Saat ini, fotografi sudah menjadi sebuah gaya hidup bagi masyarakat modern, khususnya kalangan milenial. Hanya bermodal kamera smartphone, tangan mereka sudah mampu menghasilkan foto-foto berkualitas tajam yang menghiasi media sosial.
Dunia fotografi mengenal beragam aliran fotografi, dari landscape sampai street photography. Setiap aliran itu memiliki basis penggemar fanatik yang rela jatuh bangun untuk mendalami fotografi. Kemajuan teknologi pun sudah mampu menghasilkan variasi lensa kamera dengan fitur dan keunggulannya masing-masing.
Siapa yang menyangka jika teknologi kamera di titik ini dulunya hanya berasal dari ketidaksengajaan gambar yang muncul dari lubang kecil?
Daftar Isi
1. Era Sebelum Masehi
Semua peristiwa berawal jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti menemukan bahwa lubang kecil (pinhole) akan merefleksikan pemandangan di luar pada dinding ruangan gelap. Meski sebenarnya, gambar yang dihasilkan terbalik 180 derajat, dinamakan sebagai fenomena camera obscura.
Fenomena ini terus dikagumi dan dikembangkan sampai berabad-abad kemudian. Tercatat bahwa Aristoteles (abad ke-3 SM) dan seorang ilmuwan Arab yang bernama Ibnu Al Haitam (abad ke-10 SM) terus berusaha membuat alat yang sekarang kita sebut sebagai kamera.
2. Abad ke-15
Hingga pada tahun 1558, akhirnya diciptakan sebuah kotak yang membantu pelukis untuk menangkap bayangan gambar, yang disebut sebagai camera obscura.
Pada tahun 1568, seorang penggiat seni bernama Danielo Barbaro bereksperimen dengan menggunakan lensa sederhana untuk mempertajam proyeksi bayangan yang direfleksikan melalui lubang kecil. Dari eksperimen itu, didapat kesimpulan bahwa perubahan ukuran bukaan diafragma dapat mempengaruhi ketajaman foto. Hal ini sebenarnya bisa dijelaskan secara fisika, khususnya bab optik.
3. Abad ke-16
Istilah itu diciptakan Johannes Kepler pada tahun 1611. Desain kamera pada zaman itu berbentuk seperti tenda, di dalamnya sangat gelap. Lubang kecil yang disematkan pada ‘kamera’ akan merefleksikan gambar dunia luar di atas selembar kertas.
Tidak berhenti sampai disana, pada tahun 1685 Johan Zahn melakukan eksperimen dengan membuat kamera obscura portable yang mudah untuk dipindahkan. Kamera ciptaan Johan Zahn juga dilengkapi dengan lensa yang bisa bergerak maju mundur, lengkap dengan diafragma dan kaca pantul untuk melihat target obyek.
4. Abad ke-18
Penelitian soal kamera terus berlangsung sampai abad ke-17. Angelo Sala, seorang ilmuwan Italia, mengoptimalkan cahaya alam dari matahari guna merekam rangkaian kata dan kalimat. Selanjutnya seorang Inggris yang bernama Thomas Wedgwood melakukan percobaan untuk merekam gambar menggunakan kamera obscura berlensa. Sayangnya, hasil yang dia dapatkan tidak sesuai perkiraan.
Chlorida perak yang jamak digunakan sebagai media kamera saat itu, kembali dipakai oleh Humphrey Davy. Berita baiknya, dia berhasil menangkap gambar melalui kamera obscura, meski masih tanpa lensa.
Kemudian pada tahun 1824 seorang seniman Prancis, bernama Joseph-Nicephore Niepce, berhasil menghasilkan gambar permanen, meski agak kabur. Hal yang dia lakukan tidak main-main. Dia merekam pemandangan dari jendela kamarnya selama delapan jam, hasil dicetak di atas pelat logam yang dilapisi aspal.
Eksperimen kembali dilakukannya pada tahun 1826, dan sampai sekarang foto itu masih disimpan di University of Texas di Austin, Amerika Serikat. Hal ini diyakini ilmuwan sebagai titik awal fotografi.
Penelitian mengenai fotografi terus dilanjutkan oleh banyak orang dengan beragam disiplin. Sampai pada tahun 1839, seorang pelukis dari Prancis yang bernama Louis-Jacques Mande’ Daguerre berhasil membuat foto. Foto itu berupa gambar permanen pada plat tembaga perak yang dilapisi lapisan iodin. Gambar permanen itu bisa didapat dari pelat yang dicuci larutan garam dapur.
Penemuan itu menjadi tonggak baru yang penting dalam penemuan fotografi. Di Prancis, rekaman dua dimensi dalam bentuk permanen sukses dihasilkan. Bukan hanya itu, tahun 1839 cukup penting bagi tonggak sejarah fotografi. Di tahun itu tercipta satu foto selfie milik Robert Cornelius yang dianggap sebagai foto selfie tertua di dunia.
Baca juga: 6 Macam Angle Fotografi
Selang 20 tahun kemudian, lebih tepatnya pada tahun 1860, tercipta foto dari udara pertama. James Wallace Black memotret dari udara dengan menggunakan balon udara yang terbang di ketinggian 2000 kaki.
5. Abad ke-19
Pada tahun 1900, seorang juru lukis menemukan teknologi kamera baru yang dinamakannya kamera Mammoth. Kamera jenis ini masih berdimensi sangat besar dengan berat total mencapai 1400 pound. Lensanya sendiri seberat 500 pound. Terkait dengan dimensinya, satu set kamera itu butuh sampai 15 orang untuk sekedar memindahkannya.
Pada tahun 1950, teknologi kamera Single Lens Reflex mulai digantikan oleh kedatangan prisma, yang saat ini dikenal sebagai kamera DSLR. Di tahun itu mulai muncul kamera pabrikan Jepang seperti Nikon dan Canon.
Selanjutnya, pada tahun 1972 kamera Polaroid mulai dipasarkan. Kamera ini berhasil mencuri hati konsumen karena bisa mencetak gambar tanpa proses pencetakan film yang memakan waktu.
Setelahnya, teknologi fotografi berlari kencang. Beragam merk dan hasil jasa ditemukan di berbagai belahan dunia. Salah satu perusahaan itu adalah Kodak, merk yang tentu dikenal semua orang bahkan sampai sekarang.
Pada tahun 1980-an George Eastman, melalui perusahaannya Kodak Eastman, terjun di bisnis fotografi dengan membuat kamera boks dan roll film yang praktis dibawa kemana-mana. Kamera ini juga memiliki fitur flash atau lampu kilat yang ditemukan pertama kali oleh Harold E. Edgerton.
Terkenal dengan slogan “Anda menekan tombol dan kami melakukan sisanya”, penemuan-penemuan George Eastman selanjutnya makin melengkapi produk Kodak, mulai dari fitur lensa, film, dan kertas foto.
Era ini mulai menelurkan fotografer-fotografer profesional yang gemar mengeksplorasi sudut pandang fotografi baru. Dunia fotografi mulai menapakkan kaki di panggung seni.
6. Abad ke-20
Pada 2006, tongsis (tongkat narsis) mulai menjadi fitur pelengkap dunia fotografi modern. Penemuan tongsis dipatenkan oleh Wayne Fromm di tahun yang sama, dengan nama Quick Pod. Meski sebenarnya, tongsis pertama sudah muncul sejak tahun 1925 di foto Arnold and Helen Hogg.
Saat ini fotografi mendapat perlakuan beragam dari masyarakat. Ada yang menganggapnya sebagai hobi dan implementasi seni, namun tidak sedikit juga yang menggelutinya secara profesional sebagai mata pencaharian.
Baca juga: Pengertian Fotografi Menurut Para Ahli
Kemajuan teknologi sudah berhasil menciptakan beragam jenis kamera sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Mulai dari kamera saku yang simpel, sampai pada kamera camcorder yang bisa digunakan untuk merekam video.
Bukan hanya benda fisik, zaman juga menghasilkan istilah-istilah unik dalam dunia potret-memotret. Salah satunya adalah istilah ‘selfie’. Istilah ini dikenalkan pada 2012 oleh Nathan Hope.
Pemahaman Akhir
Fotografi telah menjadi gaya hidup yang populer di kalangan masyarakat modern, terutama di kalangan milenial. Dengan hanya menggunakan kamera smartphone, mereka mampu menghasilkan foto-foto berkualitas yang mempercantik media sosial.
Sejarah fotografi dimulai sejak zaman kuno dengan penemuan fenomena camera obscura oleh Mo Ti pada abad ke-5 SM. Kemudian, melalui berbagai eksperimen dan penelitian, alat fotografi seperti camera obscura dan lensa berkembang pesat.
Pada abad ke-15, camera obscura telah digunakan oleh pelukis sebagai alat bantu untuk menangkap bayangan gambar. Pada abad ke-16, penggunaan lensa sederhana memperbaiki ketajaman proyeksi bayangan. Pada abad ke-17 dan ke-18, camera obscura portable dengan lensa yang dapat bergerak maju mundur dikembangkan.
Pada abad ke-19, perkembangan fotografi semakin pesat dengan penemuan gambar permanen oleh Joseph-Nicephore Niepce dan Louis-Jacques Mande’ Daguerre. Pada tahun 1860, James Wallace Black mengambil foto dari udara pertama menggunakan balon udara.
Teknologi fotografi terus berkembang pada abad ke-20 dengan munculnya kamera DSLR, kamera Polaroid, dan berbagai inovasi lainnya. Perusahaan-perusahaan seperti Kodak Eastman memainkan peran penting dalam pengembangan fotografi pada masa ini.
Pada tahun 2006, tongsis atau tongkat narsis menjadi fitur pelengkap dalam fotografi modern. Saat ini, fotografi dianggap sebagai hobi, bentuk seni, dan juga sebagai mata pencaharian.
Kemajuan teknologi telah menciptakan berbagai jenis kamera yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi masing-masing. Fotografi telah menghasilkan berbagai istilah unik, seperti “selfie”, yang menjadi populer dalam budaya fotografi saat ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi, fotografi terus berkembang dan menawarkan peluang kreatifitas yang luas bagi para penggemarnya. Fotografi menjadi cara yang populer untuk merekam dan berbagi momen berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Akhir kata, selamat menggeluti dan mencintai fotografi. Baik fotografer amatir maupun profesional perlu mengetahui sejarah perkembangan fotografi, setidaknya untuk lebih menghargai para penemu di masa lampau.