Yuk Ketahui Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data penelitian sebenarnya ada banyak macamnya, peneliti sendiri bisa memilih sesuai dengan tema dan penelitian yang dilakukan. Teknik penelitian sangat penting ditentukan diawal penelitian untuk menentukan bagaimana penelitian nantinya dianalisis dan diolah dengan sedemikian rupa sehingga mendapatkan kesimpulan penelitian yang sesuai.

Proses pengumpulan data didasari oleh variabel yang ada dalam hipotesis penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian sendiri kita tidak bisa menyajikan data mentah yang belum diuji atau diolah.

Data yang didapatkan dari penelitian bisa berupa gambar, suara, simbol-simbol tertentu bahkan keadaan dari penelitian. Lalu bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian itu? Dan Apa yang harus dilakukan penelitian dalam teknik pengumpulan data dalam penelitian itu?

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian terdapat dua jenis teknik pengumpulan data yaitu teknik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti tidak harus menggunakan satu jenis teknik pengumpulan data tetapi bisa menggabungkan dua teknik ini untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan kokoh. Bagaimana cara kerja teknik ini?

Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Sumber: Dokumentasi Penulis

Wawancara

Wawancara merupakan proses komunikasi atau interaksi untuk bertukar informasi dengan cara tanya jawab peneliti dan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Wawancara tidak hanya bisa dilakukan secara tatap muka tetapi juga bisa melalui video confrence, video call, atau panggilan telepon suara.

Sebelum memutuskan menggunakan wawancara peneliti perlu mengetahui siapa saja informannya dan apakan informan itu bisa dipercaya dalam menjawab permasalahan penelitian.

Dalam Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara, yaitu:

The setting (Kondisi)

Bagaimana keadaan dilapangan atau situasi dimana penelitian ini dilakukan. Hal ini berpengaruh pada keuangan hingga lama penelitian.

The Actors (Partisipan/Informan)

Bagaimana karakter dari informan penelitian apakah ia oranng yang masih muda, anak-anak atau orang yang sudah tua. Ini berpengaruh dengan bagaimana kamu menyikapi sikap informan serta bagaimana kamu menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara.

The Event (Pedoman)

Bagaimana wawancara itu berjalan apakah kamu perlu membuat pendahuluan ataukah kamu bisa melakukan wawancara dengan menyentuh inti-inti dari permasalahan penelitianmu.

The Process (Proses pengolahan data)

Bagaimana kamu menyusun dan menganalisis data yang diperoleh melalui wawancara.

Wawancara ini juga dibagi dalam jenis-jenis yang lain selain wawancara terstruktur yaitu wawancara mendalam (in-depth interview) dimana dengan jenis wawancara ini peneliti menggali informasi secara mendalam bahkan dapat masuk ke dalam kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali.

Ada juga wawancara terarah (guided interview) di mana wawancara jenis ini peneliti menanyakan kepada subyek tentang hal-hal yang telah disiapkan sehingga terkadang suasananya menjadi lebih kaku dan tidak bebas.

Baca juga: Instrument Penelitian Kualitatif

Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data penelitian yang banyak dilakukan dalam metode penelitian kualitatif. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Hasil data observasi dapat berbentuk aktivitas, kejadian, objek, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh keadaan nyata suatu peristiwa atau kejadian yang berguna untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193).

Ada banyak macam bentuk observasi seperti: Observasi partisipasi yang mana peneliti dapat terlibat dalam keadaan sehari-hari informan, observasi tidak terstruktur dimana peneliti mengamati tanpa menggunakan pedoman sehingga lebih mengembangkan pengamatan terhadap kejadian di lapangan, dan observasi kelompok dimana peneliti melakukan observasi secara berkelompok terhadap permasalahan penelitian.

Arsip atau Artefak

Penelitian juga bisa dilakukan dengan meneliti arsip atau artefak yang mana tersimpan dalam bentuk dokumen, surat, pusaka, prasasti atau jurnal-jurnal. Biasanya orang yang melakukan penelitian dengan jenis ini lebih memfokuskan diri pada nilai-nilai atau cerita-cerita sejarah yang berhubungan dengan masa lalu. Peneliti yang memakai cara ini perlu memiliki konsep teoretik yang mendalam untuk memaknai dokumen atau artefak tersebut sehingga data yang diperoleh memiliki arti yang sesuai (Faisal, 1990: 77).

