Sistem Ekskresi pada Manusia

Pernahkah kamu mendengar orang yang melakukan proses cuci darah? Apakah kamu tahu apa cuci darah itu? Cuci darah atau dialisis adalah proses untuk menyaring darah karena ginjal tidak dapat menyaring darah yang membawa sari-sari makanan dan oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Kemudian, mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Kasus cuci darah tersebut ada hubungannya dengan organ sistem ekskresi. Apa kamu sudah tahu apa saja organ sistem ekskresi itu? Pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai sistem ekskresi pada manusia. Yuk, perhatikan penjelasan berikut ini.

Pengertian Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi adalah sistem organ yang berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.

Baca juga: Sistem Pencernaan Manusia

Zat-Zat yang Diekskresikan oleh Tubuh

Tubuh akan mengeluarkan zat-zat sisa yang tidak berguna di dalam tubuh. Zat-zat yang dikeluarkan oleh tubuh antara lain keringat, urin, karbon dioksida (CO2), dan cairan empedu.

1. Keringat

Adalah air yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat. Kandungan utama dalam keringat adalah natrium klorida. Keringat dikeluarkan oleh tubuh bertujuan untuk mengatur suhu tubuh. Saat cuaca panas, tubuh mengeluarkan banyak keringat agar suhu tubuh tetap seimbang dan sebaliknya saat cuaca dingin, tubuh tidak berkeringat. Hal ini bertujuan agar suhu tubuh tetap seimbang.

2. Urin

Adalah cairan sisa metabolisme tubuh yang diekskresikan oleh ginjal dan dikeluarkan melalui proses urinasi. Sisa metabolisme yang terdapat pada urin yaitu urea, garam terlarut, dan materi organik.

3. Karbon Dioksida (CO2)

Adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen  yang terikat secara kovalen. Karbon dioksida berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standard, dan hadir di atmosfer bumi.

4. Cairan Empedu

Adalah cairan yang berwarna hijau kebiruan yang berfungsi dalam mencerna makanan berlemak dan disimpan dalam kantung empedu. Cairan empedu terdiri dari garam mineral, pigmen (bilirubin dan biliverdin), kolesterol, fosfolipid, dan air.

Organ-Organ Ekskresi Tubuh dalam Sistem Ekskresi Manusia

Dalam sistem ekskresi manusia, terdapat organ-organ yang berperan untuk mengekskresikan zat-zat sisa tubuh. Organ-organ tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Kulit

Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari panas, kuman, dan gesekan dari luar, mengatur suhu tubuh, mengatur pengeluaran air, serta berfungsi sebagai alat indra peraba. Kulit terdiri atas dua bagian, yaitu epidermis atau kulit ari dan dermis atau kulit jangat.

Kulit
Sumber: pinterest.com

a. Epidermis

Adalah bagian kulit paling luar yang agak tipis. Epidermis disebut juga dengan kulit ari yang terdiri dari beberapa lapisan.

1) Stratum korneum atau lapisan tanduk

Adalah lapisan sel mati yang selalu mengelupas dan tersusun atas beberapa lapisan jaringan sel pipih. Stratum korneum berfungsi untuk melindungi dan mencegah sel dari bibit penyakit.

2) Stratum lusidum

Adalah lapisan sel mati yang jernih/bening dan terletak di bawah stratum korneum. Stratum lusidum memiliki fungsi untuk mengganti sel-sel yang terdapat pada stratum korneum. Lapisan ini hanya ditemukan pada kulit yang tebal, seperti kulit telapak tangan.

3) Stratum granulosum

Adalah lapisan yang disusun oleh sel-sel pipih berisi granula dan mengandung pigmen melanin yang berpengaruh terhadap warna kulit.

4) Stratum spinosum

Adalah lapisan sel-sel yang berbentuk polihedral dan tersusun rapat, serta permukaannya menampakkan bentukan seperti duri.

5) Stratum germinativum

Adalah lapisan yang tersusun atas selapis sel kubus. Lapisan ini aktif melakukan pembelahan dan berfungsi untuk membentuk lapisan sel baru.

b. Dermis

Dermis sering disebut dengan kulit jangat. Lapisan dermis ini terletak di bawah lapisan epidermis dan terdiri atas jaringan ikat yang mengandung serat-serat elastis dan kolagen. Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, kelenjar keringat, serta kelenjar minyak yang letaknya dekat akar rambut.

Setelah dibahas mengenai kulit serta bagiannya, berikut terdapat penjelasan mengenai mekanisme pengeluaran keringat oleh tubuh:

  1. Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak).
  2. Hipotalamus akan menghasilkan enzim yang bernama enzim bradikinin yang akan mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat.
  3. Jika rangsangan diterima oleh hipotalamus, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat.
  4. Air garam dan urea dari kapiler darah akan diserap oleh kelenjar keringat kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.

2. Ginjal

Organ sistem ekskresi manusia yang kedua adalah ginjal. Ginjal manusia ada dua, yaitu terletak di sebelah kanan dan kiri di belakang perut atau abdomen dan memiliki bentuk seperti biji buah kacang.

Adapun fungsi ginjal antara lain sebagai berikut:

a. Mengekskresikan zat-zat sisa (waste product) seperti urea, asam urat, kreatinin, dan lain-lain.

b. Menjaga keseimbangan air

c. Menjaga tekanan osmosis

d. Menjaga pH darah dan cairan tubuh lainnya

Ginjal terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian luar yang disebut dengan korteks dan bagian dalam yang disebut dengan medula. Yuk, perhatikan gambar berikut ini.

Ginjal
Sumber: en.wikipedia.org

Pada bagian korteks dan medula terdapat ribuan nefron. Nefron inilah yang berfungsi untuk membuat urin. Jadi, proses filtrasi dan absorpsi terjadi di nefron. Perhatikan gambar nefron di bawah ini!

Nefron
Sumber: researchgate.net

Nefron memiliki ukuran mikroskopis. Pada pembesaran tertentu, dapat dilihat bahwa nefron terdiri dari bagian-bagian seperti:

a. Kapsul bowman, adalah percabangan tubulus yang menyelimuti glomelurus.

b. Saluran nefron yang terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distal.

c. Saluran pengumpul atau tubulus kolekta (pengumpul)

Sistem ekskresi ginjal yaitu proses pengeluaran zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat yang diekskresikan oleh ginjal adalah urin atau air seni. Dalam sistem ekskresi ginjal, sebelum urin dikeluarkan, urin akan diproses dan dibentuk terlebih dahulu. Proses pembentukan urin dalam sistem ekskresi ginjal terdiri dari tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penggumpalan).

a. Filtrasi atau Penyaringan

Tahap sistem ekskresi ginjal yang pertama adalah filtrasi. Proses filtrasi atau penyaringan terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring seperti urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor akan ditampung oleh simpai Bowman. Cairan tersebut dinamakan sebagai  urin primer.

b. Reabsorpsi (penyerapan kembali)

Proses reabsorpsi atau penyerapan kembali terjadi di tubulus kontortus proksimal. Dalam tahap ini, terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh. Zat-zat tersebut adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion anorganik. Sedangkan urea hanya diserap sedikit. Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urin sekunder.

c. Augmentasi (pengumpulan)

Tahap sistem ekskresi ginjal yang terakhir adalah augmentasi. Proses augmentasi atau pengumpulan terjadi di tubulus kontortus distal dan juga di saluran pengumpul. Pada tahap ini terjadi proses pengumpulan cairan dan proses penyerapan ion natrium, klor serta urea. Cairan yang dihasilkan  berupa urin sesungguhnya dan akan disalurkan ke rongga ginjal.

Urin yang sudah terbentuk dan terkumpul di rongga ginjal akan dikeluarkan oleh tubuh melalui ureter, kandung kemih dan uretra. Proses pengeluaran urin disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih disebabkan oleh pengaruh saraf serta dipengaruhi oleh adanya kontraksi otot perut dan organ-organ yang menekan kandung kemih.

3. Paru-Paru

Paru-paru
Sumber: pinterest.com

Organ sistem ekskresi pada manusia yang ketiga adalah paru-paru. Paru-paru terletak di sebelah kanan dan kiri di dalam rongga dada manusia yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Selain itu, paru-paru merupakan kumpulan dari gelembung alveolus yang ditutupi oleh selaput pleura.

Dalam sistem ekskresi manusia, paru-paru memiliki peran mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O). Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbon dioksida (CO2). Kemudian, karbon dioksida (CO2) ditangkap oleh sel-sel darah merah sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa menuju paru-paru. Di dalam paru-paru, karbon dioksida (CO2) dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

Adapun mekanisme pengeluaran karbon dioksida (CO2) yaitu:

a. Karbon dioksida (CO2) dan air hasil metabolisme pada jaringan, akan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung.

b. Dari jantung, karbon dioksida (CO2) dan air hasil metabolisme tersebut akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus.

c. Selanjutnya karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) akan diekskresikan ke alveolus paru-paru karena pada alveolus terdapat banyak kapiler.

d. Karbon dioksida (CO2) dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksihemoglobin (HbCO2).

4. Hati

Hati
Sumber: freepik.com

Organ terakhir sistem ekskresi pada manusia adalah hati. Hati adalah salah satu organ sistem ekskresi manusia yang terletak pada bagian kanan di atas rongga perut (otot diafragma). Hati memiliki berat sekitar 1,5 kg atau 3-5% dari total berat tubuh.

Hati memiliki fungsi antara lain:

a. Menghasilkan empedu dari proses perombakan sel darah merah.

b. Menetralkan racun dan membunuh bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

c. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpannya

d. Membentuk dan merombak protein tertentu.

e. Tempat pembentukan protombin yang berperan dalam pembekuan darah.

Selain itu, di dalam hati terdapat sebuah organ yang disebut kantong empedu. Kantong empedu adalah kantong yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu yang berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati. Kantong empedu merupakan membran berotot yang memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang sekitar 7-10 cm.

Kelainan pada Sistem Ekskresi Manusia

Sistem ekskresi dapat mengalami gangguan atau kelainan apabila organ-organ yang berperan dalam sistem ekskresi pada manusia tidak dapat bekerja dengan baik/fungsinya terganggu. Adapun kelainan pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut.

  1. Nefritis, adalah peradangan pada nefron yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus yang masuk melalui saluran pernapasan.
  2. Diabetes melitus atau kencing manis, yaitu terdapatnya glukosa dalam urin yang disebabkan menurunnya hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
  3. Diabetes insipidus, adalah suatu penyakit yang disebabkan karena gagalnya kelenjar hipofisis dalam mengekskresikan hormon antidiuretik, sehingga menyebabkan ekskresi urin meningkat.
  4. Albuminaria, adalah penyakit sistem ekskresi yang disebabkan karena adanya  albumin dan protein lain di dalam urin.
  5. Hematuria, adalah penyakit yang terjadi ketika ditemukan eritrosit dalam urin. Penyebabnya bermacam-macam, seperti adanya batu dalam ginjal, kelenjar prostat atau uretra, dan lain-lain.
  6. Jerawat, suatu gangguan pada kelenjar minyak yang umum terjadi pada remaja.
  7. Eksem, suatu kelainan sistem ekskresi pada kulit yang ditandai dengan gatal, kulit merah, kering, dan bersisik.

Baca juga: Fungsi Sel Hewan

Pemahaman Akhir

Sistem ekskresi terdiri dari beberapa organ, yaitu kulit, ginjal, paru-paru, dan hati.

Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan keringat yang mengandung natrium klorida dan membantu mengatur suhu tubuh. Ginjal berperan penting dalam mengeluarkan zat-zat sisa seperti urea, asam urat, dan kreatinin melalui pembentukan urin. Proses pembentukan urin terjadi di dalam ribuan unit fungsional ginjal yang disebut nefron. Paru-paru bertanggung jawab mengeluarkan karbon dioksida dan uap air melalui proses pertukaran gas dengan oksigen. Sedangkan hati berfungsi sebagai organ ekskresi dalam pembentukan dan penyimpanan empedu untuk mencerna makanan berlemak.

Setiap organ dalam sistem ekskresi memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan tubuh dan menghilangkan zat-zat sisa metabolisme. Kelainan atau gangguan pada sistem ekskresi dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti nefritis, diabetes melitus, diabetes insipidus, albuminaria, hematuria, jerawat, dan eksem.

Pemahaman tentang sistem ekskresi penting untuk memahami bagaimana tubuh membuang zat-zat sisa dan menjaga keseimbangan internal. Dengan pengetahuan ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya menjaga kesehatan organ-organ ekskresi dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk mencegah gangguan atau penyakit yang mungkin timbul akibat ketidakseimbangan dalam sistem ekskresi. Semoga pengetahuan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Demikian pembahasan mengenai sistem ekskresi pada manusia. Semoga setelah kamu memahami tentang sistem ekskresi, kamu bisa lebih menjaga organ-organ sistem ekskresimu dengan baik dengan cara selalu menerapkan pola hidup sehat ya!


Sumber:

Bakhtiar, Suaha. (2011). BIOLOGI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Safitri, Ririn. (2016). BIOLOGI. Surakarta: Mediatama.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Efrina

Saya lulusan S1 Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, angkatan 2014. Saya lulus pada tahun 2018. Saya mulai menulis dari tahun 2016. Artikel yang pernah saya tulis diantaranya tentang budaya, tempat wisata di Indonesia, kuliner, hiburan/entertainment, dsb. Saya tertarik untuk menulis dengan tema pendidikan karena saya ingin berbagi ilmu/memberi wawasan khususnya kepada adik-adik yang sedang menimba ilmu di sekolah, agar lebih semangat lagi belajarnya.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *