Contoh Hipotesis Penelitian

Pernahkah kamu melihat drama dan menduga-duga adegan apa yang akan terjadi dalam drama tersebut? Tentu sering bukan? Sebagai manusia yang memiliki rasa penasaran tinggi, tentu kamu sering menduga-duga tentang kehidupan ini. Seringkali dugaan tersebut muncul karena kejadiannya mirip dengan apa yang sedang dialami.

Pada kegiatan penelitian, dugaan semacam itu juga sering muncul. Nah, itulah yang disebut dengan hipotesis. Dari hipotesis inilah kegiatan penelitian dilakukan untuk menguji kebenaran dugaan tersebut. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai contoh hipotesis penelitian. Namun sebelumnya, kamu perlu tahu terlebih dahulu mengenai pengertian, macam-macam, ciri-ciri, dan perumusan hipotesis penelitian.

Pengertian Hipotesis Penelitian

Pengertian
Sumber: Karolina Grabowska from Pixabay

Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu hypo dan thesis. Hypo berarti bawah, dan thesis berarti dalil, hukum, atau kaidah. Sehingga apabila digabungkan, hipotesis adalah dalil atau kaidah yang kebenarannya belum teruji secara empiris. Dari uraian tersebut, hipotesis dapat diartikan sebagai penjelasan sementara yang diajukan untuk menjelaskan fenomena atau persoalan penelitian yang dihadapi.

Hipotesis juga dapat didefinisikan secara lebih operasional sebagai suatu pernyataan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk pembuktian secara empiris. Hipotesis ini menjadi sarana penelitian yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena hipotesis merupakan instrumen kerja dari teori.

Menurut Ary dalam Setyosari (2016), terdapat dua alasan penting hipotesis harus dirumuskan sebelum pengumpulan data penelitian, yaitu karena hipotesis yang dinyatakan dengan tepat menunjukkan bahwa peneliti mempunyai wawasan yang cukup detail dalam bidang yang akan diteliti tersebut, dan karena hipotesis dapat memberikan arah untuk mengumpulkan dan melakukan interpretasi data.

Baca juga: Contoh Instrumen Penelitian

Macam-Macam Hipotesis

Hipotesis dalam kegiatan penelitian dikelompokkan menjadi hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian ada ketika penelitian dilakukan pada suatu populasi. Sedangkan hipotesis statistik ada ketika penelitian dilakukan pada sampel. Hipotesis statistik ini untuk menguji hipotesis penelitian yang hanya diuji dengan data sampel untuk dapat diberlakukan pada populasi. Sehingga dalam pembuktiannya ini ada taraf signifikansi, taraf kesalahan dan kepercayaan dari hasil pengujian.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian berfungsi menyediakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian biasanya jumlahnya sama banyak dengan rumusan masalah. Hipotesis penelitian ini mencakup rumusan masalah yang dikemukakan dalam kegiatan penelitian. Hipotesis penelitian diklasifikasikan lagi menjadi dua kategori, yaitu hipotesis induktif dan hipotesis deduktif.

  1. Hipotesis Induktif

Hipotesis induktif adalah hipotesis yang susunannya didasarkan pada generalisasi hasil dari serangkaian observasi yang telah dilakukan di lapangan atau di bidang ilmu tertentu. Peneliti melakukan observasi terhadap tingkah laku, selanjutnya memperhatikan kecenderungan atau adanya kemungkinan hubungan-hubungan yang diamati. Dari hasil observasi tersebut kemudian dapat dirumuskan penjelasan sementara mengenai tingkah laku yang diamati.

  1. Hipotesis Deduktif

Hipotesis deduktif dirumuskan dari sebuah teori. Kelebihan hipotesis ini yaitu dapat mengarah pada sistem pengetahuan yang lebih umum. Hal tersebut karena kerangka yang digunakan untuk membangun sebuah hipotesis telah ada dalam teori itu sendiri.

Teori dibangun di atas fakta-fakta yang sudah diketahui sebelumnya. Teori yang baik dapat memberikan kerangka untuk meramalkan sesuatu yang belum diketahui. Melalui penalaran deduktif inilah hipotesis-hipotesis dapat diramalkan.

Peneliti dapat memulai observasi dengan memilih salah satu teori yang sesuai dengan bidang dan minatnya. Selanjutnya peneliti dapat menarik hipotesis dari teori tersebut. Hipotesis deduktif inilah yang sering dipakai dalam penelitian untuk dapat digunakan dalam mengetahui akibat-akibat logis dari teori yang bersangkutan.

Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik ini digunakan oleh peneliti ketika akan melakukan analisis sebagian dari keseluruhan data. Secara umum, hipotesis statistik dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu hipotesis nihil, hipotesis riset, hipotesis alternatif, dan hipotesis penyearah.

  1. Hipotesis Nihil/Nol

Hipotesis nihil/nol adalah hipotesis yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan, tidak ada pengaruh, atau tidak ada perbedaan antara variabel yang diteliti. Hipotesis ini pada intinya merupakan pernyataan teoretis yang perlu diuji dan menjadi hipotesis dasar pada penelitian kuantitatif. Hipotesis nihil/nol merupakan hipotesis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

  1. Hipotesis Riset

Hipotesis riset sering digunakan untuk mendampingi hipotesis nihil/nol. Hipotesis riset adalah visualisasi dari ide peneliti yang dikembangkan dari hasil kajian teoritik. Hipotesis riset berperan dalam mengakomodasi substansi ide dari kajian teoretis apabila hipotesis pertama atau hipotesis nihil gagal, sehingga hipotesis riset tidak akan ditolak.

  1. Hipotesis Alternatif

Hipotesis alternatif adalah pernyataan operasional hipotesis penelitian dan merupakan harapan yang berdasarkan teori. Apabila literatur menyatakan bahwa penemuan-penemuan teknik belajar tertentu adalah efektif, maka peneliti harus membuat hipotesis atau harapan yang sama.

  1. Hipotesis Penyearah

Pada hipotesis penyearah, peneliti sudah berani menyatakan bahwa variabel bebas memang berpengaruh terhadap variabel terikat dengan tegas. Pada hipotesis tidak terarah, peneliti berasumsi adanya pengaruh, tetapi belum berani secara tegas menyatakan pengaruh tersebut.

Ciri-Ciri Hipotesis

Menurut Tuckman & Harper dalam Setyosari (2016), hipotesis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Hipotesis berkaitan dengan hubungan antara dua variabel atau lebih.
  2. Hipotesis dinyatakan secara jelas dalam bentuk kalimat pernyataan yang dapat diuji.
  3. Hipotesis dapat diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dinilai berdasarkan data.

Sementara itu, menurut Ary dalam Wagiran (2014), hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Memiliki daya penjelas, yaitu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin bisa diterangkan.
  2. Merupakan hubungan yang diharapkan diantara variabel-variabel.
  3. Harus dapat diuji.
  4. Konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, yaitu tidak bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum-hukum yang sebelumnya sudah ada.
  5. Dinyatakan dengan kalimat yang sederhana.

Baca juga: Mengenal Metode Penelitian

Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis
Sumber: Shutterbug75 from Pixabay

Terdapat dua pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis yang layak dan tepat, yaitu alasan teoretis yang kuat dan formulasinya. Substansi hipotesis yang layak ditentukan oleh seberapa dalam dapat menjawab permasalahan penelitian dan seberapa lengkap informasi teoretis yang digunakan dalam mengembangkan landasan teori.

Terdapat lima kriteria yang dapat digunakan sebagai indikasi untuk merumuskan hipotesis yang baik, yaitu sebagai berikut.

  1. Rumusan hipotesis berupa kalimat deklaratif yang dapat menjawab permasalahan penelitian.
  2. Rumusan hipotesis menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
  3. Kalimat pernyataan hipotesis mengandung istilah yang operasional yang memungkinkan untuk dilakukan pembuktian secara empiris. Adapun kelayakan pembuktian empiris tersebut ditentukan oleh keterukuran variabel dan keterujian korelasi.
  4. Rumusan hipotesis berkaitan dengan teori yang telah ada atau hasil penelitian sebelumnya.
  5. Cakupan hipotesis tidak terlalu umum dan tidak terlalu sempit.

Seringkali menulis hipotesis menjadi bagian tersulit dalam merancang dan menulis makalah penelitian. Berikut ini terdapat beberapa kiat dalam menulis hipotesis yang baik supaya tidak berputar-putar di sekitar hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0) sehingga dapat merusak desain penelitian.

  1. Membuat daftar pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dipelajari.
  2. Hipotesis berupa pernyataan tentang prediksi yang berdasar pada teori.
  3. Ditulis dalam bahasa yang jelas, sederhana, dan to the point, tidak berbelit-belit.
  4. Variabel didefinisikan dalam istilah yang mudah diukur.
  5. Hipotesis harus dapat diuji untuk membuktikan atau menyangkal hipotesis tersebut.
  6. Eksperimen yang perlu dilakukan untuk menguji variabel perlu dipikirkan terlebih dahulu.
  7. Variabel penelitian perlu diidentifikasi.
  8. Variabel bebas dan terikat perlu dikemukakan dengan jelas dalam pernyataan hipotesis.

Contoh Hipotesis Penelitian

Contoh hipotesis penelitian kuantitatif

Contoh hipotesis penelitian tentang efektivitas penerapan metode mimicry memorization dalam meningkatkan daya ingat siswa MAN 4 Banyuwangi pada mata pelajaran Al Quran Hadis.

H1 = penerapan metode  mimicry memorization dapat meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran Al Quran Hadis di MAN 4 Banyuwangi.

Ho = penerapan metode  mimicry memorization tidak dapat meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran Al Quran Hadis di MAN 4 Banyuwangi

Contoh hipotesis penelitian kualitatif

Contoh hipotesis penelitian tentang perbedaan kesejahteraan antara kelompok jamaah haji plus dan reguler. Peneliti menduga bahwa jamaah haji plus lebih sejahtera dibandingkan dengan haji reguler. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H1 =  jamaah haji plus lebih sejahtera dari segi fasilitasnya apabila dibandingkan dengan kelompok jamaah haji reguler.

Ho = fasilitas yang diberikan pada jamaah haji plus kurang sejahtera atau sama dengan haji reguler.

Contoh hipotesis penelitian eksperimen

Contoh hipotesis penelitian tentang fermentasi tepung kimpul secara spontan dengan variabel bebasnya lama fermentasi dan rasio air, serta variabel terikatnya yaitu warna, kelarutan, viskositas, swelling power, dan densitas kamba.

H1 = diduga terdapat interaksi antara lama fermentasi dan rasio air terhadap warna tepung kimpul hasil fermentasi.

H2 = diduga terdapat interaksi antara lama fermentasi dan rasio air terhadap kelarutan tepung kimpul hasil fermentasi.

H3 = diduga terdapat interaksi antara lama fermentasi dan rasio air terhadap viskositas tepung kimpul hasil fermentasi

H4 = diduga terdapat interaksi antara lama fermentasi dan rasio air terhadap swelling power tepung kimpul hasil fermentasi.

H5 = diduga terdapat interaksi antara lama fermentasi dan rasio air terhadap densitas kamba tepung kimpul hasil fermentasi.

Baca juga: Contoh Proposal Penelitian

Pemahaman Akhir

Dalam penelitian, hipotesis memiliki peranan penting sebagai penjelasan sementara yang diajukan untuk menjelaskan fenomena atau persoalan yang ingin diteliti. Terdapat dua jenis hipotesis utama, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.

Hipotesis penelitian digunakan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis ini dapat diklasifikasikan menjadi hipotesis induktif dan hipotesis deduktif. Hipotesis induktif didasarkan pada generalisasi hasil observasi yang telah dilakukan, sementara hipotesis deduktif dirumuskan berdasarkan teori yang sudah ada.

Sementara itu, hipotesis statistik digunakan ketika penelitian dilakukan pada sampel data. Hipotesis statistik dapat dibagi menjadi hipotesis nihil, hipotesis riset, hipotesis alternatif, dan hipotesis penyearah. Hipotesis nihil menyatakan bahwa tidak ada hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara variabel yang diteliti, sementara hipotesis riset adalah visualisasi dari ide peneliti yang dikembangkan dari kajian teoretis.

Ciri-ciri hipotesis yang baik termasuk berkaitan dengan hubungan antara variabel, dinyatakan dengan jelas dalam bentuk kalimat yang dapat diuji, dan memiliki daya penjelas yang mungkin dapat diterangkan. Hipotesis juga harus konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada dan dinyatakan dengan kalimat yang sederhana.

Dalam merumuskan hipotesis yang baik, penting untuk mempertimbangkan alasan teoretis yang kuat dan formulasi yang tepat. Rumusan hipotesis harus berupa kalimat deklaratif yang menjawab permasalahan penelitian, menunjukkan hubungan antara variabel, dan mengandung istilah operasional yang dapat diuji secara empiris.

Pada akhirnya, menulis hipotesis yang baik dapat menjadi bagian tersulit dalam merancang dan menulis makalah penelitian. Namun, dengan memperhatikan beberapa kiat seperti membuat daftar pertanyaan, merujuk pada teori, menulis dengan bahasa yang jelas, dan mengidentifikasi variabel dengan jelas, kita dapat menghasilkan hipotesis yang efektif dan relevan.

Dengan memahami konsep dan karakteristik hipotesis penelitian, peneliti akan dapat merumuskan hipotesis yang tepat dan memperkuat kerangka penelitian mereka. Hipotesis yang baik memberikan dasar yang kuat untuk pengumpulan dan interpretasi data, serta mengarahkan penelitian menuju tujuan yang jelas dan teruji secara empiris.

Nah, itulah penjelasan mengenai hipotesis penelitian dan contoh hipotesis penelitian. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang kebenarannya perlu diuji dengan kegiatan penelitian. Semoga artikel ini bermanfaat! Selamat melakukan penelitian dan semoga sukses!


Sumber:

Setyosari, H. P. (2016). Metode penelitian pendidikan & pengembangan. Prenada Media.

Sumantri, H. (2015). Metodologi penelitian kesehatan. Prenada Media.

Unaradjan, D. D. (2019). Metode penelitian kuantitatif. Penerbit Unika Atma Jaya Jakarta.

Wagiran. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher

Artikel Terbaru

Avatar photo

Devi

Bisa menulis artikel ilmiah itu menjadi bekal penting dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi untuk bisa berprestasi dan mengembangkan diri.

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *