Apakah kamu pernah bertemu dengan ODGJ (Orang dengan Ganggua Jiwa)? Seringkali ODGJ dikaitkan dengan sistem saraf yang menyebabkan kenapa dia menjadi ODGJ. ODGJ menjadikan seseorang tidak ingat dan tidak sadar layaknya orang normal. Sistem saraf pada ODGJ sudah tidak berfungsi dengan baik.
Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai sistem koordinasi atau regulasi pada manusia. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Daftar Isi
Pengertian Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi adalah sistem organ yang berfungsi untuk mengatur tubuh agar dapat bekerja/berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
Baca juga: Sistem Pencernaan Manusia
Sistem Koordinasi atau Regulasi pada Manusia
Sistem koordinasi pada manusia terdiri atas sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra.
Sistem Saraf
Sistem saraf berpusat di otak. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Neuron Perhatikan gambar sel saraf atau neuron berikut ini.
Sel saraf atau neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan neurit atau akson.
a. Badan Sel
Adalah bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi dalam proses penerimaan rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Sedangkan sitoplasma berfungsi menyediakan energi untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Adalah perluasan dari badan sel dan merupakan serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit memiliki fungsi dalam proses mengantarkan rangsangan ke badan sel dan menerima rangsangan.
c. Neurit atau Akson
Berfungsi untuk mengantarkan rangsangan ke sel saraf yang lain dari badan sel. Neurit ditutupi oleh selubung myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selain itu, bagian neurit juga ada yang tidak dibungkus oleh selubung myelin. Bagian tersebut disebut nodus ranvier yang berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Antara satu neuron dengan neuron yang lain membentuk celah yang sangat sempit yang dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis tersebut, zat kimia (neurotransmiter) akan membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.
Adapun fungsi dari sistem saraf antara lain:
- Menerima dan meneruskan rangsangan, baik dari luar maupun dalam
- Menafsirkan rangsangan
- Memberikan respon terhadap rangsangan dalam bentuk kontraksi otot
Sistem saraf terdiri dari dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
a. Sistem Saraf Pusat
Terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh.
1. Otak
Tersusun atas tiga lapis selaput yang disebut dengan meninges. Selaput pertama disebut durameter, selaput paling dalam adalah piameter dan yang tengah disebut arachnoid. Selain itu, diantara ketiga selaput tersebut mampu mengurangi benturan atau goncangan karena terdapat cairan serebrospinal.
Otak terletak pada rongga tengkorak. Otak terdiri dari 3 macam, yaitu otak besar, otak tengah, dan otak kecil.
- Otak besar (serebrum)
Berfungsi untuk mengendalikan aktivitas yang disadari seperti berbicara, melihat, dan bergerak. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar atau korteks berwarna kelabu dan terdiri dari badan-badan sel saraf. Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf (neutrit/akson).
Selain itu, pada otak besar terdapat dua hemisfer serebral yang dipisahkan oleh fisura longitudinal. Hemisfer terbagi menjadi lobus-lobus. Setiap hemisfer terdiri atas 4 lobus, antara lain sebagai berikut.
a) Lobus frontalis, adalah bagian depan serebrum yang berfungsi mengendalikan aktivitas mental dan gerakan otot.
b) Lobus parientalis, terletak diantara lobus frontalis dan lobus oksipitalis yang berfungsi sebagai pusat sensasi dan bicara.
c) Lobus oksipitalis, adalah bagian belakang serebrum yang berfungsi sebagai pusat penglihatan.
d) Lobus temporalis, terletak di tepi bawah lobus parientalis dan frontalis yang berfungsi sebagai pusat saraf pendengaran.
- Otak tengah
Otak tengah/mesenchephalon terletak di depan otak kecil. Bagian otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Selain itu, terdapat ganglion yang berfungsi untuk mengontrol gerakan tubuh.
- Otak kecil (serebelum)
Terletak pada bagian belakang di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi keseimbangan tubuh serta kerja otot ketika manusia bergerak. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdapat dua lapisan, dengan lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam yang berwarna putih.
2. Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis)
Adalah kelanjutan dari sumsum lanjutan atau medula oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti pelebaran dan penyempitan pembuluh darah dan gerak menelan. Medula oblongata disebut juga batang otak, merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang.
Sumsum tulang belakang terdapat pada tulang belakang di dalam bagian rongga tulang tersebut. Fungsinya sebagai penghubung impuls dari otak maupun menuju otak, memberi kemungkinan gerak refleks. Medula spinalis terdiri atas dua bagian, yaitu bagian abu-abu di bagian tengah dan bagian putih di pinggir.
Bagian abu-abu terdiri dari akar dorsal yang mengandung saraf sensorik, akar ventral yang mengandung saraf motorik eferen, dan kanal sentral suatu saluran yang mengandung cairan serebospinal yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak.
Selanjutnya, bagian putih terdiri dari serabut-serabut saraf spiral dan serabut saraf sepanjang sumsum tulang belakang yang menghubungkan saraf spinal dengan otak dan mengelilingi bagian abu-abu.
b. Sistem Saraf Tepi
Berfungsi untuk membawa impuls saraf menuju ataupun dari sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas saraf sadar dan saraf tak sadar. Saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf otak/cranial dan 31 pasang saraf tepi spinal. Sedangkan saraf tak sadar terdiri dari 2 macam yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Kedua saraf tersebut bekerja saling berlawanan dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sitem saraf simpatik dan parasimpatik disebut dengan sistem pengendalian ganda.
Berikut terdapat tabel fungsi saraf simpatik dan parasimpatik
Saraf Simpatik | Saraf Parasimpatik |
Mempercepat denyut jantung | Memperlemah denyut jantung |
Memperlebar pembuluh darah | Mempersempit pembuluh darah |
Memperlebar bronkus | Mempersempit bronkus |
Mempertinggi tekanan darah | Menurunkan tekanan darah |
Memperlambat gerak peristaltik | Mempercepat gerak peristaltik |
Memperlebar pupil | Mempersempit pupil |
Menghambat sekresi empedu | Memperlancar sekresi empedu |
Menurunkan sekresi ludah | Menaikkan sekresi ludah |
Meningkatkan sekresi adrenalin | Menurunkan sekresi adrenalin |
Sistem Endokrin
Sistem endokrin pada manusia tersusun oleh sejumlah kelenjar endokrin yang tersebar di tempat-tempat tertentu dalam tubuh. Kelenjar ini menghasilkan satu atau beberapa hormon.
Di dalam tubuh manusia, terdapat beberapa kelenjar endokrin yaitu kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar pankreas.
a. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis disebut juga master gland. Kelenjar hipofisis bagian anterior menghasilkan beberapa hormon yaitu hormon somatotropin (STH) atau hormon pertumbuhan/Growth Hormone (GH), hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH), hormon adenotropin, hormon gonadotropin, dan hormon prolaktin.
- Hormon somatotropin (STH), berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tubuh.
- Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH), berfungsi merangsang sekresi kelenjar tiroid.
- Hormon adenotropin, berfungsi untuk mengendalikan sekresi kelenjar anak ginjal.
- Hormon gonadotropin, terdiri dari FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinzing Hormone). Pada wanita, FSH berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel dalam ovarium dan mempengaruhi siklus menstruasi. Sedangkan pada pria, FSH berfungsi untuk mempengaruhi proses spermatogenesis.
Selanjutnya, pada wanita LH berfungsi untuk merangsang folikel ovarium dan ovulasi serta mempengaruhi siklus menstruasi. Sedangkan pada pria, LH mengakibatkan penampakan kelamin sekunder.
b. Kelenjar Tiroid
Menghasilkan hormon tiroksin dan triyodotironin. Fungsi dari hormon tersebut adalah untuk meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh.
c. Kelenjar Paratiroid
Menghasilkan hormon parathormon yang berfungsi untuk mengatur pertukaran zat kapur dan fosfor dalam darah.
d. Kelenjar Adrenal
Disebut juga kelenjar suprarenalis. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal adalah sebagai berikut.
- Pada bagian luar/korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi membantu menjaga keseimbangan hormon seks serta metabolisme garam natrium dan kalium Sedangkan glukokortikoid berfungsi membantu metabolisme karbohidrat.
- Pada bagian dalam/medula, menghasilkan hormon adrenalin dan hormon noradrenalin. Hormon adrenalin berpengaruh terhadap meningkatnya denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan menyempitkan pembuluh darah. Sedangkan noradrenalin menurunkan denyut jantung dan menurunkan tekanan darah.
e. Kelenjar Pankreas
Adalah sekelompok sel yang terletak pada pankreas, yang terletak di bagian bawah lambung. Hormon yang dihasilkan pada kelenjar ini antara lain sebagai berikut.
- Insulin, berfungsi mengubah gula menjadi glikogen di dalam hati dan otot.
- Glukagon, berfungsi untuk mengubah glikogen menjadi glukosa.
f. Testis dan Ovarium
Testis adalah kelenjar kelamin pada laki-laki. Hormon yang dihasilkan testis antara lain testosteron dan sperma. Testosteron berfungsi untuk merangsang pematangan sperma dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria. Sedangkan sperma adalah sel kelamin jantan.
Ovarium adalah kelenjar gonad/kelamin pada wanita. Hormon yang dihasilkan ovarium antara lain sebagai berikut estrogen, progesteron, dan ovum atau sel telur.
g. Kelenjar Pineal
Adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggungjawab untuk mengatur fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh.
h. Kelenjar Timus
Berfungsi untuk menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
Baca juga: Fungsi Sel Hewan
Sistem Indra
Sistem indra terdiri atas indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra penciuman/pembau (hidung), indra perasa (lidah), dan indra peraba (kulit). Berikut ini akan dijelaskan proses kerja sistem indra manusia.
a. Indra Penglihatan (Mata)
Indra penglihatan berfungsi untuk menerima rangsangan berupa sesuatu yang dapat dilihat. Mata dapat menerima rangsangan berupa cahaya karena di dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor. Proses melihat yang ditangkap oleh indra penglihatan adalah sebagai berikut.
Cahaya => dipantulkan oleh benda => ditangkap oleh kornea => pupil => lensa => aqueous humor => retina => bayangan => otak => kesan melihat
b. Indra Pendengaran (Telinga)
Indra pendengaran bertugas untuk menerima rangsangan berupa bunyi. Telinga mampu menerima rangsangan berupa bunyi karena terdapat reseptor pendengaran.
Telinga manusia dibedakan menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut:
1) Telinga bagian luar
Berfungsi untuk menampung getaran dan meneruskannya ke telinga bagian tengah. Telinga bagian luar tediri dari daun telinga, saluran telinga luar (liang telinga), dan gendang telinga.
- Daun telinga, adalah bagian tipis pada telinga yang bentuknya mirip dengan corong. Daun telinga ini bersifat lentur karena tersusun oleh tulang-tulang rawan.
- Saluran telinga luar, adalah saluran pendek yang pada permukaannya dilengkapi oleh rambut-rambut. Sepanjang saluran ini, dihasilkan semacam zat lilin yang berfungsi untuk mencegah masuknya benda asing seperti debu dan hewan kecil. Zat tersebut dapat menjadi racun bagi hewan kecil yang mencoba masuk ke dalam telinga.
- Gendang telinga, berupa selaput tipis yang terletak di bagian ujung dalam saluran telinga luar yang berbatasan dengan telinga bagian tengah.
2) Telinga bagian tengah
Berfungsi sebagai penyalur getaran yang berasal dari gendang telinga. Selain itu, telinga bagian tengah berfungsi sebagai alat pengatur keseimbangan tubuh, seperti mengatur keseimbangan tekanan udara luar dan tekanan yang terdapat di dalam telinga.
Getaran pada telinga bagian tengah diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran yang terdiri dari tulang martil (malleus), tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). Selain itu, di dalam telinga bagian tengah juga terdapat saluran yang bernama eustachius. Saluran ini berfungsi untuk menghubungkan telinga dengan rongga mulut.
3) Telinga bagian dalam
Terdapat sederetan ruang dan saluran yang berisi cairan. Selain itu, pada bagian atas telinga bagian dalam terdapat saluran setengah lingkaran yang berfungsi untuk alat keseimbangan. Sedangkan, di bagian bawah terdapat saluran berupa rumah siput (koklea) yang terdiri atas sel-sel saraf sensoris yang dihubungkan ke otak oleh saraf pendengaran.
Proses mendengar bunyi yang ditangkap oleh indra pendengaran adalah sebagai berikut.
Bunyi => daun telinga => liang telinga => gelindang telinga bergetar => diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran => tingkap jorong => cairan limfe di dalam koklea bergetar => sel reseptor organ korti bergerak => impuls => diterima saraf pendengaran => dibawa ke otak => kesan mendengar
c. Indra Penciuman (Hidung)
Indra pembau bertugas sebagai penerima rangsangan yang berupa bau-bauan. Reseptor indra pembau terletak di dalam rongga hidung. Berikut adalah proses membau yang ditangkap oleh indra pembau.
Bau => rongga hidung => selaput lendir => saraf pembau => otak => terjadi kesan bau
d. Indra Perasa (Lidah)
Indra perasa atau pengecap bertugas untuk mengecap berbagai rasa yang masuk ke dalam mulut. Lidah dapat mengecap berbagai rasa karena terdapat kuncup-kuncup pengecap atau tunas-tunas pengecap pada papila-papila lidah.
Papila-papila pada lidah tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Papila filiformis, memiliki bentuk seperti benang halus dan banyak terdapat pada bagian depan lidah.
b. Papila fungiformis, memiliki bentuk seperti kepala jamur dan banyak terdapat pada bagian depan dan sisi lidah.
c. Papila sirkumvalata, adalah papila yang berbetuk bulat, tersusun seperti huruf V terbalik di belakang lidah.
Berikut adalah proses mengecap yang ditangkap oleh indra pengecap.
Rasa => diterima lidah => diterima oleh papila-papila dengan kuncup pengecap => dihubungkan ke otak => terjadi kesan rasa
e. Indra Peraba (Kulit)
Indra peraba berfungsi untuk menerima rangsangan berupa sentuhan. Selain itu, kulit juga terdiri dari reseptor yang sensitif terhadap sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri.
Pengaruh Psikotoprika terhadap Sistem Koordinasi pada Manusia
Narkotika
Adalah zat alami atau sintesis yang dapat mempengaruhi kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Secara sederhana, narkotika dapat dikatakan sebagai obat bius.
Obat bius biasa digunakan oleh ahli medis untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit saat proses penyembuhan. Zat-zat yang termasuk narkotika antara lain morfin, kodein, heroin, hidromorfin, meperidin, dan metadon.
Psikotoprika
Adalah zat atau obat alami atau sintesis yang memiliki khasiat psikoaktif dan menyebabkan perubahan aktivitas atau perilaku terhadap si pemakainya.
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, psikotoprika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan, antara lain sebagai berikut.
a. Golongan I, memiliki daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya LSD, ekstasi, dan STP.
b. Golongan II memiliki daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.
c. Golongan III, memiliki daya adiktif sedang berfungsi untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam.
d. Golongan IV, memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam (BK, mogadon, dumolid) dan diazepam.
Berdasarkan efek yang dapat ditimbulkannya psikotoprika dapat dibedakan menjadi 3 macam, antara lain sebagai berikut.
a. Stimulan
Memiliki efek meningkatkan kerja saraf pusat dan saraf otonom, meningkatkan tekanan darah, mengurangi rasa kantuk, dan menjadikan diri menjadi lebih semangat. Contoh kafein, nikotin, amfetamin, dan kokain.
b. Depresan
Memilliki efek menurunkan kerja saraf pusat, menjadikan diri lebih rileks, dan kurang sadar tehadap keadaan sekitar. Contoh alcohol, heroin, dan benzodiazepine.
c. Halusinogen
Memiliki efek dapat melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada atau sesuai persepsinya. Contohnya ganja dan LSD.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan daya untuk mengenal dan mengingat adalah fungsi dari sistem koordinasi, yaitu sistem saraf terutama otak. Oleh karena itu, sangat berbahaya dan berpengaruh terhadap sistem koordinasi pada manusia.
Zat Adiktif
Adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi secara rutin akan membuat pemakainya menjadi ketagihan. Contohnya alkohol.
Ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu sebagai berikut.
a. Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat menurunkan kinerja otak. Contohnya valium.
b. Stimulans, yaitu golongan obat yang memiliki efek dapat mempercepat kerja otak. Contohnya kokain.
c. Halusinogen, yaitu golongan obat yang dapat menimbulkan efek penghayalan. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.
d. Painkiller, yaitu golongan obat yang mempengaruhi bagian otak agar bertanggungjawab sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.
Kelainan Sistem Koordinasi pada Manusia
Penggunaan obat-obat terlarang sangat berpengaruh terhadap sistem koordinasi pada manusia. Efek yang ditimbulkan diantaranya hilangnya koordinasi tubuh, hilangnya kendali otot gerak, hilangnya kesadaran, denyut jantung melemah, hilangnya nafsu makan, terjadi kerusakan pada hati dan lambung, bahkan menyebabkan kematian.
Selain itu, terdapat penyakit atau kelainan yang dapat menyerang sistem koordinasi pada manusia, diantaranya sebagai berikut.
- Epilepsi
Adalah suatu keadaan dimana tiba-tiba serangan muncul jika otak atau bagian dari otak tiba-tiba berhenti bekerja sebagaimana mestinya selama beberapa saat.
- Nyeri
Perasaan tidak enak yang mengisyaratkan adanya cedera pada tubuh.
- Gondok
Disebabkan karena kekurangan hormon tiroksin.
- Miopi atau rabun jauh
Tidak bisa melihat benda yang jaraknya jauh.
- Hipermetropi atau rabun dekat
Disebabkan karena tidak bisa melihat benda yang jaraknya dekat.
- Diabetes melitus atau kencing manis
Disebabkan ketidakmampuan pankreas menghasilkan hormon insulin.
- Presbiopi
Disebut juga dengan mata tua. Kelainan ini disebabkan karena gaya akomodasi lensa mata tak bekerja dengan baik. Akibatnya mata tidak bisa melihat yang jauh maupun yang dekat.
- Katarak
Adalah gangguan yang terjadi pada sebagian atau seluruh bagian lensa mata sehingga mata terlihat keruh atau terdapat noda.
Baca juga: Sistem Ekskresi pada Manusia
Pemahaman Akhir
Sistem koordinasi pada manusia sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan fungsi tubuh secara optimal. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra. Sistem saraf berperan dalam menerima dan meneruskan rangsangan, menafsirkan rangsangan, dan memberikan respon terhadap rangsangan dalam bentuk kontraksi otot. Sistem endokrin mengatur fungsi tubuh dengan menghasilkan hormon-hormon penting, sedangkan sistem indra, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba, membantu manusia berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Kelainan pada sistem koordinasi dapat menyebabkan gangguan dan gangguan kesehatan pada manusia. Beberapa kelainan yang dapat terjadi termasuk epilepsi, nyeri, gondok, miopi, hipermetropi, diabetes melitus, presbiopi, katarak, dan gangguan lainnya. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif juga dapat menyebabkan efek yang merugikan pada sistem koordinasi dan kesehatan secara keseluruhan.
Penting bagi kita untuk menjaga kesehatan sistem koordinasi dengan cara menghindari penyalahgunaan zat-zat terlarang dan menjalani gaya hidup sehat. Pengenalan dini terhadap kelainan sistem koordinasi dan perawatan yang tepat dapat membantu mengatasi masalah dan menjaga kesehatan tubuh. Sebagai guru biologi, kami mengajak semua orang untuk lebih memahami pentingnya sistem koordinasi dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Demikian pembahasan mengenai sistem koordinasi pada manusia, semoga bermanfaat ya!
Sumber:
Bakhtiar, Suaha. (2011). BIOLOGI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Safitri, Ririn. (2016). BIOLOGI. Surakarta: Mediatama.