Loyalitas pelanggan Serta Penjelasannya Secara Lengkap

Dalam suatu operasional perusahaan pasti memiliki stakeholder, mulai dari para pemegang saham, supplier, hingga konsumen. Kesemua stakeholder saling berkaitan satu sama lain demi mendukung kemajuan perusahaan. Sebagai contoh, untuk meningkatkan profit, tentu konsumen harus meningkat. Bisa juga dengan mencari supplier yang tepat, sehingga bisa memaksimalkan margin profit. Semakin tinggi profit yang dihasilkan perusahaan, maka sahamnya akan ikut meningkat.

Jadi semuanya saling terkait dalam ekosistem perusahaan. Pada artikel kali ini penulis akan berfokus pada konsumen atau pelanggan. Yang menjadi perhatian penulis adalah mengenai loyalitas pelanggan. Apa yang dimaksud dengan loyalitas pelanggan? Apa bedanya dengan loyalitas konsumen? Apa yang menjadi indikator  loyalitas pelanggan? Untuk menjawab itu semua, mari kita telaah bersama-sama artikel di bawah ini.

Perilaku konsumen merupakan bagian dari aktivitas manusia yang sifatnya dinamis. Dengan kata lain, perilaku konsumen selalu mengalami perubahan, tidak tetap dan bukan statis. Hal ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana manusia tersebut tinggal. Perilaku konsumen juga turut berpengaruh pada perkembangan perusahaan.

Namun bagi perusahaan, meski perilaku konsumen selalu berubah-ubah, ada satu perilaku konsumen yang selalu diharapkan suatu perusahaan, yaitu loyalitas. Loyalitas konsumen berarti konsumen atau pelanggan secara berkesinambungan dan terus menerus melakukan pembelian produk dari perusahaan. Secara mudahnya, loyalitas pelanggan dapat diartikan sebagai kesetiaan pelanggan atas suatu produk, bisa berupa barang ataupun jasa yang ditawarkan suatu perusahaan. Agar lebih mantap dalam memahami pengertian loyalitas, mari kita simak definisi loyalitas menurut para ahli berikut ini.

Pengertian Loyalitas

Menurut Griffin (2002:4), loyalitas lebih diarahkan pada suatu perilaku, dimana wujud dari perilaku ini adalah pembelian secara bekala dan berdasarkan pada item pengambilan keputusan.

gambar : touchbistro.com

Pendapat lain mengenai pengertian loyalitas diungkapkan oleh Hermawan (2003:126), loyalitas adalah perwujudan dari kebutuhan dasar manusia yang bertujuan untuk memiliki, mendukung, memperoleh rasa aman dan membangun keterkaitan, serta mewujudkan sebuah emosi.

Dari berbagai pengertian loyalitas yang disampaikan para ahli di atas, dapat disimpulkan jika masing-masing pelanggan memiliki dasar loyalitas yang tidak sama. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi masing-masing atau sudut pandang para peneliti terhadap objek yang ditelitinya. Loyalitas bisa diartikan sebagai tendensi emosi seseorang pada suatu objek. Dengan kata lain, jika mengacu pada loyalitas pelanggan atau loyalitas konsumen, loyalitas berarti kecenderungan seseorang pada suatu produk perusahaan. Kecenderungan semacam ini bergantung pada segi suka atau tidak suka.

Objektivitas konsumen yang memengaruhi loyalitas bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah pengalaman konsumen tersebut terhadap suatu produk. Sebagai contoh, dulu seorang konsumen pernah memakai suatu produk perawatan rambut, dan ternyata produk perawatan rambut itu cocok dengan kondisi rambut konsumen. Dari sinilah loyalitas konsumen akan muncul.

Loyalitas konsumen bisa juga muncul dari berbagai macam informasi yang didapat dari internet, media, TV, atau orang lain. Apalagi jika informasi ini berasal dari orang yang dikagumi atau disegani konsumen, maka loyalitas bisa cepat terjadi.

Dari berbagai informasi atau pengalaman konsumen, bisa saja konsumen melakukan evaluasi terlebih dahulu. Evaluasi dilakukan untuk memastikan, benarkah produk yang dipakainya ini bermanfaat. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan mencari informasi tambahan atau meningkatkan pengalaman dalam memakai produk perusahaan.

Evaluasi memiliki kecenderungan positif. Hal ini didasarkan pada berbagai macam kriteria yang dianggap saling berhubungan untuk menggambarkan manfaat suatu produk bagi konsumen. Jadi bisa disimpulkan bahwa loyalitas merupakan suatu ikatan emosi atau bisa juga disebut ketergantungan seseorang atas suatu objek, dimana ketergantungan ini mewujudkan sifat untuk menjaga, memiliki dan setia.

Baca juga: Perilaku Konsumen: Jenis, Faktor, Proses, Serta Cara Mengenali

Teori Loyalitas Pelanggan

Untuk membahas tentang teori loyalitas pelanggan, penulis perlu menguraikan terlebih dahulu masing-masing definisi dari loyalitas serta pelanggan itu sendiri. Sehari-hari kita sering mendengar istilah pelanggan. Pada warung kelontong di dekat rumah kita misal, ada orang yang selalu membeli berbagai kebutuhan di warung tersebut, setiap hari, secara berkala dan terus menerus. Secara singkat, itulah yang disebut pelanggan.

Menurut Yamit (2004:75), pelanggan merupakan orang yang membeli dan memakai produk. Jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan jasa, maka pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa dari sebuah layanan perusahaan. Menurut teori yang dipaparkan oleh Griffin, pelanggan memberikan pemahaman tersendiri bagi perusahaan, bahwa perusahaan harus menjaga pelanggan dengan baik, dan tak hanya menarik pembeli saja.

Pada alenia di atas telah disinggung bahwa, apakah pelanggan dan konsumen berbeda? Kalau berbeda, tentu loyalitas pelanggan dan loyalitas konsumen juga memiliki arti yang berbeda.

Mari kita kaji berdasarkan pendapat ahli berikut. Menurut Musanto (2004), pelanggan tidaklah sama dengan konsumen. Seseorang bisa dikatakan sebagai pelanggan jika orang itu mulai terbiasa untuk membeli produk ataupun jasa dari suatu perusahaan. Kebiasaan ini tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, melainkan berkali-kali dalam periode waktu tertentu. Jika dalam jangka waktu tertentu orang tersebut tak lagi melakukan pembelian secara berkala, maka orang itu tak bisa dikatakan sebagai pelanggan, melainkan lebih kepada konsumen atau pembeli.

Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa loyalitas pelanggan menempati posisi yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Ketika perusahaan berhasil mempertahankan mereka, maka kinerja keuangan perusahaan ikut membaik, secara tak langsung keberlangsungan hidup perusahaan juga bertambah. Loyalitas pelanggan adalah respon yang saling terkait erat dengan janji untuk selalu berkomitmen, yang berdasarkan pada keberlanjutan relasi. Biasanya hal ini dapat dilihat dari pembeliau ulang yang berkelanjutan (Berry dalam Tjiptono (2005).

Menurut Jill Griffin dalam pemaparannya mengenai loyalitas pelanggan, bahwa loyalitas pelanggan lebih mengarah kepada perilaku, bukan suatu sikap. Hal itu berarti, ketika seorang pelanggan telah melakukan pembelian sebanyak dua atau tiga kali terhadap produk yang sama, maka secara otomatis pelanggan tersebut sudah dapat dikatakan sebagai pelanggan yang loyal.

Menurut Oliver (1996:392), loyalitas pelanggan adalah sebuah komitmen dari pelanggan untuk bertahan secara mendalam dalam melakukan pembelian ulang suatu produk, baik produk fisik maupun jasa terpilih secara berulang-ulang di masa mendatang, biarpun ada pengaruh situasi serta usaha-usaha pemasaran yang memiliki potensi untuk merubah perilaku.

Menurut Olson (1993:108), loyalitas pelanggan adalah dorongan perilaku pada seseorang untuk melakukan pembelian secara berkelanjutan dan membangun kesetiaan pelanggan pada suatu produk perusahaan. Hal ini membutuhkan waktu yang lama, karena melalui proses pembelian berulang-ulang itu.

Menurut Drake (1998:229), loyalitas pelanggan terlihat dari adanya pelanggan yang selalu melakukan pembelian secara berulang-ulang. Pelanggan ini menjamin aliran pendapatan bagi perusahaan terus berjalan lancar. loyalitas pelanggan juga memastikan pelanggan mau membeli dalam jumlah yang banyak dan dengan harga yang mahal. Hal inilah yang menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman et al: 1988 mengemukakan bahwa, terdapat hubungan yang baik dan signifikan antara pandangan terhadap kualitas jasa, dengan keinginan untuk memberikan rekomendasi pada orang lain. Kemudian dalam penelitian keduanya, ditemukan bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara kualitas layanan dengan perilaku yang mempunyai kepentingan strategi terhadap perusahaan.

Terdapat unsur loyalitas lain yang tak kalah pentingnya, yaitu berupa dukungan terhadap produk atau jasa yang dilaksanakan dalam pengalaman positif seseorang. Ucapan seseorang merupakan suatu pengalaman kuat yang mampu menciptakan komunikasi positif atas suatu produk barang atau jasa.

Menurut Arndt (1967:p.21), adanya rekomendasi produk barang atau jasa dari pelanggan terhadap orang lain merupakan wujud dari tingginya level loyalitas pelanggan.

Menurut Timm (2001, 6-7), loyalitas pelanggan tersusun atas lima elemen, yaitu:

  1. Ketidakteraturan dari tingkat kepuasan pelanggan akan membatalkan loyalitas pelanggan bagi perusahaan.
  2. Komitmen pelanggan dalam melakukan pembelian berkesinambungan dalam hubungannya dengan perusahaan.
  3. Keinginan untuk melakukan pembelian secara berkelanjutan.
  4. Adanya keinginan pelanggan dalam menyarankan produk kepada sesama.
  5. Ketahanan pelanggan berpindah ke perusahaan lain.

Dari berbagai pengertian loyalitas pelanggan dari para ahli di atas, sekali lagi dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan dalam memakai produk atau jasa dari perusahaan, dimana pelanggan terus melakukan pembelian dalam jangka panjang, menggunakan produk secara berkesinambungan, dan secara tulus ikhlas mau memberikan rekomendasi produk yang dipakai kepada teman-teman, saudara, atau keluarganya. Yang menjadi ciri dari loyalitas pelanggan adalah terdapat pembelian secara berulang-ulang, penolakan terhadap pesaing, tak mudah terpedaya oleh produk dari perusahaan lain dan rela merekomendasikan produk kepada orang lain.

Tujuan Loyalitas Pelanggan

Telah disinggung di atas bahwa loyalitas pelanggan begitu penting. Tentu hal sepenting ini memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuan dari adanya loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut:

  1. Membangun keterikatan terhadap merk. Pelanggan yang loyal akan selalu setia terhadap merk atau produk dari perusahaan yang disukainya. Keterikatan ini tentu akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Maka dari itu banyak perusahaan yang membuat program-program khusus dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan.
  2. Meningkatkan profitabilitas. Ketika pelanggan begitu loyal terhadap perusahaan, tentu secara otomatis keuntungan perusahaan juga ikut meningkat. Hal ini layaknya pembahasan pada nilai perusahaan di artikel terdahulu. Jika nilai perusahaan mengalami peningkatan, maka secara otomatis harga sahamnya juga ikut meningkat (naik).
  3. Meningkatkan rekomendasi produk. Seseorang yang memiliki loyalitas terhadap suatu produk dari perusahaan, merasakan manfaatnya, merasa mendapat banyak hal positif dari produknya, maka dengan sukarela dia akan merekomendasikan produk tersebut pada orang lain. Bisa dimulai dari orang terdekatnya, seperti keluarga, saudara, tetangga hingga kepada teman-temannya. Hal ini tentu akan berakibat baik, dimana profit perusahaan akan semakin meningkat.
  4. Mempertahankan eksistensi perusahaan. Pada awal alenia di atas telah disinggung bawah konsumen merupakan salah satu stakeholder perusahaan. Dengan kata lain, ekosistem perusahaan dapat berjalan dengan lancar bilamana ada konsumen. Para konsumen yang pernah melakukan pembelian produk dari perusahaan, diharapkan akan meningkat menjadi pelanggan. Dari status pelanggan ini, nantinya akan semakin berkembang menjadi pelanggan loyal. Banyaknya pelanggan yang loyal kepada perusahaan tentu hal yang sangat baik. Selain meningkatkan profit perusahaan, juga dapat mempertahankan keberadaan atau eksistensi perusahaan.

Pentingnya Menjaga Loyalitas

Menjaga loyalitas pelanggan begitu penting untuk dilakukan setiap perusahaan, bukan tanpa sebab, tapi karena menjadi kebutuhan. Pelanggan yang loyal secara ikhlas akan merekomendasikan produk yang dipakainya kepada orang-orang yang dikenalnya. Hal ini terjadi secara alami dan tanpa paksaan, karena pelanggan yang loyal telah merasakan manfaat positif dari produk yang dipakainya.

Menjaga loyalitas pelanggan menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi perusahaan. Itulah sebabnya dalam perusahaan ada divisi yang menangani CRM (Customer Relationship Management) atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan (MHP).

Customer Relationship Management memastikan hubungan antara pelanggan dengan perusahaan selalu terjalin dengan baik. Untuk menjaga hubungan baik tersebut, perlu adanya serangkaian proses yang saling mendukung.

Diawali dengan pengumpulan data pelanggan. Kemudian dari data itu dilakukan analisis terhadap data pelanggan yang telah dikumpulkan. Dari analisis akan dilakukan identifikasi. Selanjutnya dari identifikasi akan dilakukan keputusan, program Customer Relationship Management seperti apa yang sesuai untuk pelanggan yang telah diidentifikasi.

Dengan program Customer Relationship Management yang tepat, konsumen merasa dihargai dan diperhatikan. Sehingga hal ini akan merubah konsumen menjadi pelanggan, yang akhirnya meningkat menjadi loyalitas pelanggan.

Tentu tiap perusahaan mempunyai cara tersendiri dalam mengembangkan Customer Relationship Management di perusahaannya. Hal ini tidaklah mengherankan, sebab perusahaan mempunyai produk dengan target pasar tersendiri, perilaku konsumen tersendiri, yang akhirnya menciptakan karakter tersendiri.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Loyalitas Pelanggan

Tidak serta merta konsumen bisa langsung menjadi pelanggan yang loyal. Loyalitas pelanggan terbentuk dari beberapa faktor. Berdasarkan pemaparan Robinette (2001:13), ada beberapa faktor yang memengaruhi loyalitas pelanggan, antara lain:

  1. Perhatian (caring). Perusahaan harus dapat memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan. Apa masalah yang dihadapi pelanggan serta harapan dari para pelanggan. Dengan perhatian tersebut, perusahaan dapat menghasilkan produk yang benar-benar berhasil memuaskan pelanggan, memberi solusi kepada pelanggan. Dan hal ini pun dapat membuat pelanggan melakukan pembelian secara terus-menerus atas produk perusahaan tersebut. Dari sinilah loyalitas pelanggan akan muncul. Semakin besar perhatian perusahaan kepada pelanggan, maka semakin besar pula loyalitas pelanggan tersebut akan muncul.
  2. Kepercayaan (trust). Kepercayaan tidak serta merta muncul begitu saja, melainkan dari proses yang lama. Jika kepercayaan telah terjalin antara konsumen dan perusahaan, maka untuk naik menjadi pelanggan loyal akan lebih mudah. Salah satu cara dalam menumbuhkan kepercayaan konsumen dengan perusahaan adalah dengan membuat produk yang berkualitas. Dengan begitu pelanggan tidak merasa ditipu.
  3. Perlindungan. Perusahaan harus bisa memberi perlindungan kepada para pelanggannya. Perlindungan tersebut berupa kualitas produk yang baik, pelayanan hingga komplain. Perlindungan ini membuat pelanggan tak merasa khawatir dalam melakukan pembelian produk perusahaan.
  4. Kepuasan akumulatif. Merupakan penilaian atas pembelian total terhadap barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Kepuasan akumulatif dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kepuasan atas sikap agen. Yang kedua adalah kepuasan atas perusahaan itu sendiri.

Pendapat lain yang memengaruhi loyalitas pelanggan datang dari Zikmun. Menurut Zikmund (2003:72), faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut:

  1. Kepuasan. Dalam kepuasan terjadi perbandingan antara ekspektasi sebelum memutuskan untuk membeli produk, dengan saran atas kinerja.
  2. Ikatan emosi. Ikatan emosi terjadi manakala konsumen terpengaruh dengan sebuah merk yang mempunyai daya tarik tersendiri. Hal ini membuat konsumen dapat diidentifikasikan pada suatu merk.
  3. Trust (kepercayaan). Adalah kemauan dari seseorang untuk mempercayakan perusahaan atas suatu produk untuk melakukan sebuah fungsi.
  4. Kemudahan. Merupakan kemudahan yang dirasakan konsumen dalam mendapatkan produk dari perusahaan.
  5. Sejarah. Merupakan pengalaman seseorang terhadap perusahaan dalam membentuk perilaku.

Macam-macam Loyalitas Pelanggan

Loyalitas konsumen dapat dibagi menjadi tiga macam, antara lain sebagai berikut:

  1. Loyalitas kognifit. Disebut juga loyalitas kesadaran, dimana loyalitas ini lebih banyak dipengaruhi oleh kesadaran manusia yang sering melakukan konsumsi produk dari perusahaan. Pertimbangan yang dilakukan adalah antara karakteristik fungsional suatu produk dengan membandingkan manfaat serta harganya.
  2. Loyalitas sikap. Loyalitas sikap disebut juga sebagai loyalitas afektif. Loyalitas ini lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat kesadaran konsumen. Dengan kata lain dipengaruhi oleh selera.
  3. Loyalitas niat. Loyalitas ini dipengaruhi oleh komitmen atas suatu produk.

Cara Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Perusahaan berlomba-lomba mencari konsumen baru. Hal ini tidaklah salah, namun perlu juga meningkatkan loyalitas pelanggan yang sudah dipunyai. Dengan loyalitas pelanggan yang baik, maka profitabilitas perusahaan akan semakin baik.

Banyak cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Mulai dari cara konvensional, hingga cara yang menuntut kreativitas. Cara konvensional dalam meningkatkan loyalitas pelanggan salah satunya melalui pemberian diskon.

Pelanggan akan mendapatkan diskon, manakala telah melakukan banyak pembelian. Pembeliannya pun harus berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu. Hal ini tentu membuat pelanggan senang, dan akhirnya loyalitas pelanggan pun terbentuk.

Cara lain dalam meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan meningkatkan kualitas layanan. Hal ini pernah penulis alami ketika melakukan servis mobil di bengkel resmi.

Ketika itu mobilnya adalah Daihatsu Terios TX. Ketika menunggu mobil diservis, penulis disuruh menunggu di tempat yang telah disediakan. Tempatnya sangat nyaman, ruangan ber AC, ada wifinya, kemudian penulis disuguhi minuman ringan. Pelayanan seperti ini membuat penulis merasa nyaman dan selalu teringat hingga kini. Hal ini cukup memengaruhi penulis bahwa, jika membeli mobil lagi, produk dari Daihatsu menjadi pilihan utama.

Cara kreatif untuk meningkatkan loyalitas pelanggan antara lain dengan mengingat hal personal dari pelanggan. Perusahaan yang baik tentu menyimpan data para pelanggan, mulai dari nama, alamat, nomor telepon, media sosial, hingga tanggal lahir.

Dengan tanggal lahir, perusahaan dapat memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada pelanggan, entah melalui smartphone atau pun media sosial. Hal ini tentu menjadi kejutan tersendiri bagi pelanggan. Kejutan sederhana ini akan selalu terkenang dan akhirnya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.

Itulah beberapa cara meningkatkan loyalitas pelanggan yang bisa penulis bagikan. Intinya perusahaan harus mau mengerti pelanggan, mau memberi perhatian kepada pelanggan. Hal tersebut akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan. Silakan dikembangkan beberapa cara meningkatkan loyalitas pelanggan di atas menjadi lebih unik dan kreatif.

Baca juga: Komunikasi Bisnis: Fungsi, Proses, Hambatan dan Teori

Indikator Loyalitas Pelanggan

Pembahasan pada alenia-alenia sebelumnya di atas telah banyak membahas tentang pengertian loyalitas pelanggan hingga bagaimana cara meningkatkan loyalitas pelanggan.

Lantas dari semua usaha untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, bagaimana caranya usaha tersebut benar-benar signifikan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan? Bagaimana cara mengukurnya?

Untuk menjawab hal tersebut, kita perlu melihat indikator loyalitas pelanggan. Indikator ini akan mengukur sejauh mana loyalitas pelanggan terbentuk atas upaya perusahaan. Dengan begitu perusahaan dapat melakukan perbaikan secara tepat.

Menurut Jill Griffin, ada beberapa indikator yang dapat dipakai untuk mengukur variabel loyalitas pelanggan, antara lain:

  1. Adanya pembelian secara terus menerus.
  2. Adanya pembelian di luar lini produk.
  3. Melakukan rekomendasi terhadap produk perusahaan.
  4. Tidak tertarik dengan produk sejenis yang diproduksi perusahaan lain.

Jika pelanggan telah banyak melakukan hal-hal yang disebutkan dalam indikator loyalitas pelanggan tersebut, maka selamat! perusahaan anda benar-benar memiliki loyalitas pelanggan yang tinggi.

Baca juga: 10 Gaya Kepemimpinan

Pemahaman Akhir

Dalam operasional perusahaan, terdapat berbagai stakeholder yang saling berkaitan dan mendukung kemajuan perusahaan, mulai dari pemegang saham, supplier, hingga konsumen. Fokus pembahasan dalam artikel ini adalah mengenai loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan merupakan kesetiaan dan kecenderungan seseorang dalam membeli secara berulang produk atau jasa dari suatu perusahaan. Loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman, informasi, dan evaluasi terhadap produk. Ada tiga macam loyalitas pelanggan, yaitu kognitif, sikap, dan niat.

Tujuan dari menjaga loyalitas pelanggan adalah untuk membangun keterikatan terhadap merek, meningkatkan profitabilitas, meningkatkan rekomendasi produk, dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, seperti memberikan diskon, meningkatkan kualitas layanan, dan mengingat hal personal dari pelanggan.

Untuk mengukur loyalitas pelanggan, terdapat beberapa indikator, antara lain pembelian secara terus menerus, pembelian di luar lini produk, melakukan rekomendasi, dan tidak tertarik dengan produk sejenis dari perusahaan lain.

Dengan memahami loyalitas pelanggan dan menggunakan indikator yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan, mempertahankan eksistensi, dan menciptakan hubungan yang kuat dengan pelanggan.

Demikianlah artikel dari kami tentang loyalitas pelanggan. Banyak hal kami bahas di sini, mulai dari pengertian loyalitas pelanggan, faktor-faktor apa saja yang memengaruhi loyalitas pelanggan, bagaimana cara meningkatkan loyalitas pelanggan, hingga indikator apa saja yang menandakan adanya loyalitas pelanggan.

Baca juga: Nilai Perusahaan: Pengertian, Jenis, Faktor, Metode dan Modal

Semoga tulisan dari kami ini membawa pengetahuan baru yang sifatnya positif kepada para pembaca. Jika ada kekurangan mohon dimaafkan, dan jika ada pertanyaan silakan menuju kotak komentar.


Sumber:

etheses.uin-malang.ac.id

media.neliti.com

repository.uinjkt.ac.id

eprints.undip.ac.id

Artikel Terbaru

Avatar photo

Ratih

Penggemar teh yang suka nulis dan jalan - jalan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *