Cara Negosiasi Gaji Agar Sesuai Harapanmu

Seringnya, jobseeker merasa bingung atau tidak tahu harus mengatakan apa saja ketika hendak bernegosiasi dengan perusahaan. Karena tidak tahu harus berkata apa atau bagaimana caranya melakukan negosiasi gaji dengan perusahaan, tidak jarang jobseeker akhirnya menerima penawaran dari perusahaan tanpa adanya negosiasi.

Selain itu, tidak sedikit juga jobseeker yang berpikir bahwa jika melakukan negosiasi gaji dengan pihak perusahaan, maka jobseeker akan dipandang sebagai kandidat yang kemungkinan besarnya tidak diterima dalam perusahaan tersebut, atau jobseeker juga beranggapan bahwa negosiasi gaji hanyalah untuk posisi-posisi tertinggi dalam suatu perusahaan.

Padahal, ketika pihak dari perusahaan (misalnya: HRD) sedang melakukan proses penawaran gaji, itu berarti perusahaan sedang membuka penawaran dalam komunikasi dua arah. Dalam hal ini, tidak ada salahnya jika jobseeker melakukan negosiasi gaji dengan perusahaan selama jobseeker memiliki “kemampuan” yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Sesuai dengan judul diatas, artikel ini akan membahas cara negosiasi gaji dengan perusahaan. Yuk, kita simak!

Proses Negosiasi Dimulai Pihak Perusahaan

Negosiasi Gaji
Sumber : mohamed Hassan dari Pixabay

Semua jobseeker tentunya ingin melakukan negosiasi dengan pihak perusahaan, ketika jobseeker merasa bahwa penawaran gaji yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan ekspektasi atau bisa dikatakan dibawah range gaji yang diharapkan oleh jobseeker.

Namun, perlu diingat bahwa proses negosiasi gaji tersebut haruslah dimulai dari pihak perusahaan. Jangan sampai, ketika pihak dari perusahaan yang dalam hal ini adalah HRD belum melakukan negosiasi gaji tetapi dari pihak jobseeker sudah melakukan negosiasi terlebih dahulu.

Selain memberikan kesan bahwa kamu adalah orang yang hanya berfokus pada gaji dan kurang peduli pada pekerjaan, proses negosiasi gaji biasanya sudah memiliki jadwalnya sendiri dalam proses wawancara untuk menyaring kandidat. Yuk, kita simak percakapan negosiasi gajinya!

Baca juga: Contoh Surat Lamaran Kerja

    • Percakapan yang Boleh Dilakukan

HRD:Boleh tolong sebutkan range gaji yang Bapak minta untuk posisi yang Bapak lamar?
Kandidat:Range gaji yang saya harapkan sekitar 6 hingga 7 juta, Bu.
HRD:Bagaimana kalau kami menawarkan di angka 6,3 juta, Pak?
Kandidat:Mohon maaf bu, sebelumnya. Apakah boleh jika ditambahkan sekitar 200-300 ribu lagi perihal transportasi yang saya gunakan agak jauh.
HRD:Baik, akan kami pertimbangkan, Pak.
    • Percakapan yang Dihindari

Kandidat:Sebelumnya maaf, bu. Bolehkah saya bertanya mengenai posisi ini?
HRD:Silahkan, Pak.
Kandidat:Untuk gaji yang di offering jika saya diterima bekerja untuk posisi ini berapa ya Bu?
HRD:Mengenai hal tersebut, akan kami beritahu kepada Bapak jika sudah terdapat diskusi dengan direktur kami ya, pak.

Sama seperti yang sudah dibahas sebelumnya, jika kamu adalah kandidat, maka jangan memulai percakapan negosiasi terlebih dahulu. Biarkanlah, HRD atau recruiter yang mengatur jalannya percakapan negosiasi gaji, ya!

Bandingkan Penawaran Gaji di Lebih dari Satu Perusahaan

Sebelum melakukan proses negosiasi gaji dengan perusahaan, ada baiknya jobseeker mencari tahu terlebih dahulu range gaji pada umumnya untuk posisi yang dilamar. Dengan begitu, ketika melakukan negosiasi gaji maka jobseeker memiliki batas ambang untuk negosiasi gaji.

Misalnya, untuk posisi tersebut range yang ditawarkan oleh perusahaan adalah Rp 5.000.000 – Rp 6.500.000, maka ketika perusahaan memberikan penawaran gaji sebesar Rp Rp 5.500.000, selaku jobseeker dapat melakukan negosiasi secara fleksibel terhadap pihak perusahaan. Jobseeker dapat menawarkan kenaikan sesuai dengan pengalaman atau kemampuan yang dimilikinya.

HRD:Boleh tolong sebutkan range gaji yang Bapak minta untuk posisi yang Bapak lamar?
Kandidat:Saya mengharapkan gaji di angka 5 juta hingga 6,5 juta, Bu.
HRD:Jika perusahaan kami memberikan angka di 5,5 juta apakah Bapak setuju?
Kandidat:Apakah boleh jika ditambahkan sekitar 500 ribu lagi, Bu? Mengingat pengalaman dan juga sertifikasi yang saya miliki sudah sangat memadai untuk posisi ini?
HRD:Baik Pak, mengingat kualifikasi Bapak. Saya akan membahas negosiasi gaji bapak dengan atasan terlebih dahulu.

Selain itu, jika jobseeker menghadapi lebih dari satu proses negosiasi gaji, jobseeker juga dapat menyampaikan hal tersebut kepada recruiter / HRD. Jobseeker dapat mengutarakan dengan jelas jika perusahaan A memberikan penawaran dalam range gaji Rp 4.500.000 – 5.000.000, kemudian jobseeker dapat bertanya kepada recruiter apakah memungkinkan jika perusahaan tersebut memberikan gaji dengan range Rp 5.000.000 – Rp 5.500.000?

HRD:Boleh tolong sebutkan range gaji yang Bapak minta untuk posisi yang Bapak lamar?
Kandidat:Range gaji yang saya harapkan sekitar 5,5 juta hingga 6,5 juta, Bu.
HRD:Bagaimana kalau kami menawarkan di angka 5,8 juta, Pak?
Kandidat:Mohon maaf Bu, sebelumnya. Terkait dengan kualifikasi yang saya miliki, saya mendapatkan penawaran di angka 6 juta di perusahaan A. Namun, saya sangat berminat bekerja di perusahaan ini Bu. Apakah boleh jika gaji saya ditambahkan sekitar 400-500 ribu lagi?
HRD:Baik, saya akan membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan atasan saya, mengingat kualifikasi yang Bapak miliki.

Sesuaikan Kemampuan yang Kamu Miliki

Pada poin ketiga, jobseeker harus menyesuaikan sekaligus membandingkan antara kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan kemampuan yang dimiliki oleh jobseeker tersebut.

Dikutip dari buku Think and Grow Rich, nilai modal aktual otak individu dapat ditentukan oleh jumlah penghasilan yang dihasilkan dari pemasaran jasa individu. Selain itu, dalam buku ini juga ditekankan bahwa uang tidak lebih berharga daripada otak. Otak yang kompeten adalah bentuk modal yang tidak mengalami penyusutan secara permanen melalui depresiasi. Bentuk modal ini tidak dapat dicuri atau dibelanjakan (Hill, 2003).

Dalam hal ini, otak individu merupakan aset yang sangat berharga untuk ditawarkan kepada perusahaan ketika sedang melakukan negosiasi gaji. Untuk beberapa posisi tertentu, seperti: seorang analisis maka skill berpikir akan sangat dibutuhkan ketika menghadapi pertanyaan wawancara.

Sementara itu, untuk posisi yang lain maka penawaran kemampuan yang dibutuhkan dapat dibuktikan melalui portofolio, sertifikat, maupun pencapaian yang ada. Hal-hal ini dapat dihubungkan keakuratannya melalui penjabaran pekerjaan yang pernah atau sedang dilakukan oleh jobseeker.

Selain kedua hal diatas, pada poin ini jobseeker juga bisa dengan gamblang melihat keahlian jobseeker melalui kualifikasi yang dituliskan oleh perusahaan ketika lowongan pekerjaan tersebut dibuka. Misalnya saja, untuk menempati posisi seorang junior finance dalam suatu perusahaan, kualifikasi yang dibutuhkan adalah memiliki sertifikat brevet A.

Tetapi, kamu mempunyai sertifikat brevet A, B, dan C, kemudian terbiasa dalam mengurus pelaporan pajak. Hal ini juga bisa jadi bahan pertimbangan perusahaan. Agar lebih memahami negosiasi gaji di poin ketiga ini, yuk kita simak percakapannya!

HRD:Berdasarkan hasil diskusi dan juga interview Bapak, maka perusahaan kami menawarkan gaji di angka 5,5 juta. Apakah setuju dengan penawaran tersebut?
Kandidat:Bolehkah Ibu mempertimbangkan kembali penawaran gaji tersebut untuk naik menjadi 5,8 juta, Bu?
HRD:Apakah Bapak memiliki statement yang kuat perihal kenaikan negosiasi gaji tersebut, Pak?
Kandidat:Ada, Bu. Saya mungkin tidak memiliki sertifikat brevet C, namun saya sudah memiliki sertifikat brevet A dan B. Kemudian, saya juga akan mengambil sertifikasi untuk brevet C di bulan depan. Alasan lainnya, karena saya telah menekuni dunia finance dan akuntansi selama 3 tahun lebih, Bu.
HRD:Baik, Pak. Dengan alasan tersebut kami akan mempertimbangkan untuk kenaikan negosiasi gaji yang Papak harapkan.

Update CV dan Pengalaman

Ketiga prinsip tersebut dapat menjadi acuan bagi fresh graduate dalam melakukan penawaran gaji terhadap pihak perusahaan. Dalam poin keempat ini, tidak jarang banyak jobseeker yang menjadi psimis karena ketika sudah melalui tahap psikotes dan wawancara, ternyata banyak juga kandidat saingan yang sudah memiliki pengalaman bekerja sekitar 1 tahun atau lebih.

Dalam mengatasi hal tersebut, jobseeker dapat mengakalinya dengan menggunakan pengalaman magang atau freelancer selama hal tersebut masih berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar.

Pengalaman magang memiliki kemungkinan yang besar untuk dimiliki oleh seorang jobseeker. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan rata-rata perusahaan memang mencari karyawan potensial melalui kegiatan magang diperusahaan. Selain mengasah potensi yang sudah kamu pelajari dan belum kamu pelajari, pengalaman magang ini juga dapat menjadi pertimbangan oleh perusahaan – karena kamu memiliki nilai lebih, yaitu memiliki keinginan belajar yang tinggi.

Baca juga: 6 Cara Menjawab Pertanyaan Interview Kerja

Tidak hanya magang ya, jobseeker! Pengalaman freelancer pun dapat dijadikan sebagai nilai lebih ketika melakukan negosiasi dengan perusahaan.

HRD:Baiklah Ibu Rani, setelah melalui proses psikotes dan juga interview, maka perusahaan kami menawarkan gaji di angka 4,8 juta per bulan.
Kandidat:Bolehkan Ibu mempertimbangkan kembali mengenai penawaran gaji tersebut?
HRD:Baik, adakah argumen yang ingin Ibu katakan sebagai bahan pertimbangan untuk penawaran gaji?
Kandidat:Ada, Bu. Saya memiliki pengalaman magang selama 6 bulan di perusahaan A. Walaupun begitu, jobdes saya adalah jobdes sebagai karyawan. Untuk itu, setelah saya membaca mengenai kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, kualifikasi tersebut sangat sesuai dengan saya. Karena sebelumnya, saya sudah memiliki pengalaman menangani hal-hal tersebut.
HRD:Baik, akan kami pertimbangkan untuk melakukan negosiasi gaji kembali.

Pada dasarnya, jobseeker tidak boleh memandang dirinya sendiri sebagai orang yang tidak mampu. Karena jika hal tersebut ditampilkan dalam wawancara, pihak recruiter perusahaan pun akan mempertimbangkan apakah jobseeker tersebut dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.

Baca juga: 5 Cara Mencari Lowongan Kerja Yang Tepat

Pemahaman Akhir

Proses Negosiasi Dimulai Pihak Perusahaan: Penting bagi jobseeker untuk tidak memulai proses negosiasi gaji terlebih dahulu. Biarkan perusahaan atau HRD yang menginisiasi dan mengatur jalannya percakapan negosiasi gaji. Proses ini biasanya sudah memiliki jadwal tersendiri dalam proses wawancara.

Percakapan yang Boleh Dilakukan: Jobseeker dapat menyebutkan range gaji yang diharapkan dengan jelas, dan jika perusahaan memberikan penawaran di bawah ekspektasi, jobseeker dapat melakukan negosiasi dengan meminta tambahan kompensasi sesuai alasan yang relevan.

Bandingkan Penawaran Gaji di Lebih dari Satu Perusahaan: Sebelum melakukan negosiasi, jobseeker sebaiknya mencari tahu range gaji yang umum untuk posisi yang dilamar. Dengan mengetahui batas ambang ini, jobseeker dapat melakukan negosiasi secara fleksibel terhadap pihak perusahaan.

Sesuaikan Kemampuan yang Kamu Miliki: Jobseeker harus menyesuaikan dan membandingkan kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan kemampuan yang dimiliki. Selain itu, jobseeker dapat menunjukkan pengalaman magang atau freelancing yang relevan sebagai nilai tambah dalam negosiasi.

Update CV dan Pengalaman: Jobseeker dapat menggunakan pengalaman magang atau freelancer sebagai nilai tambah dalam negosiasi, terutama jika pengalaman tersebut relevan dengan posisi yang dilamar. Jangan meremehkan pengalaman yang dimiliki, karena perusahaan juga mencari karyawan potensial melalui pengalaman tersebut.

Dalam proses negosiasi gaji, penting bagi jobseeker untuk menghargai waktu dan proses perusahaan serta menyampaikan keinginan secara jelas dan rasional. Semoga tips negosiasi gaji ini membantu jobseeker meraih penawaran gaji yang sesuai dengan ekspektasi dan kemampuan yang dimiliki.

Akhirnya, kita sampai pada akhir artikel ya readers tambahpinter! Dari keempat prinsip diatas, prinsip mana saja yang sudah readers terapkan ketika melakukan negosiasi gaji dengan perusahaan? Dan bagaimana hasilnya? Yuk, boleh sharing di kolom komentar ya!


Sumber:

Hill, N. (2003). Think & grow rich : cara para jutawan dan miliarder meraih kekayaan. Jakarta : Gramedia

Artikel Terbaru

Avatar photo

Priskila

Memiliki prinsip bahwa setiap orang mempunyai alasannya masing-masing untuk menghasilkan sebuah keputusan atau berperilaku. Hobi menulis yang ditekuninya dari sejak kecil ternyata membuat Priskila semakin komunikatif dalam menulis beragam topik dan berlanjut hingga sekarang. Disamping itu, Priskila juga menjadikan profesi Human Resource sebagai pekerjaan yang ditekuninya hingga saat ini.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *