Dewasa ini, bekerja bukanlah hal yang langka mengingat sebagian besar masyarakat usia produktif memiliki pekerjaan. Baik bekerja di suatu organisasi maupun memiliki usaha sendiri, apapun profesinya.
Bekerja terlihat sebagai suatu yang biasa karena dilihat dari kacamata hanya menggugurkan tanggung jawab. Jika itu landasan bekerja, maka tentu saja sudah sangat mainstream. Bekerja dengan giat dan bekerja dengan etos kerja, barulah bekerja yang anti mainstream.
Telah banyak pembahasan etos kerja dalam dunia pekerjaan. Karena menjadi salah satu kunci kesuksesan setiap pekerja. Baik sebagai karyawan, pebisnis, atau profesi apapun.
Jika ini menjadi hal penting, lalu apa itu etos kerja? Sebelum masuk ke pembahasannya, kita pahami dulu melalui pengertiannya.
Daftar Isi
Pengertian Etos Kerja secara Umum
Etos, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos”, yang artinya adalah watak kesusilaan, karakter, kebiasaan, atau tujuan moral seseorang dan pandangan dunia mereka. Mencakup cara bertindak atau gagasan yang komprehensif mengenai tatanan. Dari kata ini, kita juga mengenal adanya kata etika, yang memiliki arti hampir sama terkait akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan moral.
Baca juga: Mengenal Etika Profesi
Ini yang menyebabkan dalam etos terdapat semangat yang kuat untuk mengerjakan segala sesuatu secara lebih baik, optimal, dan mencapai kualitas kerja yang sempurna.
Etos kerja adalah perwujudan kedisiplinan, semangat, serta produktivitas yang dimiliki seseorang. Etos kerja adalah hal yang timbul karena kebiasaan baik tiap individu. Yang bahkan, secara turun-temurun juga diwariskan dari satu generasi ke generasi. Bahkan di negara-negara maju, hal ini telah menjadi budaya yang terus dianut oleh masyarakatnya.
Di Indonesia, hal ini telah diterapkan menjadi budaya di beberapa perusahaan, utamanya perusahaan besar yang cukup mapan. Yang mana, ini dimasukkan dalam penilaian seperti KPI (Key Performance Indicator) dan OKR (Objective Key Results). Dimana, KPI dan OKR ini memiliki objektif tersendiri yang ditentukan dalam persentase.
Meskipun tidak selalu menjadi peraturan tertulis, bukan berarti hal ini tidak penting. Justru, dengan memilikinya, nilai jual seorang individu akan semakin tinggi. Semakin banyak juga peluang-peluang yang akan datang.
Karena dengan memilikinya, orang tersebut akan dipandang baik. Tidak hanya oleh rekan kerja, tapi juga oleh atasan. Bahkan, tak jarang juga dilirik oleh perusahaan lain dan diberi tawaran yang lebih baik dari pekerjaan yang ada saat ini.
Dalam dunia bisnis, seorang pemimpin yang memiliki etos kerja yang baik, bukan hanya dapat membawa perusahaan atau bisnisnya menjadi berkembang dan sukses. Tapi juga dapat membuat para karyawannya bekerja dengan baik pula.
Pentingnya hal ini telah mendapat perhatian khusus dari para ahli. Bahkan, ada juga seorang profesional dari Indonesia, yang membuat pelatihan khusus terkait etos kerja, yaitu Jansen Sinamo.
Menurut Jansen Sinamo, etos kerja adalah semangat dan mentalitas yang berwujud menjadi perilaku kerja positif. Yang mana dituangkan dalam perilaku seperti rajin, antusias, tekun, sabar, teliti, kerja keras, jujur, bertanggung jawab, tertib, menghargai waktu, sopan, serta menghargai pendidikan.
Menurut Toto Tasmara, etos kerja adalah totalitas kepribadian diri dan cara memandang, mengekspresikan, meyakini, serta memberi makna pada sesuatu. Yang dapat mendorong diri untuk bertindak dan meraih amal yang optimal.
Berdasarkan buah pemikiran Usman Pelly, etos kerja adalah sikap yang muncul dari kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja.
Menurut Mydral dan Suseno, etos kerja adalah dua belas etos kerja yang dianggap penting dalam menyukseskan pengangunan, diantaranya efisien, kejujuran, tepat waktu, kesederhanaan, kerajinan, mengikuti rasio dalam mengambil keputusan dan tindakan, bekerja sama, bersandar pada kekuatan sendiri, mau bekerja sama, kesediaan untuk berubah, kecepatan dalam menggunakan kesempatan, serta kesediaan memandang jauh ke depan.
Max Weber, seorang sosiologis asal Jerman, juga menuangkan pemikirannya. Dimana menurutnya, etos kerja adalah perilaku kerja yang etis dan menjadi kebiasaan kerja yang berporos pada etika.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas serta keyakinan individu atau suatu kelompok.
Prinsip Etos Kerja
Di Indonesia, prinsip ini dituangkan dalam 8 Etos Kerja Profesional yang digagas oleh Jansen Sinamo. Berikut ini adalah prinsip-prinsipnya:
Kerja adalah Rahmat
Menanamkan dalam diri bahwa bekerja adalah ketulusan, serta selalu bersyukur membuat tiap individu lebih dekat kepada Tuhan. Pekerjaan apapun yang dilakukan harus selalu disyukuri. Tanamkan pada diri bahwa masih banyak orang di luar sana yang menginginkan pekerjaan yang saat ini kita miliki.
Ketika sudah meyakini dalam hati bahwa kerja adalah rahmat, dalam setiap pekerjaannya akan selalu gembira, optimis, semangat, ikhlas, tulus, murah hati, serta selalu bertindak positif. Jika sudah meyakini hal ini dalam hati, tentu pekerjaan seberat atau sesulit apapun dapat dikerjakan dengan baik.
Kerja adalah Amanah
Bekerja adalah amanah dari Tuhan yang diberikan kepada setiap individu. Dengan meyakini dalam hati bahwa kerja adalah amanah, tentu dalam bekerja akan selalu bertanggung jawab dan penuh kejujuran. Karena yakin bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah amanah dari Tuhan yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Setiap individu yang meyakini bahwa kerja adalah amanah, tentu akan memiliki sifat yang jujur serta memiliki integritas dan etika. Dan tentunya terpercaya serta dapat menjaga, merawat, dan memelihara dengan baik.
Kerja adalah Panggilan
Setiap individu akan meyakini bahwa sebuah pekerjaan adalah kesucian, yang membuat setiap individu memiliki integritas dalam hidupnya. Pekerjaan yang dimiliki saat ini sesungguhnya adalah panggilan dari Tuhan untuk uman-Nya.
Individu yang memiliki sifat ini tentunya selalu berkomitmen dan total atas apa yang dikerjakan. Serta fokus, setia, dan tuntas mengerjakan dari awal hingga akhir.
Kerja adalah Aktualisasi
Setiap individu yang memiliki etos kerja sadar bahwa bekerja merupakan aktualisasi diri. Pekerjaan apapun yang didapatkan adalah peluang untuk mengembangkan potensi di segala bidang.
Aktualisasi sendiri adalah proses mengubah potensi menjadi realita, kinerja, dan prestasi yang terbaik. Dimana, orang-orang yang percaya bahwa bekerja adalah aktualisasi diri pasti akan selalu rajin, bekerja keras, tekun, sabar, telaten, optimis, hingga akhirnya menjadi yang terbaik.
Kerja adalah Ibadah
Setiap individu dengan etos kerja yang tinggi akan meyakini bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah yang dilakukan. Terlebih bahwa jika bekerja dengan tujuan yang baik. Seperti halnya seorang ayah yang bekerja untuk menghidupi keluarga, istri serta anak-anaknya. Atau seorang anak yang bekerja untuk menghidupi orang tuanya yang kurang mampu.
Dalam agama Islam, kerja di jalan yang benar dinilai ibadah. Oleh karena itu, orang yang bekerja tidak hanya mendapatkan kebaikan di dunia, namun juga mendapatkan manfaat berupa pahala.
Kerja adalah Seni
Semua bidang pekerjaan memiliki peluang untuk mengekspresikan dan mengembangkan kreativitas. Tentunya, semakin banyak kreativitas yang diberikan untuk perusahaan, tentu akan menjadikan sumber rezeki yang tak pernah putus. Begitu juga bagi pemimpin, jika selalu mengembangkan kreativitas, tentu bisnisnya akan semakin maju.
Kerja adalah Kehormatan
Terkadang, kehormatan ada dengan sendirinya tanpa dibentuk, melainkan orang lain sendiri yang menumbuhkan kehormatan pada diri kita. Dan tanpa sadar, semua orang juga akan senang dan ingin dihormati.
Melalui bekerja, setiap orang memiliki peluang untuk dihormati. Yaitu dengan memiliki etos kerja yang baik dan bekerja dengan baik. Sehingga hasil pekerjaan pun akan terlihat sempurna, dan tentunya orang-orang akan merasa hormat dan tidak akan merendahkan lagi.
Kerja adalah Pelayanan
Banyak yang menganggap kerja pelayanan hanya untuk pekerjaan di bidang jasa. Padahal sebenarnya, pekerjaan apapun memiliki latar belakang pelayanan. Baik di bidang jasa ataupun barang. Untuk melayani konsumen, pun juga karyawan yang melayani atasan, atau pemerintah yang melayani masyarakat luas.
Baca juga: Mengenal Budaya Perusahaan
Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
Hal ini tidak datang dengan sendirinya. Tentu perlu dipupuk dari dalam diri setiap individu. Namun, juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri individu. Berikut ini akan dijabarkan faktor yang mempengaruhinya:
Agama
Agama tidak hanya dianut, tapi juga menjadi suatu nilai yang akan mempengaruhi dan menentukan pola hidup para penganutnya. Dan pada dasarnya, semua agama mengajarkan kebaikan. Jika mengikuti agama dengan sungguh-sungguh, pastinya cara berpikir, bersikap, serta bertindak akan dipengaruhi oleh agama. Dan tentu jika diikuti dengan baik, akan membangun diri tiap individu dengan baik pula.
Budaya
Budaya tidak dapat dilepaskan dari dinamika kehidupan masyarakat. Kualitas ini juga ditentukan oleh nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Dimana, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya maju, tentu akan memiliki etos kerja yang tinggi. Sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya yang konservatif, maka etos kerjanya pun akan rendah. Bahkan, bisa jadi tidak memilikinya.
Sosial Politik
Meskipun tidak terlibat secara langsung, struktur politik di suatu negara dapat memberikan dampak masyarakat melalui etos kerja yang dimiliki. Ada atau tidaknya struktur politik dapat mendorong masyarakat untuk bekerja keras serta dapat menikmati hasil kerja keras tersebut.
Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan dapat timbul jika masyarakat memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa depan yang lebih baik. Inilah mengapa harus dimulai melalui kesadaran akan pentingnya tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan negara.
Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan atau kondisi geografis menjadi faktor yang kuat dalam pembentukannya. Kondisi geografis yang mendukung akan mendorong tiap individu yang ada di dalamnya melakukan usaha supaya dapat mengelola dan mengambil manfaat.
Pendidikan
Etos kerja berkaitan erat dengan kualitas individu. Peningkatan kualitas individu akan membuatnya semakin meningkat. Hal ini dapat tercapai jika ada pendidikan yang bermutu disertai dengan adanya peningkatan dan perluasan pendidikan. Individu yang memiliki rentang waktu lama dalam belajar, akan memiliki etos kerja yang tinggi.
Struktur Ekonomi
Etos kerja juga dipengaruhi dengan ada atau tidaknya struktur ekonomi. Dimana, struktur ekonomi ini diharapkan mampu memberikan insentif untuk anggota masyarakat supaya dapat bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras dengan penuh.
Motivasi Intrinsik Individu
Etos kerja akan sangat dipengaruhi oleh motivasi dari dalam diri setiap individu. Seorang individu yang memiliki etos kerja yang tinggi tentunya memiliki motivasi yang juga tinggi. Motivasi yang tinggi dalam diri dapat mendorong setiap individu untuk bekerja lebih baik dan lebih bersemangat.
Cara Membangun Etos Kerja
Sebelumnya telah dijabarkan prinsip serta faktor yang mempengaruhi. Prinsip dan faktor ini berpengaruh terhadap terbentuknya karena, etos kerja adalah suatu hal yang dapat dibangun.
Mengenal serta memahami secara mendalam, prinsip dan faktor yang berpengaruh terhadap etos kerja, akan menumbuhkan semangat serta motivasi kerja dan etos diri. Agama adalah hal yang penting untuk ditaati karena dapat menumbuhkan individu yang baik. Oleh karena itu, perbaiki ibadah dan kewajiban lainnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing individu.
Lingkungan serta budaya yang tidak mendukung jangan jadi penghalang untuk menumbuhkannya. Jika tidak memiliki manfaat dan hanya menghambat, acuhkan hal tersebut. Buatlah diri tidak terpengaruh dengan lingkungan negatif dan sesuaikan diri dengan kondisi apapun. Jika memungkinan, lebih baik mencari lingkungan yang dapat menumbuhkan motivasi diri, semangat, serta etos kerja yang tinggi.
Cara berikutnya adalah cara yang banyak dipakai oleh para motivator, yaitu dengan mengenali diri sendiri. Evaluasi serta mencintai diri sendiri akan memberikan kepercayaan diri. Sehingga, dapat mendorong pikiran untuk terus maju.
Contoh Etos Kerja
Sikap-sikap positif dari individu seperti disiplin, bekerja keras, jujur, tepat waktu, dan selalu menunjukkan rasa hormat akan sangat berpengaruh. Berbagai sikap dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika mengerjakan pekerjaan rumah, bekerja di kantor, ataupun menjalankan bisnis sebagai seorang pemimpin.
Berikut ini adalah contoh etos kerja dalam kehidupan sehari-hari:
Disiplin
Dalam dunia kerja, karyawan yang memiliki etos kerja yang tinggi tentu sangat disiplin. Dimana, seorang karyawan tidak akan menunda-nunda pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Pekerjaan selalu dikerjakan tepat waktu. Tidak membuang-buang waktu untuk mengerjakan hal-hal yang dapat menunda pekerjaannya, dan tentunya tidak bermalas-malasan di jam kerja.
Tepat Waktu
Seorang individu yang memiliki etos kerja tinggi tentu akan selalu tepat waktu. Contoh kecil adalah tepat waktu dalam berangkat bekerja. Tidak pernah telat, apalagi dengan alasan macet atau hal lain yang sebenarnya dapat dikondisikan. Tepat waktu menghadiri meeting atau menepati janji juga sikap individu yang memiliki etos kerja tinggi. Dengan selalu tepat waktu, segala pekerjaan dapat dilakukan dengan baik.
Menunjukkan Rasa Hormat
Menunjukkan rasa hormat bukan hanya semata-mata ketika ada maunya kepada atasan, atau ketika ada atasan di depan. Namun di belakang atasan pun harus ditunjukkan rasa hormatnya tanpa mengharap imbalan. Selain kepada atasan, rasa hormat juga harus dapat ditunjukkan kepada rekan kerja lainnya. Hal ini menyangkut etika di tempat kerja, yang menjadi hal penting di tempat kerja. Contoh yang dapat dilakukan adalah dengan menunjukkan empati di tempat kerja.
Teratur dalam Bekerja
Individu yang menunjukkan etos kerja akan selalu teratur dalam mengerjakan pekerjaannya. Teratur tidak hanya menata tempat kerja supaya rapi, tapi juga menata pekerjaan. Contoh etos kerja dapat ditunjukkan oleh sikap karyawan yang menulis data terkait pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kemudian ia membuat skala prioritas dari pekerjaan tersebut, sehingga dapat menentukan pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu secara teratur.
Meminimalisir Distraksi saat Bekerja
Bekerja baik di kantor ataupun di rumah, pasti ada saja distraksi atau hal yang mengganggu. Individu yang memiliki etos kerja tinggi akan selalu meminimalisir distraksi supaya pekerjaan tidak terganggu. Misalnya saja, bekerja tanpa mendengarkan musik atau membuka YouTube, karena pasti perhatian akan teralihkan pada YouTube. Dan juga, hindari bergosip dengan teman kantor lainnya. Ini selain menghindari distraksi, juga menghindari masalah yang dapat menimpa.
Itulah contoh etos kerja yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan di rumah maupun di kantor. Dan tentunya, contoh etos kerja tersebut juga dapat diterapkan oleh para pemimpin.
Baca juga: Cara Negosiasi Gaji Agar Sesuai Harapanmu
Pemahaman Akhir
Etos kerja merupakan hal yang penting dalam dunia pekerjaan, baik sebagai karyawan, pebisnis, atau dalam berbagai profesi lainnya. Etos kerja mencerminkan semangat, disiplin, dan produktivitas seseorang dalam menjalani pekerjaan. Pengertian etos kerja dapat dipahami sebagai watak kesusilaan, karakter, dan pandangan dunia seseorang terhadap pekerjaan.
Pentingnya etos kerja telah mendapat perhatian dari para ahli dan menjadi kunci kesuksesan dalam karier dan bisnis. Etos kerja melibatkan semangat, mentalitas, dan perilaku positif seperti rajin, antusias, tekun, sabar, jujur, bertanggung jawab, dan menghargai waktu. Etos kerja juga mempengaruhi bagaimana individu menjalani pekerjaan sehari-hari dan dapat meningkatkan kualitas diri serta menarik peluang-peluang baru.
Faktor-faktor seperti agama, budaya, kondisi lingkungan, pendidikan, dan struktur ekonomi mempengaruhi terbentuknya etos kerja pada seseorang. Etos kerja dapat dibangun melalui kesadaran diri, mengenal dan mencintai diri sendiri, serta beradaptasi dengan lingkungan yang mendukung perkembangan etos kerja yang baik.
Contoh etos kerja mencakup sikap disiplin, tepat waktu, menunjukkan rasa hormat, kerja teratur, dan meminimalisir distraksi saat bekerja. Etos kerja yang kuat akan membantu seseorang menjadi lebih produktif, berkualitas, dan dihargai oleh rekan kerja dan atasan.
Dengan membangun etos kerja yang baik, individu dapat mencapai kesuksesan dalam dunia kerja, mencapai cita-cita, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Etos kerja adalah pondasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dan memberikan dampak positif bagi individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan.
Etos kerja perlu dibangun dan dimiliki oleh setiap individu. Dengan memilikinya, maka akan lebih produktif dan kualitas diri lebih tinggi. Sehingga untuk menggapai tujuan karier akan mudah tercapai.
Etos kerja dapat dibentuk dari dalam diri. Selain itu, juga dapat terwujud karena faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti lingkungan, motivasi, budaya, agama, dan faktor lainnya. Faktor dari dalam dan luar individu ini sangat berpengaruh terhadap terbentuknya. Lingkungan yang baik, akan mendorong setiap individu menjadi lebih baik juga.
Sumber artikel: