Tenaga Endogen dan Mitigasi Bencana

Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis, yaitu mengalami perubahan-perubahan bentuk dari waktu ke waktu. Ada dua macam tenaga yang bersinergi membentuk bentuk muka bumi, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Masing-masing akan dibahas satu persatu secara umum. Untuk kali ini, kita akan mengulik tentang tenaga endogen, dampak, serta mitigasi bencananya.

Pengertian Tenaga Endogen

endogen
sumber: kompas.com

Tenaga geologi terdapat dua jenis, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen merupakan tenaga geologi yang menyebabkan bentuk permukaan bumi atau bangun relief permukaan bumi. Tujuan dari tenaga endogen adalah membangun permukaan bumi.

Terdapat tiga macam tenaga endogen yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme (kegempaan). Semuanya akan kita bahas satu persatu.

Baca juga: Materi Tenaga Eksogen

Macam-Macam Tenaga Endogen

Tenaga Endogen: Seisme (Gempa Bumi)

endogen
sumber: researchgate.net

Gempa bumi merupakan bergetarnya permukaan bumi secara tiba-tiba sebagai akibat dari gelombang seismik. Gelombang seismik ini bergetar terhadap batu-batuan yang ada di litosfer. Gempa banyak terjadi di sekitar antar lempeng (plate margin) yang terdapat di sesar aktif.

Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibagi menjadi beberapa macam gempa, gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, gempa bumi runtuhan, dan gempa bumi buatan.

Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik adalah gempa yang terjadi karena adanya proses tektonisme berupa pelepasan tenaga akibat pergeseran lempeng tektonik. Gempa ini sering terjadi dan cakupan wilayahnya luas.

Sebagai contoh, gempa Yogyakarta yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 SR. Gempa ini mengguncang sisi selatan Kota Yogyakarta dan pusat gempa berada di darat. Pusat gempa di darat tidak menimbulkan tsunami namun kerusakannya lebih besar karena termasuk gempa dangkal. Korban jiwa akibat kejadian ini lebih dari 6.000 jiwa.

Selain itu, gempa yang terjadi di barat Provinsi Nangroe Aceh Darusalam 26 Desember 2004 termasuk gempa besar yaitu dengan kekuatan 8,9 skala richter. Gempa ini terjadi di laut tepatnya di pertemuan lempeng Indo Australia dengan Lempeng Eurasia.

Saat terjadinya gempa 8,9 SR, juga terdapat tsunami yang merusak infrastruktur dan menelan banyak korban jiwa di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam dan sebagian Provinsi Sumatra Utara. Gempa ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, namun negara-negara yang berbatasan langsung dengan Laut Hindia juga terkena imbasnya.

Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi karena kegiatan gunung berapi, baik sebelum maupun setelah letusan gunung berapi. Gempa ini terjadi bersamaan dengan pergerakan magma yang mendorong naik ke atas mencari celah untuk mencapai permukaan. Gempa vulkanis tidak sekuat gempa tektonik.

Terdapat dua jenis gempa vulkanis:

  1. Gempa bumi vulkano tektonik merupakan gempa akibat perubahan tekanan di batuan karena gerakan magma.
  2. Gempa vulkanik kedua adalah gempa periode panjang. Gempa periode panjang merupakan gempa yang terjadi akibat penerobosan magma melewati batuan dan menimbulkan getaran. Biasa disebut dengan gempa guguran lava. Gejala gempa bumi periode panjang merupakan gejala gunung berapi akan meletus.

Gempa bumi vulkanik juga bisa mengakibatkan tsunami hebat. Hal ini pernah terjadi di Indonesia yaitu ketika Gunung Krakatau meletus. Gunung Krakatau terletak di Selat Sunda ketika meletus menimbulkan getaran. Getaran ini menyebabkan air laut di sekitar Selat Sunda naik dan bergerak ke daerah sekitar. Daerah paling terdampak adalah Provinsi Lampung dan daerah Jawa bagian barat.

Gempa Bumi Rutuhan (Terban)

Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya blok-blok batuan atau tanah. Misalnya akibat longsoran dan ambrukan tanah di dalam terowongan penambangan atau di gua kapur. Guncangan tidak begitu hebat. Daerah getaran juga hanya sekitar radius 1-3 km.

Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan merupakan gempa yang terjadi karena adanya aktivitas manusia sehingga menyebabkan getaran yang cukup berarti. Misalnya, peledakan gedung dalam proses pembuatan jalan sehingga menimbulkan getaran. Setelah itu, pada waktu pemancangan tiang pancang beton juga akan menimbulkan guncangan yang cukup kuat. Daerah yang dipengaruhi getaran lebih sempit lagi, tidak sampai 1 km.

Tenaga Endogen: Tektonisme

endogen
sumber: sites.google.com

Tektonisme merupakan tenaga endogen yang berasal dari dalam bumi dengan arah vertikal maupun horizontal sehingga mengakibatkan perubahan letak lapisan batuan yang membentuk permukaan bumi. Proses tektonisme membentuk lipatan dan patahan, baik dalam ukuran besar maupun ukuran kecil. Gerakan tektonik ini disebut juga dengan dislokasi.

Terdapat dua macam gerak tektonisme, yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik.

Gerak Epirogenetik

Gerak epirogenetik merupakan gerak yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi yang relatif lama dan cakupan daerahnya luas. Gerak epirogenetik ada dua yaitu epirogenetik positif dan negatif.

  1. Epirogenetik positif, yaitu gerak penurunan daratan sehingga permukaan air laut terlihat naik. Pulau-pulau yang ada di laut beberapa tenggelam karena mengalami gerak epirogenetik positif.
  2. Epirogenetik negatif, yaitu gerak naiknya suatu daratan sehingga permukaan air laut seolah-olah turun. Sebagai contoh adalah naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

Gerak Orogenetik

Gerak orogenetik merupakan gerak kulit bumi yang lebih cepat dan mencakup wilayah yang lebih sempit. Proses ini menghasilkan lipatan dan patahan. Lipatan merupakan kenampakan alam akibat tekanan horizontal dan vertikal pada kerak bumi yang elastis. Akan menghasilkan lipatan yang turun disebut sinklinal, dan yang terangkat disebut dengan antiklinal. Lipatan akan menghasilkan lembah dan pegunungan.

Patahan atau sesar merupakan gerak vertikal maupun horizontal pada muka bumi yang sifatnya nonelastis. Sehingga ketika terjadi gerakan kerak bumi akan patah atau retak. Sesar ini adalah daerah yang rawan gempa bumi, terutama gempa bumi tektonik.

Tenaga Endogen: Vulkanisme

Tenaga endogen yang ketiga adalah vulkanisme. Vulkanisme merupakan peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas gunung api, yaitu pergerakan magma dari dalam litosfer menuju permukaan bumi. Di dalam litosfer, magma menempati kantong yang disebut dapur magma (batolit). Kedalaman dapur magma bervariasi. Ada yang sangat dalam dan ada yang dekat dengan permukaan bumi.

vulkanisme
sumber: cnnindonesia.com

Perbedaan letak ini merupakan penyebab dari adanya perbedaan kekuatan letusan. Pada umumnya, jika dapur magma terletak jauh di dalam permukaan bumi akan menghasilkan letusan yang dasyat jika dibandingkan dengan magma yang letaknya ada di dekat muka bumi.

Magma berisi bahan-bahan silikat pijar dalam bentuk padat (batuan), cair, dan gas. Berbagai macam gas yang terkandung di dalam magma antara lain uap air, belerang oksida, hidrokarbon, dan gas asam klorida bahkan asam sulfat.

Magma bergerak dari inti bumi ke litosfer melalui dua cara, yaitu instrusi dan ekstrusi. Instrusi magma terjadi jika magma bergerak menuju litosfer dengan cara menyusup di antara batuan namun belum sampai ke permukaan bumi. Ekstrusi yaitu gerakan magma berhasil mencapai permukaan bumi, baik dengan cara leleran ataupun ledakan vulkanis.

Keberadaan gunung api di suatu wilayah dapat menimbulkan bencana seperti letusan gunung api, gas beracun, awan panas, banjir lahar dingin, dan tanah longsor akibat gempa vulkanis. Namun, keberadaan gunung api juga memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan, antara lain:

  1. Sebagai sumber energi panas bumi dari gunung api dapat dimanfaatkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi seperti di Dieng Jawa Tengah.
  2. Sebagai sumber mineral dan bahan galian.
  3. Sebagai objek wisata dan olahraga.
  4. Sebagai daerah pertanian yang subur disebabkan material vulkanis banyak mengandung mineral dan unsur penyubur tanah.
  5. Sebagai sumber variasi plasma nutfah berdasarkan ketinggian tempat
  6. Daerah gunung api adalah tempat yang berfungsi sebagai daerah hidrologis di sekitarnya.

Baca juga: Klasifikasi Iklim

Mitigasi Bencana Tenaga Endogen

Mitigasi merupakan suatu proses berbagai tindakan pencegahan untuk meminimalkan dampak negatif bencana alam terhadap manusia, infrastruktur, dan lingkungan. Mitigasi mencakup persiapan pencegahan sebelum bencana maupun pasca bencana. Tujuan dari mitigasi bencana adalah mengembangkan berbagai tindakan yang dapat mengurangi resiko dari bencana yang terjadi.

Mitigasi Bencana Vulkanisme

endogen
sumber: merdeka.com

Gunung api memiliki empat tingkatan status yaitu normal, waspada, siaga, dan awas. Status normal merupakan tingkatan paling dasar karena gurung berapi tidak menunjukkan aktivitas vulkanik. Status waspada jika gunung api menunjukkan peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanik.

Status siaga ketika aktivitas seismik terjadi secara intensif dan terjadi perubahan di kawah kepundan gunung. Status awas merupakan status ketika gunung api akan mulai meletus dan menimbulkan bahaya bagi sekitar. Status ini ditandai dengan meningkatnya gas dan terjadi guguran lava yang intensif, dalam beberapa saat ke depan akan terjadi letusan.

Langkah-langkah yang dilakukan supaya terhindar dari letusan gunung berapi:

Sebelum Erupsi

  1. Menyadari jarak dan level bahaya lokasi rumahmu terhadap gunung berapi.
  2. Tetap memantau perkembangan status gunung berapi di dekatmu.
  3. Mempelajari proses letusan gunung berapi di dekatmu sehingga kamu tahu kapan harus melakukan evakuasi diri.
  4. Menyimak arahan dari petugas yang berwenang.
  5. Menghafal jalur-jalur evakuasi dan tempat perlindungan yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah.
  6. Menyiapkan satu tas ransel yang berisi perlengkapan pokok seperti uang tunai, minuman, obat-obatan, pakaian hangat, senter, masker, radio baterai, dan kantong tidur untuk persiapan evakuasi.

Saat Gunung Api Meletus

  1. Mematuhi petugas evakuasi dan menuju ke titik yang lebih aman.
  2. Menghindari arah angin searah dengan debu vulkanik dan tetap menggunakan masker.
  3. Menghindari areal lereng gunung, sungai, lembah yang dapat beresiko menjadi jalan material vulkanis.
  4. Tetap berada di areal aman seperti barak pengungsian dan berada di dalam ruangan.

Pasca Erupsi

  1. Memantau perkembangan kondisi pasca erupsi terkini melalui radio.
  2. Menghindari tempat-tempat yang terkena partikel abu vulkanik dan tetap menggunakan masker.
  3. Menghindari aliran sungai setelah erupsi.
  4. Saat kondisi sudah aman, mulai membersihkan rumah dari abu vulkanik namun harus hati-hati.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tektonisme

sumber; goodnewsfromindonesia.id

Mitigasi gempa bumi terbagi menjadi tiga yaitu sebelum, saat, dan sesudah gempa bumi. Berikut penjabarannya:

Sebelum Gempa Bumi

  1. Memahami dasar-dasar mitigasi bencana gempa bumi sehingga tidak panik ketika gempa bumi terjadi. Gempa bumi tidak dapat diprediksi secara pasti kapan. Namun, jika kamu berada di daerah rawan gempa bumi sebaiknya memahami dasar mitigasi bencana gempa bumi.
  2. Mengelola rasa panik dan mampu mengambil keputusan cepat dalam penyelamatan diri.
  3. Mengetahui nomer penting dan membekali diri dengan belajar penanganan pertama pada kecelakaan (P3K).
  4. Menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang tidak mudah pecah untuk menghindari kebakaran.
  5. Mengetahui letak jalur evaluasi darurat bila kamu berada di dalam gedung

Saat Gempa Terjadi

  1. Melindungi kepala dan badan dari runtuhan (bersembunyi di kolong meja) jika berada di dalam rumah.
  2. Jangan bersembunyi di balik pintu.
  3. Jika di dalam ruangan segeralah keluar apabila masih dapat dilakukan.
  4. Jika kamu berada di luar ruangan, hindari tempat-tempat yang dekat dengan bangunan. Carilah daerah yang lapang.
  5. Perhatikan tempat kamu berpijak, hindari daerah yang ada retakan tanah.
  6. Jika saat gempa kamu mengendarai mobil, segera keluar, turun, dan jauhi mobil jika terdapat rekahan tanah.
  7. Jika kamu berada di pantai, segera menjauhlah dari pantai menuju tempat yang lebih tinggi untuk menghindari adanya tsunami.

Sesudah Gempa Bumi

  1. Jika kamu berada di dalam ruangan dan getaran gempa sudah mereda, segeralah keluar ruangan.
  2. Menghindari tembok yang sudah retak dan menggunakan tangga biasa untuk evakuasi.
  3. Segera periksa kondisi badan setelah terjadinya gempa.
  4. Segera minta pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat bila kamu mengalami luka parah.

Baca juga: Materi Tektonisme

Pemahaman Akhir

Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis karena mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu. Perubahan ini dipengaruhi oleh dua macam tenaga utama, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen, yang bekerja bersinergi dalam membentuk bentuk muka bumi.

Tenaga endogen merupakan tenaga geologi yang berperan dalam membangun bentuk permukaan bumi. Tenaga endogen terdiri dari tiga jenis, yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme (gempa bumi). Ketiganya memiliki peran penting dalam membentuk lapisan bumi.

Gempa bumi tektonik terjadi akibat pergeseran lempeng tektonik dan sering terjadi di daerah antar lempeng yang terdapat di sesar aktif. Gempa ini dapat menimbulkan kerusakan besar, seperti yang terjadi pada gempa Yogyakarta dan gempa di Aceh pada tahun 2004.

Gempa bumi vulkanik terjadi karena aktivitas gunung berapi, baik sebelum maupun setelah letusan gunung berapi. Gempa ini disebabkan oleh pergerakan magma yang mendorong naik ke atas mencari celah untuk mencapai permukaan bumi. Gempa bumi vulkanik juga dapat menyebabkan tsunami jika terjadi letusan gunung berapi di daerah pantai.

Gempa runtuhan terjadi akibat runtuhnya blok-blok batuan atau tanah, seperti longsoran atau ambrukan tanah. Meskipun guncangannya tidak sehebat gempa tektonik, gempa runtuhan dapat menimbulkan bahaya lokal.

Gempa bumi buatan adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti peledakan gedung atau pemancangan tiang pancang beton. Meskipun dampaknya lebih terbatas, gempa ini juga harus diperhatikan karena dapat menyebabkan getaran yang cukup kuat di sekitar lokasi aktivitas manusia.

Tektonisme merupakan tenaga endogen yang mengakibatkan perubahan letak lapisan batuan yang membentuk permukaan bumi. Gerakan tektonisme dapat menghasilkan lipatan dan patahan, yang membentuk lembah dan pegunungan. Terdapat dua macam gerak tektonisme, yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik.

Vulkanisme adalah tenaga endogen yang berhubungan dengan aktivitas gunung berapi. Magma dari dalam litosfer naik ke permukaan bumi melalui instrusi atau ekstrusi. Letusan gunung berapi dapat menimbulkan bahaya seperti awan panas, banjir lahar dingin, dan tanah longsor, namun juga memberikan manfaat sebagai sumber energi panas bumi, mineral, objek wisata, dan daerah pertanian yang subur.

Untuk mengurangi dampak negatif dari bencana tenaga endogen, diperlukan mitigasi bencana yang meliputi tindakan pencegahan sebelum bencana terjadi dan tindakan penanganan pasca bencana. Mitigasi bencana gempa bumi dan vulkanisme melibatkan pemahaman mengenai tingkatan status gunung api, jalur evakuasi, dan penanganan pertama pada kecelakaan.

Dengan pemahaman yang baik mengenai tenaga endogen dan upaya mitigasi yang tepat, diharapkan dapat mengurangi dampak bencana dan meningkatkan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tersebut.

Tenaga endogen bertugas untuk membangun bentuk muka bumi. Namun, dalam proses pembangunannya seringkali menimbulkan dampak kerusakan yang merugikan manusia. Sehingga, perlu adanya mitigasi bencana dan pengetahuan dasar mitigasi supaya kita tetap waspada, siaga, dan tidak panik ketika peristiwa alam itu datang sewaktu-waktu.


Sumber:

Bagja Waluya. (2009). Geografi. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Gatot Harmanto. (2016). Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Anava

Seseorang yang menyukai pengetahuan dengan moto hidup ingin bertumbuh bersama lingkungan sekitar. Dia sekarang seorang pendidik, pengajar, dan pembelajar yang sudah lebih dari 8 tahun di bidang pendidikan. Mata Pelajaran Geografi dan Biologi sedang selami saat ini.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *