Mengenal Budaya Perusahaan

Halo, pembaca tambahpinter! Bagaimana aktivitas kamu di hari ini? Mengingat sekarang hampir sebagian besar aktivitas kita dilakukan via online, maka kamu harus menjadi semakin pintar dalam mengatur waktu dan juga mencari tambahan ilmu pengetahuan agar tetap produktif ya!

Artikel kali ini akan membahas mengenai budaya perusahaan atau lebih tepatnya budaya organisasi perusahaan. Untuk tau lebih mendalam mengenai apa sih yang dimaksud dengan budaya organisasi perusahaan itu? Yuk, kita baca terus artikelnya!

Pengertian Umum Perusahaan

Menurut Saliman (2014) perusahaan adalah badan usaha yang bergerak di bidang perekonomian, seperti : industri, perdagangan, dan keuangan yang dilakukan dengan terang-terangan, bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, dan teratur.

Baca juga: Komunikasi Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi Perusahaan

Pengertian budaya organisasi
Sumber : Free-Photos dari Pixabay

Tosi, Rozzi, dan Carroll (1994) menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan, dan bereaksi berdasarkan dengan pola-pola tertentu dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

Menurut Van Muijen, Den Hartog, dan Koopman (1997) budaya organisasi adalah sekumpulan norma, nilai, ungkapan, dan perilaku yang ikut menentukan bagaimana orang-orang dalam organisasi saling berinteraksi, dan menggunakan tenaga mereka dalam melakukan pekerjaan dan organisasinya.

Sementara itu, Schein (1992) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah asumsi-asumsi dasar yang dipelajari, baik sebagai masalah yang timbul dalam proses penyesuaian dengan lingkungan, maupun sebagai hasil dari pemecahan masalah dalam organisasi atau antar unit-unit organisasi yang berkaitan dengan integrasi.

Berdasarkan ketiga definisi dari para tokoh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah adanya pola-pola tertentu yang dipegang oleh anggota atau karyawan dalam organisasi perusahaan tersebut, seperti : norma, nilai-nilai, perilaku, atau sikap, hingga asumsi yang berkaitan erat dengan integrasi individu dalam melakukan pekerjaan.

Ciri-Ciri Budaya Organisasi Perusahaan

Budaya organisasi dapat diamati melalui pola-pola perilaku yang merupakan manifestasi atau ungkapan dari asumsi-asumsi dasar dan nilai-nilai. Menurut O’Reilly, Chatman, dan Caldwell (dalam Munandar, 2014) budaya organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Inovasi dan pengambilan risiko (innovation and risk taking)

Adanya pencarian peluang baru, pengambilan risiko, bereksperimen, dan tidak merasa terhambat oleh kebijakan dan praktek-praktek formal.

  1. Stabilitas dan keamanan (stability and security)

Menghargai hal-hal yang dapat diduga sebelumnya, keamanan, dan penggunaan dari aturan-aturan yang mengarahkan perilaku.

  1. Penghargaan kepada orang (respect for people)

Memperlihatkan keadilan, penghargaan, dan toleransi terhadap orang lain.

  1. Orientasi hasil (outcome orientation)

Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil, pencapaian, dan tindakan.

  1. Orientasi tim dan kolaborasi (team orientation and collaboration)

Bekerja bersama secara terkoordinasi dan berkolaborasi.

  1. Keagresifan dan persaingan (aggressiveness and competition)

Mengambil tindakan-tindakan tegas di pasar-pasar dalam menghadapi para pesaing.

Jenis Budaya Organisasi Perusahaan

Jenis Budaya Organisasi
Sumber : Werner Heiber dari Pixabay

Organisasi yang sehat memiliki campuran dari berbagai tipe kepribadian, untuk itu Tosi, Rizzo, dan Caroll (1994) menyebutkan bahwa terdapat lima jenis budaya organisasi perusahaan dengan masing-masing tipe kepribadian yang sehat, yaitu :

  • Charismatic vs. Selfsufficent Cultures

Budaya organisasi perusahaan karismatik diasosiasikan dengan kepribadian manajer yang dramatis. Manajer yang dramatis banyak menggunakan perasaannya, memiliki kebutuhan yang kuat untuk mendapatkan perhatian dari orang lain, dan bertindak sedemikian rupa sehingga perhatian tertuju pada dirinya.

Namun, mereka sering tidak memiliki disiplin diri, tidak mampu memfokuskan perhatian untuk waktu yang lama dan cenderung charming namun dangkal. Mereka sering mengeksploitasi orang lain dan sering menarik bawahan yang mempunyai kebutuhan untuk tergantung.

Dalam budaya organisasi perusahaan yang karismatik, ada penekanan berlebihan pada individualisme, terutama pada tingkat puncak. Para eksekutif memiliki kebutuhan tinggi untuk dapat dilihat dan diakui oleh pihak diluar perusahaan.

Para bawahan yang bekerja pada organisasi macam ini, mempunyai kebutuhan yang tinggi akan ketergantungan, ingin diarahkan, dan overlook kelemahan dari pimpinan mereka. Sementara itu, para bawahan memiliki kepercayaan tinggi bahwa mereka yang memimpin organisasi tidak dapat berbuat salah.

Pada lain sisi, perusahaan dengan budaya self-sufficent menekankan kebebasan, ketidak tergantungan, prakarsa individual, dan prestasi. Para anggota percaya bahwa keberhasilan perusahaan berhubungan dengan keberhasilan individu.

Manajer dalam perusahaan dengan budaya ini, memiliki peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka masing-masing. Prestasi dan disiplin diri diakui dan diimbali (rewarded).

  • Paranoid vs Trusting Cultures

Budaya organisasi perusahaan paranoid berkaitan dengan kepribadian yang mudah mencurigai. Manajer yang mudah curiga merasa di persecuted oleh orang lain, dan tidak percaya kepada mereka serta menujukkan perilaku berjaga-jaga dan rahasia.

Manajer mempercayai bahwa bawahan mereka malas, tidak mampu, dan diam-diam ingin menjatuhkan bawahan. Manajer merasa bermusuhan, terutama terhadap rekan kerja atau bawahan yang bersikap agresif terhadap mereka.

Dalam budaya organisasi perusahaan paranoid, ada rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan yang kuat. Hal ini biasanya merupakan hasil dari kejadian-kejadian di lingkungan yang sifatnya bermakna mengancam perusahaan. Para anggota tidak mudah berbagi informasi dengan yang lain, karena takut nanti dirinya akan dirugikan (sifatnya pasif-tidak aktif).

Pada budaya trusting, ketakutan yang tidak realistik ini tidak ada. Ada rasa percaya, adil, keterbukaan terhadap orang lain. Para manajer percaya diri dan percaya bahwa manajer lain, profesional lain dan para pekerja dalam perusahaan memiliki kemampuan dan motivasi untuk berhasil. Hal ini mengarah pada pencarian aktif untuk peluang-peluang strategik yang baru, dimana perusahaan akan memperoleh keuntungan.

  • Avoidant vs Achievement Cultures

Ciri dari budaya organisasi perusahaan avoidant (menghindar) adalah bahwa koalisi dominan berusaha untuk menghindari perubahan. Mereka pasif dan tidak bertujuan. Para manajer menghindari untuk mengambil keputusan. Perubahan ditentang, karena dapat mengancam nilai-nilai organisasi dan struktur kekuasaan sekarang.

Organisasi semacam ini sering berada dalam lingkungan pasar dan teknologi yang stabil dan memiliki banyak ciri-ciri dari organisasi mekanistik. Para manajer lebih memperhatikan cara untuk mempertahankan kedudukan perusahaan dalam lingkungan sekarang daripada memperhatikan inovasi.

Ada penekanan berlebih pada kebijakan, prosedur aturan-aturan. Banyak waktu dan tenaga yang digunakan untuk memastikan adanya kepatuhan pada aturan, bukan digunakan untuk melihat unjuk kerja organisasi yang efektif.

Pada budaya organisasi perusahaan achievement (pencapaian), para anggota kelompok eksekutif puncak menghargai analisis logikal dan proses-proses rasional. Mereka mencoba memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari perusahaan dibandingkan dengan para pesaing mereka.

Para manajer mengenali pentingnya kebutuhan untuk berubah dan merasa percaya bahwa perubahan-perubahan dapat dibuat. Dengan memiliki informasi tentang tersedianya peluang-peluang, para manajer bersedia untuk mengambil keputusan untuk bertindak.

  • Politicized vs Focused Cultures

Budaya organisasi perusahaan yang diperpolitik terjadi dalam organisasi jika modal untuk organizational personality adalah satu orientasi ‘detached’. Dalam budaya organisasi politik, tidak ada arah yang jelas. Pimpinan puncak pada umumnya bersifat tidak tegas.

Tidak adanya kepemimpinan yang tegas membuat para manajer pada tingkatan yang lebih rendah berusaha untuk mempengaruhi arah dari perusahaan. Sering terdapat individu-individu atau koalisi-koalisi yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan karena tidak adanya kepemimpinan.

Sementara itu, dalam budaya organisasi perusahaan yang difokuskan, para anggota memiliki perspektif yang sama tentang arah dari organisasi. Arah organisasi adalah jelas, yang ditetapkan oleh para eksekutif puncak, dan ada keikatan anggota serta antusiasme yang sifatnya objektif.

  • Bureaucratic vs Creative Cultures

Budaya organisasi perusahaan birokratik adalah hasil dari kepribadian kompulsif. Orang-orang kompulsif memiliki kebutuhan yang kuat untuk mengendalikan lingkungan. Orang-orang demikian melihat hal-hal dalam arti dominasi dan submisi. Mereka berperilaku sangat cermat-teliti dan fokus pada detail-detail yang sangat spesifik, tetapi sering tidak berarti.

Pada budaya organisasi perusahaan birokratik, lebih terarah pada bagaimana sesuatu terlihat daripada bagaimana sesuatu bekerja. Para manajer lebih memperhatikan aturan-aturan untuk bekerja sama dan bukan pada tujuan dari aturan-aturan tersebut. Ada sistem kendali yang khusus, terinci, dan formal yang akan digunakan oleh para manajer untuk memantau perilaku dari para anggotanya.

Sementara itu pada budaya organisasi kreatif, para anggotanya lebih berdisiplin diri. Mereka dapat bekerja sama dalam satu tim tanpa mengandalkan banyak aturan-aturan dan prosedur. Mereka mengetahui tentang pekerjaan anggota lain dan tentang tugas-tugas yang saling berkoordinasi.

Koordinasi antar anggota merupakan proses yang agak intuitif, berkembang dari pengalaman bekerja sama dan dari keberhasilan. Para anggota sadar bahwa kooperasi adalah dasar dari keberhasilan.

Faktor-faktor Budaya Organisasi Perusahaan

Tosi, Rizzo, dan Carroll (1994) menjelaskan bahwa budaya organisasi perusahaan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu :

  • Pengaruh eksternal yang luas

Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi, seperti : lingkungan alam (adanya empat musim atau iklim tropis saja) dan kejadian-kejadian bersejarah yang membentuk masyarakat (sejarah raja-raja dengan nilai-nilai feodal).

  • Pengaruh dari nilai-nilai masyarakat dan budaya nasional

Mencakup keyakinan-keyakinan serta nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas (misalnya kebebasan individu, kolektivisme, sopan santun, kebersihan, dan sebagainya).

  • Faktor-faktor spesifik dari organisasi

Mencakup adanya penyelesaian masalah eksternal maupun internal organisasi yang merupakan ungkapan dari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan dalam organisasi tersebut. Keberhasilan dalam mengatasi berbagai masalah merupakan dasar untuk pertumbuhan budaya organisasi perusahaan.

  • Nilai-nilai dasar dari koalisi dominan

Mencakup nilai-nilai dasar dari koalisi dominan, yaitu kelompok yang memiliki kekuasaan dan kendali paling banyak. Nilai-nilai tersebut dapat berasal dari pendiri / founder yang mencerminkan keyakinan-keyakinan dasar mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana caranya, siapa yang harus melakukan, dan cara memperlakukan para anggotanya.

Manfaat Budaya Organisasi Perusahaan

Manfaat Budaya Organisasi
Sumber : mohamed Hassan dari Pixabay

McKenna dan Beech (2004) menjelaskan bahwa budaya organisasi perusahaan mempunyai manfaat atau berfungsi sebagai berikut :

  1. Penunjuk batas, yaitu menunjukkan adanya perbedaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain.
  2. Memberikan kemudahan untuk membangun komitmen bersama diatas kepentingan pribadi.
  3. Memberikan kesan terhadap identitas para pegawai dalam suatu perusahaan.
  4. Membantu meningkatkan stabilitas sistem sosial pada budaya kerja perusahaan dengan adanya standar untuk karyawan dalam mengambil tindakan atau berperilaku.
  5. Menetapkan standar untuk penerimaan karyawan, penilaian kinerja, promosi jabatan, dan kesesuaian jabatan / kedudukan karyawan dalam perusahaan.

Elemen Budaya Organisasi Perusahaan

Menurut McKenna dan Beech (2004), terdapat tiga hal yang menjadi elemen dasar dalam budaya organisasi perusahaan, yaitu :

  • Basic underlying assumption

Elemen ini digunakan untuk melakukan sesuatu atau mengambil tindakan didalam perusahaan, dimana tindakan tersebut diyakini sudah tepat, hal tersebut biasanya melalui asumsi yang tidak diucapkan.

  • Artifacts

Elemen artifacts merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, maupun dirasakan ketika seseorang berada dalam suatu perusahaan, seperti : produk jasa yang dijual oleh perusahaan maupun struktur organisasi perusahaan.

  • Espoused values

Elemen espoused values adalah elemen yang berkaitan dengan alasan-alasan mengenai pengorbanan demi pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dalam suatu perusahaan. Adanya nilai-nilai tersebut terhubung dengan strategi atau filosofi founder / pendiri perusahaan.

Baca juga: Contoh Struktur Organisasi 

Manifestasi Budaya Organisasi Perusahaan

Manifestasi Budaya Organisasi
Sumber : StartupStockPhotos dari Pixabay

Adanya konsep-konsep, pesan-pesan, atau makna yang mencerminkan budaya organisasi dapat ditemukan dalam 7 hal sebagai berikut (Tosi, Rozzi, Carroll, 1994) :

  • Rancangan organisasi

Dari rancangan organisasi dapat disimpulkan nilai-nilai utama yang dianggap penting, kemudian dari nilai-nilai tersebut barulah dapat ditentukan struktur organisasi.

Misalnya, jika nilai utamanya adalah kebebasan individu, prestasi individu, dan kepercayaan, maka organisasi disusun sedemikian rupa sehingga para tenaga kerja tidak diawasi secara ketat, mendapatkan otonomi dalam pengambilan keputusan.

  • Strategi seleksi dan sosialisasi

Dalam seleksi penerimaan tenaga kerja menggunakan cara-cara yang memiliki nilai-nilai utama dari perusahaan, sehingga akan menghasilkan tenaga kerja yang juga sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan. Pada tahapan sosialisasi, nilai-nilai utama tersebut diyakinkan ada pada karyawan baru.

  • Pembedaan kelas

Pembedaan kelas mengacu pada daya (power) dan status yang dimiliki kelompok-kelompok yang menentukan corak hubungan antara mereka. Pembedaan kelas biasanya merupakan pembedaan berdasarkan hierarki dalam organisasi perusahaan yang terungkap dari wewenang berbeda-beda yang diberikan kepada lapisan organisasi yang berbeda-beda.

Nilai utama kesamaan dan juga kepercayaan perusahaan akan terungkap melalui perbedaan wewenang yang relatif kecil antara hierarki kelompok dalam perusahaan.

  • Ideologi

Budaya organisasi dibentuk berdasarkan ideologi yang dimiliki bersama. Ideologi tersebut nantinya akan membantu para anggota organisasi dalam memberikan makna pada setiap keputusan yang diambil.

  • Mitos dan simbol-simbol

Adanya simbol-simbol yang mencakup gelar, tempat makan khusus, tempat parkir khusus, besaran ruang kerja, dll berhubungan dengan kedudukan dan power dari tenaga kerja yang bersangkutan.

Misalnya, direktur memiliki ruang kerja yang lebih besar dibandingkan dengan kepala bagian. Kemudian, tenaga kerja biasanya duduk bersama dengan rekan-rekannya dalam satu ruangan yang besar. Atau manajer memiliki tempat parkir mobil khusus.

  • Bahasa

Pada setiap organisasi terdapat kata-kata khas yang tidak dikenal oleh orang-orang yang bukan bagian dari organisasi perusahaan tersebut. Disamping itu, terdapat gaya bahasa yang juga khas.

Misalnya, meskipun menggunakan bahasa Indonesia, penggunaan kata ‘bapak’ dan ‘ibu’ digunakan untuk atasan. Sementara itu, di organisasi perusahaan lain penggunaan kata ‘bapak’ dan ‘ibu’ hanya digunakan untuk mereka yang menduduki jabatan tinggi.

  • Ritual dan seremoni

Adanya ritual tertentu dalam organisasi perusahaan yang mencerminkan nilai utama yang menjadi inti dari budaya organisasi perusahaan tersebut.

Misalnya, para tenaga kerja yang dikumpulkan dan diperkenalkan kepada seluruh anggota direksi dan pimpinan. Atau ritual makan siang bersama untuk semua manajer dari berbagai cabang perusahaan setiap hari Jumat siang.

Unsur Penting Budaya Organisasi Perusahaan

Dalam suatu organisasi terdapat lima unsur penting, yaitu (Muhammad, 2017) :

  • Asumsi dasar

Keyakinan maupun dasar dari pendirian organisasi mengenai cara kerja dalam organisasi tersebut. Berperan sebagai filosofi yang melandasi perilaku atau aktivitas dalam organisasi.

  • Nilai-nilai organisasi

Keyakinan individu atau sekelompok individu mengenai perilaku serta tujuan berorganisasi yang ‘seharusnya’ menjadi identitas dalam organisasi.

  • Norma-norma organisasi

Peraturan yang mengatur mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan nilai-nilai organisasi sebagai pedoman dalam berperilaku.

  • Artefak

Unsur budaya organisasi yang dapat dilihat oleh mata, sehingga sifatnya dapat diobservasi.

  • Harapan bersama

Berkaitan dengan harapan individu atau karyawan yang sudah menjadi bagian dari organisasi perusahaan tersebut.

Baca juga: Mengenal Analisis Beban Kerja

Pemahaman Akhir

Budaya organisasi perusahaan merupakan pola-pola perilaku, norma, nilai, dan asumsi dasar yang ada dalam suatu organisasi. Budaya tersebut dapat diamati melalui ciri-ciri seperti inovasi dan pengambilan risiko, stabilitas dan keamanan, penghargaan kepada orang, orientasi hasil, orientasi tim dan kolaborasi, serta keagresifan dan persaingan. Terdapat pula lima jenis budaya organisasi perusahaan, yaitu budaya karismatik vs. mandiri, paranoid vs. percaya, menghindar vs. pencapaian, politik vs. fokus, dan birokratis vs. kreatif.

Budaya organisasi perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, nilai-nilai masyarakat dan budaya nasional, faktor-faktor spesifik organisasi, serta nilai-nilai dasar dari koalisi dominan. Budaya organisasi perusahaan memiliki manfaat seperti memberikan penunjuk batas, membangun komitmen bersama, membentuk identitas karyawan, meningkatkan stabilitas sistem sosial, menetapkan standar dalam pengambilan keputusan, dan banyak lagi.

Elemen-elemen dasar dalam budaya organisasi perusahaan meliputi asumsi dasar, artifacts, dan espoused values. Manifestasi budaya organisasi terlihat dalam rancangan organisasi, strategi seleksi dan sosialisasi, pembedaan kelas, ideologi, mitos dan simbol-simbol, bahasa, serta ritual dan seremoni.

Unsur-unsur penting dalam budaya organisasi perusahaan meliputi asumsi dasar, nilai-nilai organisasi, norma-norma organisasi, artifacts, dan harapan bersama. Semua unsur ini saling berinteraksi dan membentuk budaya yang unik dalam suatu organisasi.

Dengan memahami budaya organisasi perusahaan, kita dapat lebih memahami pola perilaku, nilai-nilai, dan asumsi yang ada dalam lingkungan kerja. Hal ini penting untuk membangun kerjasama yang baik, meningkatkan produktivitas, dan mencapai tujuan organisasi secara efektif.

Kini readers tambahpinter sudah tiba pada akhir artikel yang membahas mengenai budaya perusahaan. Semoga artikel ini dapat membantu readers untuk lebih memahami mengenai budaya perusahaan, baik untuk yang sudah bekerja maupun yang baru ingin bekerja ya!


Sumber :

McKenna, E. & Beech, N. (2004). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Muhammad, S. Pentingnya pengembangan budaya organisasi pada perguruan tinggi. (2017). Jurnal Ilmiah Widya, 4, 1, 192-203.

Munandar, A. S. (2014). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Saliman, A. R. (2014). Hukum bisnis untuk perusahaan (teori dan contoh kasus). Jakarta : Kencana.

Schein, E. H. (1992). Organizational culture and leadership, 2nd ed. San Fransisco : Jossey-Bass Publishers.

Tosi, H. L., Rizzo, J. R., & Carroll, S. J. (1994). Managing organizational behavior, 3rd ed. Cambridge : Blackwell.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Priskila

Memiliki prinsip bahwa setiap orang mempunyai alasannya masing-masing untuk menghasilkan sebuah keputusan atau berperilaku. Hobi menulis yang ditekuninya dari sejak kecil ternyata membuat Priskila semakin komunikatif dalam menulis beragam topik dan berlanjut hingga sekarang. Disamping itu, Priskila juga menjadikan profesi Human Resource sebagai pekerjaan yang ditekuninya hingga saat ini.

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *