Pakaian Adat Kalimantan Selatan Serta Penjelasannya

Berbeda dengan beberapa wilayah di Kalimantan lainnya yang didominasi oleh suku Dayak, Kalimantan Selatan yang mempunyai ibu kota provinsi Banjarmasin, didominasi oleh suku Banjar sekitar 74%. Keberadaan suatu suku di suatu wilayah pastinya akan mempengaruhi kebudayaan dari wilayah tersebut.

Begitu juga di Kalimantan Selatan yang mempunyai beberapa kebudayaan yang dipengaruhi oleh adanya suku Banjar tersebut. Salah satu wujud pengaruh tersebut ada pada pakaian adat yang dipakai oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Namun, selain dipengaruhi oleh budaya suku-suku yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan, ternyata ada juga pengaruh dari budaya lain. Bahkan, juga ada pengaruh dari agama tertentu.

Ingin tahu lebih lanjut tentang pakaian adat Kalimantan Selatan tersebut beserta penjelasannya? Mari simak seluruh ulasan lengkapnya berikut ini.

Bagajah Gamuling Baular Lulut

Bagajah Gamuling Baulur Lulut
Sumber: indoborneonatural.blogspot.com

Dapat dikatakan jika nama-nama pakaian adat Kalimantan Selatan menggunakan nama yang unik. Salah satunya ada pada pakaian adat yang pertama ini yang dijuluki dengan bagajah gamuling baular lulut. Pada umumnya, penggunaan pakaian adat Kalimantan Selatan lebih didominasi untuk dipakai pada acara pernikahan. Seperti halnya pada bagajah gamuling baular lutut ini yang lebih sering dikenakan untuk acara pernikahan.

Bisa kamu lihat lewat gambar pakaian adat Kalimantan Selatan yang tertera di atas, bagajah gamuling baular lulur mempunyai desain yang berbeda antara wanita dan pria. Hanya saja, dari segi warnanya masih senada. Menurut sejarahnya, selain mendapat pengaruh dari adat Banjar, pakaian ini juga mendapat pengaruh dari agama Hindu.

Pengantin wanita akan mengenakan baju yang dihiasi dengan payet. Kemudian, untuk aksesorisnya, para wanita memakai ikat pinggang beserta mahkota. Mahkota tersebut dihias dengan rangkaian kuncup bunga melati, mawar, dan kembang goyang. Lalu, untuk bagian bawahannya, pengantin wanita akan mengenakan kain panjang yang dibentuk menjadi rok.

Sedangkan, pada pengantin pria, umumnya mereka tidak mengenakan baju atasan, melainkan hanya menggunakan bawahan berupa celana pendek yang dilengkapi dengan kain dan ikat pinggang. Aksesoris lain yang dikenakan oleh para pengantin pria adalah kalung samban dan mahkota yang berbentuk melingkar menyerupai ular lidir.

Baamar Galung Pancar Matahari

Baamar Galung Pancar Matahari
Sumber: bahassemua.com

Pakaian adat Kalimantan Selatan berikutnya ini juga diperuntukkan untuk acara pernikahan. Tidak jauh beda dengan nama pakaian adat Kalimantan Selatan sebelumnya, nama pakaian ini juga terbilang unik yaitu baamar galung pancar matahari.

Pakaian ini sebenarnya sudah lama diperkenalkan di daerah Banjar, tetapi sampai sekarang pun masih tetap dikenal dan dipakai oleh masyarakat Banjar. Dalam pakaian baamar galung pancar matahari, pengaruh Hindu juga masih menyelimuti pakaian ini.

Dari gambar pakaian adat Kalimantan Selatan ini, pengaruh Hindu tersebut terletak pada penggunaan mahkota dan kain bermotifkan naga atau kelabang. Motif tersebut dinamai dengan motif halilipan.

Kemudian, untuk lebih detailnya, para pria memakai kemeja lengan panjang yang dilengkapi hiasan renda di bagian dadanya. Kemudian, dilengkapi dengan jas terbuka yang warnanya senada dengan celana panjang. Pada bagian pinggang, pengantin pria memakai kain yang bermotifkan halilipan dan dililit dengan ikat pinggang yang disebut tali wenang.

Sementara itu, bagi wanita mengenakan baju poko lengan pendek yang dihiasi dengan manik-manik dan rumbai-rumbai. Terdapat aksesoris lain yaitu penutup dada berbentuk segi lima yang membuat penampilan pengantin wanita semakin menawan.

Umumnya, warna-warna dari pakaian adat Kalimantan Selatan ini sangat cerah dan gemerlap, sehingga sesuai dengan namanya yang memancar seperti matahari. Warnanya yang memancar tersebut juga sangat pas untuk pengantin yang menyukai tampilan mewah dan gemerlap pada busana pernikahannya.

Babaju Kun Galung Pacinan

Babaju Kun Galung Pacinan
Sumber: student.blog.dinus.ac.id

Babaju kun galung pacinan menjadi nama pakaian adat Kalimantan Selatan selanjutnya yang digunakan dalam upacara pernikahan. Pertama kali pakaian adat ini diperkenalkan pada abad ke 19 dan tentunya masih tetap ada hingga sekarang. Berbeda dengan kedua pakaian adat Kalimantan Selatan sebelumnya, babaju kun galung pacinan ini mendapat pengaruh dari budaya Cina dan Timur Tengah.

Seperti yang bisa kamu perhatikan pada gambar pakaian adat Kalimantan Selatan di atas, adanya perpaduan budaya Cina dan Timur Tengah pada pakaian ini terlihat dari penggunaan beberapa komponen pakaian.

Untuk para pria, pakaian yang dikenakan terdiri dari jubah dan kopiah alpe. Kopiah alpe ini dipakai dengan dilengkapi surban ataupun tanjak laksamana. Sebagai aksesoris, dikenakanlah roncean bunga melati untuk kalung dan alas kaki berupa selop.

Sedangkan, bagi wanita, pakaian yang dikenakan meliputi kebaya lengan panjang bergaya cheong sam. Kebaya ini dilengkapi dengan aneka hiasan manik-manik atau payet yang membantuk bunga teratai dan dijahit menggunakan benang emas. Bagian bawahannya dimodifikasikan dengan rok panjang yang juga dihiasi manik-manik. Selain hiasan manik-manik atau payet, kebaya pengantin wanita akan disulam dengan menggunakan motif tirai bambu.

Tak lupa sebagai aksesoris pelengkap yang menambah keindahan, mahkota permata dipakaikan dilengkapi dengan kembang goyang dan tusuk konde. Uniknya, tusuk konde yang dikenakan itu memiliki bentuk huruf ‘lam’ dalam aksara Arab atau Hijaiyah dan burung hong. Sehingga, semakin menegaskan adanya pengaruh dari budaya Timur Tengah dan Cina tersebut.

Babaju Kubaya Panjang

Babaju Kubaya Panjang
Sumber: princesssweetofpersia.blogspot.com

Nah, inilah nama pakaian adat Kalimantan Selatan yang mengalami perkembangan atau modifikasi yaitu babaju kubaya panjang. Disamping itu, pakaian adat ini juga sering disebut dengan nama banjar baamar galung modifikasi. Pakaian ini dimodifikasi untuk membuat tampilannya lebih lebih disukai banyak orang serta untuk mengikuti perkembangan zaman.

Meskipun sudah dimodifikasi, tetapi masih ada unsur-unsur asli dari baamar galung yang tidak dihilangkan. Misalnya saja, untuk para pria, pakaian yang dikenakan masih pakaian yang sama dengan banjar gaalung pancar matahari.

Perbedaan atau modifikasi dari pakaian tersebut sebenarnya ada pada pakaian yang dikenakan oleh wanita yang digantikan dengan kebaya panjang bukan baju poko lagi. Hal inilah yang membuat penamaannya menjadi kubaya panjang.

Modifikasi lainnya juga bisa ditemukan pada beberapa pengantin wanita yang ingin mengenakan jilbab. Hal tersebut tentunya juga diperbolehkan mengingat tujuan modifikasi adalah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman maupun aturan-aturan tertentu. Walaupun beberapa wanita ada yang mengenakan jilbab, tetapi penggunaan mahkota pada pakaian ini juga tidak dihilangkan.

Tak hanya itu saja, aksesoris-aksesoris lainnya yang ada pada baamar galung pancar matahari juga tidak dihilangkan pada babaju kubaya panjang. Aksesoris tersebut diantaranya ronce bunga melati dan mawar. Hiasan ronce tersebut telah menjadi bagian dari pakaian-pakaian adat yang ada di Banjar. Oleh karenanya, modifikasi yang dibuat tidak sampai menghilangkan unsur-unsur identitas aslinya.

Pemahaman Akhir

Kalimantan Selatan memiliki kebudayaan yang kaya dan beragam, yang dipengaruhi oleh dominasi suku Banjar sekitar 74% dari populasi wilayah ini. Kehadiran suku Banjar memberikan pengaruh signifikan pada kebudayaan Kalimantan Selatan, termasuk dalam pakaian adat yang digunakan oleh masyarakat setempat. Beberapa pakaian adat Kalimantan Selatan yang dipaparkan dalam pembahasan adalah bagajah gamuling baular lulut, baamar galung pancar matahari, babaju kun galung pacinan, dan babaju kubaya panjang.

Setiap pakaian adat memiliki ciri khas dan makna tersendiri, serta menggambarkan perkembangan budaya dari suku Banjar dan pengaruh agama Hindu, Cina, dan Timur Tengah. Pakaian adat ini umumnya dipakai pada acara pernikahan dan tetap dipertahankan oleh masyarakat Kalimantan Selatan hingga saat ini. Meskipun ada beberapa modifikasi untuk mengikuti perkembangan zaman, unsur-unsur asli dari pakaian adat tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya suku Banjar.

Keanekaragaman budaya Kalimantan Selatan menunjukkan bagaimana keberagaman etnis dan adat-istiadat dapat menjadi kekayaan dalam kehidupan masyarakat. Penting bagi kita untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya ini sebagai bagian dari warisan nenek moyang yang perlu dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

Dengan mengetahui 4 nama pakaian adat Kalimantan Selatan yang begitu unik tersebut, pastinya akan menambah wawasan kebudayaanmu mengenai Kalimantan Selatan bukan? Untungnya, keempat pakaian tersebut sebagai pakaian tradisional masih senantiasa terus dilestarikan. Upaya pelestarian tersebut bisa dilihat dari banyaknya masyarakat Banjar yang mengenakan pakaian tersebut dalam upacara pernikahan.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *