Contoh Kemasan: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Jenis

Dalam produk baik makanan, minuman, atau produk lainnya, kemasan sangatlah penting. Karena kemasan ini bertujuan untuk melindungi makanan dan minuman yang ada di dalamnya. Selain itu, kemasan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pembeli ketika akan membeli suatu produk.

Jika dulu kebanyakan kemasan hanya berupa plastik atau kertas, kini beraneka macam. Ada yang terbuat dari kardus, kertas, plastik, styrofoam, plastik mika, yang mana kesemuanya ini sebaiknya telah terstandar makanan. Dan tentunya harus aman apalagi jika digunakan sebagai kemasan makanan yang panas.

Pentingnya kemasan dalam menunjang penjualan dibahas juga dapat pelajaran ekonomi. Dan beberapa ahli pun berpendapat mengenai adanya kemasan ini. Di artikel kali ini, akan dijelaskan secara singkat mengenai pengertian kemasan, manfaat, tujuan, hingga contoh – contoh menarik kemasan. Simak artikel ini hingga selesai, ya!

Pengertian Kemasan Secara Umum

Sumber: Rudy and Peter Skitterians from Pixabay

Definisi umum dari kemasan, adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, material, citra, tipografi, warna, struktur, dan elemen – elemen desain. Dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Selain itu, kemasan juga dapat didefinisikan sebagai material yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk mewadahi, mengidentifikasi, menjelaskan, melindungi, menampilkan dan mempromosikan, sehingga membuat produk dapat dipasarkan dan tetap bersih.

Desain yang baik pada kemasan, akan membangun ekuitas merek dan mendorong meningkatnya penjualan. Produsen membuat kemasan untuk dapat merebut minat konsumen ketika membeli produk. Karena kemasan menjadi bagian fisik pertama yang akan dihadapi oleh pembeli. Sehingga jika kemasan menarik, kemungkinan besar customer akan tertarik membeli. Hingga terkadang mengesampingkan rasa atau isi dari makanan di dalamnya.

Baca juga: Riset Pemasaran Serta Contohnya

Kemasan mengacu pada objek fisik itu sendiri. Dimana sebuah kemasan dapat berupa bungkus makanan, botol minuman, dan lainnya. Istilah kemasan tidak lepas dari istilah mengemas. Dimana, mengemas merupakan kata kerja yang mencerminkan sifat medium yang selalu berubah, sementara kemasan adalah kata benda suatu objek.

Mengemas sendiri adalah tindakan membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang dengan material kemasan. Baik berupa kertas, plastik, kaca, logam, dan material lain yang tujuannya untuk pengemasan.

Pengemasan sendiri masuk dalam sebuah studi di manajemen yang bernama manajemen pengemasan. Manajemen pengemasan sendiri adalah suatu sistem yang terkoordinasi untuk membuat suatu barang siap untuk didistribusikan hingga ke tangan konsumen. Termasuk juga saat disimpan dan dijual kembali. Dengan adanya kemasan, dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan dari isi produk yang dikemas sehingga lebih tahan lama.

Selain memuat fungsi yang dibutuhkan, kemasan juga harus memiliki daya tarik. Daya tarik pada kemasan sangatlah penting untuk menarik minat konsumen dan mempengaruhi tindakan konsumen untuk membeli. Baik secara sadar maupun tidak sadar.

Bahkan, kemasan yang optimal dapat memberikan impresi spontan dan langsung atas tindakan konsumen ketika akan membeli. Karena tujuan akhir dari adanya desain kemasan dalah menimbulkan kegiatan pembelian dari customer.

Daya tarik sendiri digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual dan daya tarik praktis. Daya tarik visual pada kemasan mencakup unsur grafis untuk menciptakan suatu kesan. Desain yang baik harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif tanpa disadari. Dimana, daya tarik visual termasuk warna, merk, bentuk, huruf, ilustrasi, hingga layout.

Yang kedua adalah daya tarik pratis, yang menjadi efektifitas dan efisiensi kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor.

Dalam kemasan, produsen juga harus memperhatikan bahan yang akan digunakan. Karena, bahan akan sangat berpengaruh pada desain dan bentuk yang akan dibuat, termasuk juga berpengaruh pada kemasan produk. Misalnya produk yang berupa cairan tentu tidak aman jika dikemas dalam bentuk kertas, karena rentan rusak dan bocor. Sebaliknya, produk yang tidak tahan akan sinar ultra violet tidak akan baik jika dikemas dengan plastik atau kaca transparan.

Menurut Syarief dan Irawati (1988:35), bahan kemasan dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya adalah gelas. Yang mana memiliki sifat mudah pecah dan transparan, sehingga bahan ini tidak cocok untuk produk yang tidak tahan pada sinar ultra violet. Gelas cocok untuk produk seperti minuman dingin yang harus selalu berada di dalam lemari pendingin.

Bahan kedua adalah metal atau aluminium. Kemasan dari bahan metal atau aluminium ini tergolong kemasan yang kuat. Dimana, kemasan seperti ini berguna untuk mengemas produk yang membutuhkan tekanan udara yang cukup.

Yang ketiga adalah bahan dari kertas. Meskipun rapuh, kertas juga berfungsi untuk menjadi kemasan makanan. Namun tentu, makanan yang kering dan tidak lembab lah yang cocok dikemas menggunakan bahan kertas. Sementara makanan yang basah atau mengandung kadar air yang tinggi, tidak cocok untuk menggunakan kertas.

Dan yang terakhir adalah bahan kemasan yang terbuat dari plastik. Plastik dipilih karena fleksibel dan harga produksinya relatif terjangkau. Biasanya, kemasan plastik digunakan untuk produk makanan kering ataupun basah.

Pengertian Kemasan Menurut Para Ahli

Kemasan menjadi hal yang menarik untuk diteliti, bahkan masuk dalam kategori ilmu yang harus dipelajari dalam bidang produksi. Hingga beberapa ahli ternama memberikan pengertian tersendiri untuk kemasan. Berikut pengertian kemasan menurut para ahli.

Kotler dan Amstrong (2012)

Menurut Kotler dan Amstrong, pengertian kemasan adalah bentuk aktivitas yang melibatkan desain serta produk, sehingga kemasan ini dapat berfungsi agar produk di dalamnya dapat terlindungi.

Klimchuk dan Krasovec (2006)

Kemasan merupakan desain kreatif yang menghubungkan berbagai hal. Diantaranya adalah warna, citra, material, struktur, serta elemen desain dengan informasi produk agar produknya dapat dipasarkan. Demikian adalah pengertian kemasan yang diutarakan oleh Klimchuk dan Krasovec.

Titik Wijayanti (2012)

Titik Wijayanti (2012) mengemukakan bahwa, kemasan yaitu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan informasi kepada setiap konsumennya terhadap produk yang ada di dalamnya.

Cahyorini dan Rusfian (2011)

Definisi kemasan menurut Cahyorini dan Rusfian, adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi produk, dan struktur desain.

Rodriguez (2008)

Tidak jauh berbeda dari para ahli lainnya, dimana Rodriguez mengemukakan bahwa kemasan adalah wadah yang dapat merubah kondisi dari bahan pangan dengan tambahan senyawa aktif. Yang membuatnya mampu memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang dikemas serta dapat meningkatkan keamanan dan kualitas.

Danger (1992)

Danger mengemukakan pengertian kemasan adalah wadah atau pembungkus untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah ini dapat membantu melindungi produk yang ada di dalamnya.

Fungsi Kemasan

Sumber: theparliamentmagazine.eu

Fungsi utama kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk yang ada di dalamnya dari kerusakan. Baik kerusakan fisik yang disebabkan oleh benturan, gesekan, goresan, dan lainnya. Ataupun kerusakan karena proses kimia, seperti permeasi gas, kelembapan, reaksi oksigen, atau aktivitas kimia lainnya. Hingga kerusakan biologik, karena mikroba dan lainnya. Sehingga lebih mudah disimpan, diangkut, didistribusikan, hingga dipasarkan.

Kemasan juga berfungsi untuk mencegah terjadinya kontaminasi, baik kontaminasi berupa serangga, binatang pengerat, ataupun bahan kimia pada produk yang dikemas. Selain itu, kemasan juga memiliki fungsi lain seperti yang dikemukakan oleh Simamora (2007), diantaranya adalah:

Fungsi Protektif

Fungsi protektif berhubungan dengan proteksi produk. Untuk melindungi dari adanya perbedaan iklim, prasarana transportasi, hingga saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Adanya kemasan protektif ini, pembeli tidak perlu menanggung risiko pengembalian ketika produk rusak atau cacat.

Fungsi Promosional

Fungsi promosional berhubungan dengan sarana promosional produk. Dimana, kemasan tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan produk. Produsen juga mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Supaya menarik konsumen untuk membeli produk dari ketertarikan pada kemasan.

Sementara sang ahli ekonomi, Kotler (1999:228), membagi fungsi kemasan menjadi empat fungsi, diantaranya adalah:

Self Service

Fungsi self service pada kemasan maksudnya adalah, kemasan semakin berfungsi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri – ciri produk, meyakinkan konsumen, dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.

Consumer Offluence

Fungsi kemasan sebagai consumer offluence maksudnya adalah, konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan, dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

Company and Brand Image

Fungsi selanjutnya pada kemasan yaitu sebagai company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dimiliki kemasan yang dirancang dengan cermat untuk mempercepat konsumen mengenali perusahaan dengan merek produknya.

Inovational Opportunity

Fungsi terakhir adalah inovational opportunity, yaitu cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Tidak hanya itu saja, fungsi – fungsi lain dari kemasan diantaranya sebagai berikut:

  1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Yaitu untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkan ketika produk didistribusikan hingga ditempatkan.
  2. Kemasan menjadi cara untuk menarik perhatian pada sebuah produk serta untuk menguatkan citra produk.
  3. Kombinasi dari melindungi produk dan menarik perhatian, marketing, dan logistik.
  4. Kemasan dapat meningkatkan fungsi produk.
  5. Memperluas pemakaian serta pemasaran produk.

Baca juga: Mengenal Kualitas Pelayanan Secara Lengkap

Manfaat Kemasan

Sumber: search.muz.li

Disamping fungsi – fungsi yang sudah dijelaskan sebelumnya, kemasan sendiri memiliki manfaat lain. Secara umum, kemasan memiliki manfaat sebagai berikut:

  1. Sebagai tempat suatu produk mulai dari proses pengepakan, pengiriman, hingga sampai di tangan konsumen.
  2. Sebagai pelindung untuk mencegah adanya kerusakan sekaligus bermanfaat sebagai pengawet produk. Karena ada beberapa produk yang akan rusak jika terpapar udara secara langsung, terkena sinar matahari, dan lainnya. Sehingga dengan kemasan, produk akan aman di dalamnya.
  3. Sebagai media petunjuk bagi konsumen melalui informasi atau tanda yang terdapat pada kemasannya.
  4. Manfaat kemasan juga dapat meningkatkan fungsi produk. Yaitu untuk membuat lebih sederhana penghitungan produk yang didasarkan pada kemasannya, serta untuk memudahkan estimasi pengiriman dan penyimpanan produk yang dikemas itu.
  5. Untuk memperluas pemakaian dan pemasaran suatu produk. Misalnya penjualan sirup atau kecap yang mengalami peningkatan setelah diterapkan kemasan dengan botol.

Manfaat dan Tujuan Kemasan

Selain manfaat tersebut, ada juga ahli yang memberikan beberapa manfaat dan tujuan dari kemasan. Yaitu Louw dan Kimber (2007), menyatakan bahwa setidaknya terdapat 7 manfaat dan tujuan adanya kemasan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Physical Production

Tujuan pembuatan kemasan yaitu untuk melindungi produk dari suhu, guncangan, getaran, tekanan, dan gangguan di sekitarnya yang dapat menyebabkan kerusakan.

  1. Barrier Protection

Untuk melindungi produk dari hambatan oksigen uap air, debu, dan kotoran atau substansi lainnya.

  1. Containment or Agglomeration

Untuk mengelompokkan, sehingga penanganan dan transportasi menjadi lebih efisien.

  1. Information Transmission

Dalam kemasan dapat dicantumkan informasi – informasi yang diperlukan, misalnya penanganan produk, transportasi yang digunakan, daur ulang, dan informasi lainnya. Dengan demikian, petugas yang menangani produk tersebut akan memahami penanganan yang tepat untuk produk tersebut.

  1. Reducing Theft

Manfaat adanya kemasan pada poin reducing theft yaitu kemasan bermanfaat untuk mencegah pencurian dengan melihat kerusakan fisik pada kemasan.

  1. Convenience

Manfaat selanjutnya adalah kemasan dapat menambah kenyamanan dalam distribusi, penjualan, penanganan, tampilan, penggunaan, dan lainnya.

  1. Marketing

Desain pada kemasan bermanfaat untuk mendorong calon pembeli membeli produk yang ditawarkan.

Jenis Kemasan

Sumber: bagsandpouches.sg

Dalam kemasan, memiliki berbagai jenis. Menurut struktur isinya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya primary packaging, secondary packaging, dan tertiary packaging. Primary packing merupakan kemasan yang menjadi awal atau pertama kali bersentuhan langsung dengan produk. Misalnya sachet satuan dalam shampo atau sabun cuci, kaleng dalam sarden atau makanan kaleng lain, botol untuk minuman, dan lainnya.

Secondary packaging adalah kemasan yang lebih besar untuk membungkus produk yang sudah dibungkus oleh primary packaging. Dimana, secondary packaging ini contohnya seperti box pada coklat. Misalnya primary packaging pada coklat adalah plastik, lalu setelah dikemas plastik, plastik – plastik yang berisi coklat satuan ini akan dikemas kembali dengan box selanjutnya.

Dan yang ketiga adalah tertiary packaging, yaitu kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau pendistribusian. Misalnya kardus – kardus yang digunakan saat pengiriman. Dimana di dalam kardus, terdapat produk yang sudah diwadahi dengan primary dan secondary packaging.

Sementara berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan juga dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya sebagai berikut:

  1. Kemasan Sekali Pakai (Disposable)

Adalah kemasan sekali buang. Dimana setelah dipakai, kemasan ini harus langsung dibuang. Contohnya plastik, bungkus makanan ringan, kaleng, dan lainnya.

  1. Kemasan yang Dapat Digunakan Berulang (Multi Trip)

Adalah kemasan yang biasanya dapat digunakan kembali dan tidak langsung dibuang oleh konsumen. Kemasan ini biasanya akan dikembalikan lagi pada agen penjual untuk didaur ulang oleh pabrik. Contohnya kemasan botol minuman atau botol kecap. Galon juga termasuk kemasan ini.

  1. Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable)

Adalah kemasan yang seharusnya dapat langsung dibuang, namun digunakan kembali secara pribadi oleh konsumen. Yang mana penggunaannya tergantung pada kebutuhan konsumen. Misalnya kaleng biskuit, yang dimanfaatkan kembali untuk tempat meletakkan bumbu dapur. Atau botol plastik yang digunakan untuk meletakkan cairan pembersih lantai supaya tidak tumpah dalam kemasan isi ulang.

Ada juga jenis kemasan berdasarkan kesiapan pakai, yang dibagi menjadi dua jenis. Diantara adalah sebagai berikut:

  1. Kemasan siap pakai:adalah bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Misalnya botol, wadah kaleng, dan lainnya.
  2. Kemasan siap dirakit:yaitu kemasan yang memerlukan perakitan sebelum diisi. Misalnya wadah yang terbuat dari karton yang harus dirakit terlebih dahulu, atau wadah kertas yang harus dirakit terlebih dahulu menjadi kemasan.

Baca juga: Cara Mengenali Perilaku Konsumen

Contoh Kemasan yang Digunakan dalam Berbagai Produk

Kemasan Plastik

Sumber: swipefile.com

Kemasan plastik banyak digunakan untuk mengemas makanan. Namun, tak sedikit juga yang digunakan untuk mengemas produk cair lainnya. Alasannya karena plastik cukup murah biaya pembuatannya. Apalagi lebih kedap udara, tahan air, dan tentu lebih ringan.

Karena mudah di desain, kemasan yang terbuat dari bahan plastik juga lebih menarik. Gambar, warna, dapat diaplikasikan dengan sempurna. Seperti contoh kemasan plastik di bawah ini. Menggambarkan sebuah mulut yang terbuka lebar dengan banyak makanan di dalamnya. Makanan yang ada di dalam mulut tersebut mendeskripsikan produk apa yang ada di dalamnya.

Kemasan Semi Kertas

Sumber: bakeryandsnacks.com

Kemasan semi kertas adalah kemasan yang sebagian terbuat dari kertas, sebagian lain dari bahan lainnya, misalnya aluminium. Seperti kemasan snack kentang Pringles, yang terbuat dari semi kertas. Bentuknya pun tidak seperti kemasan lainnya, melainkan berbentuk tabung yang tinggi dengan penutup bening.

Bahkan biasanya, konsumen tidak langsung membuat kemasannya. Melainkan dimanfaatkan kembali menjadi barang lain yang lebih berguna, seperti menjadikannya tempat gunting, pisau, atau tempat lainnya.

Kemasan Kaleng

Sumber: theoldreader.com

Kemasan kaleng biasanya digunakan untuk produk, makanan, ataupun minuman yang benar – benar harus kedap udara, kedap air, dan tidak boleh terkontaminasi oleh udara luar. Karena rawan busuk dan mengalami kerusakan. Salah satunya adalah sarden, dimana sarden merupakan bahan olahan setengah jadi yang rawan untuk busuk jika terkena udara luar.

Kemasan sarden dapat dibuat menjadi sangat menarik seperti di gambar ini. Dimana, terdapat kaleng sarden yang digambar seperti bus sedang mengangkut banyak ikan di dalamnya. Selain menarik, kemasan ini juga memuat informasi bahwa produk di dalamnya adalah ikan, yang diilustrasikan sedang menaiki bus kaleng sarden.

Kemasan Kertas

Sumber: alibaba.com

Kemasan kertas biasa digunakan untuk makanan kering. Kertas dapat dibentuk beraneka macam, mulai dari yang sederhana hingga kemasan yang begitu unik. Seperti di gambar ini, dimana kemasan tersebut terbuat dari kertas berwarna cokelat. Dengan bagian tengahnya berupa plastik bening untuk dapat melihat isi dari kemasan tersebut.

Kemasan Kardus

Sumber: aliexpress.com

Kardus tidak hanya digunakan sebagai kemasan tersier untuk pengiriman, tapi juga dapat digunakan untuk kemasan makanan langsung. Seperti halnya makanan siap santap. Alasannya karena kardus makanan food grade lebih aman dan lebih kuat untuk menampung makanan. Apalagi makanan yang masih hangat. Karena jika hanya menggunakan kertas, tidak terlalu kuat, dan menggunakan plastik tidak baik untuk makanan panas.

Baca juga: Contoh Segmentasi Pasar

Pemahaman Akhir

Kemasan memiliki peranan penting dalam produk makanan, minuman, dan produk lainnya. Fungsi utamanya adalah melindungi produk dari kerusakan fisik, kimia, dan biologis serta mencegah kontaminasi. Selain itu, kemasan juga memiliki fungsi promosional untuk menarik minat konsumen. Desain kemasan yang baik dapat menciptakan daya tarik visual dan praktis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Kemasan dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan struktur, frekuensi pemakaian, dan kesiapan pakai. Primary packaging adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk, secondary packaging membungkus primary packaging, dan tertiary packaging melindungi produk saat distribusi. Selain itu, ada kemasan sekali pakai, kemasan yang dapat digunakan berulang, dan kemasan yang tidak dibuang setelah digunakan.

Kemasan dapat terbuat dari berbagai bahan seperti plastik, kertas, kaleng, dan kardus, tergantung pada jenis produk dan tujuan penggunaannya. Desain kemasan yang menarik dapat meningkatkan daya tarik produk dan membantu dalam pemasaran. Selain itu, kemasan juga memiliki manfaat dalam melindungi, mengawetkan, dan mempermudah distribusi dan penanganan produk.

Dalam dunia bisnis, penggunaan kemasan juga menjadi pelajaran ekonomi yang penting. Kemasan yang baik dapat meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan citra positif bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan cermat desain dan bahan kemasan yang digunakan agar dapat mencapai tujuan pemasaran dan memenuhi kebutuhan konsumen.

Itulah penjelasan mengenai kemasan, mulai dari pengertian kemasan hingga contoh – contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat!


Sumber artikel:

books.google.co.id

https://docplayer.info/58581489-A-pengertian-kemasan.html

Artikel Terbaru

Avatar photo

Ratih

Penggemar teh yang suka nulis dan jalan - jalan.

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *