Pada era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, pelibatan, pemanfaatan, dan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan.
Kondisi pandemi dengan sistem pembelajaran jarak jauh menjadikan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran menjadi kebutuhan dalam menyajikan materi pelajaran. Terlepas dari adanya pandemi, pemanfaatan teknologi akan terus menjadi kebutuhan proses pembelajaran karena perkembangan zaman yang menuntut digitalisasi dalam semua bidang.
Pada era ini dikenal istilah blended learning yang merupakan salah satu model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi sebagai penunjang segala proses pembelajaran. Lalu seperti apa pelaksanaannya dalam kontek pembelajaran di Sekolah? Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan model blended learning? Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut ini.
Daftar Isi
Pengertian Blended Learning
Menurut beberapa ahli, blended learning memiliki pengertian sebagai berikut:
- Harding, Kaczynski dan Wood (2005) menyebutkan bahwa Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online (terutama yang berbasis web) dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik.
- Heinze A dan Procter C, (2010) menyatakan bahwa blended learning adalah campuran dari berbagai strategi pembelajaran dan metode penyampaian yang akan mengoptimalkan pengalaman belajar bagi penggunanya.
- Bonk dan Graham (2006) mendefinisikan blended learning adalah sebagai kombinasi dari dua instruksi model belajar dan mengajar: sistem pembelajaran tradisional dan sistem pembelajaran terdistribusi yang menekankan pada peran teknologi komputer.
- Garner & Oke (2015) menyatakan bahwa pembelajaran blended learning adalah sebuah lingkungan pembelajaran yang dirancang dengan menyatukan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan pembelajaran online yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa blended learning menekankan pada kombinasi pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran secara online.
Jadi dalam blended learning ini terdiri dari dua kegiatan pembelajaran dengan sistem yang berbeda, yaitu tatap muka di ruang kelas dan pembelajaran secara online di ruang maya pada berbagai platform pembelajaran online, seperti blog, website, google classroom, edmodo, learning management system (LMS), dan berbagai platform video conference (zoom, google meet).
Baca juga: Level Kognitif Penyusunan Soal
Berikut gambaran pelaksanaannya dalam proses pembelajaran:
Pada pelaksanaan model blended learning dalam proses pembelajaran diperlukan kesiapan dari berbagai hal, seperti guru, siswa, dan tentu saja fasilitas pendukung pembelajaran. Guru perlu memiliki keterampilan dan melek teknologi dalam pengemasan konten pembelajaran yang akan disajikan dalam pelaksanaannya.
Begitu pun pada siswa, siswa perlu memiliki keterampilan dan melek teknologi dalam mengakses dan menggunakan informasi untuk memperlancar proses pembelajaran yang disajikan secara online.
Yang tidak kalah penting juga untuk diperhatikan yaitu ketersediaan dan kelayakan fasilitas pendukung pembelajaran, khususnya dalam fasilitas penunjang pembelajaran secara online.
Tahapan Model Blended Learning
Secara umum tahapan pelaksanaan terdiri dari 3 tahapan utama, yaitu sebagai berikut:
1. Seeking of Information
Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia secara online dan offline berdasarkan pada kesesuaian konten pelajaran yang ditugaskan, serta kejelasan dan kebenaran konten yang ditugaskan.
Pada tahap ini, jika dilakukan secara offline (tatap muka) maka dilaksanakan pada kegiatan awal pembelajaran atau tahap apersepsi. Sementara jika dilaksanakan secara online, siswa bisa diarahkan untuk mencari informasi pada berbagai sumber secara online. Namun sebaiknya, guru mengarahkan dan memberikan rekomendasi website yang bisa dijadikan referensi oleh siswa.
2. Acquisition of Information
Pada tahap ini, siswa menemukan, memahami, serta mengelaborasi informasi dengan ide atau gagasan yang telah mereka ketahui dan ada dalam benak pikirannya. Selanjutnya siswa akan melakukan interprestasi informasi/ pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia.
Pada akhirnya, diharapkan semua siswa mampu mengkomunikasikan ide-ide dan hasil interprestasinya secara online atau offline dalam bentuk penyajian presentasi, grafik, tabel atau laporan tertulis..
Pada tahap ini, jika dilaksanakan secara online maka bisa dilakukan diskusi online melalui platform video conference seperi zoom, google meet, atau platform lainnya. Jika dilaksanakan secara offline, maka dilakukan diskusi kelompok pada kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Synthesizing of Knowledge
Tahap ini merupakan tahap membangun atau membangun kembali pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi berdasarkan dari hasil analisis, diskusi dan perumusan kesimpulan dari informasi yang diperoleh.
Proses pada tahap ini kalau dilaksanakan secara offline bisa dilakukan melalui aktivitas presentasi dan diskusi kelas. Sementara jika dilaksanakan secara online, maka para siswa diminta untuk melakukan upload atau unggah tugas, misal dalam bentuk laporan, artikel, dan lainnya.
Berdasarkan tiga tahapan tersebut, berikut contoh rancangan desain pembelajaran dengan model blended learning sebagai berikut:
- Untuk kegiatan onlinenya, guru mengarahkan dan memberikan tugas secara online kepada siswa untuk mencari informasi (Seeking of information) mengenai materi yang akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya. Guru harus memberikan pertanyaan pra pembelajaran sebagai penuntun siswa dalam mencari informasi. Selain itu guru pun harus memberikan list referensi website yang menjadi rujukan tentang materi yang akan diajarkan.
- Untuk kegiatan offline-nya, pada pelaksanaan pembelajaran mengenai materi yang sudah ditugaskan secara online. Guru beserta siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara tatap muka dengan metode diskusi kelompok (Acquisition of information).
- Sedangkan kegiatan online-nya, memiliki tujuan agar dapat memastikan para siswa memahami apa yang telah ditugaskan secara online dan didiskusikan secara offline. Guru memberikan evaluasi pembelajaran dalam bentuk soal atau pun lainnya melalui penilaian berbasis online. Misal siswa unggah jawaban, laporan, artikel dan lainnya sesuai perintah dari guru (Synthesizing of knowledge).
Rancangan pelaksanaan tersebut menunjukkan kombinasi online dan offline dalam satu rangkaian pembelajaran. Proporsi online dan offline selebihnya diserahkan kepada guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran.
Pada contoh tersebut kegiatan online terdiri dari kegiatan mencari informasi dan kegiatan evaluasi pembelajaran, sementara kegiatan offlinenya merupakan kegiatan diskusi kelas dalam pembelajaran tatap muka.
Implementasi ini tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan seperti hal nya model-model lainnya. Lalu apa saja kelebihan dan kekurangannya? Mari simak penjelasannya.
Kelebihan dan Kekurangan Model Blended Learning
Kelebihan
Kelebihan dari model blended learning yang dapat dipeoleh baik oleh guru maupun siswa adalah sebagai berikut:
- Menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif. Kombinasi online dan offline menjadikan pembelajaran lebih variatif sehingga pembelajaran tidak monoton hanya tatap muka saja. Kegiatan pembelajaran yang monoton bisa saja menyebabkan siswa bosan dan jenuh dengan pembelajaran.
- Meningkatkan literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Blended learning secara tidak langsung mengarah pada proses pengasahan literasi TIK pada guru dan siswa. Guru dituntut untuk menghadirkan pembebelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Begitu pun siswa diberikan tantangn menggunakan teknologi dalam pencarian informasi, pengembangan informasi, sampai pada pengembangan pengetahuan baru. Aktivitas tersebut akan mengarahkan pada personal yang lebih melek terhadap teknologi.
- Menghadirkan pembelajaran yang fleksibel. Kegiatan pembelajaran fleksibel didapatkan ketika proses dilaksanakan secara online. Kegiatan pembelajaran online dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, yang terpenting siswa bisa fokus dan mempersiapkan segalanya.
Baca juga: Jabatan Fungsional Guru
Kekurangan
Namun demikian selain memiliki kelebihan, model blended learning juga tentunya memiliki kekurangan. Adapun kekurangannya sebagai berikut:
- Jika fasilitas penunjang pembelajaran tidak memadai maka pembelajaran yang dilaksanakan secara online akan terkendala dan terhambat. Hal ini akan menyebabkan aktvitas pembelajaran secara online tidak akan bisa terlaksana sehingga menghilangkan esensi dari blended learning
- Aktvitas pembelajaran online tidak bisa dikontrol secara langsung. Pembelajaran online yang bisa dilakanakan dimana saja dan kapan saja menyebabkan aktivitas tersebut sulit untuk dikontrol secara langsung oleh guru. Kesulitan kontroling ini menyebabkan guru tidak bisa memastikan apakah semua siswa melaksanakan pembelajaran online atau tidak.
Untuk mengoptimalkan kelebihan blended learning dan meminimalisir kekurangannya, maka guru perlu mempersiapkan beberapa hal yang akan menunjang pembelajaran dengan model blended learning.
Kesiapan Guru pada Model Blended Learning
Dalam menerapkannya ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, antara lain:
- Guru harus menyiapkan sumber belajar berupa website atau blog yang menjadi sumber informasi bagi siswa. Idealnya setiap guru memiliki blog yang kontennya dibuat oleh guru mengenai mata pelajaran yang diampunya. Blog atau website ini menjadi rujukan utama bagi siswa ketika mencari informasi mengenai materi yang sedang dipelajari.
- Guru harus mempersiapkan bentuk dan sistem penilaian, terlebih jika penilaian dilakukan menggunakan sistem online. Guru harus menyiapkan bentuk pertanyaan sampai pada upload pertanyaan pada sistem. Selain itu, guru pun harus melakukan pengaturan sistem penilaiannya melalui sistem online sehingga hasil dari penilaiannya bisa langsung diterima oleh guru.
- Guru harus menguasai cara menggunakan dan memanfaatkan teknologi. Point ini menjadi krusial karena dalam pelaksanaan pembelajaran model ini akan banyak melibatkan dan menggunakan teknologi dari yang bersifat dasar sampai pada yang sifatnya lebih kompleks.
- Guru harus memastikan semua siswa bisa terlibat dalam implementasi model blended learning. Dua hal yang perlu dipastikan pada siswa mengenai keterlibatannya dalam model ini adalah, kecakapan siswa dalam menggunakan teknologi dan pemahaman siswa mengenai tahapan dari implementasi pembelajaran model blended learning yang akan dilaksanakan.
Kesiapan guru dalam poin-poin tersebut diharapkan dapat menjadikan implementasi model belended learning ini berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi kualitas pembelajaran, kualitas hasil belajar, dan dampak positif untuk peningkatan keterampilan pada guru serta siswa.
Berdasarkan pemaparan mengenai model blended learning tersebut memberikan gambaran bahwa model ini bisa menjadi alternatif untuk menghadirkan pembelajaran yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Mengenal Pendekatan Saintifik
Pemahaman Akhir
Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran menjadi kebutuhan tak terhindarkan. Kondisi pandemi yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh telah memperkuat pentingnya pemanfaatan teknologi dalam menyajikan materi pelajaran. Namun, tidak hanya karena pandemi, pemanfaatan teknologi akan terus menjadi kebutuhan dalam proses pembelajaran karena tuntutan digitalisasi di semua bidang.
Blended learning, sebagai model pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online, menjadi solusi untuk mengintegrasikan kedua metode pembelajaran tersebut. Dalam pelaksanaannya, blended learning menuntut kesiapan dan kemampuan dari guru, siswa, dan fasilitas pendukung pembelajaran.
Blended learning memberikan berbagai kelebihan, seperti pembelajaran yang lebih variatif, peningkatan literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran. Namun, model ini juga memiliki kekurangan, seperti keterbatasan fasilitas penunjang jika tidak memadai, serta kesulitan dalam mengontrol aktivitas pembelajaran online secara langsung.
Untuk mengoptimalkan kelebihan blended learning dan meminimalkan kekurangannya, guru perlu mempersiapkan diri dengan menyediakan sumber belajar yang relevan, menguasai teknologi, menyiapkan sistem penilaian online, dan memastikan keterlibatan siswa dalam implementasi model blended learning.
Dengan persiapan yang matang, implementasi blended learning dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi kualitas pembelajaran, hasil belajar siswa, serta peningkatan keterampilan guru dan siswa. Sebagai alternatif pembelajaran yang responsif terhadap perkembangan zaman, blended learning menjadi pendekatan yang relevan dan efektif dalam dunia pendidikan modern.
Selain itu, model ini juga dapat memberikan pengalaman secara langsung kepada guru dan siswa dalam pemanfaatan teknologi untuk kebutuhan pembelajaran sehingga akan meningkatkan literasi TIK pada diri guru dan siswa.
Referensi:
Hendarita, Y. Model Pembelajaran Blended Learning dengan Media Blog. Tersedia: sibatik.kemdikbud.go.id
Curtis J.Bonk, Charles R. Graham. (2006). The Handbook of Blended learning. USA: Pfeiffer