Mengenal Sejarah Palang Merah Remaja (PMR)

Sejak zaman dahulu, kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Bahkan pada masa perang, tim kesehatan memiliki andil yang cukup besar.

Di Indonesia sendiri, untuk memajukan bidang kesehatan dilakukan dengan berbagai cara, termasuk mendirikan suatu himpunan ataupun organisasi. Salah satu organisasi kesehatan yang banyak dikenal, termasuk oleh para remaja disebut dengan Palang Merah Remaja (PMR). Pernahkah kamu mendengar mengenai PMR? Di sekolah-sekolah pastinya banyak yang mengetahui atau bahkan mengikuti organisasi ini ya.

Namun, seperti organisasi lainnya, munculnya PMR ini juga tidak secara tiba-tiba. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih dalam, simak materi sejarah PMR lengkap berikut ini ya.

Sejarah Palang Merah

LOGO PMR madya
Sumber: student-activity.binus.ac.id

Sejarah PMR Indonesia tentu tidak terpisahkan dari terbentuknya Organisasi Palang Merah. Pembentukannya diawali dengan Perang di wilayah Solferino antara Austria dan tentara gabungan Perancis dan Sardinia pada 24 Juni 1959 yang banyak menewaskan para tentara. Bahkan banyak para tentara dengan luka mengenaskan dibiarkan saja, hal itu juga dikarenakan tenaga kesehatan masing-masing pihak tidak bisa menanggulangi korban, sehingga lebih banyak korban yang berjatuhan.

Baca juga: Mengenal Pangkat TNI Secara Lengkap

Seorang bernama Henry Dunant yang melihat kejadian itu akhirnya menuliskanya pada sebuah buku dengan judul “Un Souvenir de Solverino”, yang artinya kenangan dari Solferino. Dalam buku tersebut ia menuangkan gagasan mengenai pembentukan organisasi relawan untuk menolong prajurit di medan perang serta gagasan pembuatan perjanjian internasional mengenai perlindungan prajurit yang terluka di medan perang (Kusumaatmadja, 1986:4).

Gagasan itu akhirnya membuahkan hasil dengan dilakukanya pertemuan di Jenewa, Swiss pada 17 Pebruari 1863. Melalui pertemuan itu akhirnya terbentuk Komite Internasioanl untuk tentara yang mengalami luka / International Committee for Aid to Wounded Soldiers. Hingga pada 1875, nama komite diubah menjadi Komite Internasional Palang Merah / International

Committee of the Red Cross. Lambang yang digunakan pun dipilih dengan status netral, yaitu lambang palang merah diatas putih. Lambang ini merupakan kebalikan dari Bendera Swiss. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada Negara Swiss.

Terbentuknya Palang Merah Indonesia (PMI)

Logo Palang Merah Indonesia
Sumber: pmibatam.org/logo-pmi

Pembentukan Palang Merah di Indonesia dimulai saat Pemerintah Hindia-Belanda mendirikan organisasi Palang Merah pada 21 Oktober 1873 yang diberi nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis, yang lalu diubah menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie / NERKAI (pmi.or.id).

Pembentukan PMI sendiri dipelopori oleh Dr. RCL. Senduk dan Dr. Bahder Djohan pada tahun 1932. Hingga pada tahun 1940 ide tersebut dibawa dalam konferensi NERKAI, namun ditolak. Pada penjajahan jepang, ide tersebut diajukan kembali namun masih juga ditolak. Hingga setelah proklamasi kemerdekaan, Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo melalui perintah Ir. Soekarno membentuk badan palang merah nasional. Hal tersebut diwujudkan melalui pembentukan panitia pada 5 September 1945, yang terdiri dari Dr. R. Mochtar, Dr. Marjuki, dr. Bahder Johan, Dr. Sitanala, dan Dr. Joenaha untuk mempersiapkan pembentukannya. Hingga pada 17 September 1945 berhasil dibentuk suatu perhimpunan Palang Merah Indonesia.

PMI memulai tugasnya dengan membantu korban perang revolusi kemerdekaan melawan serta pengembalian tawanan perang sekutu ataupun Jepang. Sehingga pada tahun 1950 PMI mendapat pengakuan secara internasional dan ikut keanggotaan Palang Merah Internasional. Selain itu, PMI juga diakui melaui Keppres No. 25 tahun 1959 serta Keppres No. 246 tahun 1963 (pmimedan.or.id).

Pada tahun 2018, akhirnya PMI menjadi organisasi kemanusiaan dengan badan hukum UU No. 1 tahun 2018, mengenai kepalangmerahan dengan menjalankan kegiatan kepalangmerahan yang sesuai konvensi Jenewa 1949.

Sejarah Palang Merah Remaja (PMR)

Sejarah PMR lengkap atau Palang Merah Remaja ini tidak terlepas dari peristiwa pada Perang Dunia I. Ketika Palang Merah Negara Austria kekurangan tenaga bantuan, sehingga mengikutsertakan anak-anak untuk membantu. Mereka ditugaskan pada pekerjaan ringan seperti mengumpulkan pakaian bekas, majalah, serta koran bekas. Mereka dihimpun dalam suatu badan yang dinamai Palang Merah Remaja. Pada tahun 1919, akhirnya Palang Merah Remaja ini mendapatkan pengakuannya dan menjadi satu kesatuan dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Sejarah PMR Indonesia sendiri dimulai setelah diakuinya kedaulatan oleh Belanda lalu diserahkannya aset NERKAI pada PMI pada 16 Januari 1950. Hingga muncul wacana untuk memperkenalkan PMI pada para remaja, dan tercetuslah ide pembentukan Palang Merah Remaja (PMR) yang terispirasi dari peristiwa anak-anak di Austria. Peresmian PMR ini dilakukan pada 1 Maret 1950, dengan dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Gerakan PMR yang pertama berada du Bandung dan yang kedua didirikan di Kudus.

Dalam menjalankan kegiatanya, PMR ini memiliki tiga tingkatan yang disesuaikan dengan fungsi dan peranya masing-masing yaitu:

  1. PMR Mula, tingkatan Sekolah Dasar/SD umur 10-12 tahun. Slayernya berwarna hijau muda. Memiliki fungsi sebagai peer leadership, dengan menjadi contoh untuk ketrampilan hidup sehat teman sebayanya.
  2. PMR Madya, diperuntukan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan slayer berwana biru langit. Berfungsi sebagai peer support, yaitu sebagai pemberi dukungan, bantuan, dan semangat pada teman sebayanya dalam ketrampilan hidup sehat.
  3. PMR Wira, bagi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang warna slayernya kuning cerah. Berfungsi sebagai peer educator, yaitu sebagai pendidikan sebayanya dalam ketrampilan hidup sehat.

Untuk menjadi anggota PMR harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya ialah:

  1. Warga Negara Indonesia (WNI)
  2. Usianya antara umur 7-20 tahun
  3. Belum menikah
  4. Bersedia ikut pelatihan dan pendidikan dasar kepalangmerahan
  5. Adanya persetujuan orang tua

Kebijakan PMI dalam Pembinaan Remaja

Sebagai organisasi kesehatan, PMI juga memprioritaskan remaja sebagai kader masa depan di generasi selanjutnya. PMI dalam melakukan pembinaan pada para remaja, memiliki beberapa kebijakan, diantaranya:

  1. Menjadi prioritas dalam pembinaan baik di keanggotaan atau kegiatan kepalangmerahan.
  2. Memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan kegiatan kepalangmerahan.
  3. Memiliki peran penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan, serta pengambilan keputusan mengenai kegiatan PMI.
  4. Remaja merupakan kader relawan.
  5. Remaja sebagai calon pemimpin PMI masa depan.

Prinsip PMR

Sepanjang Sejarah PMR Indonesia ketika menjalankan tugasnya, memiliki prinsip yang harus dipegang teguh, diantaranya:

  1. Kemanusiaan

Merupakan prinsip yang didasarkan untuk memberi pertolongan tanpa membedakan korban atau pasien yang sedang terluka. Melalui gerakan ini dapat menumbuhkan rasa pengertian, kerja sama, persahabatan, serta perdamaian.

  1. Kesamaan

Memilki arti tidak membedakan baik dari segi kebangsaan, suku, ras, agama. Tujuannya adalah untuk mengurangi penderitaan sesuai kebutuhan serta mendahulukan keadaan yang terparah dan membutuhkan pertolongan segera.

  1. Kenetralan

Netral diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari semua pihak. Oleh karena itu, gerakan PMI dan PMR ini tidak boleh ikut dalam konflik politik, agama, ras, kesukuan, serta ideologi.

  1. Kemandirian

Gerakan bersifat mandiri, dimana selain membantu dalam kemanusiaan juga harus menaati peraturan di negara masing-masing, serta menjaga tindakannya sejalan dengan prinsip yang dianut.

  1. Kesukarelaan

Dalam setiap hal yang dilakukan dilandaskan atas rasa kesukarelaan dan bukan untuk mengharapkan imbalan.

  1. Kesatuan

Dalam satu negara hanya ada satu perhimpunan, begitu pula dengan lambang yang digunakan hanya satu diantara palang merah atapun bulan sabit merah.

  1. Kesemestaan

Cakupan gerakan ini ada pada seluruh dunia. Pada masing-masing perhimpunan nasional ini memiliki tugas dan tanggung jawab sama dalam melakukan tugas kemanusiaan.

Tri Bakti Remaja PMR

Dalam Sejarah PMR lengkap ini, setiap kali menjalankan kegiatannya memiliki prinsip dasar atau ruang lingkup kegiatan yang dikenal dengan Tri Bakti Remaja, yaitu:

  1. Berbakti pada masyarakat, misalnya dengan melakukan donor darah, kunjungan panti jompo, dan lainnya.
  2. Mempertinggi keterampilan dalam memelihara kebersihan serta kesehatan, misalnya membersihkan lingkungan sekitar, ruangan, ataupun sekolah, serta peningkatan gizi.
  3. Persahabatan Nasional dan Internasional, misalnya dengan mengadakan latgab / latihan gabungan antar sekolah.

Pemahaman Akhir

Sejak zaman dahulu, kesehatan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia, bahkan di masa perang pun, tim kesehatan memiliki peran yang besar. Di Indonesia, upaya untuk memajukan bidang kesehatan dilakukan melalui berbagai cara, termasuk dengan mendirikan organisasi-organisasi kesehatan. Salah satu organisasi kesehatan yang banyak dikenal, terutama oleh para remaja, adalah Palang Merah Remaja (PMR). PMR memiliki peran penting dalam membantu dan menyebarkan kesadaran tentang kesehatan di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.

Sejarah PMR Indonesia berawal dari perang di wilayah Solferino pada tahun 1859, di mana seorang bernama Henry Dunant menyaksikan kondisi para tentara yang luka dan mengalami penderitaan yang tidak tertolong karena kurangnya bantuan medis. Hal ini memicu Dunant untuk menulis sebuah buku yang mengekspos kondisi tersebut, dan dari situlah muncul gagasan pembentukan organisasi relawan untuk membantu para prajurit di medan perang.

Komite Internasional Palang Merah kemudian terbentuk pada tahun 1863 di Jenewa, Swiss, dan menggunakan lambang palang merah di atas latar belakang putih sebagai lambang netral untuk menghormati negara Swiss. Sejak saat itu, Palang Merah berkembang menjadi organisasi internasional yang bertujuan untuk membantu korban perang dan penderitaan manusia lainnya.

Di Indonesia, Palang Merah pertama kali didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1873 dengan nama Het Nederland-Indische Rode Kruis. Setelah Indonesia merdeka, organisasi ini bertransformasi menjadi Palang Merah Indonesia (PMI) dan mulai memainkan peran penting dalam membantu korban perang revolusi kemerdekaan dan mengembalikan tawanan perang.

Pada tahun 1950, PMI memperkenalkan Palang Merah Remaja (PMR) sebagai bagian dari upaya untuk melibatkan para remaja dalam gerakan kemanusiaan. PMR memiliki tiga tingkatan, yaitu PMR Mula untuk usia 10-12 tahun, PMR Madya untuk usia SMP, dan PMR Wira untuk usia SMA. Setiap tingkatan memiliki peran dan tanggung jawabnya sendiri dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan hidup sehat di kalangan teman sebayanya.

Dalam melakukan pembinaan terhadap para remaja, PMI memiliki kebijakan untuk memprioritaskan mereka sebagai kader masa depan, karena remaja merupakan kelompok yang berperan penting dalam mengembangkan kegiatan kemanusiaan. Prinsip-prinsip kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, kesemestaan, dan tri bakti remaja PMR menjadi landasan dalam menjalankan kegiatan kemanusiaan mereka.

Melalui sejarah PMR lengkap ini, kita dapat melihat peran penting yang dimainkan oleh para remaja dalam upaya membantu sesama dan menyebarkan kesadaran tentang kesehatan dan kemanusiaan di kalangan masyarakat. Dengan melibatkan generasi muda, PMR terus berperan aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik dan berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Sebagai dosen, penting untuk mendukung dan mendorong partisipasi para remaja dalam organisasi seperti PMR, karena hal ini akan membentuk karakter dan nilai-nilai kemanusiaan yang kuat dalam diri mereka.

Nah, itu adalah beberapa penjelasan singkat mengenai Sejarah PMR lengkap, mulai dari sejarah terbentuknya PMI hingga PMR, serta syarat dan tugas-tugas anggotanya. Jadi, apakah kamu mulai sedikit memahami mengenai organisasi PMR?

Baca juga: Belajar Public Speaking Agar Lancar Berbicara

Semoga materi kali ini bisa sedikit membantumu untuk memahami mengenai sejarah PMR Indonesia. Tetap semangat belajar, dan jangan lupa membaca ya.


Daftar Rujukan

Kusumaatmadja, M. 1986. Konvensi-konvensi Palang Merah tahun 1949. Bandung: Bina Cipta

Rentang Sejarah. (Online), diakses dari pmi.or.id

Sejarah PMI. (Online), diakses dari pmimedan.or.id/profil/sejarah-pmi

Artikel Terbaru

Avatar photo

Leni

Nama saya Leni Sagita, lulusan S1 Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Malang. Saya tertarik menulis dalam bidang pendidikan, khusunya bidang Sejarah, untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan. Semoga artikel yang saya buat nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya adik-adik yang sedang menimba ilmu supaya lebih bersemangat dalam belajar.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *