Cara Membuat Outline Skripsi

Bagi kalian yang sudah mulai mengerjakan tugas akhir, pasti kalian mulai memikirkan sebenarnya outline skripsi itu bagaimana sih? Mungkin banyak dari kalian yang sama sekali belum memiliki gambaran seperti apa susunannya, bentuknya, maupun isinya. Di artikel ini, semua akan dibahas satu persatu. Bahkan kamu bisa menemukan contohnya lho!

Sebelum mulai membahasnya secara rinci, kamu harus tahu bahwa outline skripsi disebut juga kerangka skripsi. Dalam KBBI dijelaskan bahwa ‘kerangka’ memiliki arti suatu garis besar atau rancangan. Jadi outline skripsi dibuat untuk menggambarkan akan bagaimana skripsi kita nanti.

Tentu dalam suatu outline skripsi, halaman pertama merupakan halaman sampul. Di dalamnya berisikan judul, lambang instansi, identitas diri, nama instansi, serta tahun pembuatan. Sebenarnya untuk halaman sampul sangat bergantung pada aturan masing-masing instansi. Oleh karena itu, kita akan langsung membahas isinya secara detail.

Berikut merupakan contoh outline skripsi dengan judul: Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orang Tua terhadap Kualitas Hidup Anak dengan Palsi Serebral di RS X.

Pendahuluan

Outline skripsi
Sumber: Kaleidico on Unsplash

Bagian ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. Hal-hal tersebut harus disajikan dengan singkat, padat, dan jelas untuk meyakinkan pembaca.

Latar Belakang

Latar belakang berisi tentang alasan mengapa suatu masalah perlu diteliti. Untuk mendukungnya, perlu disertakan fakta dan bukti yang dapat diperoleh dari telaah pustaka maupun penelitian lain yang serupa. Uraian harus fokus mengulas masalah dan alasan dilakukannya penelitian sehingga kepentingan adanya penelitian tersebut dapat diterima.

Contoh

Palsi serebral merupakan salah satu gangguan motorik yang paling sering ditemukan dalam perkembangan anak, dengan angka kejadian bervariasi antara 2-2,5 per 1000 kelahiran hidup (Wibowo dan Saputra, 2017). Selain itu, data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi kecacatan berupa palsi serebral pada anak umur 24-59 bulan di Indonesia sebesar 0,09% (Kemenkes RI, 2014a).

Disebutkan dalam Infodatin mengenai penyandang disabilitas pada anak bahwa anak dengan kecacatan tertentu cenderung mengalami hambatan dalam penyesuaian diri, sulit berkomunikasi, mudah terkena penyakit, terbatas dalam proses belajar, kurang percaya diri, dan rentan mengalami kecelakaan dalam beraktivitas (Kemenkes RI, 2014b). Berbagai hambatan tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidupnya.

Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Faktor sosioekonomi disebutkan memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap kualitas hidup (Mielck et al., 2014).

Pendapatan yang semakin rendah memiliki korelasi dengan memburuknya kualitas hidup (Tan et al., 2018). Selain itu , semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka pola asuh semakin baik, sehingga berdampak positif pada anak (Kashahu et al., 2014), termasuk pada kualitas hidupnya. Kedua hal tersebut perlu diteliti apakah dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dengan palsi serebral.

Penelitian mengenai kualitas hidup anak dengan palsi serebral serta faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya masih jarang dilakukan. Begitu pula di RS X belum pernah dilakukan penelitian mengenai hal ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral di RS X.

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah
Sumber: international-adviser.com

Rumusan masalah berisi daftar masalah yang biasanya ditulis dalam bentuk kalimat tanya. Jika jumlah variabel bebas lebih dari satu, biasanya disajikan dalam bentuk poin-poin.

Contoh

1. Apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral?
2. Apakah pendapatan orang tua berpengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian disusun berdasarkan masalah penelitian. Terdapat dua macam tujuan yang dituliskan dalam bagian ini: tujuan umum dan tujuan khusus. Apabila dirasa tidak perlu spesifikasi maka cukup ditulis sebagai ‘tujuan Penelitian’.

Contoh

1. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral.
2. Mengetahui pengaruh pendapatan orang tua terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral.

Baca juga: Contoh Abstrak Skripsi

Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan dapat diaplikasikan dalam aspek pengembangan ilmu pengetahuan (teoritis) dan/atau kepentingan masyarakat (aplikatif/ terapan).

Contoh

A. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral.
2. Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh pendapatan orang tua terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral.

B. Manfaat Aplikatif
1. Penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan bagi penelitian sejenis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak dengan palsi serebral.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral.
3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi tenaga kesehatan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak dengan palsi serebral sehingga usaha untuk meningkatkan kualitas hidup bagi anak dengan palsi serebral dapat dilakukan secara efektif.

Landasan Teori

Bagian ini berisi tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, serta hipotesis.

Tinjauan Pustaka

Teori dasar yang menjelaskan secara rinci terkait permasalahan yang diangkat diulas pada bagian ini. Agar semakin bagus, diusahakan sumber yang dipakai juga yang terbaru, biasanya 5 hingga 10 tahun terakhir.

Pada bagian ini, penyusunan harus sistematis serta logis. Berikut akan diberikan contoh apa saja yang bisa dibahas dalam suatu tinjauan pustaka. Untuk uraian panjang dari masing-masing teori tidak diikutsertakan dalam artikel ini karena sangat panjang.

Contoh

1. Palsi serebral
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Manifestasi Klinis
d. Etiologi
e. Patofisiologi
f. Penatalaksanaan

2. Kualitas Hidup Anak dengan Palsi Serebral
a. Definisi
b. Faktor yang Berpengaruh
c. Instrumen Pengukur Kualitas Hidup Anak dengan Palsi Serebral

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua
a. Pendidikan di Indonesia
b. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kualitas Hidup

4. Tingkat Pendapatan Orang Tua
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
d. Pengaruh Pendapatan terhadap Kualitas Hidup

Kerangka Pemikiran

Biasanya untuk menjelaskan bagaimana alur berpikir penulis, maka disajikan dalam bentuk suatu skema. Skema tersebut menjelaskan hubungan antar variabel penelitian secara masuk akal.

Contoh

Kerangka pemikiran
Sumber: Dokumentasi penulis

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah. Sebenarnya terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis statistik atau hipotesis nol (Ho).

Contoh

Hipotesis Kerja (Ha)

a. Ha1
1) Tingkat pendidikan orang tua mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral. Kualitas hidup anak dengan palsi serebral lebih baik pada orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
2) Pendapatan orang tua mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral. Kualitas hidup anak dengan palsi serebral lebih baik pada orang tua dengan pendapatan yang lebih tinggi.
b. Ha2
1) Tingkat pendidikan orang tua mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral. Kualitas hidup anak dengan palsi serebral lebih buruk pada orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
2) Pendapatan orang tua mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral. Kualitas hidup anak dengan palsi serebral lebih buruk pada orang tua dengan pendapatan yang lebih tinggi.

Hipotesis Nol (H0)

a. Tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral.
b. Pendapatan orang tua tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral.

Metode Penelitian

Metode penelitian
Sumber: joshuanhook.com

Banyak yang masih bingung dalam menulis mengenai metode penelitian. Tetapi pada dasarnya bagian ini memuat mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, alat dan bahan penelitian, cara kerja, serta teknik analisis data.

Jenis Penelitian

Contoh

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Dalam penelitian ini tidak dilakukan intervensi atau perlakuan terhadap variabel dengan tujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat yang pengumpulan datanya dilakukan bersamaan secara serentak dalam satu waktu (point time approach) (Masturoh dan Temesvari, 2018).

Baca juga: Sistematika Penulisan Skripsi

Lokasi dan Waktu Penelitian

Contoh

Penelitian ini dilaksanakan di poli anak RS X pada bulan Agustus 2019 hingga Oktober 2019.

Subjek Penelitian

Pada bagian subjek penelitian dicantumkan sub bahasan mengenai populasi penelitian (termasuk kriteria inklusi dan eksklusi) dan sub bahasan mengenai sampel (besar sampel dan teknik sampling).

Populasi Penelitian

Contoh

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah pasien anak dengan palsi serebral di RS X.
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien palsi serebral yang telah memenuhi diagnosis palsi serebral secara klinis.
b. Pasien palsi serebral usia 2-18 tahun.
2. Kriteria Eksklusi
Pasien anak dengan palsi serebral maupun orang tua yang memiliki lebih dari 50% pertanyaan pada kuesioner tidak terjawab.

Sampel penelitian

Contoh

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode purposive sampling yang mana sampel dipilih menurut karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti (Masturoh dan Temesvari, 2018).

Besar sampel dapat ditentukan dengan rumus perhitungan sederhana menggunakan rumus Slovin (Masturoh dan Temesvari, 2018):

𝑛 = 50 : {1+(50×0,05^2)}

𝑛=44,44…

𝑛 ≈ 45

Identifikasi Variabel Penelitian

Contoh

1. Variabel Bebas
a. Tingkat pendidikan orang tua dari anak dengan palsi serebral.
b. Pendapatan orang tua dari anak dengan palsi serebral.

2. Variabel Terikat : Kualitas hidup anak dengan palsi serebral.

3. Variabel Perancu
a. Usia pengasuh
b. Jumlah anak dalam keluarga
c. Keikutsertaan BPJS
d. Tipe dan tingkat keparahan palsi serebral
e. Komorbiditas
f. Kesehatan mental orang tua
g. Pola asuh orang tua
h. Fungsi neurologis anak dengan palsi serebral
i. Fungsi motorik anak dengan palsi serebral

4. Variabel antara : Terapi

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam definisi operasional variabel, perlu menyebutkan skala pengukuran dari masing-masing variabel (nominal, ordinal, interval atau rasio).

Contoh
1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

a. Identifikasi
Riwayat pendidikan formal terakhir orang tua atau pengasuh pasien anak dengan palsi serebral.
b. Alat pengukuran : Formulir data dasar
c. Skala : Ordinal kategorial
d. Kategori
Sesuai PP RI No 66 tahun 2010 yaitu tidak sekolah, pendidikan dasar (SD atau sederajat dan SMP atau sederajat), pendidikan menengah (SMA sederajat), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi).

2. Pendapatan Orang Tua

a. Identifikasi
Total pendapatan orang tua atau pengasuh pasien anak dengan palsi serebral dalam satu bulan.
b. Alat pengukuran : Formulir data dasar
c. Skala : Ordinal kategorial
d. Kategori
Digolongkan menurut penggolongan Badan Pusat Statistik tahun 2008 menjadi 4 kategori yaitu pendapatan rendah (kurang dari sama dengan Rp 1.500.000,00), sedang (lebih dari Rp 1.500.000,00 hingga Rp 2.500.000,00), tinggi (lebih dari Rp 2.500.000,00 hingga Rp 3.500.000,00), dan sangat tinggi (>Rp 3.500.000,00).

3. Kualitas Hidup Anak dengan Palsi Serebral

a. Identifikasi
Penilaian kualitas hidup anak dengan palsi serebral meliputi beberapa domain, yaitu kegiatan sehari-hari, kegiatan sekolah, pergerakan dan keseimbangan, rasa sakit, lelah, kegiatan makan, serta berbicara dan komunikasi.
b. Alat pengukuran
Kuesioner PedsQL 3.0 Modul Palsi Serebral Bahasa Indonesia sesuai kelompok usia.
c. Skala : Ordinal kategorial
d. Kategori
Skor dari kuesioner diubah ke skala 0-100 dengan skala penilaian terbalik dimana 0=100; 1=75; 2=50; 3=25; dan 4=0. Penilaian dilakukan di tiap domain dan tidak ada total skor secara keseluruhan. Jika data terdistribusi normal, maka di masing-masing domain akan dihitung nilai rata-rata kemudian dapat dikategorikan sebagai di atas rata-rata dan di bawah rata-rata. Sedangkan bila data tidak terdistribusi normal, maka akan dihitung nilai median kemudian dikategorikan sebagai di atas median dan di bawah median (Dahlan, 2014).

4. Usia Orang Tua

a. Identifikasi
Lama waktu hidup orang tua sejak dilahirkan.
b. Alat pengukuran : Formulir data dasar
c. Skala : Rasio

5. Jumlah Anak dalam Keluarga

a. Identifikasi
Jumlah anak yang masih dibiayai dan menjadi tanggungan keluarga.
b. Alat pengukuran : Formulir data dasar
c. Skala : Rasio

6. Keikutsertaan BPJS

a. Identifikasi
Terdaftar dan memiliki kartu anggota BPJS.
b. Alat pengukuran : Formulir data dasar
c. Skala : Nominal

7. Tipe dan Tingkat Keparahan Palsi Serebral

a. Identifikasi
Kemampuan anak dengan palsi serebral dalam berjalan, berjalan dengan alat bantu, atau tidak bisa berjalan sama sekali.
b. Alat pengukuran : Formulir data dasar
c. Skala : Ordinal kategorial
d. Kategori
Ambulatory (GMFCS I dan II) dan non-ambulatory (GMFCS III, IV, dan V) (Narayanan, 2012).

Alat dan Bahan Penelitian

Contoh

1. Surat izin penelitian.
2. Kuesioner PedsQL 3.0 Modul Palsi Serebral Bahasa Indonesia sesuai kelompok usia (laporan orang tua dan laporan anak).
3. Lembar formulir data pasien dan keluarga.
4. Informed consent.

Cara Kerja

Contoh

1. Menyusun proposal penelitian;
2. Melakukan uji validasi proposal;
3. Mengajukan izin untuk melakukan penelitian;
4. Mengambil sampel dengan metode purposive sampling menggunakan kuesioner pada pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian;
5. Melakukan analisis data;
6. Membuat laporan penelitian.

Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dari kuesioner PedsQL 3.0 Modul Palsi Serebral Bahasa Indonesia ini berupa data berskala ordinal kategorik yang kemudian diolah menggunakan program IBM SPSS Statistics for Windows version 25.00. Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal. Data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai kemaknaan (p) >0,05 (Dahlan, 2011).

Untuk mengetahui pengaruh dari tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral, secara bivariat peneliti menggunakan analisis statistik uji korelasi Spearman. Jika nilai kemaknaan (p) <0,05 maka terdapat korelasi yang bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat (Dahlan, 2011).

Dalam penelitian ini terdapat berbagai variabel perancu, sehingga peneliti juga akan melakukan analisis statistik multivariat regresi linier berganda. Analisis ini dipilih karena variabel terikat yang didapat berupa data numerik (Polit dan Beck, 2010; Dahlan, 2011).

Baca juga: Motivasi Skripsi yang Bikin Semangat

Pemahaman Akhir

Outline skripsi merupakan kerangka atau garis besar yang menggambarkan struktur dan isi dari skripsi. Bagian-bagian yang umumnya terdapat dalam outline skripsi meliputi pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, serta teknik analisis data.

Dalam pendahuluan, penulis memberikan latar belakang masalah yang menjelaskan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Rumusan masalah yang dituliskan dalam bentuk pertanyaan juga menjadi bagian penting dalam outline skripsi. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian juga disajikan dengan jelas untuk memberikan gambaran mengenai tujuan dari penelitian ini dan manfaatnya bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Bagian landasan teori berisi tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini. Penulis menjelaskan teori-teori yang terkait dengan masalah penelitian, seperti konsep-konsep dasar dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Kerangka pemikiran yang berisi hubungan antar variabel dalam penelitian juga disajikan dalam bentuk skema untuk memperjelas alur berpikir penulis.

Metode penelitian menjadi bagian penting dalam outline skripsi, di mana penulis menjelaskan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, alat dan bahan penelitian, cara kerja, serta teknik analisis data. Semua langkah ini dijelaskan secara detail untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan baik.

Dengan adanya outline skripsi, penulis dan pembaca dapat memiliki gambaran yang jelas mengenai struktur dan isi dari skripsi. Outline skripsi membantu penulis dalam merencanakan penelitian dan memastikan bahwa semua aspek yang penting telah termasuk dalam penulisan skripsi.

Nah, sekiranya itu saja gambaran bagaimana bentuk dan isi outline skripsi yang perlu dipersiapkan. Jangan lupa cantumkan daftar pustaka dan juga lampiran yang ada. Setelah outline selesai dan disetujui, kamu siap deh buat ngelakuin penelitianmu. Semangat wahai pejuang skripsi!

Artikel Terbaru

Avatar photo

Ratna

Mahasiswi Program Studi Profesi Dokter yang menjalani rotasi klinis sambil melakukan hobinya, yaitu menulis.

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *