Tujuan Sarekat Islam, Banyak Membuat Perubahan Bangsa

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Bahkan pada masa kolonial banyak masyakarat yang telah menganut agama islam. Oleh karena itulah, pada masa pergerakan, organisasi islam banyak mendapatkan dukungan, salah satunya ialah Sarekat Islam.

Pernahkah kamu mengetahui mengenai Sarekat Islam atau tujuan Sarekat Islam? karena menjadi bagian dalam pergerakan nasional, pembentukan organisasi ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya latar belakang serta tujuannya. Nah, untuk mengetahuinya, simak materi tujuan Sarekat Islam berikut ini ya teman-teman.

Sejarah Singkat Berdirinya Sarekat Islam

Kemunculan organisasi pergerakan di Indonesia, diawali dari berdirinya Budi Utomo. Sehingga memunculkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia, oleh karena itu kemudian muncul organisasi-organisasi pergerakan lainnya, termasuk juga organisasi dikalangan islam, salah satunya Sarekat Islam.

Baca juga: Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Sarekat Dagang Islam (SDI)

Berdinya Sarekat Islam diawali dengan munculnya organisasi ekonomi perdagangan yaitu Sarekat Dagang Islam (SDI) yang muncul karena adanya permasalahan dalam bidang ekonomi perdagangan, dimana Cina menguasasi komoditi pasar, khususnya perdagangan kain batik. Pendirian organisasi diawali dengan terbitnya surat kabar yang ditulis oleh RM. Tirtoadisurya mengenai perbaikan dari status perdagangan para pedagangan islam, dimana ditulis bahwa perlu untuk adanya suatu organisasi para pedagang sehingga pedagang kecil tidak akan tersingkir karena mereka bersatu (Kemdikbud, 2014:150).

Pada akhir tahun 1911 di Surakarta akhirnya didirikan suatu perkumpulan atau organisasi para pedagang islam yang dikenal dengan Sarekat Dagang Islam, oleh H. Samanhudi yang merupakan pengusaha batik.

Maksud dari pendirian ini sendiri ialah untuk memajukan pedagang pribumi agar tidak kalah saing dengan para pedagang Cina. Sehingga bisa diketahui bahwa pada awal pembentukannya gerakan ini hanya berfokus pada masalah sosial-ekonomi saja. Diketahi bahwa dalam kurun waktu seperempat abad saja, SI sudah mampu menggaet hampir 2 juta orang sebagai anggotanya (Fidaus, 1997:9). Hal tersebut dikarenakan kepercayaan akan islam sebagai pengikat serta menjadi lambang untuk melawan bangsa lain.

H. samanhudi
Sumber: https://tokoh.id/biografi/3-pahlawan/pengusaha-pembela-ri/

Perubahan menjadi Sarekat Islam (SI)

Pada tahun 1913, Sarekat dagang Islam ini kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). Hal tersebut dilakukan untuk dapat memperluas jangkauan anggota serta meluaskan pergerakan tidak hanya sebatas dagang saja.

Pada masa selanjutnya, SI mencoba untuk mendapatkan status hukum yang jelas dari pemerintah, namun ditolak. Hal itu dilakukan karna munculnya ketakutan pemenrintahan kolonial Belanda, dengan anggota yang membludak SI dapat melakukan mobilisasi massa besar-besaran.

SI kemudian hanya akan diakui status hukumnya dalam percabangan saja, artinya hanya cabang SI yang berdiri di suatu yang akan diakui. Sehingga setelah melalui perjuangan yang cukup panjang didirikan Central Sarekat Islam (CSI) yang berfungsi sebagai penghubung antar cabang SI

Setelah mendapatkan Badan Hukumnya, SI melakukan kongres pertamanya di Solo yang menyatakan bahwa SI terbuka untuk bangsa Indonesia. Pada kongres ke 3, SI membuat sebuah gebrakan baru dengan menyebutnya sebagai kongres nasional. Karena pada masa itu, baru SI yang berani menyebutkan istilah nasional. Sehingga pergerakan SI ini sudah mulai mengarah pada politik bangsa Indonesia.

Perpecahan Sarekat Islam (SI)

Sebagai organisasi dengan banyak massa yang tersebar di banyak daerah, SI tak luput menjadi incaran untuk dijadikan perantara penyebaran ideologi baru. Hal tersebut dapat diketahui dengan masuknya ideologi komunis dalam tubuh SI. Organisasi cabang yang membawa pengaruh ini diawali dari SI Semarang yang dipimpin oleh Semaun, ketika dilakukan kongres tahunan pada tahun 1917. Melalui kongres inilah paham komunis mulai disebar.

Melalui pemikiran-pemikiran serta aktivitas yang dilakukan oleh SI Semarang, Semaun mulai berhasil untuk menggeser SI ke kiri. Hal tersebut terlihat dari masuknya orang-orang baru yang merupakan tokoh dari ISDV ke dalam tubuh SI. Bahkan hubungan dengan Tionghoa pun mulai diperbaiki, dan mereka bahkan menjadi donatur dalam pergerakan SI Semarang.

Semaun
Sumber: https://historia.id/historiografis/articles/semaun-si-propagandis-DLBmb

Masuknya paham baru ini membuat para pemimpin SI lainnya seperti Abdul Muis, Tjokroaminoto, dan lainnya mulai menjadi was-was. Hingga akhirnya pada tahun 1921 diberlakukan disiplin organisasi dengan tidak memprebolehkan mengikuti organisasi ganda. Sehingga terjadi perpecahan dalam tubuh SI, dan organisasi ini akhirnya terbagi menjadi dua yaitu Sarekat Islam Putih dan Merah.

Sarekat Islam Putih menjadikan pan-islamisme sebagai gerakan dasarnya, dengan pimpinan H. Agus Salim dan Abdul Muis. SI Putih ini juga mendapat dukungan dari Tjokroaminoto. Sedangkan SI Merah dipimpin oleh Semaun, sejak kembalinya dari Uni Soviet pada tahun 1922. Setelah itu, pada kongres tahun 1923, akhirnya diputuskan bahwa CSI akan diubah menjadi Partai sarekat Islam.

Tujuan Sarekat Islam

Tujuan Sarekat Islam ini mengalami perubahan-perubahan menyesuaikan situasi dan kondisi, yang biasanya diputuskan pada saat melakukan kongres.

Sarekat Dagang Islam (SDI)

Pada awal pembentukannya, ketika masih sebagai SDI, tujuan pendirian organisasi ini diantaranya yaitu:

  1. Untuk menghadapi persaingan perdagangan dengan Cina, yang kala itu mendominasi pasar.
  2. Mengatasi tekanan yang dilakukan oleh para bangsawan pada masyarakat Solo pada masa itu.
  3. Sebagai front perlawanan dalam menghadapi penghinaan kepada para Bumi Putera.
  4. Sebagai perlawanan kepada para pegawai Bumi Putera serta orang Eropa yang melakukan kecurangan serta penindasan.

Menjadi Sarekat Islam (SI)

Terjadinya perubahan organisasi, tentu juga akan mengubah struktur, anggaran dasarnya, termasuk juga dalam tujuan Sarekat Islam. Hal itu dikarenakan, SDI mulai ingin menjangkau lebih banyak anggota serta mengarahkan pada perjuangan yang lebih luas lagi. Sehingga berdasarkan (Wiradipraja, 2005:10), tujuan Sarekat Islam ini adalah:

  1. Memajukan semangat perdagangan di kalangan Bumi Putera.
  2. Memberikan bantuan bagi para anggotanya yang sedang dalam kesulitan.
  3. Meningkatkan pendidikan keagamaan serta kepentingan materil para Bumi Putera, sehingga dapat membantu meningkatkan kedudukan para anggota Bumi Putera ini serta meluruskan mengenai agama islam.

Baca juga: Kerajaan Islam di Jawa

Kongres Pertama SI

Kongres ini diadakan 26 Januari 1913, setelah mendapatkan pengesahan dari Notaris. HOS Tjokroaminoto tampil sebagai pemimpin kongres. Tidak seperti sebelumnya, dimana SI lebih berfokus pada sosial dan ekonomi masyarakat, pada pertemuan ini SI mulai diarahkan pada permasalahan politik. Hal tersebut terlihat dalam pidatonya yang mengatakan pada pokoknya menyatakan bahwa tidaklah pantas bagi Bangsa Indonesia untuk diperintah Belanda, dimana penduduknya tidak memiliki hak untuk nementukan nasib mereka sendiri.

HOS Tjokroaminoto
Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/h-o-s-tjokroaminoto/

National Indische Conggres I (NATICO I)/Kongres Nasional I

Merupakan kongres pertama berskala nasional. Pemakaian kata “nasional” ini merupakan yang pertama dilakukan, karena perkumpulan pada masa itu belum ada yang berani menggunakannya. Kongres ini diadakan setelah SI diperbolehkan memiliki badan pusat sebagai penghubung antar cabang SI, yang disebut dengan Central Sarekat Islam (CSI).

Penggunaan istilah “nasional” juga merujuk pada persatuan bangsa, sehingga dari kongres ini jelas terlihat bawa tujuan Sarekat Islam semakin condong ke arah politik pergerakan nasional dimana islam sebagai kekuatan pemersatu. Dalam kongres ini dijelaskan pula bahwa SI akan berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan, namun secara evolusi atau bertahap.

Evolusi ini dilakukan dengan cara bekerja sama terlebih dahulu dengan pemerintahan Belanda melaui Volksraad/Dewan Rakyat, hingga suatu saat pasti akan dapat terbebas dari Belanda dan menjadi negara yang berdaulat.

KOngres SI
Sumber: https://historia.id/politik/articles/ketika-tjokroaminoto-dituduh-korupsi-vg1Mn/page/1

National Indische Conggres ke-7 (NATICO VII)

Diadakan pada 17-20 Februari 1923 di Madiun. Pada pertemuan ini diputuskan untuk mengubah nama SI menjdi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada periode ini partai tidak lagi mempercayai pemerintah, karena penahanan yang dilakukan pemerintah pada Tjokroaminoto yang dituduh sebagai dalang dari Gerakan yang menyebut diri sebagai SI bawah tanah yang banyak melakukan pemberontakan. Sehingga ada kemungkinan untuk mundur darui Volksraad.

Sehingga dari kongres ini jelas bahwa tujuan PSI adalah untuk melepaskan diri dari penjajahan Belanda melalui perjuangan tanpa melakukan kerja sama dengan pemerintah seperti masa sebelumnya.

Nasionalisme SI
Sumber: https://narasisejarah.id/nasionalisme-dalam-sarekat-islam-kontribusi-k-h-samanhudi-pada-masa-pergerakan-nasional/

Kongres Tahun 1927

Setelah banyak terjadi pertentangan serta kejadian pada masa sebelum-sebelumnya. Pada kongres tahun 1927 ini, PSI menyatakan tujuan tunggalnya yaitu untuk mencapai kemerdekaan nasional yang didasarkan pada agama islam. Hal ini sejalan dengan pan-islamisme dunia, yang merupakan gagasan persatuan kaum muslimin untuk dapat membangun suatu dunia islam yang satu pemerintahan serta mengusir penjajahan dunia barat dari dunia islam.

Baca juga: Sejarah Penyebaran Islam Di Indonesia

Pemahaman Akhir

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, bahkan sejak masa kolonial banyak masyarakat yang menganut agama Islam. Pada masa pergerakan, organisasi Islam, seperti Sarekat Islam, mendapatkan dukungan karena peran pentingnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sarekat Islam (SI) berawal dari Sarekat Dagang Islam (SDI), suatu organisasi ekonomi perdagangan yang didirikan untuk memajukan pedagang pribumi dan menghadapi persaingan perdagangan dengan bangsa lain, terutama Cina. Namun, seiring perkembangannya, SI berubah nama dan fokusnya menjadi lebih politis dengan tujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Perjalanan SI tidak selalu mulus, karena terjadi perpecahan akibat masuknya paham komunis dalam tubuh SI. Hal ini menyebabkan terbentuknya dua aliran, yaitu SI Putih yang mengusung pan-Islamisme dan SI Merah yang dipengaruhi oleh paham komunis. Meskipun mengalami perpecahan, tujuan utama SI tetap berusaha untuk mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan nilai-nilai Islam.

Melalui berbagai kongresnya, SI mengalami evolusi dari organisasi dagang menjadi organisasi politik pergerakan nasional. Pada kongres-kongresnya, SI semakin menguatkan komitmennya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan memajukan Islam sebagai kekuatan pemersatu bangsa.

Pada akhirnya, Sarekat Islam bertransformasi menjadi Partai Sarekat Islam (PSI) dengan tujuan tunggal untuk mencapai kemerdekaan nasional yang didasarkan pada agama Islam. Tujuan tersebut sejalan dengan gagasan pan-Islamisme yang mengusung persatuan kaum Muslimin untuk membangun dunia Islam yang merdeka dari penjajahan dunia Barat.

Sebagai organisasi pergerakan yang berpengaruh, Sarekat Islam memberikan kontribusi besar dalam memperkuat semangat nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, serta menjadi salah satu pelopor gerakan Islam yang berperan aktif dalam sejarah Indonesia.

Demikianlah materi mengenai Tujuan Sarekat Islam yang dapat dijelaskan. Berdasarkan materi tersebut, diketahui bahwa pada intinya SI berkeinginan untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda. Semoga artikel kali ini bisa memberikan banyak pengetahuan baru.

Tetap semangat dalam belajar, dan jangan lupa untuk terus membaca ya!


Daftar Rujukan:

Kemdikbud. 2014. Sejarah Indonesia Kelas XI: Semester I. Jakarta: Kemdikbud

Firdaus, A., N. 1997. Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Meluruskan Sejarah Pergerakan Bangsa. Jakarta: Datayasa

Wiradipraja, S. 2005. Satu Abad Dinamika Perjuangan Sarekat Islam. Jakarta: Dewan Pimpinan Wilayah SI Jawa Barat.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Leni

Nama saya Leni Sagita, lulusan S1 Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Malang. Saya tertarik menulis dalam bidang pendidikan, khusunya bidang Sejarah, untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan. Semoga artikel yang saya buat nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya adik-adik yang sedang menimba ilmu supaya lebih bersemangat dalam belajar.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *