Sebagai wilayah yang berada paling timur di Indonesia, tidak membuat Papua menjadi daerah yang hanya memiliki sedikit kebudayaan. Justru jika ditelisik lebih dalam, Papua begitu kaya akan keberagaman budaya yang salah satunya berupa rumah adat.
Rumah adat yang dimiliki oleh Papua pun masih sangat menjunjung nilai-nilai tradisional dan itulah yang membuatnya begitu khas. Sebagai upaya untuk mengapresiasi rumah adat Papua, mari simak ulasan mengenai nama-nama rumah adat Papua berikut.
Daftar Isi
Rumah Adat Honai
Rumah adat honai merupakan salah satu nama rumah adat Papua yang tergolong populer diantara rumah adat Papua lainnya. Disamping itu, keberadaan rumah adat honai sampai saat ini juga masih bertahan dan mudah untuk ditemukan. Mengingat rumah ini adalah milik suku Dani, maka akan sangat mudah menemukan rumah adat ini di daerah lembah Baliem, Jayawijaya, Papua, tempat suku Dani tinggal.
Rumah adat honai mempunyai bentuk yang unik dan mirip dengan jamur seperti pada gambar rumah adat Papua milik suku Dani yang tertera. Bentuk dari rumah tersebut berupa lingkaran dan atap yang membundar. Bentuk tersebutlah yang membuatnya mirip dengan jamur bila dilihat dari ketinggian.
Atap yang menutup hingga menurun ke bawah ditujukan untuk melindungi dinding rumah supaya tidak terkena hujan. Uniknya, di rumah adat Papua ini tidak dilengkapi dengan adanya jendela dikarenakan suhu dari dalam rumah bisa mencapai 15 derajat Celsius. Rumah ini hanya memiliki satu pintu kecil yang digunakan untuk keluar masuk. Pintu tersebut dibuat kecil supaya hewan liar tidak mudah masuk ke rumah.
Bahan yang dipakai untuk pembuatan rumah honai ini keseluruhan berupa bahan alami yang memang identik dengan kebudayaan Papua. Pada bagian dindingnya terbuat dari anyaman kayu, atapnya berasal dari jerami, dan lantainya pun hanya berupa tanah.
Sebenarnya, secara fungsi, rumah adat honai hanya diperuntukkan bagi pria saja. Sedangkan, bagi wanita menempati rumah adat ebei. Lalu, ada pula nama rumah adat Papua warnai yang dipakai untuk hewan-hewan peliharaan. Namun, rumah adat honai juga bisa dipakai untuk menyimpan berbagai alat perang, alat berburu, hingga menyimpan hasil ladang.
Baca juga: 13 Alat Musik Papua
Rumah Adat Kaki Seribu
Nama rumah adat Papua berikutnya adalah rumah kaki seribu yang mana adalah milik masyarakat Papua Barat. Lebih tepatnya milik suku Arfak yang tinggal di kawasan Manokwari, Papua Barat. Alasan rumah adat Papua Barat ini dijuluki sebagai kaki seribu tidak lain karena banyak sekali tiang penyangga atau penopang di bagian bawah rumah.
Jumlah tiang yang begitu banyak tersebut membuat rumah ini mirip dengan hewan kaki seribu sebagaimana yang terlihat di gambar rumah adat Papua di atas. Menurut kepercayaan masyarakat Papua Barat, tiang-tiang penyangga itu dipakai untuk melindungi diri dari serangan ilmu hitam.
Secara fungsi, rumah adat Papua Barat kaki seribu lebih banyak dipakai tempat tinggal masyarakat di wilayah pegunungan. Terlepas dari kepercayaan untuk melindungi diri dari serangan ilmu hitam, rumah ini juga dibuat untuk melindungi diri dari hawa dingin di wilayah pegunungan.
Ukuran rumah adat kaki seribu biasanya berukuran 8 x 6 meter. Tinggi panggungnya bila diukur dari bawah tanah adalah sekitar 1 meter. Setiap tiang pondasi pada rumah berjarak sangat dekat yaitu 30 cm. Bagian lantai dan dindingnya terbuat dari kulit kayu yang dilebarkan, lalu diikat dengan rapat. Pada bagian atapnya terbuat dari jerami atau sagu.
Rumah adat Papua Barat ini tidak memiliki jendela, tetapi memiliki dua pintu di bagian depan dan belakang. Pembagian di dalam rumah kaki seribu tidaklah seperti rumah pada umumnya. Rumah hanya dibagi jadi dua bagian yaitu bagian ngimsi untuk wanita dan ngimdi untuk pria.
Baca juga: Mengenal Pakaian Adat Papua
Rumah Adat Kariwari
Setelah mengenal rumah adat honai dan rumah adat kaki seribu dari Papua Barat, rumah adat berikutnya yang tak kalah unik dari Papua adalah rumah adat Kariwari. Nama rumah adat Papua ini dimiliki oleh suku Tobati-Enggros yang tinggal di wilayah Teluk Yotefa dan Danau Sentani, Jayapura.
Keunikan rumah adat ini ada pada bentuknya yang berupa limas segi delapan sesuai dengan gambar rumah adat Papua milik suku Tobati-Enggros di atas. Bahan dari rumah ini juga diambil dari bahan alami yaitu bambu, daun sagu, serta kayu besi.
Meskipun rumah ini berupa rumah adat tradisional, tetapi rumah adat kariwari punya 2 lantai dengan 3 kamar. Bentuknya yang begitu unik membuat rumah adat kariwari menjadi bangunan rumah adat dari Papua di anjungan Taman Mini Indonesia Indah.
Tidak seperti rumah adat honai lainnya atau rumah adat Papua Barat kaki seribu, fungsi dari rumah kariwari tidak difungsikan sebagai tempat tinggal. Namun, lebih difungsikan untuk tempat ibadah dan edukasi. Hal ini dikarenakan rumah adat tersebut dianggap sakral oleh masyarakat suku Tobati-Enggros.
Lebih spesifiknya, rumah ini dipakai untuk para remaja laki-laki dengan usia minimal 12 tahun untuk mendapatkan pendidikan mengenai kehidupan. Mulai dari mencari nafkah, bagaimana berkeluarga dengan baik, dan kemampuan bercocok tanam, berburu, dan lain sebagainya.
Rumah Adat Rumsram
Rumah adat rumsram adalah nama rumah adat Papua tepatnya dimiliki oleh suku Biak Numfor. Rumah ini lebih ditujukan untuk ditinggali pria dan para wanita tidak diperkenankan untuk memasuki rumah ini. Fungsi dari rumah adat rumsram ini mirip dengan rumah adat kariwari yang mana dipergunakan untuk tempat edukasi bagi para remaja pria.
Bentuk dari rumah adat ini berupa persegi panjang dengan atap seperti perahu terbalik. Keunikan bentuk atap itu dapat dilihat dalam gambar rumah adat Papua milik suku Biak Numfor yang tertera. Konon, bentuk atap tersebut terinspirasi dari mata pencaharian para masyarakat Biak Numfor sebagai seorang nelayan.
Tidak jauh beda dari rumah adat Papua lainnya, rumah adat rumsram terbuat dari bahan-bahan alami. Mulai dari lantainya yang terbuat dari kayu, dinding yang terbuat dari bambu air dan pelepah sagu, serta atapnya terbuat dari daun sagu yang dikeringkan.
Lalu, rumah adat rumsram terdiri dari 2 lantai. Untuk lantai 1 diperuntukkan bagi para pria belajar berbagai keterampilan seperti memahat, membuat perahu, perisai, dan belajar teknik perang.
Rumah Adat Korowai
Satu lagi rumah adat milik Papua yang sangat unik dikarenakan letaknya ada di atas pohon. Nama rumah adat Papua tersebut dikenal dengan rumah adat korowai. Nama ini merujuk pada nama suku Korowai yang hidup di pedalaman Papua. Populasi suku ini bisa dikatakan tidak cukup banyak dan hanya berjumlah sekitar 3000 orang.
Masyarakat suku Korowai membangun rumah di atas pohon ini dengan tujuan supaya tidak diganggu oleh binatang buas dan roh jahat atau laleo. Semakin tinggi rumah adat Korowai, maka masyarakat suku Korowai akan semakin percaya kalau mereka akan terhindar dari gangguan laleo. Nah, ketinggian dari rumah adat ini biasanya sekitar 15 sampai 50 meter. Keunikan rumah adat ini bisa dilihat lewat gambar rumah adat Papua milik suku Korowai di atas.
Pemilihan pohon yang dipakai untuk tempat tinggal juga tidak dilakukan sembarangan. Suku Korowai akan memilih pohon yang kokoh dan kuat. Bagian pucuk dari pohon akan digunduli dan nantinya dijadikan sebagai rumah. Bahan yang dipakai tentunya berasal dari bahan alami seperti batang-batang kayu kecil untuk kerangka rumah, dan lantainya menggunakan cabang pohon. Untuk bagian atapnya, masyarakat Korowai akan memanfaatkan kulit pohon sagu dan daun.
Dalam proses pembuatannya, biasanya akan memakan waktu hingga 7 hari. Sebelum proses pembuatan rumah dimulai, masyarakat suku Korowai akan mengadakan ritual adat khusus untuk mengusir roh jahat atau laleo. Untuk ketahanannya, rumah adat Korowai umunya hanya mampu bertahan hingga 3 tahun. Hal ini dikarenakan bahan yang dipakai tersebut bersifat alami.
Baca juga: 7 Senjata Tradisional Papua
Pemahaman Akhir
Meskipun terletak di ujung timur Indonesia, Papua bukanlah daerah yang memiliki sedikit kebudayaan. Sebaliknya, Papua begitu kaya akan keberagaman budaya, salah satunya terlihat dari beragam rumah adat yang dimiliki oleh suku-suku di daerah ini. Rumah adat Papua tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang khas, mencerminkan identitas dan kekayaan budaya bangsa.
Beberapa nama rumah adat Papua yang menarik untuk diperhatikan adalah sebagai berikut:
Rumah Adat Honai, milik suku Dani di daerah lembah Baliem, Jayawijaya, Papua. Rumah ini berbentuk unik seperti jamur, dengan atap melengkung untuk melindungi dinding dari hujan. Dibuat dari bahan alami seperti anyaman kayu, jerami, dan tanah, rumah adat honai berfungsi sebagai tempat tinggal dan juga untuk menyimpan berbagai alat dan hasil ladang.
Rumah Adat Kaki Seribu, milik suku Arfak di Manokwari, Papua Barat. Nama rumah ini berasal dari banyaknya tiang penyangga atau penopang di bawah rumah, yang melambangkan perlindungan dari serangan ilmu hitam. Berfungsi sebagai tempat tinggal di wilayah pegunungan, rumah adat ini juga melindungi dari suhu dingin.
Rumah Adat Kariwari, milik suku Tobati-Enggros di Teluk Yotefa dan Danau Sentani, Jayapura. Rumah ini memiliki bentuk limas segi delapan dan berfungsi sebagai tempat edukasi bagi remaja pria, dengan pendidikan tentang kehidupan, mencari nafkah, dan keterampilan lainnya. Dibuat dari bahan alami seperti bambu, daun sagu, dan kayu besi.
Rumah Adat Rumsram, milik suku Biak Numfor. Bentuk rumah ini berupa persegi panjang dengan atap seperti perahu terbalik. Berfungsi sebagai tempat edukasi bagi remaja pria dengan keterampilan seperti memahat dan belajar teknik perang.
Rumah Adat Korowai, milik suku Korowai di pedalaman Papua. Rumah ini dibangun di atas pohon dengan tujuan untuk menghindari gangguan binatang buas dan roh jahat. Pembangunan rumah adat Korowai melibatkan ritual adat khusus sebelumnya. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan alami seperti batang kayu kecil, cabang pohon, kulit pohon sagu, dan daun.
Semua rumah adat Papua tersebut memiliki nilai filosofis, fungsi, dan keunikan tersendiri, menggambarkan keberagaman budaya yang kaya dan bernilai tinggi di Papua. Sebagai wilayah yang memiliki keanekaragaman budaya, upaya untuk mengapresiasi, menjaga, dan melestarikan rumah adat Papua adalah tanggung jawab bersama guna menjaga warisan budaya bangsa Indonesia.
Itulah tadi seluruh penjelasan mengenai rumah adat Papua juga rumah adat Papua Barat. Dari 5 rumah adat Papua tersebut, diketahui kalau pembuatan rumah masih menggunakan bahan-bahan alami sesuai dengan kebudayaan masyarakat Papua yang menjunjung tinggi nilai kedekatan dengan alam.
Referensi: