Bagaimana pandanganmu ketika melihat orang lain berdebat? Baik di acara formal maupun non-formal? Apakah mereka terlihat ahli dalam menyuarakan pendapatnya? Ketika seseorang sedang melakukan debat, tentunya tidak terlepas dari teks debat yang ingin mereka utarakan. Dengan menggunakan teks, seseorang akan lebih tersusun dalam mengutarakan pendapatnya.
Teks debat atau teks diskusi merupakan salah satu materi yang harus juga kamu kuasai di mata pelajaran bahasa Indonesia, lho. Lalu, apakah sudah tau pengertian teks debat, unsur debat, struktur teks debat, dan contoh teks debat? Yuk, simak dalam artikel ini, ya.
Daftar Isi
Pengertian Teks Debat
Teks debat atau teks diskusi adalah teks yang menyajikan sejumlah pendapat dari berbagai sudut pandang terkait dengan permasalahan tertentu. Biasanya, teks semacam ini dapat dijumpai pada rapat atau kegiatan lainnya.
Teks ini mengangkat suatu isu yang bersifat pro dan kontra. Artinya adalah ada pihak yang mendukung atau setuju dan ada pula yang tidak setuju ataupun menolak. Misalnya, pada sebuah teks diskusi yang mengangkat tema tentang pentas seni ada yang setuju dan ada pula yang tidak setuju disertai berbagai alasan. Pada bagian akhir teks ditandai dengan penyimpulan yang berupa jalan tengah atau berupa pernyataan yang merangkum pendapat kedua belah pihak.
Ciri-ciri kebahasaan yang terdapat pada teks debat atau teks diskusi yaitu menggunakan tanda hubung (konjungsi) perlawanan seperti tetapi, sedangkan, tidak…tetapi, dan bukan… melainkan. Banyak menggunakan kata-kata teknis, sesuai dengan masalah yang dibahas. Misalnya ketika membahas tentang kesehatan, maka istilah-istilah yang muncul adalah pasien, dokter, imunitas, dsb.
Baca juga: Contoh Teks Laporan Percobaan
Tujuan Teks Debat
Tujuan dengan adanya teks debat ialah sebagai berikut:
- Melatih berpikir kritis.
- Melatih keberanian untuk mengemukakan pendapat.
- Melatih untuk mematahkan pendapat lawan.
Unsur Debat
Saat memulai debat formal, terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan, yakni sebagai berikut:
Mosi
Mosi adalah topik yang akan dibahas dalam debat tersebut. Apabila debat membahas pendidikan, maka mosinya sendiri adalah pembahasan seputar masalah-masalah yang ada di ranah pendidikan.
Tim Afirmatif/Pro
Seperti yang sudah disinggung di atas, saat debat akan ada tim yang menyetujui tentang topik tersebut dan ada tim yang tidak menyetuji. Tim yang menyetujui mosi disebut dengan tim Afirmatif/Pro.
Tim Oposisi/Kontra
Tim oposisi atau kontra adalah tim yang tidak setuju dengan mosi yang diberikan. Tim ini perlu mengemukakan alasan yang rasional mengapa tidak menyetujui mosi tersebut dan menyanggah pernyataan dari tim pro.
Tim Netral
Tim netral adalah tim yang tidak memberikan dukungan atau berpihak ke salah satu tim. Biasanya terdiri dari 2-3 orang.
Moderator
Saat debat, perlu adanya moderator sebagai pihak yang memulai dan mengatur debat. Moderator juga berfungsi sebagai pemberi mosi kepada masing-masing tim dan bersikap senetral mungkin.
Peserta Debat
Peserta dapat berfungsi sebagai penonton saat pertunjukan debat berlangsung atau juga sebagai pendukung dari salah satu tim. Terkadang, peserta debat juga diberi kesempatan untuk membantu juri dalam menentukan keputusan akhir dengan cara voting.
Penulis
Penulis berguna untuk mencatat mosi yang dipaparkan, menyimak dan mencatat pemaparan dari kedua belah tim, serta menyampaikan notulensi debat berlangsung.
Baca juga: Contoh Paragraf Naratif
Contoh dan Struktur Teks Debat
Struktur teks debat terdiri dari Pengenalan Isu, Argumentasi (Pro/Kontra), dan terakhir simpulan. Secara lebih jelas, kamu bisa melihat berbagai contoh struktur teks debat di bawah ini.
Teks Debat Tentang Internet
Pengenalan Isu:
Penggunaan internet untuk anak di usia 6-7 tahun dalam menunjang pembelajaran sangat berguna sehingga tidak gagap teknologi.
Argumentasi Mendukung/Kontra:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
- Memasuki era industri 4.0 anak-anak pada usia tersebut sudah harus bisa menggunakan internet. Karena pada dewasa nanti, justru mereka tidak begitu kaget dan bisa memaksimalkan menggunakan internet.
- Dengan menggunakan internet, anak-anak dapat mengakses banyak video pembelajaran seperti lagu bernyanyi, musik, atau materi pelajaran lainnya untuk menunjang tumbuh berkembangnya.
- Komunikasi dengan teman-temannya menjadi lebih interaktif dengan menggunakan internet. Mereka bisa video call atau chatting menggunakan aplikasi. Anak-anak memiliki banyak teman pula dengan akun media sosial yang mereka punya.
- Dengan menggunakan internet, anak-anak bisa mengatur dan mengolah emosi melalui game. Banyak game yang bisa mengolah kinerja otak, seperti misalnya Sudoku, Mahyong, TTS, atau Brain Out. An
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
- Internet akan membuat anak kecanduan. Anak-anak bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya berada di layar laptop atau HP dengan menggunakan internet. Mereka akan mengakses game atau video lainnya yang bakal mengabaikan tugas mereka.
- Internet akan membuat anak-anak lupa bahwa bermain di luar bersama teman-teman adalah hal yang menyenangkan. Mereka akan sibuk video call atau chatting, tapi komunikasi visual tersebut tidak bisa menggantikan keseruan dan masa bermain dengan yang lain. Sehingga, mereka akan kurang interaksi dengan orang lain di dunia nyata.
- Akan banyak informasi dan konten negatif yang akan didapatkan secara langsung atau tidak langsung jika anak bebas mengakses internet. Bahkan, ketika anak membuka artikel atau web untuk tugas saja, akan ada iklan atau gambar-gambar yang layak untuk di lihat anak kecil.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah penggunaan internet bagi anak 6-7 boleh dilakukan dengan syarat adanya pendampingan oleh orang dewasa atau orang tua. Orang tua perlu ekstra untuk memantau apa saja yang bisa diakses oleh anak-anak. Bukan berarti tidak boleh menggunakan internet, tetapi anak-anak pun perlu belajar bagaimana menggunakan teknologi.
Teks Debat tentang bahasa Indonesia
Pengenalan Isu:
Isu yang akan diangkat dalam debat kali ini ialah keharusan masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dalam ruang publik dibandingkan dengan bahasa asing.
Argumen Mendukung/Pro:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
- Ruang publik adalah tempat umum yang dapat dilihat khalayak ramai. Dengan cara itu bisa menjadi cara untuk mengenalkan kosa kata bahasa Indonesia ke orang-orang yang melihatnya. Dengan orang melihat bahasa Indonesia, maka orang pun akan semakin sadar bahwa bahasa Indonesia pun penting.
- Masih banyak kosa kata bahasa Inggris yang belum diserap ke bahasa Indonesia. Hal itu perlu memerlukan waktu yang agak lama, terutama harus menggunakan pertimbangan terlebih dahulu kepada ahli bahasa barulah disebarkan kepada masyarakat. Dengan menggunakan bahasa Indonesia pada ruang publik, akan lebih efisien.
- Badan Bahasa dan pemerintah mencanangkan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, maka masyarakatnya harus memiliki kepekaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, dengan menggunakan bahasa Indonesia di ruang publik, dapat menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia.
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
- Tidak semua yang ada di Indonesia ialah warga negara Indonesia. Melainkan menurut Jpnn, jumlah WNA yang masuk ke Indonesia lebih banyak dibandingkan jumlah WNI yang keluar dari Indonesia selama 2020 ini. Apabila ruang publik dipenuhi teks bahasa Indonesia, maka akan menyulitkan WNA untuk beradaptasi.
- Masyarakat Indonesia juga perlu belajar bahasa asing terutama bahasa Inggris. Dengan bahasa Asing berada di ruang publik, maka masyarakat Indonesia pun bisa mengenali kosa kata bahasa asing. Terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat harus bisa menguasai bahasa asing. Misalnya petunjuk arah di transportasi, pamflet-pamflet yang menggunakan bahasa asing bisa membantu masyarakat Indonesia belajar.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah masyarakat dapat mengutamakan bahasa Indonesia namun juga diiringi dengan menguasai bahasa asing. Dengan kombinasi tersebut, maka masyarakat Indonesia bisa mencintai bahasanya sendiri namun juga tak melupakan untuk mempelajari bahasa asing. Sedangkan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik tetap perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Teks Debat tentang Lingkungan
Pengenalan Isu:
Isu yang kan diangkat dalam debat kali ini ialah tentang peraturan pelarangan menggunakan plastik di supermarket untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Argumen Mendukung/Pro:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
- Berdasarkan pemaparan dari Word Economic Forum, Indonesia adalah negara kedua yang memiliki permasalahan sampah plastik setelah China. Betapa banyak sampah plastik tersebut mencemari laut-laut di Indonesia dan bahkan sampai ke perairan luar negeri. Untuk mengurangi sampah plastik tersebut, tentunya perlu adanya hal yang tegas, salah satunya ialah dengan melarang supermarket menggunakan plastik.
- Plastik tidak tahan lama dan mudah robek, berbeda dengan menggunakan goodie bag yang bisa dipakai berulang-ulang kali.
- Plastik dapat membuat kesehatan kita menurun, apabila dimasukkan ke benda yang panas, maka zat-zat dalam plastik tersebut akan mencampuri makanan. Dampaknya ialah penyakit yang menyeramkan, seperti kanker dan mengganggu sistem saraf.
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
- Goodie bag lebih mahal dibandingkan plastik yang harganya bisa mencapai Rp 10.000 untuk satu goodie bag besar. Belum lagi apabila goodie bag tersebut dijual di supermarket ternama, tentu akan lebih mahal harganya. Tidak semua masyarakat Indonesia rela mengeluarkan uangnya untuk membeli goodie bag yang harganya bisa sama dengan sebungkus nasi dengan lauk-pauk.
- Dari segi tenaga kerja, jika penggunaan plastik dikurangi secara besar-besaran, maka akan berdampak kepada perusahaan plastik itu sendiri. Banyak karyawan yang akan di PHK karena pasar mereka berkurang. Maka dari itu, penghapusan plastik di supermarket akan berpengaruh terhadap karyawan di pabrik plastik.
- Plastik dapat dimanfaatkan dengan membuat kerajinan yang berguna. Masyarakat Indonesia yang lebih dari dua juta penduduk perlu memanfaatkan plastik yang ada di sekitarnya menjadi lebih berguna. Banyak kerajinan yang bisa dibuat dengan menggunakan plastik.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah peraturan tentang pelarangan penggunaan plastik di supermarket sebaiknya disahkan. Karena, agar masyarakat semakin memahami tentang pencemaran lingkungan. Hal tersebut dapat diimbangi dengan masyarakat dan pemerintah bekerja sama untuk memanfaatkan plastik yang sudah ada agar dibuat kerajinan atau pun hal lainnya.
Baca juga: Unsur Intrinsik Novel
Teks Debat tentang Pendidikan
Pengenalan Isu:
Isu yang akan diangkat dalam debat kali ini ialah tentang dihilangkannya mata pelajaran mulok bahasa daerah dalam tingkat sekolah; SD, SMP, dan SMA.
Argumen Mendukung/Pro:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
- Pelajaran mulok kurang penting bagi perkembangan IPTEK. Di era disrupsi nanti, orang-orang akan lebih berfokus kepada teknologi, sains, dan matematika. Maka dari itu, kurikulum pendidikan perlu mencanangkan hal tersebut sebagai mata pelajaran wajib, kalau perlu jam pertemuan untuk pelajaran tersebut diubah menjadi lebih banyak dibandingkan dengan palajaran mulok bahasa daerah.
- Tidak semua siswa di satu sekolah tersebut berasal dari suku atau daerah yang sama. Misalnya ada seseorang yang berasal dari suku batak, tapi ia terpaksa harus belajar bahasa Jawa hanya karena mulok dari sekolah tersebut ialah bahasa Jawa.
- Setiap jenjang pendidikan untuk mulok bahasa daerah, materi yang diajarkan tidak bervariasi dan itu-itu saja. Perlu adanya pembaharuan baik dari cara mengajar guru tersebut atau kelayakan materi.
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
- Berdasarkan moto Kemendikbud Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yaitu ‘Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing’, tentunya hal tersebut tidak akan terjadi jika mulok bahasa daerah dihilangkan. Bahasa daerah akan menjadi ciri identitas dari tempat tersebut. Jika bahasa daerah pun luntur dan tidak diajarkan kepada anak-anak di jenjang sekolah, justru kebudayaan suatu daerah itu pun akan ikut luntur. Maka dari itu, sangat tidak setuju apabila pelaajran mulok bahasa daerah harus dihilangkan.
- Mulok bahasa daerah pun masih sangat erat dengan dunia pendidikan. Berdasarkan fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kreatifitas siswa, pada pelajaran bahasa daerah seringkali ada materi tentang nyanyian tradisional. Dengan mempelajari hal tersebut, justru akan meningkatkan kreatifitas siswa.
- Apabila ada siswa yang bersuku beda dengan pelajaran mulok bahasa daerah tersebut, itu dapat dijadikan sebuah pelajaran baru sehingga ia bisa menguasai bahasa daerah lain.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah penghapusan mata pelajaran mulok bahasa daerah masih perlu dipertimbangkan kembali. Karena perlu adanya persetujuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi. Sehingga, yang harus dilakukan sekarang ialah bisa pembenahan materi yang perlu dilakukan oleh dinas pendidikan masing-masing daerah dalam upaya memaksimalkan hasil yang akan dicapai untuk pelajaran tersebut.
Teks Debat tentang Transportasi
Pengenalan Isu:
Isu yang akan diangkat dalam debat kali ini ialah tentang keharusan masyarakat Indonesia beralih ke kendaraan umum dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Karena kendaraan pribadi mengundang kemacetan dan juga polusi.
Argumen Mendukung/Pro:
Kelompok yang mendukung/pro berpendapat sebagai berikut.
- Pada laman Airvisual, kualitas udara di Jakarta sudah memasuki tahap kurang sehat pada tahun 2019. Hal tersebut tentu saja karena kandungan polusi yang tinggi dikarenakan sisa pembakaran kendaraan. Maka dengan masyarakat beralih ke kendaraan umum akan mengurangi polusi udara.
- Kemacetan selalu terjadi di kota-kota besar karena banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi. Maka dari itu, berpindahnya masyarakat menggunakan kendaraan umum akan mengurangi risiko kemacetan di jalan raya.
- Biaya menggunakan kendaraan umum lebih murah dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
- Dapat menanggulangi kelangkaan BBM secara tidak langsung, karena orang-orang bisa mengurangi jumlah konsumsi BBM.
- Terakhir yaitu mengurangi kesenjangan sosial antara masyarakat menengah ke atas dengan menengah ke bawah.
Argumen Menentang/Kontra:
Selain itu, ada tim yang tidak sependapat dengan mosi yang diberikan. Sanggahan dari tim kontra ialah sebagai berikut.
- Menggunakan kendaraan pribadi membuat pengendara tidak kesulitan untuk memilih rute yang diinginkan. Pengendara lebih bebas dalam menentukan rutenya.
- Tingkat kecopetan dan kejahatan di kendaraan umum masih sering terjadi dan dalam tahap mengkhawatirkan. Jika menggunakan kendaraan pribadi justru lebih aman dari bentuk kriminalitas.
- Tentunya dengan menggunakan kendaraan pribadi lebih menghemat waktu, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
- Fasilitas pada kendaraan pribadi lebih memuaskan dan dapat digunakan secara leluasa. Misalnya, AC atau pemutar musik. Bandingkan dengan kendaraan umum yang mana kita harus berbagi bersama dengan orang lain atau bahkan tidak dilengkapi dengan fasilitas yang baik.
Kesimpulan
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah penggunaan kendaraan pribadi lebih baik dikurangi dan bukan berarti dilarang sama sekali. Dengan diberlakukannya aturan dan pembatasan, maka hal tersebut bisa dikurangi. Pada kendaraan umum pun perlu ditingkatkan fasilitas dan keamanan, agar masyarakat nyaman dan aman menggunakan kendaraan umum.
Baca juga: Contoh Teks Negosiasi
Pemahaman Akhir
Ketika melihat orang lain berdebat baik di acara formal maupun non-formal, saya melihatnya sebagai kesempatan untuk melihat bagaimana seseorang menyuarakan pendapatnya secara jelas dan tegas. Berdebat merupakan suatu cara untuk mengungkapkan pandangan dan argumen dengan baik, dan itu merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai.
Dalam acara formal maupun non-formal, orang-orang yang berdebat terlihat berusaha untuk menyampaikan argumen dengan tepat dan meyakinkan. Mereka cenderung menggunakan bahasa yang berpikir secara kritis, dan mereka mencoba untuk membawa fakta dan data sebagai dasar dari pendapat mereka.
Pentingnya menggunakan teks debat atau teks diskusi sebagai salah satu materi yang harus dikuasai oleh siswa. Teks debat mengajarkan siswa untuk menyusun argumen dengan baik, menggunakan bahasa yang tepat, dan menyajikan pendapat dengan cara yang terstruktur.
Dalam teks debat, terdapat unsur-unsur penting seperti mosi, tim Afirmatif/Pro, tim Oposisi/Kontra, tim Netral, moderator, peserta debat, dan penulis. Dalam menyusun teks debat, siswa perlu memperhatikan struktur teks debat yang terdiri dari pengenalan isu, argumentasi (pro/kontra), dan simpulan.
Contoh-contoh teks debat yang telah disajikan juga menunjukkan bagaimana dua belah pihak menyajikan argumen mereka, dengan melibatkan fakta dan alasan yang kuat. Selain itu, teks debat juga dapat mengajarkan siswa tentang keberanian dalam menyuarakan pendapat dan menghargai pandangan orang lain.
Semoga siswa dapat menguasai keterampilan berdebat ini dengan baik, sehingga mereka dapat menjadi individu yang mampu berpikir kritis, menyampaikan pendapat dengan jelas, dan menghormati perbedaan pandangan dalam diskusi dan debat.
Dari penjelasan tentang teks debat di atas, yang terdiri dari pengertian, unsur, contoh dan struktunya, sekarang kamu sudah mengerti bukan? Dengan mempelajari teks debat, tentunya kamu akan bisa menulis teks debat dan juga bisa mengaplikasikannya dalam berdebat. Selamat mencoba semoga beruntung!
Referensi:
Kosasih. 2018. Jenis-jenis Teks (Fungsi, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan). Bandung: Penerbit Yrama Widya