14 Pakaian Adat Sumatera Barat Serta Penjelasannya

Sumatera Barat terkenal akan makanannya yang begitu dicintai oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tidak lain makanan tersebut adalah nasi padang. Tetapi, bukan hanya nasi padangnya saja, budaya Sumatera Barat serta Minangkabau juga tak kalah menarik dan terkenal. Pakaian adat merupakan salah satunya.

Setiap pakaian adat yang dimiliki oleh Sumatera Barat memiliki nilai filosofis yang menjadikan pakaian tersebut begitu unik. Nah, berikut ini akan dikupas secara mendalam nama-nama pakaian adat Sumatera Barat baik yang dikenakan oleh pria maupun wanita yang patut kamu ketahui.

Pakaian Adat Sumatera Barat untuk Pria

Pakaian adat yang dikenakan oleh para pria Sumatera Barat atau Minangkabau mempunyai julukannya sendiri. Nama pakaian adat Sumatera Barat tersebut ialah Baju Penghulu dan merupakan pakaian adat Sumatera Barat asli.

Baju Penghulu

Baju Penghulu
Sumber: id.pinterest.com

Orang yang umumnya memakai baju ini adalah para pemangku adat. Namun, tidak menutup kemungkinan juga kalau orang biasa pun boleh memakainya. Keunikan dari baju penghulu ada pada penggunaan warna hitam yang mana menyimbolkan kepemimpinan terlihat dari gambar pakaian adat Sumatera Barat di atas.

Mengenai bahannya, baju penghulu dibuat dari kain beludru, sehingga terkesan mewah. Disamping itu, Baju Penghulu juga terdiri dari beberapa komponen yang membuatnya terlihat berwibawa.

Baca juga: 14 Alat Musik Sumatra Barat

Sarawa

Sarawa ini merupakan nama pakaian adat Minangkabau untuk bagian bawahan dari baju penghulu. Bentuk dari sarawa ini tergolong cukup besar. Ukuran besar dari sarawa ini bukan dibuat tanpa simbol tertentu, melainkan menyimbolkan kebesaran jiwa dalam memikul berbagai tanggung jawab.

Deta

Deta
Sumber: id.pinterest.com

Baju penghulu juga dilengkapi dengan penutup kepala berupa deta. Deta merupakan sebuah kain berbentuk segitiga yang dipakai dengan dililitkan di bagian kepala hingga menimbulkan beberapa kerutan. Bagian depan dari deta harus dibuat lancip. Untuk warnanya sendiri, deta umumnya berupa warna hitam. Tetapi, beberapa deta yang ada juga tidak menggunakan warna hitam saja.

Sesuai dengan adat yang ada, deta ternyata dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan kasta atau status sosial pemakainya. Pembagian deta tersebut di antaranya deta raja, deta saluak batimbo, deta cilien manurun, dan deta ameh.

Deta raja diperuntukkan untuk para raja, serta bahan pembuatnya pun berbeda dari deta pada umumnya. Deta saluak batimbo diperuntukkan untuk para penghulu dan deta inilah yang selalu dipakai bersama baju penghulu.

Lalu, untuk deta cilien manurun dan deta ameh diperuntukkan bagi rakyat biasa. Bentuk dari kedua deta tersebut juga tergolong lebih sederhana dan lebih sering dipakai oleh para pria Minangkabau. Perbedaan bentuk dari deta bisa dilihat dari gambar pakaian adat Sumatera Barat di atas.

Minsai

Pada gambar pakaian adat Sumatera Barat yang tertera, minsai merupakan komponen pakaian adat yang disampirkan pada bagian bahu. Bagian tersebut menunjukkan ciri khas pakaian adat Sumatera asli. Penggunaan minsai ini juga mempunyai simbol khusus yaitu setiap pria Minangkabau diharuskan taat pada peraturan yang diterapkan di Sumatera Barat atau Minangkabau.

Cawek

Cawek
Sumber: id.pinterest.com

Pakaian adat Minangkabau berikutnya ini disebut dengan cawek, yang mana merupakan bagian ikat pinggang dari baju penghulu. Pemakaian cawek didesain untuk mengikat celana sarawa yang ukurannya memang agak besar.

Sesuai dengan fungsinya, cawek mempunyai simbol khusus yaitu sebagai seorang pria Minangkabau dalam memimpin haruslah cakap dan terampil. Bukan hanya itu, cawek pun dipercaya mempunyai nilai-nilai untuk menguatkan persaudaraan antar warga Minangkabau. Cara pemakaian dari cawek bisa disimak pada gambar pakaian adat Sumatera Barat yang tertera di atas.

Sandang atau Kaciak

Nama pakaian adat Minangkabau berikutnya yang jadi bagian dari baju penghulu adalah sandang atau kaciak. Jika dilihat dari gambar pakaian adat Sumatera Barat yang ada, bagian sandang atau kaciak ini dikenakan di bagian pinggang dan mempunyai bentuk segi empat.

Panjang dari sandang bisa mencapai lutut. Kemudian, warna dari sandang umumnya berupa warna merah dan punya nilai filosofis yang sama dengan minsai yaitu para pria harus tunduk dengan adat istiadat yang berlaku.

Sasampiang

Selanjutnya, ada sasampiang yaitu nama pakaian adat Sumatera Barat yang merujuk pada aksesoris yang disampirkan pada bahu. Bentuk dari sasampiang berupa selendang yang berwarna merah dengan adanya hiasan benang makau aneka warna.

Motif tersebut membuat sasampiang memberikan nuansa yang lebih hidup dan berwarna pada pakaian adat minangkabau ini. Sehingga, akan menjadikan ciri khas yang menunjukkan pakaian adat Sumatera Barat asli. Uniknya, sasampiang juga mempunyai nilai filosofis serta simbol berupa keberanian bagi yang memakainya.

Keris dan Tongkat

Keris dan Tongkat
Sumber: idntimes.com

Tak lengkap rasanya jika suatu pakaian adat tidak dilengkapi dengan aksesoris senjatanya. Nah, pada pakaian adat Sumatera Barat, juga mempunyai senjata tradisional yang selalu dipakai bersamaan dengan baju penghulu. Senjata tersebut ada 2 macam yaitu keris dan tongkat.

Pemilihan keris sebagai senjata dikarenakan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya yaitu menandakan akan kesabaran dan tidak gegabah dalam bertindak. Untuk pemakaian dari keris dengan disematkan di bagian pinggang.

Senjata selanjutnya yaitu tongkat yang umumnya dipegang oleh para pria Sumatera Barat di tangan kanan. Seperti halnya keris, tongkat juga mempunyai simbol tertentu yaitu menunjukkan sikap tanggung jawab para pria dalam memimpin.

Baca juga: Pakaian Adat Jawa Barat

Pakaian Adat Sumatera Barat untuk Wanita

Pakaian adat Sumatera Barat yang diperuntukkan untuk para wanita bisa dibilang cukup unik mengingat bentuk dari penutup kepalanya yang mirip Rumah Gadang, rumah adat Minangkabau. Selaras dengan bentuk tersebut, nama pakaian adat Sumatera Barat untuk wanita kemudian dijuluki dengan Limpapeh Rumah Nan Gadang.

Jika diartikan, “limpapeh” mempunyai arti tiang tengah pada bangunan yang mana berfungsi sebagai tiang utama untuk memusatkan kekuatan tiang-tiang yang lain. Dengan arti tersebut, tidak heran jika Limpapeh Rumah Nan Gadang menjadi simbol jika wanita adalah tiang yang menguatkan dalam rumah tangga.

Nah, sama dengan baju penghulu, pakaian adat Minangkabau ini juga terdiri dari beberapa bagian dan akan dikupas sebagai berikut.

Baju Batabue

Baju Batabue
Sumber: id.pinterest.com

Baju batabue punya nama lain yaitu baju bertabur dikarenakan baju adat ini semacam ditaburi emas. Lalu, dilengkapi pula dengan sulaman benang emas sebagai cerminan kekayaan alam Minangkabau seperti yang ada di gambar pakaian adat Sumatera Barat di atas. Motif taburan dan sulaman emas ini menjadikan baju batabue sebagai pakaian adat Sumatera Barat asli yang berciri khas.

Namun, meski didominasi oleh emas, tetapi corak dari baju batabue juga beraneka ragam mulai dari warna hitam, biru, merah, dan lembayung. Corak ini menandakan jika beragam rupa orang Minangkabau, tapi tetap dalam satu naungan adat Minangkabau.

Lambak atau Sarung

Untuk bagian bawahan pakaian adat Sumatera Barat wanita dikenal dengan sebutan lambak atau sarung. Umumnya, kain yang dipakai untuk lambak adalah kain songket dengan berbagai macam corak. Dalam pemakaiannya, lambak diikat di pinggang dan belahannya diatur sesuai dengan kondisi tertentu, bisa di depan, tengah, ataupun belakang.

Minsie

Minsie merupakan aksesoris atau hiasan pelengkap yang ada di tepi leher dan lengan. Hiasan ini juga menggunakan benang emas sehingga menambahkan aksen mewah dalam pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang. Perlu kamu ketahui jika minsie ini mempunyai simbol bahwa setiap wanita harus menaati setiap peraturan adat Minangkabau yang ada.

Tengkuluk

Tengkuluk
Sumber: id.pinterest.com

Berikutnya, nama pakaian adat Sumatera Barat satu ini merujuk pada hiasan kepala dari Limpapeh Rumah Nan Gadang. Tengkuluk inilah yang berbentuk seperti Rumah Gadang dan bersimbolkan jika setiap wanita Minangkabau tidak diperbolehkan mengemban beban yang begitu berat.

Tak hanya dipakai saat upacara adat, wanita Minangkabau juga sering mengenakannya sehari-hari. Selain itu, adanya tengkuluk pada Limpapeh Rumah Nan Gadang menjadi ciri khas jika pakaian adat ini adalah pakaian adat Sumatera Barat asli.

Salempang

Salempang merupakan bagian dari pakaian adat Minangkabau berupa selendang yang dikenakan di pundak. Terdapat nilai filosofis yang juga dipercayai oleh masyarakat Sumatera Barat, jika wanita yang mengenakan selempang harus mengasihi keluarganya serta selalu waspada dengan berbagai macam kondisi yang akan terjadi di masa depan.

Dukuah dan Galang

Dukuah dan Galang
Sumber: skyscrapercity.com

Dukuah merupakan istilah untuk menyebut kalung yang dikenakan sebagai aksesoris Limpapeh Rumah Nan Gadang. Macam-macam dari dukuah ini cukup banyak di antaranya daraham, cekik leher, kalung perada, manik pualam, dukuh penyiaram, dan kaban. Dukuah ini menyimbolkan jika wanita Minangkabau akan selalu ada di lingkungan kebenaran.

Sementara itu, galang adalah sebuah aksesoris cincin Limpapeh Rumah Nan Gadang. Sama seperti dukuah, galang juga punya beberapa macam yang berbeda seperti galang ula, galang bapahek, galang basa, dan galang rago-rago. Nilai filosofis yang dipercaya dari galang yaitu tidak semua tugas bisa dikerjakan oleh wanita atau dalam kata lain setiap kemampuan ada batasnya.

Baca juga: Mengenal Pakaian Adat Bali

Sumatera Barat merupakan wilayah yang terkenal karena makanannya yang dicintai oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama nasi padang. Namun, kekayaan budaya Sumatera Barat tidak hanya terbatas pada makanan, melainkan juga pada pakaian adatnya yang unik dan memiliki nilai filosofis yang mendalam.

Pakaian adat Sumatera Barat untuk pria, seperti Baju Penghulu, Sarawa, Deta, Minsai, Cawek, Sandang atau Kaciak, Sasampiang, Keris, dan Tongkat, memiliki makna dan simbolis yang merefleksikan kepemimpinan, kebesaran jiwa, tanggung jawab, persaudaraan, dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tugas.

Sementara itu, pakaian adat Sumatera Barat untuk wanita, yaitu Limpapeh Rumah Nan Gadang, juga memiliki filosofi yang dalam. Dengan bentuknya yang mirip Rumah Gadang, pakaian ini menjadi simbol bahwa wanita adalah “tiang” yang menguatkan dalam rumah tangga. Setiap bagian dari pakaian adat wanita ini, seperti Baju Batabue, Lambak atau Sarung, Minsie, Tengkuluk, Salempang, Dukuah, dan Galang, memiliki pesan moral dan etika, seperti kesetiaan pada adat, kasih sayang pada keluarga, serta batasan dalam kemampuan dan tugas.

Keanekaragaman pakaian adat Sumatera Barat dan Minangkabau ini menjadi cerminan dari beragamnya budaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Pakaian adat ini juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan bagi suku Minangkabau. Dengan memahami makna dan nilai-nilai filosofis di balik pakaian adat ini, generasi muda di Sumatera Barat diharapkan akan tetap melestarikan dan menghormati warisan budaya leluhur mereka.

Pemahaman Akhir

Sumatera Barat merupakan wilayah yang terkenal karena makanannya yang dicintai oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama nasi padang. Namun, kekayaan budaya Sumatera Barat tidak hanya terbatas pada makanan, melainkan juga pada pakaian adatnya yang unik dan memiliki nilai filosofis yang mendalam.

Pakaian adat Sumatera Barat untuk pria, seperti Baju Penghulu, Sarawa, Deta, Minsai, Cawek, Sandang atau Kaciak, Sasampiang, Keris, dan Tongkat, memiliki makna dan simbolis yang merefleksikan kepemimpinan, kebesaran jiwa, tanggung jawab, persaudaraan, dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tugas.

Sementara itu, pakaian adat Sumatera Barat untuk wanita, yaitu Limpapeh Rumah Nan Gadang, juga memiliki filosofi yang dalam. Dengan bentuknya yang mirip Rumah Gadang, pakaian ini menjadi simbol bahwa wanita adalah “tiang” yang menguatkan dalam rumah tangga. Setiap bagian dari pakaian adat wanita ini, seperti Baju Batabue, Lambak atau Sarung, Minsie, Tengkuluk, Salempang, Dukuah, dan Galang, memiliki pesan moral dan etika, seperti kesetiaan pada adat, kasih sayang pada keluarga, serta batasan dalam kemampuan dan tugas.

Keanekaragaman pakaian adat Sumatera Barat dan Minangkabau ini menjadi cerminan dari beragamnya budaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Pakaian adat ini juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan bagi suku Minangkabau. Dengan memahami makna dan nilai-nilai filosofis di balik pakaian adat ini, generasi muda di Sumatera Barat diharapkan akan tetap melestarikan dan menghormati warisan budaya leluhur mereka.

Itulah penjelasan tentang pakaian adat Sumatera Barat untuk para pria dan wanita. Pakaian adat di atas memiliki banyak komponen yang tidak bisa dipisahkan serta sebagai penanda jika pakaian tersebut adalah pakaian adat Sumatera Barat asli. Dengan mengetahui berbagai pakaian adat di atas, setidaknya wawasanmu akan kebudayaan daerah di Indonesia akan semakin kaya.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *