13 Alat Musik Tradisional Papua dan Cara Memainkannya

Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di bagian paling timur wilayah Papua milik Indonesia atau bagian tengah Pulau Papua. Belahan timur tersebut merupakan negara Papua Nugini. Provinsi yang sebelumnya disebut Irian Jaya ini meliputi wilayah Papua Bagian Barat. Namun, sejak tahun 2003 dibelah menjadi dua provinsi yaitu bagian timur (Papua) dan bagian barat (Papua Barat). Provinsi ini mempunyai luas 316.553,07 km² dan menjadi provinsi terbesar di Indonesia.

Nah, kali ini saya akan membahas alat musik tradisional Papua yang mengisi setiap kegiatan penting dalam kehidupan masyarakat Papua. Alat musik Papua ini juga dikenal memiliki keunikan tersendiri dengan ukiran seni khas provinsinya. Berikut adalah ulasan mengenai alat musik Papua:

1. Pikon

Pikon
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Nama alat musik Papua ini berasal dari kata Pikonane yang berarti alat musik bunyi dalam bahasa Baliem. Pembuatan alat musik pikon ini berasal dari sejenis bambu yang memiliki ruas-ruas dan berongga atau disebut Hite. Alat musik pikon dapat ditemukan di masyarakat asli pegunungan tengah dan sebagian pedalaman dataran rendah Papua.

Biasanya, alat musik pikon memiliki panjang 5,2 cm. Alat musik pikon dimainkan dengan cara ditiup sambil menarik talinya. Nada dasar yang dihasilkan alat musik pikon berupa do, mi dan sol. Hebatnya, alat musik pikon sudah dikenal dan biasa ditampilkan pada Festival Budaya Lembah Baliem Jayawijaga setiap tanggal 17 Agustus.

2. Triton

Triton
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik Papua ini merupakan ciri khas masyarakat Papua. Untuk memainkan alat musik triton adalah dengan cara ditiup. Kita dapat menemukan alat musik triton di seluruh pantai, khususnya di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta Kepulauan Raja Ampat.

Awalnya, alat musik triton berfungsi sebagai alat komunikasi atau alat pemberi tanda / panggilan. Selain itu, alat musik triton menjadi alat musik tradisional dan sarana hiburan. Seperti bentuknya, alat musik triton dibuat dari cangkang kerang atau dalam bahasa Papua disebut “Bia”.

3. Butshake

Butshake
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik Papua ini berasal dari bambu dan buah kenari yang diambil dari Muyu Kabupaten Merauke. Alat musik butshake dimainkan sebagai pengiring tari-tarian adat pada saat pesta.

Alat musik butshake menghasilkan bunyi gemericik ketika pemain mengayunkan atau mengocok memakai tangan. Instrumen yang dihasilkannya juga merupakan suara dari hasil “tabrakan” antara kenari yang ada pada bambu tersebut.

4. Atowo

Atowo
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Keberadaan alat musik Papua ini terbilang sulit untuk ditemukan. Alat musik atowo ini memiliki bentuk bulat panjang dengan ukuran yang relatif kecil dan ringan.

Untuk teknik memainkan alat musik atowo ini adalah dengan menggunakan kedua tangan, tangan yang satu memegang badan atowo, sementara tangan yang lainnya menabuh dengan cara pukulan agar bisa mengeluarkan bunyi yang indah didengar. Alat musik atowo dimainkan sebagai sarana hiburan.

5. Fuu

Fuu
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik Papua ini berasal dari bambu dan kayu. Untuk memainkan alat musik fuu adalah dengan cara ditiup. Alat musik fuu berfungsi sebagai alat bunyi untuk memanggil atau mengumpulkan pendudukan dan juga sebagai pengiring acara kesenian daerah masyarakat suku Asmat, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.

Baca juga: 10 Suku di Maluku

Selain sebutan fuu, alat musik ini juga dikenal dengan sebutan tahuri dan korno. Namun, seiring berkembangnya waktu sebutan fuu lebih dikenal dan terdengar familiar dalam budaya Papua.

6. Yi

Yi
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik Papua ini memiliki bentuk seperti alat musik suling, namun alat musik yi berbentuk lebih gempal dan berwarna cokelat gelap. Pembuatan alat musik yi ini berasal dari kayu dan bambu. Suara yang dihasilkan alat musik yi terdengar sangat unik.

Awalnya alat musik yi berfungsi sebagai alat bunyi untuk memanggil penduduk. Selain itu juga menjadi pengiring acara kesenian tari daerah setempat. Keberadaan alat musik yi sangat sulit untuk ditemukan.

7. Paar dan Kee

Paar dan kee
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik tradisional Papua ini berasal dari labu dan tulang burung kasuari. Dua alat musik ini memiliki arti, yaitu Paar berarti penutup kelamin laki-laki dan Kee berarti ikat pinggang. Seperti artinya, kedua alat musik ini berfungsi sebagai penutup kelamin laki-laki dan juga sebagai alat musik pada waktu acara adat.

Para penari dalam acara tersebut menggunakan Paar dan Kee ketika menari melompat-lompat, yang mana keduanya akan menghasilkan suara yang berirama. Alat musik paar dan kee berasal dari Suku Waris yang tinggal di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.

8. Krombi

Krombi
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik tradisional Papua ini berasal dari bambu. Alat musik krombi berfungsi sebagai pengiring tarian pada saat acara adat masyarakat Papua.

Biasanya, alat musik krombi dimainkan dengan menggunakan sebuah kayu kecil, yang kemudian diketuk-ketuk pada bambu tersebut. Aslinya, alat musik krombi berasal dari Suku Tehit, Kampung Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua.

9. Amyen

Amyen
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik Papua ini berasal dari bahan kayu putih. Kayu putih tersebut digunakan oleh masyarakat Suku Web, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Untuk memainkan alat musik amyen adalah dengan cara ditiup dan masih satu jenis dengan alat musik terompet.

Penggunaan alat musik amyen sebagai pengiring tarian daerah dan alat memanggil jika terdapat tanda bahaya pada saat berperang melawan musuh.

10. Eme

Eme
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional Papua ini memiliki peran penting dalam kesenian masyarakat Kamoro. Selain menjadi sarana hiburan, alat musik eme juga selalu berperan dalam kegiatan adat. Tidak hanya dalam kegiatannya, proses pembuatan alat musik eme juga unik. Dibutuhkan kapur dari bia dan darah manusia sebagai perekat yang kemudian dioleskan di seputar ujung alat musik tersebut, sebelum kulit biawak dipasang.

Orang Kamoro percaya bahwa kulit yang direkatkan dengan campuran bia dan darah manusia akan membuat alat musik eme menghasilkan suara yang lebih baik. Namun, saat ini pemakaian darah manusia sudah diganti dengan getah pohon mangi-mangi atau getah pohon (ote) taura yang juga berwarna merah.

11. Guoto

Guoto
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Aslinya alat musik tradisional ini berasal dari daerah Papua Barat dan dimainkan dengan cara dipetik pada bagian dawai atau senarnya. Bahan pembuatan alat musik guoto berasal dari kayu dan kulit hewan, yaitu hewan lembu.

12. Tifa

Tifa
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional Papua ini masih termasuk jenis alat musik pukul. Pembuatan alat musik tifa berasal dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangkan bagian isi dan salah satu ujungnya ditutupi. Biasanya penutup yang digunakan adalah kulit rasa yang sebelumnya dikeringkan. Hal tersebut bermanfaat agar alat musik tifa menghasilkan suara yang bagus dan indah.

13. Kecapi Mulut

Kecapi mulut
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik tradisional ini berasal dari bambu wuluh. Untuk memainkan alat musik kecapi mulut adalah dengan cara dijepit di antara bibir, lalu ditiup seraya menarik talinya. Aslinya alat musik kecapi mulut ini berasal dari Suku Dani yang tinggal di lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.

Baca juga: 12 Alat Musik Nusa Tenggara Timur

Pemahaman Akhir

Alat musik tradisional Papua memiliki peran penting dalam kehidupan dan budaya masyarakat Papua. Setiap alat musik Papua memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dari segi pembuatan, bahan, maupun suara yang dihasilkan. Alat musik seperti pikon, triton, butshake, atowo, fuu, yi, paar, kee, krombi, amyen, eme, guoto, tifa, dan kecapi mulut memenuhi setiap kegiatan penting dalam kehidupan masyarakat Papua, baik sebagai sarana komunikasi, hiburan, maupun pengiring acara adat dan kesenian.

Pembuatan alat musik tradisional Papua sering kali menggunakan bahan-bahan alami, seperti bambu, kayu, kulit, dan tulang, yang memberikan ciri khas pada setiap alat musik tersebut. Beberapa alat musik juga melibatkan proses pembuatan yang rumit dan membutuhkan keahlian khusus, seperti alat musik eme yang menggunakan campuran bia, darah manusia (kini diganti dengan getah pohon), dan kulit biawak.

Alat musik tradisional Papua tidak hanya berfungsi sebagai sarana musik, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari upacara adat dan kegiatan budaya masyarakat Papua. Alat musik ini menjadi warisan budaya yang dilestarikan dan dijaga oleh generasi Papua, sehingga kekayaan musik tradisional Papua tetap hidup dan berkontribusi dalam memperkaya kebudayaan Indonesia secara keseluruhan.

Demikian beberapa alat musik Papua yang perlu kita jaga dan lestarikan keberadaannya. Semoga bermanfaat!

Artikel Terbaru

Avatar photo

Dwi

freshgraduated from Politeknik Negeri Medan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *