara Mencari Lowongan Kerja Yang Tepat
Sebaliknya, jika jobseeker sudah ditanya mengenai gaji atau ekspektasi gaji, silahkan sebutkan range gaji yang jobseeker inginkan. Dalam proses negosiasi gaji, pengetahuan jobseeker mengenai range gaji yang ada pada perusahaan berperan penting agar jobseeker dapat terlebih dahulu menyesuaikan antara keinginan gajinya dengan standar gaji yang sudah ditetapkan perusahaan.
Namun, bagaimana jika jobseeker tidak menemukan informasi mengenai range gaji pada posisi tersebut untuk perusahaan yang sedang dilamar? Jika hal ini terjadi, maka jobseeker dapat mulai mengkakulasikan kebutuhan jobseeker sebagai seorang pekerja. Misalnya, uang makan, uang transportasi, hingga UMK/UMP yang berlaku untuk perusahaan tersebut.
Baca juga: 6 Cara Menjawab Pertanyaan Interview Kerja
Nah, itu tadi adalah 5 hal yang boleh dan tidak boleh dikatakan pada saat interview kerja. Bagaimana jobseeker tertarik untuk mencoba saran-saran diatas?
Sumber :
Fauzia, M. (2020). Akibat covid-19, jumlah pengangguran RI bertambah 3,7 juta. money.kompas.com