Suku Kutai yang mempunyai sebutan sebagai Dayak-Kutai atau Urang Kutai adalah satu etnis suku Dayak yang berada di wilayah Kalimantan Timur dan diketahui banyak yang hidup di tepi sungai. Mayoritas suku Kutai termasuk masyarakat yang menganut agama Islam.
Mengingat suku ini juga mendiami wilayah Kalimantan, maka sedikit banyak terjadi pertukaran budaya dengan beberapa suku di sekitarnya seperti suku Dayak, suku Melayu, hingga suku Banjar. Untuk mengetahui sebenarnya seperti apa suku Kutai dan bagaimana bentuk kebudayaannya, yuk langsung simak rangkaian penjelasannya di bawah ini.
Daftar Isi
Sejarah Suku Kutai
Sejarah suku Kutai bisa dikatakan cukup panjang terutama dalam hal penamaannya yang konon sebenarnya bukan untuk menamakan suku, tetapi sebuah kerajaan. Beberapa pendapat mengatakan jika Kutai awalnya adalah nama dari sebuah kerajaan tempat ditemukannya prasasti Yupa.
Baca juga: 12 Suku di Pulau Kalimantan Serta Penjelasannya
Menurut sejarahnya, semua suku yang ada di Kalimantan saling berhubungan dan berada dalam satu rumpun, hanya saja dikarenakan adanya perbedaan agama serta politik penguasaan membuat mereka terpecah menjadi suku yang berbeda dan mempunyai jenis kebudayaan yang berbeda pula.
Nama Kutai sebagai sebuah suku sendiri diduga berasal dari adanya politik kepentingan penguasa yang berkeinginan untuk menyatukan 2 kerajaan yakni Kerajaan Kertanegara dari Kutai Lama dengan Kerajaan Martadipura dari Muara Kaman. Hal tersebut dilakukan karena penguasa ingin memperbesar kekuasaan Kutai Kartanegara serta mencegah meluasanya kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti mongol.
Pendapat tersebut juga menyebutkan jika masyarakat Dayak pada waktu itu sebagian memutuskan melebur menjadi suku Kutai, dikarenakan adanya aturan untuk patuh dengan peraturan penguasa. Namun, sebagian masyarakat Dayak juga masih mempertahankan identitas mereka dan memilih untuk pindah ke daerah pedalaman.
Kemudian, terdapat tradisi lisan di masyarakat Kutai juga menyebutkan jika leluhur suku Kutai berasal dari negeri Cina sama dengan tradisi lisan yang disampaikan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah. Oleh karenanya, muncul anggapan jika Kutai termasuk persatuan dari masyarakat suku Dayak yang ingin mendapatkan identitas baru.
Lantas, dikarenakan adanya pengaruh agama Islam serta adanya akulturasi dari para pedagang membuat budaya masyarakat Kutai agak berbeda dengan budaya masyarakat suku Dayak. Sehingga, tidak salah jika suku Kutai asli akan menyebut suku Dayak sebagai Densanak Tuha (Saudara Tua) mengingat mereka masih sama-sama berasal dari satu leluhur.
Kebudayaan Suku Kutai
Beragam jenis kebudayaan yang dimiliki terlihat dari adanya perbedaan jenis budaya di tiap wilayah. Pada daerah pesisir, budayanya kebanyakan dipengaruhi oleh budaya Arab atau Islam. Kemudian, di daerah pertengahan, lebih banyak didominasi oleh pengaruh budaya Hindu dan Keraton, dan untuk wilayah pedalaman kebanyakan didominasi oleh pengaruh tradisional dari suku Dayak.
Baca juga: Pakaian Adat Kalimantan Selatan Serta Penjelasannya
Jika ditelusuri lebih lanjut, banyak jenis kebudayaan dari suku Kutai mulai dari upacara adat, tari-tarian, dan lagu-lagu khasnya. Kamu pun dapat menyimak ragam kebudayaan tersebut dalam rangkuman berikut.
Upacara Adat
Salah satu upacara adat yang dimiliki adalah Meminang yang mana merupakan bagian dari adat upacara pernikahan. Meminang menjadi tahapan pertama dalam prosesi pernikahan untuk menentukan kesepakatan bagi kedua belah pihak.
Penggunaan istilah meminang diambil dari buah pinang yang menjadi barang utama yang dibawa saat acara tersebut. Inti dari upacara adat ini adalah menunjukkan adanya itikad baik, rasa tanggung jawab dari mempelai pria, serta mengumpulkan kedua keluarga sebelum proses pernikahan berlangsung.
Selain upacara adat Meminang, masih ada beberapa upacara adat lainnya yang berhubungan dengan pernikahan seperti Bepacar, Mendi-mendi, dan Sorong Tanda. Kemudian, masyarakat Kutai juga masih menyimpan upacara adat berkenaan dengan acara lain diantaranya Naik Mentuha, Belenggang (ritual 7 bulanan), Naik Ayun, Jiarah, Merangin, Beluduh, Begelar, dan lain sebagainya.
Busana dan Tarian Adat
Tidak kalah dengan upacara adatnya yang beragam, suku Kutai juga mempunyai tari-tarian adat yang cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah tari topeng, tarian dewa, tarian belian dan tarian jepen (tarian rakyat). Busana adat suku Kutai juga cukup bervariasi dan ada pula yang dikhususkan untuk kalangan tertentu.
Contohnya, busana sultan yang dilengkapi dengan kelibun dan busana ratu yang dilengkapi dengan kepong. Selain kedua baju tersebut, ada pula baju lainnya diantaranya busana takwo, busana putih-putih, baju miskat (untuk laki-laki), baju sakai (untuk remaja putri), busana penggapit, busana pangkon, busana belian, dan busana prajurit.
Baca juga: Rumah Adat Kalimantan Barat Serta Penjelasannya
Lagu-Lagu Tradisional
Selain 3 bentuk kebudayaan di atas, suku Kutai juga mempunyai lagu-lagu tradisional seperti halnya lagu Penembe, Temindu Pateh, Sumbu Langit, Badat, Perang Tanding, Rangga, Temenggung Berkuda, Kelana Kelijiq, Gunung Sari Anjala, Perbangsa, Gong Golong, dan masih banyak lagi.
Demikian untuk seluruh penjelasannya. Dari penjelasan di atas, bisa dikatakan jika cukup banyak bukan ragam jenis kebudayaan dari suku Kutai? Sehingga, bukan hanya sejarahnya saja yang cukup unik, kebudayaan dari suku Kutai juga begitu bervariasi oleh karena pengaruh dari berbagai suku lain dan pengaruh dari agama Islam.
Sumber:
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Dinas Pariwisata. (2021). Sosial Budaya. Diakses pada 17 Juni 2021, dari kutaikartanegarakab.go.id
Suku Kutai. (2021). Diakses pada 17 Juni 2021, dari Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.