Kritik Karya Seni: Pengertian dan Bentuk Kritik

Karya seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ciptaan yang bisa menimbulkan perasaan indah pada orang yang melihat, mendengar atau merasakannya. Karya seni sangat beragam, seperti lukisan, patung, topeng dan lain sebagainya.

Sebuah karya seni dapat memiliki penilaian yang berbeda-beda dari setiap orang yang melihat atau mengamatinya, maka dari itu munculah kritik. Pada kesempatan ini, TambahPinter membahas kritik mulai dari pengertian, fungsi, dan jenis/bentuk kritik.

Pengertian Kritik Karya Seni

art
Sumber: Pixabay.com

Kritik karya seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan atau kekurangannya. Keterangan dari kelebihan dan kekurangan ini digunakan dalam berbagai aspek terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari suatu karya.

Baca juga: Cerita Legenda Bahasa Jawa

Pada umumnya para ahli seni beranggapan bahwa kegiatan kritik merupakan kebutuhan untuk memahami, kemudian lambat laun menjadi kebutuhan untuk memeroleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni.

Konsep kritik rupa berbasis budaya kritis sejalan dengan kehidupan masyarakat yang memiliki kemampuan nilai budaya dan kebijakan dalam melihat sebuah perkembangan sebagai budaya yan g sejalan dengan perkembangan seni. Sebaliknya perkembangan seni dalam konsep kritik sejalan dengan apa yang terjadi dalam realitas sosial budaya.

Fungsi Kritik Karya Seni Rupa

Selain meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi pada sebuah karya, kritik digunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses hasil dari berkarya seni yang  sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan pada dunia seni.

Kritk karya seni rupa sebagai bentuk dari refleksi diri dalam berkarya sehingga menjadi bentuk internalisasi dalam sebuah kesadaran, pemahaman, perenungan dan pemikiran seni. Seorang kritukus dapat menilai karya seni menjadi inspirasi kekaryaan.

Sebuah tanggapan dan penilaian seorang kritikus ternama sangat memengaruhi persepsi para penikmat pada kualitas sampai dapat memengaruhi penilaian ekonomis dari karya tersebut.

Kritik karya seni rupa 2 dimensi menilai karya seni yang memiliki dua ukuran, yaitu panjang dan lebar seperti lukisan, fotografi, desain produk, logo, kaligrafi dan sebagainya. Kritik karya seni rupa 3 dimensi menilai karya seni yang memiliki tiga ukuran, yaitu panjang, lebar dan tinggi atau volume seperti patung, keramik. kriya. dan lainnya.

Baca juga: Tujuan Mengidentifikasi Teks Nonfiksi

Jenis Kritik Karya Seni Rupa

Setiap jenis kritik memiliki ciri, media cara, sudut pandang, sasaran, dan materi yang berbeda. Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, jenis atau bentuk kritik terdiri dari kritik formalistik, kritik ekspresivistik dan kritik instrumentalistik.

  1. Kritik Formalistik

Kritik formalistik ditujukan sebagai konfigurasi aspek formal atau unsur-unsur pembentuk. Kritik ini juga berkaitan dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan ketika membuat karya seni. Sebagai contoh kritik 2 dimensi akan menuju pada komposisi unsur visual seperti warna, garis dan tekstur pada lukisan atau desain grafis yang dilihat, sedangkan kritik 3 dimensi melihat volume, bahan, sudut dan sisi suatu patung atau kriya.

  1. Kritik Ekspresivistik

Kritik ekspresivistik digunakan untuk menilai dan menanggapi kualitas ide serta perasaan yang ingin disampaikan. Kritik ekspresivistik umumnya menilai kesesuaian antara judul, tema, isi, dan visualisasi objek yang ditampilkan pada sebuah karya.

3. Kritik Instrumentalistik

Kritik instrumentalistik digunakan untuk menilai kemampuan seniman dalam mencapai tujuan, moral atau psikologi. Kritik ini tidak hanya melihat kualitas formal dari sebuah karya seni namun juga melihat aspek konteksnya baik pada masa kini atau masa lalu.

Selain ketiga jenis kritik karya seni di atas, Feldman dalam Art As Image and Idea (1967) menyampaikan 4 jenis kritik seni yang terdiri dari  popular criticism (kritik populer),  journalism criticism (kritik jurnalis),  scholarly criticism (kritik keilmuan), dan pedagogical criticism (kritik pendidikan ).

  1. Kritik Populer

Kritik populer adalah kritik karya seni rupa yang ditujukan untuk konsumsi massa atau umum. Tanggapan kritik ini bersifat umum seperti pengenalan atau publikasi sebuah karya. Kritik populer menggunakan bahasa atau istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami.

  1. Kritik Jurnalis

Kritik jurnalis adalah jenis kritik yang bersifat berita, memiliki hasil tanggapan atau penilaian yang disampaikan secara terbuka kepada publik. Kritik jurnalis dapat disampaikan melalui media masa terlebih surat kabar. Perbedaan antara kritik populer dengan kritik jurnalis terletak pada ulasan yang lebih dalam dan tajam. Jenis kritik ini sangat cepat memengaruhi persepsi masyarakat.

  1. Kritik Keilmuan

Kritik keilmuan adalah kritik karya seni yang bersifat akademis. Kritik ini meliputi wawasan pengetahuan, kemampuan serta kepekaan tinggi dalam menilai atau menanggapi sebuah karya. Kritik keilmuan umumnya disampaikan oleh kritikus yang sudah terujui kepakarannya dalam bidang seni atau disampaikan sesuai kaidah, metodologi kritik secara akademis. Kritik ini sering dijadikan referensi oleh para kolektor atau kurator institusi seni, seperti museum, galeri, balai lelang, dan institusi seni lainnya.

  1. Kritik Pendidikan

Kritik pendidikan adalah kegiatan kritik karya seni rupa yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan artistik dan estetika subjek dalam belajar seni yang dalam hal ini seorang guru sebagai pembimbing dan pembelajar sebagai pembuat kritik. Kritik ini digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni.

Dalam penulisan kritik, hal terpenting adalah bagaimana seseorang mengetahui teori, sejarah, dan kritik seni itu sendiri. Kritik seni memiliki struktur dan tahapan, yaitu dreskripsi, analisis, interpretasi dan penilaian.

Deskripsi adalah tahapan awal dalam membuat tulisan kritik seni. Di dalam deskripsi menampilkan penjelasan tentang  hal-hal yangditangkap secara visual atau pun audio visual oleh panca indra. Penggambaran dalam deskripsi dijelaskan secara objektif.

Analisis dalam kritik seni adalah ideologi atau prinsip yang terdapat  yaitu warna, garis, bentuk, bangun, ruang, dan tekstur. Selain itu, terdapat pula penggunaan prinsip pada seni rupa yang terdiri dari: kesatuan, keseimbangan, kontras, aksentuasi, komposisi, irama, dan proporsi. Pada sebuah analisis dijelaskan bagaimana penggunaan unsur-unsur seni rupa sebagai alasan mengapa seniman menggunakan beberapa unsur tersebut.

Interpretasi dalam kritik menilai bagaimana sebuah seni mencoba berkomunikasi dengan publik dan bagaimana tangggapan yang diperoleh pengamat atau apa yang sedang dicoba komunikasikan dalam sebuah karya itu. Penafsiran makna dari sebuah karya seni meliputi tema besar dalam karya, simbol-simbol yang coba dilahirkan dalam visualnya dan beberapa tanda.

Tahap terakhir dalam kritik rupa yaitu penilaian terhadap karya seni. Penilaian ini bersifat baik atau tidaknya sebuah karya yang diamati. Selain pendekatan dan pengamatan, terdapat pengetahuan murni yang mengacu pada nilai filsafat untuk melihat sebuah karya secara bentuk dan gejala bentuk, namun kritik karya seni digunakan juga sebagai standar untuk mampu merasakan makna seni rupa yang lebih dalam dari nilainya.

Pemahaman Akhir

Karya seni adalah ciptaan yang menghadirkan keindahan dan dapat menimbulkan perasaan indah pada mereka yang menyaksikannya. Karya seni meliputi beragam bentuk seperti lukisan, patung, topeng, dan lainnya. Setiap karya seni memiliki penilaian yang bervariasi tergantung pada persepsi individu, sehingga kritik menjadi penting dalam mengapresiasi dan memahami karya tersebut.

Kritik karya seni adalah proses menanggapi karya seni untuk mengidentifikasi baik kelebihan maupun kekurangannya. Kritik ini memiliki peran penting dalam memahami dan mengevaluasi kualitas suatu karya, serta membantu menciptakan kesadaran dan pemikiran yang lebih mendalam terkait seni.

Konsep kritik seni yang didasarkan pada budaya kritis senantiasa berkembang seiring perkembangan masyarakat. Kritik seni tidak hanya membantu memahami aspek teknis karya, tetapi juga mencerminkan realitas sosial dan budaya. Kegiatan kritik seni memiliki beberapa fungsi, termasuk meningkatkan apresiasi terhadap seni, mendorong pembaruan dan perbaikan dalam berkarya, serta memengaruhi penilaian publik terhadap kualitas dan nilai suatu karya.

Dalam jenis kritik karya seni rupa, terdapat tiga pendekatan utama, yaitu kritik formalistik, kritik ekspresionistik, dan kritik instrumentalistik. Kritik formalistik menekankan pada aspek-aspek formal karya, seperti unsur visual, teknik, dan bahan. Kritik ekspresionistik fokus pada ide dan perasaan yang ingin disampaikan oleh seniman melalui karya. Sedangkan kritik instrumentalistik melihat kemampuan seniman dalam mencapai tujuan tertentu, baik itu tujuan moral, psikologis, atau sosial.

Di samping tiga jenis kritik utama tersebut, ada juga kritik populer, kritik jurnalis, kritik keilmuan, dan kritik pendidikan. Kritik populer ditujukan untuk konsumsi massa, sementara kritik jurnalis merupakan bentuk kritik yang disampaikan melalui media berita. Kritik keilmuan dilakukan oleh ahli seni yang berpegang pada metode ilmiah, sementara kritik pendidikan bertujuan meningkatkan pemahaman artistik dalam pendidikan seni.

Dalam menulis kritik seni, penting untuk memahami teori, sejarah, dan aspek kritik seni itu sendiri. Langkah-langkah seperti deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian harus ditempuh dalam menyusun kritik yang berbobot. Kritik seni membantu mengapresiasi, memahami, dan mengembangkan dunia seni dengan lebih mendalam dan terstruktur.


Sumber:

Wiranto, Tri Aru. 2020. Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Verent

Hobi jalan-jalan dan mencicipi kuliner baru. Ilmu sastranya? Saya sampaikan melalui tulisan. Semoga bermanfaat!

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *