Kamu pasti sering melihat penyebutan kata konjungsi atau kata penghubung di dalam soal ujian Bahasa Indonesia, bukan? Rasanya sudah nggak asing lagi sama penyebutan konjungsi. Nah, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan kata konjungsi atau kata penghubung? Seberapa pentingkah kamu untuk mengetahui atau menggunakannya?
Penasaran gak sih? Supaya kamu lebih paham lagi, artikel ini akan menjelaskan kata konjungsi dimulai dari pengertian, jenis, dan contohnya. Yuk, simak penjelasannya!
Daftar Isi
Pengertian Konjungsi
Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa kelas kata. Salah satunya adalah kata konjungsi atau kata penghubung. Kata konjungsi atau kata penghubung adalah satuan kelas kata yang menghubungkan ujaran atau tulisan dengan tingkatan setara ataupun yang tidak setara. Konjungsi biasa digunakan untuk menghubungkan dua satuan sederajat, yaitu kata dengan kata, klausa dengan klausa, frasa dengan frasa, serta kalimat dengan kalimat. Hal itu bertujuan agar memudahkan kamu untuk memahami apa yang kamu baca.
Ketegorisasi Konjungsi
Berdasarkan kategorisasi/jenis-jenis konjungsi, konjungsi terbagi menjadi lima, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf. Berikut di bawah ini penjelasan dari kelima kategori konjungsi tersebut beserta contohnya.
Baca juga: Contoh Teks Eksplanasi
Konjungsi Koordinatif
Kata penghubung atau konjungsi yang menghubungkan dua unsur dengan tingkatan atau status yang sama disebut konjungsi koordinatif. Selain itu, konjungsi ini dapat menghubungkan klausa dengan kata. Konjungsi koordinatif meliputi penanda hubungan penambahan, pendampingan, pemilihan, perlawanan, dan pertentangan. Untuk lebih jelasnya, silakan kamu perhatikan penjelasan di bawah ini.
Jenis-Jenis Konjungsi Koordinatif
- Konjungsi koordinatif penanda hubungan penambahan
Konjungsi ini menandakan bahwa salah satu unsur (kata, frasa, atau klausa) merupakan penambahan dari unsur lainnya. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu dan.
- Konjungsi koordinatif penanda hubungan pendampingan
Konjungsi ini menandakan bahwa salah satu unsur (kata, frasa, atau klausa) merupakan pendamping dari unsur sebelumnya. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu serta.
- Konjungsi koordinatif penanda hubungan pemilihan
Konjungsi ini menandakan bahwa dua unsur (kata, frasa, atau klausa) yang digabungkan bersifat pilihan. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu atau.
- Konjungsi koordinatif penanda hubungan perlawanan
Konjungsi ini menandakan bahwa dua unsur (kata, frasa, atau klausa) yang digabungkan merupakan dua unsur yang berlawanan. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu tetapi dan sedangkan.
- Konjungsi koordinatif penanda hubungan pertentangan
Konjungsi ini menandakan bahwa dua unsur (kata, frasa, atau klausa) yang digabungkan merupakan dua unsur yang berlawanan. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu padahal dan sedangkan.
Contoh konjungsi koordinatif
Setelah kamu tau jenis-jenis konjungsi koordinatif, akan lebih mudah untuk kamu memahaminya dengan melihat contoh-contoh kalimat konjungsi koordinatif berikut ini.
- dan: Ibu menyapu dan mengepel lantai.
- atau: Saya atau kamu yang membantu Ibu?
- serta: pengantin pria serta rombongan keluarga memasuki kediaman pengantin wanita.
- Andi tidak rajin, tetapi ia malas.
- Tono menulis puisi, sedangkan Tini membaca puisi.
Khusus kata konjungsi atau, selain bermakna ‘pemilihan’, konjungsi atau juga bermakna ‘penambahan’. Nah, kata atau biasanya digunakan berkaitan dengan hal yang dianggap kurang baik. Selain itu, kata atau dapat ditambahkan partikel pun sehingga menjadi ataupun.
Contoh kalimat dari penggunaan konjungsi atau dalam konteks ini sebagai berikut.
- Siswa yang ketahuan merusak atau(pun) mencoret-coret fasilitas sekolah akan diberi sanksi tegas.
- Penumpang dilarang makan atau(pun) minum di dalam kereta!
- Pelaku pencurian atau(pun) perampokan akan ditangkap oleh pihak berwajib.
- Zona Selamat Sekolah (ZoSS): dilarang mengebut atau(pun) balapan di area ini.
- Karyawan yang ketahuan bolos akan dipotong gaji ataupun diberi SP.
Konjungsi Korelatif
Kata penghubung atau konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dengan status sintaktis yang sama disebut konjungsi korelatif. Konjungsi ini terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Konjungsi korelatif memiliki pasangan kata yang termasuk dalam konjungsi ini beragam. Penasaran apa saja? Ini dia kata-katanya!
- Baik …, maupun …
- Tidak hanya …, tetapi juga …
- Demikian …, sehingga …
- Sedemikian rupa …, sehingga …
- Apa(kah) …, atau …
- Bukan hanya …, menlainkan juga …
- Entah …, entah …
- Jangankan …, … pun …
Kalau kamu sudah tau kata apa saja yang termasuk dalam konjungsi korelatif, sekarang lanjut ke contoh kalimat konjungsi korelatif, ya!
- Baik saya, maupun kamu tidak ada yang berhak mendapatkan uang itu.
- Tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa senang bermain wahana komidi putar.
- Demikian hangatnya keluarga ini, sehingga aku tidak merasa dianaktirikan.
- Sedemikian rupa perjuangannya, sehingga ia menikmat hasilnya sekarang.
- Bukan hanya ibu yang kecewa, tetapi juga ayah dan abangku.
- Entah baik entah buruk, kini ia sudah menerima nasibnya.
- Jangankan belanja barang mewah, makan pun cukup susah.
Baca juga: Contoh Teks Deskripsi
Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan keduanya tidak dalam status sintaktis yang sama. Hal itu karena salah satu klausa merupakan anak kalimat dan satunya induk kalimat. Konjungsi koordinatif terbagi menjadi tiga belas jenis. Hal itu dilihat dari perilaku sintaktis dan semantisnya. Apa saja kira-kira ketiga belas jenisnya? Di bawah ini penjelasannya.
Jenis-jenis Konjungsi Subordinatif
- Konjungsi Temporal atau Konjungsi Waktu
Konjungsi ini merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa dengan penggunaan urutan waktu. Konjungsi temporal atau waktu terbagi lagi menjadi empat, yaitu:
- permulaan (sejak, semenjak, dan sedari);
- bersamaan (sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, dan demi);
- urutan atau kronologis (setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, dan seusai;
- dan batas akhir (hingga dan sampai).
- Konjungsi Syarat
Konjungsi ini merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa yang memiliki hubungan syarat. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, dan manakala.
- Konjungsi Pengandaian
Konjungsi ini merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa yang memiliki hubungan pengandaian. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
- Konjungsi Tujuan
Konjungsi ini merupakan konjungsi yang menandakan bahwa dua klausa saling memiliki hubungan tujuan. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu agar, supaya, dan biar.
- Kojungsi Konsesif
Konjungsi ini menghubungkan dua klausa yang menyatakan keadaan atau kondisi berlawanan dengan yang dinyatakan dalam klausa. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, dan kendatipun.
- Konjungsi Pembandingan
Konjungsi ini menghubungkan dua klausa yang menyatakan adanya kesamaan dalam dua klausa sehingga bisa dibandingkan keduanya. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, dan alih-alih.
- Konjungsi Sebab
Konjungsi ini menyatakan adanya hubungan sebab di antara dua klausa. Konjungsi tersebut biasanya disebut juga sebagai konjungsi kausalitas. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu sebab, karena, oleh karena, dan oleh sebab.
- Konjungsi Hasil
Konjungsi ini menyatakan salah satu unsur klausa merupakan hasil dari klausa sebelumnya. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu sehingga, sampai (-sampai), maka(nya).
- Konjungsi Alat
Konjungsi ini menyatakan salah satu klausa adalah alat dari kegiatan ataupun aktivitas yang dalam klausa sebelumnya sudah dijelaskan. Kata yang termasuk dalam konjungsi ini, yaitu dengan dan tanpa.
- Konjungsi Cara
Konjungsi ini menyatakan salah satu klausa merupakan cara dari kegiatan ataupun aktivitas yang dalam klausa sebelumnya sudah dijelaskan. Kata yang termasuk dalam konjungsi tersebut, yaitu dengan dan tanpa.
- Konjungsi Komplementasi
Konjungsi ini menerangkan salah satu klausa hanya sebagai pelengkap dari klausa sebelumnya. Kata yang termasuk dalam konjungsi tersebut, yaitu bahwa.
- Konjungsi Atributif
Konjungsi ini menghubungkan kata atau klausa utama dengan klausa penjelasnya. Kata yang termasuk dalam konjungsi tersebut, yaitu yang.
- Konjungsi Perbandingan
Konjungsi ini menyatakan bahwa di antara dua klausa terdapat hubungan kesamaan atau perbedaan. Kata yang termasuk dalam konjungsi tersebut, yaitu sama… dengan, lebih… dari(pada).
Contoh Kalimat Konjungsi Subordinatif
- Contoh Konjungsi Temporal (konjungsi waktu)
Toko kue milik Bu Yayat berdiri sejak tahun 1992. (permulaan)
Kakak menangis ketika mainannya rusak. (bersamaan)
Pelangi muncul setelah hujan reda. (kronologis atau urutan)
Kakek tua itu berjualan sampai larut malam. (batas akhir)
- Contoh Konjungsi Syarat
Aku akan semakin rajin belajar jika aku mendapat peringkat tiga besar.
- Contoh Konjungsi Pengandaian
Adik pasti bisa sekolah seandainya aku lebih giat bekerja.
- Contoh Konjungsi Tujuan
Kamu harus minum obat supaya cepat sembuh.
- Contoh Konjungsi Konsesif
Rini tetap diizinkan masuk sekolah walaupun ia telat.
- Contoh Konjungsi Pembandingan
Tatapannya tajam seolah-olah aku ini penjahat.
- Contoh Konjungsi Kausalitas (sebab)
Budi tidak masuk kerja karena sakit.
- Contoh Konjungsi Hasil
Hujan turun dengan deras sehingga membuat rumahku banjir.
- Contoh Konjungsi Alat
Ibu memanggang kue tanpa menggunakan oven.
- Contoh Konjungsi Cara
Dia menendang bola dengan kaki kirinya mengayun ke depan.
- Contoh Konjungsi Komplementasi
Pak dokter mengatakan bahwa kesehatan itu penting.
- Contoh Konjungsi Atributif
Kakak memakai sepatu baru yang dibelikan ayah.
- Contoh Konjungsi Perbandingan
Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin.
Baca juga: Contoh Teks Prosedur
Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain disebut dengan konjungsi antarkalimat. Konjungsi tersebut terletak di awal suatu kalimat baru dan ditulis dengan huruf kapital. Jenis konjungsi antarkalimat sebagai berikut.
Jenis Konjungsi Antarkalimat
- Menyatakan Pertentangan
Konjungsi ini menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan di kalimat sebelumnya. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, dan sungguhpun demikian/begitu.
- Menyatakan Kelanjutan Peristiwa
Konjungsi ini menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Konjungsi tersebut biasanya disebut juga sebagai konjungsi kronologis. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu kemudian, sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya.
- Menyatakan Hal Lain di Luar Pernyataan Sebelumnya
Konjungsi ini menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar kalimat yang telah dinyatakan sebelumnya. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
- Menyatakan Kebalikan
Konjungsi ini mengacu ke kebalikan dari kalimat yang telah dinyatakan sebelumnya. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu sebaliknya.
- Menyatakan keaadaan sebenarnya
Konjungsi ini menyatakan keadaan yang sebenarnya. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu sesungguhnya dan bahwasanya.
- Menguatkan Keadaan
Konjungsi ini menguatkan keadaan yang telah dinyatakan sebelumnya. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu malahan dan bahkan.
- Menyatakan Pertentangan
Konjungsi ini menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu akan tetapi dan namun.
- Menyatakan Keeksklusifan atau Keinklusifan
Konjungsi ini menyatakan keeksklusifan atau keinklusifan. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu kecuali itu.
- Menyatakan Konsekuensi
Konjungsi ini menyatakan konsekuensi. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu dengan demikian.
- Menyatakan Akibat
Konjungsi ini menyatakan akibat. Konjungsi akibat biasanya disebut juga sebagai konjungsi kausalitas. Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu oleh karena itu dan oleh sebab itu.
- Menyatakan Kejadian yang Mendahului Hal yang Dinyatakan Sebelumnya
Kata yang termasuk konjungsi tersebut, yaitu sebelum itu.
Contoh Kalimat Konjungsi Antarkalimat
- Dia memiliki pendapat yang berbeda. Walaupun begitu, kami tetap menghargainya.
- Aku pergi ke pasar. Setelah itu, aku pulang ke rumah.
- Sofyan anak yang rajin. Selain itu, ia juga cerdas.
- Berbohong tidak menyelesaikan masalah. Sebaliknya, akan memperumit masalah itu sendiri.
- Peraturan mengenai PSBB harus dilaksanakan. Bahwasanya peraturan tersebut sudah ditetapkan pemerintah.
- Kakinya bukan hanya membaik. Bahkan sudah bisa dipakai bermain bola.
- Petunjuk membuat kue terlihat mudah. Namun, sulit saat dipraktikkan.
- Anak Bu Budi sehat semua. Kecuali itu yang suka jajan sembarangan.
- Surat perintah ini resmi dikeluarkan oleh penyidik. Dengan demikian, segala bentuk penyidikan dapat dilakukan.
- Rangga anak yang cerdas. Oleh karena itu, ia menjadi juara kelas.
- Mari kita berkebun! Sebelum itu, siapkan terlebih dahulu peralatannya.
Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf yang lain disebut Konjungsi antarparagraf. Terletak di awal suatu paragraf baru sebagai penghubung paragraf sebelumnya. Kata yang termasuk konjungsi antarparagraf sebagai berikut.
- Terlebih lagi …,
- Tambahan lagi…,
- Namun..,
- Sebaliknya…,
- Selain itu…,
- Di Samping itu… ,
- Setelah itu…,
- Kemudian..,
- Sebagaimana …,
- Sama halnya…,
- Begitu juga…
- Ringkasnya..,
- Untuk itu…,
- Oleh karena itu … ,
- Oleh sebab itu …,
- Akibatnya..,
- Berdasarkan … ,
- Jadi…,
Contoh Konjungsi Antarparagraf
Baskara anak yang mandiri. Segala sesuatunya ia urus sendiri. Sebagai anak yang hidup dengan satu orang tua—ibunya—membuatnya tidak menjadi anak manja. Di saat teman-temannya diantar ke sekolah oleh ayahnya, ia berangkat sendiri dengan berjalan kaki.
Terlebih lagi, Baskara bukanlah anak orang kaya. Hidupnya bisa dibilang pas-pasan. Bahkan, Ia tidak punya kendaraan seperti sepeda untuk menuju ke sekolah.
Namun, Baskara selalu beryukur. Ia tidak pernah menuntut ibunya untuk memberikannya ini dan itu. Sebelum berangkat sekolah, pagi-pagi sekali, ia berjualan koran di perempatan lampu merah.
Setelah itu, Baskara baru berangkat ke sekolah. Ia tidak pernah mengeluh atau merutukki keadaannya. Sebaliknya, Ia selalu bersyukur.
Baca juga: Contoh Teks Berita
Pemahaman Akhir
Kata konjungsi atau kata penghubung memiliki peran penting dalam bahasa Indonesia karena mereka berfungsi untuk menghubungkan kata, klausa, frasa, atau kalimat yang memiliki tingkatan setara atau tidak setara. Dengan menggunakan konjungsi, kita dapat memahami hubungan antara bagian-bagian yang berbeda dalam sebuah teks.
Terdapat lima jenis konjungsi yang umum digunakan, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf.
Konjungsi koordinatif digunakan untuk menghubungkan unsur yang memiliki tingkatan atau status yang sama, seperti kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau frasa dengan frasa. Contoh konjungsi koordinatif antara lain “dan” yang digunakan untuk hubungan penambahan, “atau” untuk hubungan pemilihan, dan “tetapi” untuk hubungan perlawanan.
Konjungsi korelatif menghubungkan kata, frasa, atau klausa dengan status sintaktis yang sama. Contohnya adalah “baik…, maupun…” yang menyatakan kesamaan, “tidak hanya…, tetapi juga…” untuk menyatakan tambahan, dan “seolah-olah…, begitu juga…” untuk perbandingan.
Konjungsi subordinatif menghubungkan klausa utama dengan anak kalimat yang bergantung padanya. Jenis konjungsi subordinatif beragam, seperti konjungsi temporal (waktu), syarat, pengandaian, tujuan, konsesif, hasil, alat, cara, komplementasi, atributif, perbandingan, dan sebab.
Konjungsi antarkalimat digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Contohnya adalah “walaupun”, “setelah itu”, “sebaliknya”, dan “oleh karena itu”.
Konjungsi antarparagraf berperan dalam menghubungkan satu paragraf dengan paragraf berikutnya. Contoh konjungsi antarparagraf termasuk “terlebih lagi”, “selain itu”, “kemudian”, dan “oleh sebab itu”.
Penting bagi guru bahasa Indonesia untuk mengetahui dan mengajarkan penggunaan konjungsi kepada siswa-siswinya. Dengan memahami konjungsi, siswa dapat membangun hubungan yang jelas antara bagian-bagian dalam tulisan mereka. Penggunaan yang tepat dan konsisten konjungsi juga akan meningkatkan kelancaran dan kejelasan komunikasi dalam bahasa Indonesia.
Dengan demikian, pemahaman dan penggunaan konjungsi sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Mempelajari jenis-jenis konjungsi dan contoh penggunaannya akan membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berbicara yang lebih baik dalam bahasa Indonesia.
Nah, sekarang kamu sudah tau kan apa itu konjungsi beserta jenisnya? Setelah ini, kamu nggak perlu bingung lagi deh kalau ada soal mengenai konjungsi ataupun ingin menggunakan konjungsi dalam tulisanmu! Semoga artikel ini bermanfaat ya untuk kamu!