Dalam sebuah wilayah yang luas, pastinya terdapat area yang menjadi pusat perkembangan. Keberadaan area tersebut menjadi jantung dari pertumbuhan daerah sekitar. Nah, titik sentral ini dinamakan sebagai titik pusat pertumbuhan. Titik pusat pertumbuhan akan lebih dijelaskan melalui beberapa teori titik pertumbuhan.
Supaya lebih jelas lagi mengenai teori pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah, mari kita perhatikan uraian di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan merupakan kawasan perkembangan yang cukup pesat sehingga dijadikan pusat pembangunan dan pengembangan wilayah sekitar. Kemajuan dari pusat pertumbuhan akan menyebar dan mendorong perkembangan wilayah di sekelilingnya yang biasa disebut dengan spread effect.
Perkembangan pusat pertumbuhan di suatu wilayah disebabkan karena berbagai faktor, antara lain:
Baca juga: Konsep Wilayah dan Tata Ruang Geografi
Sumber Daya Alam
Daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam punya potensi menjadi pusat pertumbuhan. Misal, daerah pertambangan akan merangsang kegiatan ekonomi seperti peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia berperan dalam membentuk pusat pertumbuhan. Karena banyak tenaga ahli, profesional, dan kapabel yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam.
Kondisi Fisiografi/Lokasi
Lokasi strategis akan mempermudah transportasi dan distribusi barang sehingga perkembangan pusat pertumbuhan akan cepat. Biasanya, daerah yang memiliki relief rata akan lebih cepat dalam menjadi titik pertumbuhan.
Fasilitas Penunjang
Daerah yang memiliki fasilitas penunjang yang memadai akan berpotensi untuk menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas sepert jalan raya, jaringan listrik, komunikasi, sanitasi, bahan bakar, keamanan, rumah sakit, dan sarana kebersihan menjadi fasilitas pokok dalam pengembangan pusat pertumbuhan.
Teori Pusat Pertumbuhan
Teori Polarisasi Ekonomi
Gunar Myrdal menggagas teori polarisasi ekonomi atau kutub ekonomi. Setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi magnet bagi buruh pinggiran. Pusat pertumbuhan ini karena memiliki daya tarik yang berhubungan dengan tenaga kerja, modal, barang dan jasa. Hal ini akan semakin berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi (polarization of economic growth).
Teori ini menggunakan konsep pusat-pinggiran (coreperiphery). Adanya pusat pertumbuhan akan mempengaruhi daerah sekitar, baik positif ataupun negatif. Pengaruh positif terhadap lingkungan sekitar disebut spread effect. Contoh, adanya pusat pertumbuhan ekonomi akan membuka kesempatan kerja, investasi masuk, dan meningkatkan pendapatan.
Namun, juga memiliki pengaruh negatif yang disebut dengan backwash efferct. Contoh, adanya pusat pertumbuhan ekonomi akan terjadi ketimpangan wilayah dengan daerah pinggiran, angka kriminalitas meningkat, dan kerusakan lingkungan.
Teori Kutub Pertumbuhan
Konsep kutub pertumbuhan dikemukakan oleh Perroux. Menurutnya, kutub pertumbuhan merupakan pusat dari keruangan abstrak yang memancarkan kekuatan sentrifugal dan tertarik secara sentripetal.
Pembangunan tidaklah sama, melainkan muncul pada tempat tertentu saja dengan kecepatan tumbuh yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah menunjuk satu kota atau wilayah, namun suatu kegiatan ekonomi yang dinamis sehingga menimbulkan integrasi dengan daerah sekitar.
Misal, terdapat industri konveksi sebagai kekuatan sentripetal, dengan menarik kegiatan yang berhubungan dengan industri konveksi misal menyediakan bahan mentah, distribusi, dan pemasaran hasil produksi. Kegiatan industri ini mengakibatkan kekuatan sentrifugal, yaitu memberikan rangsangan untuk tumbuh industri baru yang tidak berhubungan dengan industri konveksi.
Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurutnya, teori ini adalah kumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan di muka bumi. Suatu kota memiliki industri populasi kompleks maka ini disebut dengan pusat tumbuh.
Baca juga: Pola Aliran Sungai,
Teori Tempat Sentral
Walter Christaller menggagas teori tempat sentral, yang didasarkan pada pola persebaran dan lokasi pemukiman. Teori itu kemudian diperkuat oleh August Losch. Keduanya berpendapat bahwa aspek keruangan persebaran pemukiman dan ekonomi ada simpul-simpul jaringan heksagonal.
Suatu tempat sentral memiliki batas pengaruh melingkar dan komplementer terhadap area sentral. Daerah komplementer merupakan daerah yang dilayani oleh tempat sentral. Lingkaran batas pada kawasan yang terpengaruh oleh tempat sentral disebut ambang batas (threshold level). Konsep dasar teori tempat sentral sebagai berikut:
- Population threshold, yaitu jumlah minimum populasi penduduk supaya unit pelayanan bisa berjalan.
- Range (jangkauan), yaitu jarak tempuh terjauh untuk mendapatkan barang/jasa dari titik pusat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Range selalu lebih jauh dibanding daerah tempat population threshold.
b) Inner limit (batas dalam) adalah batas wilayah yang ditinggali oleh population threshold.
c) Outer limit (batas luar) adalah batas wilayah terluar population threshold memperoleh pelayanan terbaik.
Tempat sentral memiliki batas pengaruh. Batas itu melingkar disekitar tempat sentral. Suatu tempat sentral berupa kota besar, pusat bisnis, ibu kota provinsi, kota kabupaten, dan lain-lain. Masing-masing tempat sentral menarik penduduk di sekitar titik pusat.
Pengembangan Wilayah Indonesia
Pada awalnya, Jakarta merupakan pusat pemerintahan, administrasi, bisnis, pelabuhan, serta ekonomi. Sehingga menjadikannya sebagai kota megapolitan. Namun, kegiatan ekonomi dan perkembangan ekonomi tidak bisa ditampung semua dalam satu kawasan. Karena wilayah Indonesia luas, maka perlu adanya desentralisasi ekonomi dan pembangunan.
Luas Wilayah Kepulauan Indonesia
Wilayah Indonesia luas dan dibatasi oleh faktor geografis berupa laut. Sehingga cukup menyulitkan dalam koordinasi antar wilayah. Hal ini yang menjadi kendala dalam pemerataan pembangunan.
Pembangunan yang baik haruslah terencana dan terarah supaya mendapat hasil yang baik. Maka perlu memerhatikan hal-hal berikut:
- Memberikan kesempatan daerah lain untuk ikut berkembang bersama-sama dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan.
- Dalam pembangunan berkelanjutan juga memperhatikan kelestarian ekosistem dalam penyediaan sumber daya.
- Dalam pembangunan, menggunakan prosedur yang tetap mempertahankan kemampuan ekosistem dalam mendukung kehidupan manusia dan lingkungan.
Geografi Wilayah Pembangunan di Indonesia
Wilayah Indonesia sangat luas sehingga untuk memperlancar pembangunan dan pemerataan pembangunan nasional diperlukan perwilayahan pembangunan. Semua ini diwujudkan untuk pemerataan ekonomi dan mengatasi kesenjangan antar wilayah.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membagi wilayah Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan. Empat pusat tersebut adalah Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Setiap pusat pertumbuhan memiliki beberapa wilayah. Berikut tabel wilayah regional pembangunan dan daerah-daerahnya.
Tabel Regionalisasi Wilayah Pertumbuhan Indonesia
Wilayah Pertumbuhan Utama | Kota Pusat Pertumbuhan | Pembagian Wilayah Utama | Provinsi | Pusat |
A | Medan | I | Aceh dan Sumatra Utara | Medan |
II | Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau | Pekanbaru | ||
B | Jakarta | III | Jambi, Sumatra Selatan. Bengkulu, dan Bangka Belitung | Palembang |
IV | Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY | DKI Jakarta | ||
V | Kalimantan Barat | Pontianak | ||
C | Surabaya | VI | Jawa Timur dan Bali | Surabaya |
VII | Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur | Samarinda | ||
D | Makasar | VIII | NTT, NTB, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara | Makassar |
IX | Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Utara | Manado | ||
X | Papua, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat | Sorong |
Sistem perwilayahan ini juga diterapkan dalam lingkup yang lebih kecil guna mendorong pembangunan nasional. Lingkup kabupaten, kecamatan, dan juga antarkota sehingga pembangunan terintegrasi.
Batas Wilayah Pertumbuhan
Batas wilayah pertumbuhan merupakan batas maksimal suatu wilayah pertumbuhan. Untuk mengetahui pengaruh kota (titik sentral) dengan daerah sekitarnya dilakukan dengan menyusun indeks. Indeks ini meliputi hal-hal berikut:
- Pelayanan transportasi umum
- Distribusi surat kabar lokal
- Penjualan barang dengan eceran oleh pedagang besar
- Persebaran sekolah tertentu
- Banyaknya pelajar dan jarak terjauh asal pelajar
- Cakupan pelayanan rumah sakit
- Wilayah sebaran berita lewat siaran radio.
- Distribusi surat kabar lokal dengan daerah sekitarnya.
Selain berdasarkan indeks tersebut, menentukan batas wilayah pertumbuhan menggunakan cara kualitatif dan kuantitatif:
Cara Kualitatif
Caranya dengan melakukan survei langsung. Dengan survei langsung, akan diketahui langsung batas-batas wilayah. Misal, dengan mengunjungi suatu wilayah dapat diketahui batas wilayah kota dengan kota lain.
Penentuan batas pertumbuhan ini dapat dibuktikan dengan foto dan diinterpretasikan dengan foto satelit. Penentuan batas pertumbuhan ini didasarkan warna, rona, tekstur, dan pola pada citra satelit.
Cara Kuantitatif
Cara penentuan batas wilayah berdasarkan variabel tertentu. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan rumus teori titik henti. Rumus ini bisa digunakan untuk menentukan lokasi usaha ekonomi, sarana kesehatan, atau pendidikan.
Rumus titik henti:
Keterangan:
THAB = jarak lokasi titik henti
JAB = jarak antara wilayah pertumbuhan A dan B
PA = jumlah penduduk wilayah pertumbuhan yang lebih besar (penduduk A)
PB = jumlah penduduk wilayah pertumbuhan yang lebih kecil (penduduk B)
Contoh soal:
Penduduk kota A mengalami pertumbuhan sebanyak 6000 orang dan wilayah B sebanyak 2000 orang. Jarak antar wilayah sejauh 30 km. Berapa lokasi titik henti antara kota A dengan kota B?
Jawab:
Jadi, lokasi titik hentik antar wilayah A dan B adalah 10,98 km diukur dari wilayah pertumbuhan B. Hal ini berarti, wilayah B jangkauannya lebih dekat dibandingkan wilayah pertumbuhan A.
Pengaruh Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan akan memberikan pengaruh terhadap daerah sekitarnya. Berikut penjelasan lebih detailnya.
Aspek Ekonomi
- Jaringan jalan raya dan jalan besar yang menghubungkan antar wilayah pertumbuhan akan menjadikan transportasi lancar. Hal ini akan merangsang kegiatan ekonomi antar wilayah pertumbuhan dan mempengaruhi daerah sekitarnya.
- Akan terjadi pertukaran barang antar wilayah pertumbuhan, karena setiap daerah pertumbuhan tidak bisa memenuhi kebutuhannya hanya mengandalkan produksi sendiri. Wilayah pertumbuhan juga membutuhkan wilayah pertumbuhan lain untuk memenuhi kebutuhan wilayahnya.
- Jika lalu lintas antar wilayah pertumbuhan lancar maka akan menurunkan harga barang.
- Akan tercipta pasar untuk memasarkan barang produksi dari wilayah pertumbuhan lain, begitu pula sebaliknya.
Aspek Budaya
- Penyebaran seni budaya antar wilayah melalui media komunikasi.
- Penemuan teknologi satu wilayah akan mempengaruhi kemajuan wilayah lain.
- Gaya berpakaian dan model pakaian akan menjadi tren untuk ditiru.
Aspek Sosial
- Akan terjadi pergerakan atau mobilitas penduduk dari daerah sekitar wilayah pertumbuhan ke wilayah pertumbuhan, terutama untuk mencari penghidupan yang lebih layak.
- Mobilitas penduduk dengan berbagai latar belakang soal ekonomi dengan berbagai tujuan ke wilayah pertumbuhan.
- Kepadatan penduduk di wilayah pertumbuhan karena adanya arus urbanisasi yang tinggi.
- Kebutuhan bahan baku untuk industri sehingga akan terjadi interaksi.
- Kriminalitas bisa jadi meningkat jika tidak ada pengendalian keamanan yang tangguh.
Dari aspek tersebut pengaruh interaksi wilayah pertumbuhan bisa memberikan pengaruh positif maupun negatif.
Baca juga: Potensi Sumber Daya Kelautan
Pemahaman Akhir
Dalam sebuah wilayah yang luas, terdapat area yang menjadi pusat perkembangan, yang disebut sebagai titik pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan merupakan kawasan perkembangan yang pesat, yang mendorong pembangunan dan pengembangan wilayah di sekitarnya melalui spread effect. Pusat pertumbuhan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, kondisi fisiografi/lokasi, dan fasilitas penunjang.
Ada beberapa teori tentang pusat pertumbuhan, di antaranya adalah:
- Teori Polarisasi Ekonomi: Teori ini menggambarkan adanya pusat pertumbuhan yang menarik buruh pinggiran dan berpengaruh pada daerah sekitarnya melalui spread effect, tetapi juga dapat menyebabkan backwash effect.
Teori Kutub Pertumbuhan: Menekankan pada keberadaan pusat-pusat dinamis yang menarik kegiatan ekonomi yang beragam dan mengintegrasikan daerah sekitarnya. - Teori Pusat Pertumbuhan: Menggambarkan pusat pertumbuhan sebagai kumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan di muka bumi, termasuk kota dengan industri dan populasi kompleks.
- Teori Tempat Sentral: Berfokus pada pola persebaran pemukiman dan ekonomi dengan mengidentifikasi tempat sentral yang memiliki batas pengaruh melingkar dan daerah komplementer di sekitarnya.
Di Indonesia, pembangunan wilayah diperlukan untuk mendorong pemerataan ekonomi dan mengatasi kesenjangan antar wilayah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membagi wilayah Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan utama, yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar, dengan masing-masing wilayah dan daerah-daerah di dalamnya.
Pusat pertumbuhan memiliki pengaruh yang signifikan pada daerah sekitarnya dalam aspek ekonomi, budaya, dan sosial. Pengaruh ini bisa bersifat positif, seperti peningkatan ekonomi dan pertukaran budaya, tetapi juga bisa menimbulkan masalah seperti urbanisasi yang tidak terkendali dan kriminalitas.
Pengembangan wilayah yang terencana dan terarah sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Demikian uraian tentang teori pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah di Indonesia. Semoga penjelasan di atas mampu membuatmu semakin paham dengan konsep geografi. Selalu semangat untuk belajar geografi.
Sumber:
Ani Anjani dan Tri Haryanto. (2009). Geografi XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Lili Somantri dan Nurul Huda. (2016). Geografi. Bandung: Grafindo.
Komentar