Pernah mendengar tentang hambatan komunikasi sebelumnya? Hambatan komunikasi adalah salah satu komponen dari proses komunikasi yang disampaikan oleh Shannon dan Weaver. Untuk lebih jelasnya kamu bisa melihat bagan proses komunikasi di bawah ini.
Pada artikel ini kita akan membahas tentang hambatan dalam komunikasi. Hambatan komunikasi bisa terjadi dalam lingkup komunikasi organisasi maupun komunikasi antarpribadi. Maka dari itu, pelajari artikel ini sampai habis, ya.
Daftar Isi
- 1 Pengertian Hambatan Komunikasi Menurut Para Ahli
- 2 Hambatan Komunikasi Antarpribadi
- 3 Hambatan Komunikasi Menurut Joseph De Vito
- 4 Hambatan Komunikasi Menurut Dimbebley dan Burton
- 5 Hambatan Komunikasi Organisasi
- 6 Hambatan Komunikasi Menurut Thomas Harris
- 7 Hambatan Komunikasi Menurut Courtland Bovee dan John Till
- 8 Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
- 9 Pemahaman Akhir
Pengertian Hambatan Komunikasi Menurut Para Ahli
Hambatan dalam komunikasi juga dapat disebut dengan gangguan, noise, atau filter. Menurut Dimbebley dan Burton, kata filter lebih tepat. Mereka berkata bahwa sangat jarang terjadi komunikasi yang benar-benar terhambat hingga menyebabkan pesan tidak dapat tersampaikan sama sekali. Hambatan adalah setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana, 2008, h.150). Hambatan atau gangguan selalu ada di dalam saluran komunikasi bersama pesan yang diterima oleh komunikan.
Senada dengan pengertian yang disampaikan oleh Deddy Mulyana, menurut Joseph De Vito noise atau hambatan dalam komunikasi dapat diartikan secara teknik. Menurutnya, hambatan adalah segala sesuatu yang dapat mengubah pesan dan/atau menghalangi penerima untuk menerima pesan.
Definisi lain tentang hambatan komunikasi disampaikan oleh Owen Hergie dan David Dickson dalam bukunya yang berjudul Skilled Interpersonal Communication. Menurutnya, hambatan komunikasi adalah gangguan apapun yang dapat mengganggu atau menurunkan kualitas pesan sehingga makna yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh para ahli, kita dapat menarik kesimpulan bahwa hambatan komunikasi merupakan segala bentuk gangguan yang memengaruhi proses komunikasi sehingga pesan yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan.
Baca juga: Fungsi Komunikasi Menurut Para Ahli
Hambatan Komunikasi Antarpribadi
Hambatan Komunikasi Menurut Joseph De Vito
Beberapa ahli memiliki klasifikasi yang berbeda terkait jenis-jenis hambatan dalam komunikasi. Menurut Joseph De Vito (2013, h.14), ada empat jenis hambatan komunikasi serta contoh hambatan komuniasi antarpribadi, yaitu :
Physical noise
Hal ini bisa disebut juga dengan gangguan fisik. Physical noise adalah interferensi atau hambatan yang berada di luar komunikator dan komunikan. Gangguan ini menghalangi transmisi fisik dari sinyal atau pesan. Contoh gangguan fisik ini bisa berupa tulisan tangan yang tidak terbaca, ukuran huruf yang terlalu kecil sehingga sulit untuk dibaca, suara kendaraan yang terlalu bising, iklan pop-up, tata bahasa yang buruk, dan lain-lain. Gangguan fisik lainnya juga dapat berupa banyaknya informasi asing yang tidak diharapkan. Misalnya, spam pesan dalam email.
Physiological noise
Dalam bahasa Indonesia disebut dengan gangguan fisiologis. Gangguan atau hambatan fisiologis ini merupakan hambatan yang ada di dalam komunikator atau komunikan. Misalnya saja, pengirim atau penerima memiliki gangguan penglihatan seperti mata minus sehingga pandangan menjadi rabun, atau memiliki gangguan pendengaran. Selain itu bisa juga karena artikulasi saat berbicara tidak jelas atau hilang ingatan.
Psychological noise
Dengan kata lain gangguan psikologis. Gangguan ini adalah gangguan mental pada komunikator atau komunikan. Selain itu, gagasan yang sudah terbentuk, bias, prasangka, pikiran tertutup, dan emosi yang ekstrim merupakan wujud dari gangguan psikologis. Mungkin beberapa dari kita pernah merasakan berbicara dengan orang yang menolak mempercayai sesuatu yang baru. Hal ini karena ia memiliki pemikiran yang tertutup. Ia tidak dapat menerima dengan mudah sesuatu yang belum ia percayai.
Semantic noise
Gangguan semantik adalah gangguan yang terjadi ketika komunikator dan komunikan memiliki sistem makna yang berbeda. Misalnya saja ketika kedua pihak memiliki perbedaan bahasa atau dialektis, penggunaan jargon, istilah yang ambigu yang maknanya dapat disalahartikan.
Contoh kasusnya ketika seorang anak suku Jawa menggunakan kata ganti Aku dan Kamu saat berbicara dengan teman sebaya yang baru dikenalnya. Ia menggunakan kata ganti Aku Kamu karena merasa itu adalah kata ganti yang sopan saat berbicara dengan orang yang baru dikenal. Namun, seorang anak dari suku Betawi akan merasa hal itu terlalu berlebihan. Mereka terbiasa menggunakan kata ganti Lo dan Gue.
Biasanya mereka menggunakan kata ganti Aku dan Kamu dengan orang-orang tertentu saja, misalnya pacar. Ketika keduanya anak ini berkomunikasi, timbul suatu hambatan karena mereka memiliki pemaknaan yang berbeda. Hambatan ini tentunya tidak terjadi pada semua suku Jawa dan Betawi. Sebagian dari mereka sudah saling mengerti dan memiliki wawasan yang luas akan makna kata-kata yang sering dipakai oleh keduanya.
Baca juga: Mengenal Teori Komunikasi Antarpribadi
Hambatan Komunikasi Menurut Dimbebley dan Burton
Dua di antaranya sudah disebutkan oleh DeVito. Berikut ini jenis-jenis hambatan menurut Dimbebley dan Burton (1998, h.80) :
Hambatan mekanis
Hambatan mekanis ini merupakan gabungan dari hambatan fisik dan fisiologis yang disampaikan oleh Joseph DeVito. Komunikasi bisa terhalang atau tersaring (filtered) oleh faktor fisik dalam proses komunikasi. Contoh dari hambatan mekanis ini seperti suara bising orang-orang di sekitar ketika kita sedang berbicara atau ketika komunikan memiliki kemampuan mendengar yang lemah saat berbicara dengan seseorang (tuli).
Hambatan semantik
Hambatan ini sudah disebutkan oleh Joseph DeVito sebelumnya. Menurut Dimbebley dan Burton, ketika komunikasi terjadi hambatan bisa saja muncul dari penggunaan kata-kata yang tidak tepat. Sehingga komunikan sulit untuk memahami.
Arti dalam komunikasi bergantung pada kode dan faktor lain dalam konteks komunikasi yang terjadi. Komunikasi menjadi terhambat jika komunikan atau komunikator tidak menemukan kode yang tepat untuk menerjemahkan pesan. Makna dari komunikasi berada dalam pikiran kita, bukan dari kata-kata itu sendiri.
Misalnya saja, ada seseorang yang bertanya kepadamu dengan menggunakan bahasa Perancis. Sedangkan kamu tidak bisa bahasa Perancis karena sebelumnya tidak pernah mendengar atau mempelajari bahasa Perancis. Tentunya kamu kesulitan atau bahkan tidak mengerti sepenuhnya apa yang dikatakan orang tersebut. Sehingga pesan yang disampaikan oleh orang itu menjadi terhalang dan tidak tersampaikan.
Hambatan psikologi
Hambatan ini juga disebutkan oleh Joseph DeVito. Komunikasi yang ada bisa juga terhalangi oleh sikap, kepercayaan, atau nilai dari individu masing-masing. Menurut Dimbebley dan Burton, hambatan ini menjadi hambatan yang paling umum dirasakan saat melakukan komunikasi antarpribadi.
Hambatan ini sudah terbentuk sebelum seseorang berkomunikasi dengan orang lain. Hal itu memengaruhi bagaimana cara kita menafsirkan simbol-simbol ketika berkomunikasi. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kita memiliki opini dan interpretasi masing-masing terhadap suatu hal. Jika pikiran kita tidak terbuka maka hal ini dapat menghambat jalannya komunikasi.
Hambatan Komunikasi Organisasi
Masih ingat dengan komunikasi organisasi? Komunikasi organisasi adalah suatu proses yang terdiri dari bahasa dan interaksi sosial yang dapat mendorong tindakan yang terkoordinasi demi tercapainya tujuan bersama. Dalam komunikasi organisasi tentunya juga terdapat hambatan. Terlebih lagi komunikasi organisasi melibatkan orang banyak untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi yang efektif sangat berguna bagi kelancaran arus informasi dan komunikasi. Adanya berbagai hambatan dapat menimbulkan berbagai miscommunication. Pada akhirnya akan menghambat kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan.
Hambatan Komunikasi Menurut Thomas Harris
Internal noise
Gangguan internal atau internal noise ini adalah gangguan yang diciptakan oleh komunikan. Hal ini bisa saja terjadi ketika kita sedang sibuk, berada di bawah tekanan, atau memiliki prioritas lain. Sehingga kita tidak bisa mendengar dengan jelas. Mungkin kita hadir dan ada secara fisik, namun otak kita tidak memproses pesan apa pun yang disampaikan oleh komunikator.
Gangguan semacam ini bisa berupa keadaan ketika kita sedang lapar, mengantuk, lelah, atau sedang dalam posisi bertahan ketika sedang banyak diserang oleh berbagai pihak. Keadaan semacam ini sangat wajar dan umum terjadi pada kita. Dalam waktu sehari saja kita bisa mengalami berbagai perbedaan keefektifitasan berkomunikasi karena daya konsentrasi kita bisa saja berubah setiap saat.
External noise
Gangguan eksternal bisa berupa tingkatan suara, stimulus gangguan, banyaknya pesan yang berdatangan, dan lain-lain. Jika kita lihat dari contoh-contoh external noise pada kalimat sebelumnya, maka kita akan menemukan kesamaan dengan klasifikasi jenis hambatan dalam komunikasi antarpribadi. Gangguan eksternal sama halnya dengan gangguan fisik atau hambatan mekanis. Hambatan ini berada di luar komunikator maupun komunikan.
Organizational distance
Maksud dari organizational distance adalah celah atau gap klasifikasi pekerjaan yang ada dalam sebuah organisasi. Pengelompokkan jabatan menyebabkan perbedaan persepsi. Umumnya, biar bagaimanapun bawahan diharapkan untuk selalu mendengarkan atasan. Para atasan memang sudah seharusnya banyak berbicara dan memberikan jawaban dengan sedikit masukan dari bawahan.
Tentunya pandangan ini sangat kuno, saat ini sudah banyak organisasi yang melunturkan tradisi semacam ini untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi. Meski begitu atasan dan bawahan terkadang memiliki persepsi yang berbeda terhadap realitas dalam organisasi. Faktor perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal, latar belakang kebudayaan, aktivitas pekerjaan, dan budaya yang diyakini masing-masing bisa membuat proses penerimaan dan interpretasi pesan menjadi sulit.
Selective attention
Untuk menafsirkan pesan yang diberikan dengan baik maka kita harus menerimanya sepenuhnya. Bukan hanya memberikan sebagian perhatian pada sebagian pesan. Ada empat penjelasan mengapa hal ini bisa terjadi.
Pertama, hal ini merupakan sesuatu yang otomatis. Misalnya saja, kita otomatis memperhatikan dengan seksama ketika komunikator menyebutkan nama kita atau menyebutkan subjek yang penting bagi kita. Kedua, kita sendirilah yang membuat keputusan secara sadar untuk memilih mana pesan yang memiliki kemungkinan besar bisa kita terima. Kita bisa saja memilih untuk berkonsentrasi sepenuhnya saat bos berbicara, daripada menanggapi rekan kerja lain yang memberikan simultan pesan lain. Ketiga, mungkin saja kita sedang mengalami tekanan mental. Tugas-tugas yang kompleks dari atasan juga membutuhkan lebih banyak energi dan konsentrasi. Keempat, kita membutuhkan konsistensi dalam penerimaan pesan. Jika pesan yang disampaikan bertentangan dengan dugaan kita, maka kita bisa mengabaikannya.
Sistem memori
Kita memiliki dua sistem memori yakni sistem memori jangka pendek atau short-term memory system dan sistem memori jangka panjang atau long-term memory system. Dalam sistem memori jangka pendek, kita mampu menerima pesan dalam waktu 20 detik hingga 1 menit. Sistem ini bekerja memutuskan untuk menyimpan pesan.
Jika sistem memori jangka pendek ini diganggu oleh pertanyaan atau permintaan orang lain atau mungkin mengalami gangguan internal dan gangguan lainnya maka mengakibatkan pergeseran perhatian. Pesan yang diberikan dapat hilang dalam waktu 60 detik saja. Semakin banyak stimulus yang diberikan maka akan semakin sulit untuk berkonsentrasi.
Kapasitas manusia dalam sistem ingatan jangka panjang kira-kira mencapai 15 menit. Sistem memori jangka panjang adalah tempat untuk menyimpan pesan dan mencerna pesan selama berjam-jam, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun. Sistem ini juga memiliki keterbatasan atau kelebihan beban.
Hambatan Komunikasi Menurut Courtland Bovee dan John Till
Noise dan distraksi
Hambatan ini berupa gangguan eksternal maupun internal. Gangguan eksternal ini bisa berupa ruang rapat yang tidak nyaman, layar komputer yang dipenuhi oleh berbagai pesan, dan pengingat atau memo yang ada di berbagai tempat. Sedangkan, gangguan internal adalah pikiran dan emosi yang menghalangi audiens untuk fokus pada pesan yang masuk. Misalnya saja ketika mencoba untuk multitasking. Sebagian orang mungkin menganggap bahwa ini adalah cara yang praktis untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam satu waktu. Namun, hal ini dapat menciptakan gangguan komunikasi.
Pesan yang beradu
Maksud dari pesan yang beradu adalah ketika dalam suatu waktu banyak pesan yang datang secara beruntun di waktu yang bersamaan. Mendapatkan perhatian sepenuhnya dari audiens merupakan sesuatu yang sangat berharga. Karena kerap kali kita harus bersaing dengan berbagai pesan yang menghampiri audiens kita.
Filters atau penyaringan
Suatu pesan bisa saja dihalangi atau disaring oleh filter. Filter atau penyaringan adalah intervensi manusia atau teknologi apa pun yang ada di antara pengirim dan penerima. Penyaringan bisa saja disengaja maupun tidak. Contoh penyaringan yang dilakukan secara sengaja ini misalnya ketika kita secara sadar memilah pesan-pesan mana saja yang harus dibaca terlebih dahulu. Sedangkan filter yang tidak disengaja adalah ketika kita mengaktifkan fitur hapus spam pada email kita. Secara otomatis sistem akan menghapus pesan-pesan yang dianggap tidak penting.
Kerusakan saluran
Saluran merupakan salah satu komponen dari komunikasi. Terkadang saluran yang rusak menjadi hambatan untuk menyampaikan pesan. Misalnya saja, tiba-tiba aplikasi chatting yang kamu gunakan untuk menghubungi rekan kerjamu mengalami masalah. Contoh lainnya, ketika perwakilan tim mu tidak mampu menyampaikan perencanaan yang sudah dibuat di hadapan para pimpinan.
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
Dalam setiap proses komunikasi, pasti terdapat hambatan atau gangguan. Hambatan memang merupakan salah satu komponen dari komunikasi. Hambatan dalam komunikasi memang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, namun efeknya dapat diatasi.
Menurut Joseph DeVito ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hambatan komunikasi. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek hambatan dalam komunikasi di antaranya dengan meningkatkan kemampuan bahasa dan menggunakan pilihan kata yang lebih tepat, mempertajam keterampilan mengirim dan menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan memberikan umpan balik.
Dalam lingkup komunikasi organisasi, Courtland Bovee dan John Till mengungkapkan bahwa semua orang dapat membantu meminimalkan hambatan. Sebagai komunikator, kamu bisa mencoba untuk menyadari hambatan apa saja yang dapat terjadi dan mencoba untuk mencegahnya. Jika kamu berada dalam level manajerial, coba untuk perhatikan setiap hambatan yang terjadi dalam organisasi.
Pikiran yang rasional dan kesopanan dirasa dapat meminimalisir hambatan dalam organisasi. Contohnya, mematikan telepon genggam saat akan memulai rapat, mengatur volume yang sesuai dan beretika ketika mendengarkan musik atau menonton video, meskipun menggunakan earphone suara yang bocor terkadang juga mengganggu rekan kerja di sekitar. Untuk diri kita sendiri, jangan biarkan pesan-pesan yang tidak penting mengganggu komunikasi yang lebih penting. Sisihkan waktu untuk memperhatikan seluruh pesan sekaligus agar sisa waktu lainnya kamu bisa fokus terhadap hal lain.
Penjelasan mengenai cara mengatasi hambatan komunikasi di atas cukup berbeda dengan penjelasan yang disampaikan oleh Shannon dan Weaver. Dalam komunikasi juga terdapat entropi (entropy) dan redundansi (redundancy) serta keseimbangan di antara keduanya agar komunikasi dapat berjalan efisien dan di saat yang sama dapat mengatasi hambatan komunikasi. Semakin banyak gangguan maka semakin besar kebutuhan akan redundansi yang dapat mengurangi entropi relatif pesan. Dengan adanya redundansi maka dapat mengatasi gangguan dalam saluran, jumlah informasi yang dapat ditransmisikan tereduksi pada saat tertentu.
Baca juga: Mengenal Apa itu Audit Komunikasi
Pemahaman Akhir
Hambatan komunikasi merupakan bagian tak terhindarkan dalam proses komunikasi. Para ahli mendefinisikan hambatan komunikasi sebagai segala bentuk gangguan atau interferensi yang dapat mempengaruhi kecermatan atau kualitas pesan yang disampaikan. Hambatan dapat terjadi baik dalam komunikasi antarpribadi maupun komunikasi organisasi.
Beberapa jenis hambatan komunikasi yang umum diidentifikasi adalah hambatan fisik, fisiologis, psikologis, dan semantik. Hambatan-hambatan ini bisa mengganggu efektivitas komunikasi dan menyebabkan pesan tidak tersampaikan sesuai dengan niat pengirimnya.
Hambatan komunikasi antarpribadi dapat muncul dalam bentuk gangguan fisik, perbedaan bahasa, pemikiran tertutup, bias, dan prasangka. Selain itu, gangguan internal seperti gangguan fisiologis atau tekanan mental juga dapat menjadi penghalang komunikasi.
Dalam komunikasi organisasi, hambatan dapat muncul dalam bentuk gangguan fisik, kebijakan organisasi yang membatasi komunikasi, perbedaan persepsi antara atasan dan bawahan, serta hambatan psikologis dan teknologi.
Meskipun hambatan komunikasi tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau mengurangi efeknya. Beberapa langkah termasuk meningkatkan kemampuan bahasa, menggunakan kata-kata yang tepat, mengenali dan mengatasi gangguan fisik atau psikologis, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan memberikan umpan balik.
Dalam lingkup komunikasi organisasi, kesopanan dan kesadaran akan hambatan dapat membantu meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi. Mengenali hambatan dan mencari solusi untuk mengatasinya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas komunikasi di dalam organisasi.
Dalam setiap bentuk komunikasi, baik antarpribadi maupun organisasi, penting bagi pengirim dan penerima pesan untuk saling memahami dan berusaha mengurangi hambatan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan tujuan komunikasi dapat tercapai.
Itu dia penjelasan tentang hambatan dalam komunikasi. Semoga penjelasan di atas membantu ya. Semangat belajar.
Referensi
Bovee, C. & Thill, J. (2018). Business Communication Today Fourteenth Edition. U.S : Pearson.
DeVito, J. (2013). The Interpersonal Communication Book 13th Edition. New York : Pearson Education, Inc.
Dimbleby, R. & Burton, G. (1998). More Than Word : An Introduction to Communication Third Edition. London : Routladge.
Harris, T. (2002). Applied Organizational Communication : Principles and Pragmatic for Future Practice Second Edition. New Jersey :Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Hergie, O. (2005). Skilled Interpersonal Communication : Research, Theory, and Practice Fourth Edition. Londone : Routladge.
Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.