Focus Group Discussion

Focus group discussion adalah jenis teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui diskusi terpusat. Hal ini menjadi upaya dalam menemukan makna sebuah permasalahan pada sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti sedang membahas isu tentang penghapusan UN 2020, diskusi yang dilakukan bertujuan agar penelitia tidak menjadi subyektif terhadap satu oposisi setuju atau tidak setuju.

Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Wawancara

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menjalankan wawancara dan kuesioner yaitu Subjek merupakan informasi tentang diri sendiri, apa yang diungkapkan kepada peneliti sesuatu yang benar dan informasi itu dapat dipertanggungjawabkan.

Metode untuk melakukan wawancara juga dibedakan yaitu wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.

Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur dipakai sebagai teknik pengumpulan data, jika peneliti atau pengumpul data sudah mengetahui informasi yang diperoleh. Dalam melakukan wawancara terstruktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang jawabannya sudah disiapkan atau yang jawabannya terbatas. Pada wawancara terstruktur ini setiap informan/subyek penelitian diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.

Dalam menggunakan teknik wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar

Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak terikat pada pedoman wawancara yang sistematis sehingga peneliti bebas menggali subyek. Biasanya peneliti hanya menggunakan garis besar permasalahan yang ditanyakan dan peneliti pada wawancara ini lebih mudah berimprovisasi dan mengembangkan pertanyaannya.

Tidak sedikit juga peneliti yang justru mendapatkan analisis yang detail tentang permasalahan yang ditelitinya. Hanya saja peneliti perlu lebih peka terhadap kondisi atau situasi responden, serta memiliki kemampuan analisis dalam memilah data sehingga informasi yang didapat benar-benar sesuai.

Baca juga: Instrumen Penelitian Kuantitatif

Kuesioner

Kuesioner dipakai untuk alat pengumpulan data yang penggunaannya dengan memberikan jawaban serta pertanyaan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Kuesioner bisa menjadi teknik pengumpulan data yang lebih efisien jika peneliti tahu variabel yang akan diukur secara tepat dan apa yang ingin digali kepada responden (Iskandar, 2008: 77).

Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan antara lain: Prinsip penulisan angket: Pedoman ini memuat Isi dan tujuan pertanyaan. Apakah isi kuesioner sudah mencakup variable yang ingin diukur dimana pengukurannya ini sudah sesuai dengan permasalahan penelitian atau belum serta kirasan nilai untuk tiap variable.

Pertama adalah bahasa, diaman bahasa yang digunakan dimengerti oleh responden. Kedua, Tipe dan bentuk pertanyaan dimana peneliti bisa menggunakan pertanyaan terbuka atau tertutup dan juga pertanyaan terbatas atau bebas. Ketiga, Pernyataan tidak bersifat ambigu yang memunculkan pernyataan ganda.

Keempat, tidak menanyakan masalah ingatan. Kelima, Pertanyaan tidak menggiring pada opini tertentu. Keenam, panjang pendek pertanyaan dimana dalam angket sebaiknya tidak menggunakan pertanyaan panjang sehingga responden akan merasa jenuh dan enggan mengisi. Ketujuh, urutan pertanyaan dimana bisa dimulai dari yang umum ke khusus atau dari yang mudah ke yang sulit.

Observasi

Observasi pada teknik penelitian kualitatif lebih efektif jika ada ada format pengamatan sebagai alat pertimbangan. Format yang disusun itu berisi tentang kejadian atau fenomena yang digambarkan. Format ini yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan penilaian. Misalnya dalam mengamati reaksi penghapusan UN 2020, tidak hanya mengamati tetapi peneliti juga menilai reaksi responden apakah reaksi positif atau negatif itu beralasan masuk akal atau tidak.

Teknik Gabungan Memungkinkan Dalam Satu Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif
Sumber: Dokumentasi Penulis

Dalam melakukan penelitian, kamu sebagaii peneliti tidak harus menggunakan satu teknik dalam pengambilan data. Ada banyak penelitian yang menggunakan metode gabungan yaitu antara teknik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif, mereka yang menggunakan ini biasanya ingin mendapatkan data yang lebih valid dan kokoh pada kesimpulannya. Selain itu metode teknik gabungan yang digunakan akan memfokuskan penelitian dengan masing-masing kelebihan pengambilan data kualitatif dan kuantitatif itu sendiri.

Tujuan teknik gabungan ini adalah mengoptimalkan analisis data dengan data yang akurat agar mendapatkan hasil dan bukti yang kuat. Umumnya tujuan dari penggunaan teknik gabungan ini antara lain:

  • Untuk memahami isu secara mendalam atau masalah penelitian dengan menggabungkan data narasi pada teknik pengumpulan data kualitatif dan data statistik pada penelitian kuantitatif.
  • Untuk mendapatkan jumlah statistik dari responden suatu permasalaahan penelitian yang kemudian dapat dipersempit lagi untuk mendapatkan data yang lebih akurat dengan mewawancari atau mengobservasi infroman yang sesuai.
  • Untuk mengeksplorasi suatu sudut pandang partisipan (kualitatif) untuk dianalsis lebih lanjut berdasarkan sampel yang lebih luas (kuantitatif)(Creswell, 2012).

Untuk melakukan penelitian jenis ini diperlukan prosedur agar penelitian tetap fokus pada topik atau tema dan tidak menyimpang. Prosedur ini digambarkan dalam tabel berikut:

TimingBobotPercampuranTeorisasi
Konkuren /

Tidak Sekuensial

SeimbangMenggabungkan

(Integrating)

Eksplisit
Tahap pertama

Kualitatif-Sekuensial

KualitatifMenghubungkan

(Connecting)

Tahap pertamaKuantitatif-SekuensialKuantitatifMenancapkan

(Embedding)

Implisit

Contohnya kamu sedang meneliti seberapa berpengaruhnya penghapusan UN terhadap siswa SMA di SMA 1 Surabaya, maka kamu bisa menggunakan wawancara pada pengumpulan data kualitatif dengan responden anak kelas 3 SMA-nya, kemudian kamu mengambil sampling acak untuk diobservasi pada pengambilan data kuantitatif.

Hasil data dari keduanya kamu analisis untuk mendapatkan hasil yang sesuai atau data pertama dari hasil wawancara itu dianalisis terlebih dulu lalu kemudian kamu perkuat dengan data dari hasil observasi itu dengan olahan statistik.

Jadi, apapun pengumpulan data apapun yang kamu pilih pertimbangakan segala aspek mulai dari lama pengerjaan, biaya hingga kesesuaian dengan penelitianmu. Dengan begitu usahamu tidak akan sia-sia.

Pemahaman Akhir

Teknik pengumpulan data dalam penelitian sangat penting untuk menentukan bagaimana data akan dianalisis dan diolah sehingga mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Ada dua jenis teknik pengumpulan data yang umum digunakan, yaitu teknik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Peneliti dapat memilih teknik yang sesuai dengan tema dan jenis penelitian yang dilakukan, atau bahkan menggabungkan kedua teknik ini untuk mendapatkan hasil yang lebih valid.

Dalam teknik pengumpulan data kualitatif, beberapa metode yang umum digunakan antara lain wawancara, observasi, arsip atau artefak, dan focus group discussion. Wawancara merupakan proses komunikasi antara peneliti dan informan untuk bertukar informasi secara langsung. Observasi dilakukan dengan mengamati peristiwa atau kejadian yang relevan dengan penelitian. Pengumpulan data melalui arsip atau artefak melibatkan penelitian terhadap dokumen, surat, prasasti, atau benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan penelitian. Focus group discussion melibatkan diskusi kelompok terfokus untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang suatu permasalahan.

Sementara itu, dalam teknik pengumpulan data kuantitatif, metode yang umum digunakan adalah wawancara dengan kuesioner. Wawancara terstruktur menggunakan pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya dan jawaban yang terbatas. Wawancara tidak terstruktur memberikan kebebasan kepada peneliti untuk menggali informasi lebih mendalam tanpa pedoman pertanyaan yang kaku. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada responden, dan data tersebut dapat dianalisis secara statistik.

Penggunaan teknik pengumpulan data bisa dilakukan secara terpisah atau digabungkan, tergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang dibutuhkan. Kombinasi teknik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dapat mengoptimalkan analisis data dan menghasilkan bukti yang kuat. Dalam melakukan penelitian dengan teknik gabungan, peneliti perlu memperhatikan prosedur yang jelas agar penelitian tetap fokus pada topik atau tema yang diteliti.

Dalam memilih teknik pengumpulan data, peneliti juga perlu mempertimbangkan aspek seperti lama pengerjaan, biaya, dan kesesuaian dengan tujuan penelitian. Dengan pemilihan yang tepat, pengumpulan data akan menjadi langkah awal yang penting dalam proses penelitian untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat dan relevan.


Sumber:

Miles, M. B dan Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: Sage

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Group

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California

Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Artikel Terbaru

Avatar photo

Dinda

Selenophile, and BibliophileEnjoying petrichor before rain comes by reading and writing with a cup of a coffee.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *