Tuhan sudah menganugrahkan kemampuan berimajinasi sebagai sumber kreativitas, salah satu caranya adalah dengan membaca atau menulis cerita fantasi. Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata fantasi? Apakah terbayangkan cerita Harry Potter? Ya, salah satu contoh dari cerita fantasi ialah kisah yang ditulis oleh J.K Rowling tersebut. Di Indonesia sendiri, terdapat penulis cerita fantasi yang terkenal, yaitu Ugi Agustono dan Joko Lenono.
Kamu pun bisa menyajikan gagasan kreatif juga dalam bentuk cerita fantasi, lho. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, kamu diharapkan bisa memahami dan mencipta cerita fantasi. Secara lebih jelas, simak pemaparan dalam artikel ini sampai habis, ya.
Daftar Isi
Pengertian Cerita Fantasi
Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang sangat bpenting untuk melatih kreativitas. menurut Nurgiantoro seorang akademisi, cerita fantasi ialah cerita yang memperlihatkan alur, tokoh, latar, atau tema yang derajat kebenaran ceritanya diragukan, baik seluruh maupun hanya sebagian dari cerita tersebut.
Hampir mirip dengan pemaparan Nurgiantoro, Zoest mengungkapkan bahwa cerita fantasi adalah menggambarkan dunia yang tidak nyata, dunia yang dibuat mirip dengan kenyataan tapi menceritakan hal-hal aneh, dan juga menggambarkan suasana cerita yang asil dan peristiwa yang tidak masuk akal.
Dari kedua pemaparan ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cerita fantasi ialah cerita yang menitikberatkan kepada daya khayal atau imajinasi penulisnya yang tidak dibatasi oleh realitas dan kehidupan nyata. Cerita fantasi juga selalu melibatkan keajaiban, keanehan atau kemisteriusan dari alur ataupun tokoh-tokoh yang terdapat di cerita.
Baca juga: 10 Contoh Cerpen Kehidupan
Struktur Cerita Fantasi
Orientasi
Struktur yang pertama ialah orientasi. Orientasi biasanya berisi pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan juga mulai ada konflik. Kamu tentunya bisa menemukan orientasi pada bagian atau paragraf awal cerita.
Komplikasi
Struktur yang kedua ialah komplikasi. Pada komplikasi, berisi tentang hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu pun memuncak. Konflik pada bagian ini pun semakin kompleks.
Resolusi
Struktur yang ketiga dan terakhir ialah resolusi. Resolusi berisi tentang penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.
Contoh Cerita Fantasi dan Strukturnya
Woqi dan Bukit Halaq
Di Perbukitan Halaq, tinggalah seorang pemuda tampan bernama Woqi. Ia memiliki karakteristik yang unik, yaitu rambutnya bisa berubah warna sesuai suasana hatinya. Ketika ia sedang marah, rambutnya berubah menjadi merah. Ketika ia sedih berubah menjadi biru. Ketika ia merasa gembira rambutnya berubah menjadi hijau. Hanya saja, rambutnya sering berwarna merah, karena ia sering merasa marah. Entah karena keadaan hidupnya atau karena orang-orang di sekitarnya.
Perbukitan Liata tersebut dikelilingi oleh Sungai Adahan yang biasanya sering dijadikan pemandi para gadis. Tanpa sengaja, Woqi sedang berburu lalu melihat para gadis dari desa sedang mandi. Ia memang tidak benar bermaksud mengintip, namun salah satu gadis tersebut menyadarinya.
“Ada yang mengintip!!!!”” Teriak gadis itu, sontak para gadis lainnya segera naik ke permukaan dan mengenakan handuk.
Woqi yang tak bermaksud mengintip seolah difitnah begitu saja. Ia pun keluar dari semak dan menjelaskan. Rambutnya mulai berubah menjadi warna merah. Para gadis merasa ketakutan, sementara Woqi terus saja marah. Tiba-tiba, seorang gadis bermulu mata lentik mengungkapkan pendapatnya.
“Ya, jika Tuan tidak merasa mengintip kami mandi, bisa jelaskan mengapa rambut Tuan berubah wana?”
“Rambut saya berubah karena saya merasa difitnah, otomatis saya marah.” Tegas Woqi jutek
“Jika Tuan tidak merasa bersalah, mengapa harus marah, Tuan?” tanya gadis itu lembut.
“Aku hanya begini. Ah sudahlah.” Woqi pergi meninggalkan para gadis itu yang masih kebingungan
Sejak saat itulah, Woqi enggan keluar dari rumahnya. Karena selalu saja ia merasa marah jika bertemu dengan orang. Ia berharap, ia akan bertemu dengan orang yang bisa membuat rambutnya berubah menjadi warna hijau.
Struktur cerita fantasi di atas ialah:
- Orientasi: “Di suatu perbukitan tinggalah seorang pemuda tampan bernama Qia..”
- Komplikasi: “Perbukitan Liata tersebut dikelilingi oleh Sungai Adahan…”
- Resolusi: “Sejak saat itulah, Qia enggan keluar dari rumahnya…”
Baca juga: Contoh Kata Kerja
Pedepokan Air Mata
Jika kamu merasa sedih, tak berguna, kecewa, tak berdaya, dan ingin mencurahkan segala air mata yang kamu punya, maka kamu perlu ke Pedepokan Air Mata. Di pedepokan tersebut, kamu bisa menangis sejadi-jadinya dan menampung air mata di sebuah kendi. Lalu kendi itu di kumpulkan di sebuah ruangan khusus yang ada di pedepokan tersebut. Aku pernah mencobanya.
Pada saat itu, aku baru kalah perang dengan kerajaan lawan dan kehilangan istri dan anakku. Aku mendengan pedepokan tersebut dari seorang gerilyawan yang ikut berperang. Pada saat sampai di gerbangnya, aku disambut oleh seorang kakek tua yang matanya sangat teduh. Ia menyambutku dengan senyuman. Lalu aku memasuki pedepokan tersebut, dan begitu banyak orang yang matanya bengkak, hitam karena terlalu banyak menangis.
Aku diberikan kendi bermanik warna biru. Sangat cantik , tapi sayang hanya untuk dijadikan tempat air mata. Aku mulai duduk di pojokan, dan mengingat kenanganku bersama istri dan anak. Aku merasa kenangan itu sangat menyenangkan, tapi ternyata itu membuat air mataku menguncur deras. Berjam-jam aku bernostalgia dengan kenangan tentang mereka, sampai si Kakek pemilik pedepokan memberikan sapu tangan khusus penghapus kesedihan.
“Jika kamu ingin berhenti bersedih, usaplah air mata pakai sapu tangan ini. Maka, kamu tidak akan bersedih lagi sepanjang hidupmu. Tapi kenanganmu tentang orang tersebut akan hilang.”
Aku tertegun. Sudah tentu air mata ini kupersembahkan kepada kenanganku dengan anak dan istriku. Tapi, rasanya jika sumber air mata atau kesedihanku ialah istri dan anakku, rasanya itu bukan. Aku tak ingin menghapus kenangannya bersamaku. Biarlah aku sering ke pedepokan ini, dibandingkan aku harus menghapus ingatan tentang mereka. Jika itu kamu, apakah kamu akan memilih sapu tangan tersebut atau kembali ke Pedepokan Air Mata?
Struktur cerita fantasi di atas ialah:
- Orientasi: “Jika kamu merasa sedih, tak berguna, kecewa, tak berdaya, …..”
- Komplikasi: “Pada saat itu, aku baru kalah perang dengan kerajaan lawan dan kehilangan istri dan anakku…”
- Resolusi: “Aku tertegun. Sudah tentu air mata ini kupersembahkan kepada kenanganku dengan anak dan istriku….”
Liliput dan Semut
Hujan mengguyur Desa Worfis sedari pagi hari. Sudah tentu tanah menjadi lebih becek dan lembab. Di kolong rumah panggung tua yang sudah tak berpenghuni, hiduplah keluarga liliput yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang bernama Rieta. Ukuran mereka hanya sebesar jari kelingking orang dewasa, tapi hari ini ialah hari yang berat bagi mereka. Karena mereka harus menyingkirkan barang agar tidak terkena banjir.
Lalu segerombolan semut tiba-tiba datang melintasi kolong rumah mereka. Semut-semut pun merasa kedinginan namun, mencoba permisi untuk meneduh di koling rumah tersebut. Merasa kasihan, ayahnya Rieta pun mengizinkannya. Tapi, semut-semut itu pun malah mengambil percikan madu milik ibunya Rieta. Sontak Rieta pun menegurnya.
“Mengapa kalian tidak sopan sekali?”
“Kami hanya menyicipinya sedikit, memastikan bahwa itu ialah madu”
“Bilang saja kalian mau mencobanya.”
Ibunya Rieta pun merasa kecewa, mereka mulai mengusir semut-semut tersebut dari rumahnya. Sementara, tetua semut itu pun berusaha meminta maaf atas kelakuan anak buahnya yang lancang dan berusaha untuk meminta izin kembali agar segerombolan semut tetap meneduh di rumahnya. Karena hujan justru semakin lebat. Ayahnya Rieta pun memafkannya. Semut-semut itu dibiarkan lebih lama meneduh di kolong rumah.
Menjelang matahari terbenam, hujan pun berhenti. Kumpulan semut pun berpamitan kepada Rieta dan keluarganya. Sebagai tanda terima kasih, keluarga liliput itu pun diberikan permata kecil berwarna lazuardi. Rieta sangat senang melihatnya. Ia pun mengunakan permata tersebut untuk dijadikan lintin di kalungnya.
Struktur dari cerita tersebut ialah:
- Orientasi: “Hujan mengguyur Desa Worfis sedari pagi hari…”
- Komplikasi: “Lalu segerombolan semut tiba-tiba datang melintasi kolong rumah mereka…”
- Resolusi: “Menjelang matahari terbenam, hujan pun berhenti…”
Apocalypse
Aku kebingungan ketika aku terbangun di sebuah trotoar di depan toko roti. Jika bukan karena aroma roti yang menyerbak, sepertinya aku akan tidur terus. Aku melihat sekeliling dan koran pagi, ternyata aku berada di tahun 1950. Padahal, aku hanyalah anak berusia 17 tahun saat aku berada di tahun 1955. Ada apa ini?
Barulah aku ingat, bahwa aku melintas ruang dan waktu dengan kemampuanku berpindah tempat. Aku berusaha menghentikan kiamat nuklir yang terjadi di wilayah tersebut. Namun, aku kebingungan, bercerita kepada orang lain, tentu tidaklah mudah. Sampai aku bertemu dengan Nyonya Kiehl, ia adalah seorang ilmuwan yang kutemui kita di toko roti. Kurasa, aku bertemu dengan orang yang tepat.
Kujelaskan maksudku kepadanya, tak kusangka, dia mempercayainya. “Aku dan timku memang merencanakan pembangkit listrik tenaga nuklir di sini, jadi kamu maksud, pembangkit listrik tersebut akan berubah menjadi bencana di tahun 1955?” Aku mengangguk mantap.
Nyonya Kiehl tersebut pun segera meninjau kembali rancangan pembangkit listrik. Dan ternyata ia menemukan celah kesalahan yang tadinya tidak ia sadari. Segera ia perbaiki bersama timnya. Aku pun menjadi hidup di tahun tersebut dan menjadi asisten Nyonya Kiehl secara pribadi. Sampai menginjak tahun 1955, pembangkit listrik tersebut sudah mau diresmikan.
Aku dan Nyonya Kiehl hanya bisa pasrah, akankah usaha kami akan sia-sia? Namun, saat kepala daerah meresmikan pembangkit listrik tersebut dan tahun-tahun berikutnya pembangkit listrik tetap kokoh, aku merasa aku sudah berhasil menyelamatkan dunia. Nyonya Kiehl pun berterima kasih pula kepadaku. Ia merasa senang bisa bertemu denganku.
Struktur cerita fantasi tersebut ialah:
- Orientasi: “Aku kebingungan ketika aku terbangun di sebuah trotoar di depan toko roti…”
- Komplikasi: “Barulah aku ingat, bahwa aku melintas ruang dan waktu dengan kemampuanku berpindah tempat…”
- Resolusi: “Aku dan Nyonya Kiehl hanya bisa pasrah, akan kah usaha kami akan sia-sia?…”
Peri Penabur Mimpi
Apabila kamu sedang tidur namun mimpimu sangat buruk, percayalah, ada sekumpulan peri yang berusaha untuk mengupayakan mimpimu menjadi indah kembali. Peri itu berkeliaran di malam hari. Saat mata orang-orang terpejam, mereka sibuk mengepakkan sayapnya dan menaburkan serbuk mimpi indah ke dalam kepala kita.
Hanya saja, serbuk mimpi tersebut mendadak dicuri oleh penyihir. Otomatis, semua mimpi orang menjadi mimpi buruk pada suatu malam. Dimulai dari anak-anak sampai orang dewasa mengalami mimpi yang menyeramkan. Siangnya, peri tersebut pun bekerja ekstra untuk mengembalikan serbuk mimpi tersebut dari penyihir. Mereka rela pergi ke kuil raksasa dan bekerja sama untuk mendapatkan kembali serbuk tersebut.
Perjalanan mengambilnya tentu saja tidak mudah. Banyak peri yang kelelahan dan hampir sayapnya patah. Hanya satu peri yang berhasil menghadap si Penyihir, yaitu Silqia. Silqia berhasil mengelabui penyihir saat penyihir tidur. Ia memberikan serbuk mimpi indah tersebut kepada si penyihir agar tidurnya nyeyak. Sehingga, penyihir pun tidur sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Para peri pun kegirangan dan berhasil mendapatkan kembali serbuk mimpi. Malam hari, ketika manusia sudah terpejam, mereka melakukan aktivitasnya kembali. Mereka menaburkan mimpi indah kepada manusia yang sedang mengalami mimpi buruk. berkat jasanya, Silqia menjadi pemimpin untuk peri penabur mimpi tersebut.
Struktur cerita fantasi di atas ialah:
- Orientasi: “Apabila kamu sedang tidur namun mimpimu sangat buruk…”
- Komplikasi: “Hanya saja, serbuk mimpi tersebut mendadak dicuri oleh penyihir…”
- Resolusi: “Para peri pun kegirangan dan berhasil mendapatkan kembali serbuk mimpi..”
Baca juga: 10 Contoh Cerpen Pendidikan
Pohon Beringin
Tak pernah Saqi bayangkan bahwa pohon beringin yang ada di kebun belakang bisa membawanya melihat bintang-bintang pada malam hari. Kejadian itu dimulai ketika Saqi tak sengaja mengunjungi kebun belakang untuk mengambil cangkul. Namun, pohon beringin tersebut menjulurkan batangnya, lalu mengangkat Saqi ke atas pohon. Awalnya Saqi takut, namun ia merasa tenang ketika berada di puncak kerindangan pohon beringin tersebut sambil melihat bintang-bintang.
Suatu hari, Ayah dan Ibu memutuskan untuk menebang pohon beringin karena sudah terlalu tua dan rimbun. Terkadang pula batang-batang kecilnya memecahkan genteng belakang rumah. Tentu saja hal itu ditolak oleh Saqi.
“Tidak Ayah Ibu. Aku gak mau pohon itu ditebang.”
“Harus, Saqi. Kamu pun selalu menghilang di malam hari. Pasti pergi ke pohon beringin itu, ya?” bentak Ibu.
“Iya. Cuma di sana aku merasa tenang, Bu. Aku bisa mengerjakan PR di atas pohon sambil menikmati bintang-bintang.”
“Sudah, sekarang kerjakan PR di rumah saja, menikmati bintang-bintang kan bisa di teras.” Ayah coba melerai.
“Gak mau!” Saqi pun pergi keluar rumah dan mengunjungi pohon beringin tersebut. Tak Saqi sangka, batang pohon beringin tersebut menjulurkannya kembali. Saqi diajak memasuki seluk beluk kerimbunan pohon tersebut. Ia melihat puluhan spesies jamur hidup di sana. Dan ternyata terdapat anggrek yang sangat canti di salah satu batang pohon beringin tersebut.
Sementara di dalam rumah, Ayah dan Ibu terus mencari Saqi. Ternyata, Saqi sudah menghilang sejak satu hari yang lalu. Ayah dan Ibu pun bernazar, jika Saqi kembali, mereka tidak akan menebang pohon beringin tersebut.
Menjelang sore, Saqi kembali dan langsung dipeluk oleh Ayah dan Ibu. Saqi menjelaskan banyak spesies yang terdapat di pohon beringin tersebut. Jika menebangnya, akan membunuh spesies itu juga. Ayah dan Ibu pun mengerti. Mereka tidak mau kehilangan anak kesayangannya kembali.
Struktur cerita fantasi di atas ialah:
- Orientasi: “Tak pernah Saqi bayangkan bahwa pohon beringin …”
- Komplikasi: “Suatu hari, Ayah dan Ibu memutuskan untuk menebang pohon beringin karena sudah terlalu tua dan rimbun…”
- Resolusi: “Menjelang sore, Saqi kembali dan langsung dipeluk oleh Ayah dan Ibu…”
Cin dan Ta
Cin dan Ta adalah sepasang suami istri yang hidup di tengah sebuah pulau yang jauh dari masyarakat. Pulau tersebut berada di tengah Samudra Andora yang tidak terlihat di peta. Awalnya mereka adalah pengembara dari Pantai Barat Daya, namun mereka memutuskan menetap dan tinggal di pulau tersebut. Dengan usia yang cukup muda, mereka membina rumah tangga di pulau tersebut sudah hampir tiga tahun. Tak lupa juga mereka sering menyebutkan ‘Aku cinta kamu’ di pagi hari.
Cin, Sang Istri menemukan seekor bayi kucing dan membawanya ke rumah kayu mereka. Padahal Cin sudah tahu, bawah Ta, suaminya sangat tidak menyukai hewan yang berbulu. Namun, Cin tetap bersikukuh untuk memelihara kucing tersebut. Sebagai pengganti bayi yang tak kunjung jua ia miliki.
Tak jarang pula, Ta bersin-bersin dan marah kepada kucing tersebut. Melihat itu, Cin kesal sekali. Ia merawat kucing tersebut dengan cinta, tapi Ta malah menendang kucing yang tak berdosa tersebut. Sampai suatu malam mereka bertengkar dengan hebat. Hanya gara-gara si kucing memakan ikan hasil tangkapan Ta di wadah.
Lalu, kucing tersebut yang awalnya hanya diam dan memerhatikan mereka bertengkar tiba-tiba berubah wujud menjadi seorang pria gagah. Cin dan Ta sangat kaget lantaran kucing tersebut ialah dewa.
“Kalian memang belum pantas memiliki bayi. Cinta kalian belum terlalu kuat dan hanya sekedar sebutan saja. Teruslah mendiami pulau ini sampai kalian temukan makna cinta itu sendiri” Itulah yang diucapkan kucing setengah dewa tersebut. Lalu kucing tersebut pun menghilang.
Sepasang suami istri itu pun perlahan menangis dan saling memeluk. Mereka menyadari ada yang salah di hubungan mereka. Mereka saling meminta maaf dan berusaha memperbaiki rumah tangga yang sudah mereka bina.
Struktur cerita fantasi di atas ialah:
- Orientasi: “Cin dan Ta adalah sepasang suami istri yang hidup di tengah sebuah pulau…”
- Komplikasi: “Cin, Sang Istri menemukan seekor bayi kucing dan membawanya ke rumah kayu mereka…”
- Resolusi: “Sepasang suami istri itu pun perlahan menangis dan saling memeluk…”
Pintu Tiga Warna
Saat liburan semester, Dikta pergi ke taman hiburan yang ada di dekat rumahnya. Taman hiburan tersebut bukan hanya terdapat bianglala, roller coaster, dan wahana sejenisnya. Tetapi juga sebuah ruangan menakjubkan dan ajaib yang bisa membawanya ke mana saja. Tetapi, ruangan tersebut hanya bisa ditemukan oleh ornag-orang yang beruntung. Dikta berusaha mengitari seluruh lokasi taman hiburan, tetapi ia pun tak menemukan ruangan tersebut.
Matahari pun mulai terik, ia beristirahat di lorong panjang yang dipenuhi oleh daun yang merambat. Ketika ia duduk, ia seolah merasa ada yang memanggilnya. Saat ia menengok ke belakang, terlihat seorang kurcaci mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat. Sempat ragu, Dikta pun mengikuti kurcaci tersebut.
Setelah beberapa menit berjalan menembus semak-semak, Dikta sampai di sebuah ruangan yang ia cari. Ruangan tersebut berukuran 4 x 6 meter dan di hadapannya terdapat tiga pintu yang berwarna-warni. Si Kurcaci tersebut tidak bisa berbicara dan hanya memberikan isyarat agar ia memilih salah satu pintu untuk dimasuki. Terdapat pintu warna merah, coklat, dan ungu.
“Aku memilih warna coklat” ujar Dikta.
Ia pun memasuki pintu tersebut dan mengucapkan tempat yang ia inginkan. Saat ia menutup kembali, ia pun sudah berada di rumah neneknya. Ya, Dikta sangat ingin bertemu dengan Sang Nenek sebelum Nenek meninggal. Seharian penuh, ia berada di rumah Sang Nenek, membantu nenek menyulam, memanggang sosis, dan juga menjemur pakaian.
Bersama Sang Nenek, ia merasa puas diberi kesempatan untuk bisa bertemu kembali. Dikta pun melengkungkan senyuman ketika ia harus pergi dari tempat tersebut kembali dan keluar melalui pintu tersebut. Jika tidak keluar Dikta akan terjebak selamanya di tempat Neneknya. Alhasil, ia pun memutuskan kembali ke dunia yang sesungguhnya. Sangat berat, namun Dikta yakin ia sangat kuat.
Struktur cerita fantasi tersebut ialah:
- Orientasi: “Saat liburan semester, Dikta pergi ke taman hiburan yang ada di dekat rumahnya…”
- Komplikasi: “Matahari pun mulai terik, ia beristirahat di lorong panjang…”
- Resolusi: “Bersama Sang Nenek, ia merasa puas diberi kesempatan untuk bisa bertemu kembali…”
Jantung Naga Xalaya
Banyak sekali pendekar yang datang ke kuil di wilayah Xalaya. Mereka tak henti-hetinya berusaha untuk melumpuhkan seekor naga yang sejak ribuan tahun belum pernah ada yang membunuhnya. Justru, yang ada hanyalah tumpukan mayat di jurang menuju kuil. Tentu saja banyak yang mengincar untuk membunuh naga tersebut, karena lantaran jantung Sang naga bisa memberikan kemewahan dan kehidupan yang menyenangkan.
Pada suatu hari, datanglah seorang bocah berusia 13 tahun bernama Aqam. Tetapi, selama di perjalanan, ia melihat para pendekar yang kelelahan dan berdarah-darah. Ia mulai berpikir, pendekar saja yang punya senjata tidak mampu membunuh naga tersebut, apalagi dirinya. Tapi, untuk menuntaskan rasa penasarannya, ia tetap melanjutkan pergi ke kuil tersebut.
Tak seperti pendekar lainnya yang menyerang langsung dari depan, Aqam justru berhasil memasuki kuil tersebut dari belakang. Aqam sempat kaget karena saat memasuki ruangan tengah, sudah ada Naga berwarna hijau dengan kulit yang keperakan.
“A..aku hanya penasaran, Naga. Aku tak maksud membunuhmu. Tolong jangan makan aku”
Aqam tak menyangka, Si Naga malah tertawa. “Aku tahu dari polos matamu, Nak. Kemarilah, akan kutunjukan kuil ini kepadamu” Aqam justru diberi kesempatan untuk mengelilingi kuil tersebut. Entah mengapa ia merasa beruntung bersahabat dengan Naga. Awalnya ia takut, namun, ia justru menjadi betah di kuil tersebut.
Akhirnya, Aqam memutuskan untuk membantu Naga dalam mempertahankan kuil tersebut. Aqam menjadi ksatria sejati karena diajari oleh Naga. Saat Naga menutup usia, Aqam menjadi penguasa kuil tersebut. Barulah ia sadar, bahwa Jantung Naga Xalaya yang sebenarnya ialah kuil tersebut.
Struktur cerita fantasi di atas ialah:
- Orientasi: “Banyak sekali pendekar yang datang ke kuil di wilayah Xalaya…”
- Komplikasi: “Pada suatu hari, datanglah seorang bocah berusia 13 tahun bernama Aqam…”
- Resolusi: “Akhirnya, Aqam memutuskan untuk membantu Naga dalam mempertahankan kuil tersebut…”
Spasi
Jika kamu mempunyai remote ajaib yang bisa menghentikan waktu, apa yang akan kamu lakukan? Jikalau aku, tentu saja aku akan menghentikan hal-hal yang belum terjadi yang akan menimpaku. Seperti kesialan-kesialan ketika aku hendak kepeleset, tertimpa barang, atau bahkan ketika aku merasakan patah hati. Remote tersebutlah yang menjadi kunci utama dalam hidupku saat ini untuk menghadapi dunia serba digital. Aku mendapatkannya sebagai hadiah dari perusahan teknologi terbesar yang ada di kotaku.
Hanya saja, selang waktu berjalan, remote tersebut membuat semuanya jadi kacau. Waktu tidak bisa bergerak maju kembali padahal aku sudah memencet tombol ‘Spasi’ berkali-kali. Saat itu aku habis putus dengan Lian, kekasihku yang ternyata selingkuh. Namun, entah mengapa, waktu ku tidak bergerak maju kembali.
Kulihat wajah Lian di hadapanku, tubuhnya kaku karena waktu telah kujeda. Gelas yang kulempar pun melayang di udara. Hanya aku yang kebingungan sendiri menghadapi dunia ini. Berhari-hari waktu tidak kembali normal. Aku semakin semeraut. Aku melihat ke ruang tamu, masih ada Lian dalam posisi yang sama. Kucoba mengelus wajahnya, tak jua waktu kembali berputar.
Mungkinkah remote-nya rusak? Aku banting remote tersebut, namun tetap tidak berfungsi. Hingga akhirnya aku pasrah dan menyerah.
Selang puluhan tahun, aku merasa waktu kembali berjalan pada suatu pagi. Ku tengok wajahku yang sudah keriput menunggu waktu bergulir. Dan kulihat Lian yang kebingungan berada di rumah nenek tua yang sendirian. Ia pun pergi. Dunia pun pergi, meninggalkanku sendiri yang telah menjadi tua, sendirian.
Baca juga: 10 Contoh Cerita Inspiratif
Pemahaman Akhir
Tuhan telah menganugerahkan kemampuan berimajinasi sebagai sumber kreativitas kepada manusia. Salah satu cara untuk mengembangkan imajinasi adalah melalui membaca atau menulis cerita fantasi. Cerita fantasi adalah genre cerita yang menggambarkan dunia yang tidak nyata, di mana imajinasi penulis tidak terbatas oleh realitas dan kehidupan nyata. Cerita fantasi selalu melibatkan keajaiban, keanehan, atau kemisteriusan dari alur dan tokoh-tokohnya.
Ketika mendengar kata “fantasi,” kita dapat membayangkan cerita-cerita seperti Harry Potter, yang ditulis oleh J.K. Rowling. Di Indonesia, ada juga penulis-penulis cerita fantasi terkenal seperti Ugi Agustono dan Joko Lenono. Pembaca juga dapat menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi dan menggunakan kreativitas mereka dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Cerita fantasi memiliki struktur yang terdiri dari orientasi, komplikasi, dan resolusi. Orientasi adalah bagian awal cerita yang memperkenalkan tokoh, latar, dan konflik. Komplikasi adalah bagian di mana konflik semakin rumit dan mencapai puncaknya. Resolusi adalah bagian akhir cerita di mana konflik diselesaikan.
Contoh-contoh cerita fantasi yang disajikan di artikel tersebut melibatkan berbagai petualangan dan peristiwa ajaib, serta menggambarkan kekuatan imajinasi penulis. Dalam cerita-cerita tersebut, tokoh-tokoh mengalami perjalanan emosional dan mencari jawaban dari konflik yang mereka hadapi.
Melalui membaca dan menulis cerita fantasi, pembaca dapat mengembangkan daya khayal dan imajinasi mereka, serta belajar menggali kreativitas dalam bahasa Indonesia. Semoga pembahasan ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk mengeksplorasi dunia fantasi dan mengasah kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Begitulah artikel tentang cerita fantasi yang bisa kamu pelajari. Semoga dapat memotivasimu dan bisa mengembangkan kreativitas ya. Jangarn ragu untuk memulai dan mencoba!
Referensi:
Harsiati, Titik, dkk. 2018. Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.