Kalimantan Barat terkenal sebagai daerah yang mendapat julukan ‘Seribu Sungai’ karena banyaknya sungai yang ada di wilayah Kalimantan Barat. Namun, selain mempunyai banyak sungai yang menjadi sumber penghidupan dan kekayaan alam, Kalimantan Barat ternyata juga mempunyai banyak kebudayaan. Jenis kebudayaan yang dimiliki tentu bervariasi yang salah satunya berupa rumah adat.
Beberapa jenis rumah adat Kalimantan Barat bahkan telah dijadikan dalam sebuah museum dan menjadi sebuah cagar budaya. Untuk selengkapnya mengenal lebih dekat rumah adat Kalimantan Barat tersebut, simak ulasannya berikut ini.
Rumah Adat Baluk
Suku Dayak diketahui sebagai suku yang mendominasi wilayah Kalimantan, salah satunya Kalimantan Barat. Di wilayah Kalimantan Barat, terdapat suku dengan nama Dayak Bidayuh. Suku ini mempunyai tempat tinggalnya sendiri yang cukup berbeda dari suku Dayak lainnya.
Bangunan rumah adat Kalimantan Barat milik suku Dayak Bidayuh masih bisa ditemukan di Desa Hli Buei, Kecamatan Siding, jaraknya sekitar 134 KM dari kota Bengkayang. Bentuknya berupa rumah bundar ynag berdiameter lebih dari 10 meter dan tinggi sekitar 12 meter.
Rumah adat ini berupa rumah panggung yang ditopang oleh 20 tiang. Tingginya rumah adat Kalimantan Barat ini menunjukkan bahwa rumah adat ini harus dihormati sebagai suatu tempat untuk melakukan acara adat.
Fungsi dari rumah adat ini lebih banyak digunakan sebagai tempat melaksanakan upacara adat seperti nibak’ng. Acara adat tersebut adalah acara ritual tahunan yang diadakan setiap tanggal 15 juni. Lalu, di rumah adat baluk juga digunakan untuk acara adat nyobeng yang bertujuan untuk memohon berkat, kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan hidup.
Baca juga: 7 Pakaian Adat Kalimantan Barat
Rumah Adat Betang
Rumah adat betang juga merupakan rumah adat Kalimantan Barat milik suku Dayak. Rumah adat ini sebenarnya bukan hanya bisa ditemukan di Kalimantan Barat saja, melainkan juga bisa ditemukan di seluruh wilayah Kalimantan. Letak rumah adat ini biasanya berada di hulu sungai, yang mana lokasi tersebut adalah pusat permukiman masyarakat suku Dayak.
Ciri khas dari rumah adat Kalimantan Barat ini adalah bentuknya berupa rumah panggung memanjang. Panjangnya sekitar 30-150 meter dengan lebar 10-30 meter. Alasan kenapa rumah ini dibuat demikian karena penghuni dari rumah adat betang bisa mencapai 100-150 orang. Jadi, dalam satu rumah bisa terdiri dari beberapa keluarga, namun masih dalam ikatan satu keluarga besar dan dipimpin oleh pembakas lewu.
Pembuatan rumah adat betang pada bagian hulu harus menghadap ke arah barat dan hilirnya menghadap ke timur. Hal tersebut menyimbolkan kerja keras masyarakat Dayak yang bekerja dari mulai matahari terbit hingga matahari terbenam.
Selain dalam hal arah menghadap, rumah adat betang juga diatur dalam hal peletakan bagian-bagian rumah. Bagian pertama adalah ruang los yang harus berada di bagian tengah rumah. Hal ini dikarenakan ruang los mempunyai fungsi sebagai pusat berkumpul antar anggota keluarga dan untuk kegiatan lainnya.
Lalu, bagian kedua ada ruang tidur yang harus diletakkan secara berjajar. Ruang tidur milik orang tua harus diletakkan di bagian ujung hulu, sedangkan ruang tidur untuk anak-anak harus diletakkan di ujung hilir. Rumah orang tua dan anak tidak boleh diapit dan jika dilanggar akan mendatangkan petaka.
Bagian ketiga berupa dapur yang posisinya haruslah menghadap ke aliran sungai. Menurut kepercayaan masyarakat Dayak, arah menghadap tersebut dipercaya untuk mendatangkan rezeki. Terdapat pula tangga dalam rumah adat betang yang jumlahnya harus ganjil dan biasanya ada di bagian ujung kanan dan kiri, serta depan rumah.
Kemudian, ada bagian rumah yang disebut pante yang berguna untuk menjemur padi, pakaian, serta mengadakan acara adat. Letaknya biasanya ada di bagian atap yang sedikit menjorok ke luar. Serambi dalm rumah ini terletak pada bagian pintu masuk dan juga akan dipakai untuk acara adat.
Ruangan yang harus ada lainnya dalam rumah betang adalah ruangan sami yang berguna untuk ruang tamu. Terdapat juga ruangan tambahan yang disebut dengan jungkar yang letaknya di bagan belakang rumah.
Rumah Panjang
Rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini bisa dikatakan rumah yang paling identik dengan masyarakat Kalimantan Barat. Rumah panjang merupakan rumah yang asli milik suku Dayak. Ciri khas dari rumah adat ini ada pada bentuknya yang berupa rumah panggung dengan tinggi sekitar 5-8 meter.
Seperti halnya namanya, rumah adat ini tentu mempunyai ukuran yang panjang mulai dari 6 hingga 180 meter. Mirip dengan rumah adat betang, rumah panjang juga dihuni oleh banyak keluarga yang masih dalam satu keluarga besar. Jumlah ruangannya pun terhitung sangat banyak yaitu mencapai 50 ruangan. Di bagian muka rumah, terdapat tangga yang dipakai untuk masuk dan keluar rumah.
Dari segi jenis ruangan, rumah panjang terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian depan, bagian tengah atau inti, dan bagian belakang. Bagian depan terdiri dari pante atau teras rumah dan samik atau ruang tamu. Lalu, di bagian tengah atau bagian inti terdapat ruang keluarga serta ruang tidur. Untuk bagian belakang difungsikan sebagai dapur dan jumlah dapurnya disesuaikan dengan berapa keluarga yang tinggal di dalam rumah.
Pada dasarnya, rumah panjang mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal. Disamping itu, rumah adat Kalimantan Barat ini juga berfungsi sebagai tempat pertemuan, musyawarah, dan acara adat lainnya.
Namun, bila dilihat dari segi bentuk yang berupa rumah panggung bertujuan untuk melindungi diri dari serangan binatang buas. Sehingga, rumah adat ini juga punya fungsi sebagai tempat menjaga keselamatan diri dan keluarga.
Rumah Adat Melayu
Selain budaya dari masyarakat Dayak, budaya Melayu juga mewarnai provinsi Kalimantan Barat. Sehingga, muncul rumah adat yang mendapat pengaruh dari budaya Melayu yang dikenal dengan nama rumah adat Melayu.
Rumah adat Kalimantan Barat ini telah dijadikan sebagai cagar budaya yang berlokasikan di Jalan Sultan Syahrir, Pontianak. Bentuknya berupa rumah panggung yang berkolong dengan tiang-tiang penyangga yang tinggi. Tiang penyangga itu umumnya berukuran sekitar 2-2,5 meter. Jendela dalam rumah ini dibuat dengan jumlah yang banyak karena untuk mendapatkan sirkulasi udara yang bagus.
Dalam hal bentuk atapnya, rumah adat Melayu berupa atap lipat kajang berbentuk segitiga. Atap bentuk ini berfungsi untuk menyaring udara panas supaya tidak membuat rumah terasa pengap. Untuk memperindah rumah adat Melayu, terdapat berbagai ornamen yang dipakai untuk menghiasi rumah.
Ornamen yang ada di rumah adat Melayu memadukan berbagai ornamen dari keraton atau kerajaan yang ada di Kalimantan Barat. Fungsi dari rumah adat ini kebanyakan dipakai untuk berbagai acara mulai dari mengadakan musyawarah dan kegiatan sosial lainnya.
Baca juga: 13 Alat Musik Kalimantan Barat
Pemahaman Akhir
Kalimantan Barat merupakan daerah yang terkenal dengan julukan “Seribu Sungai” karena memiliki banyak sungai yang menjadi sumber penghidupan dan kekayaan alam bagi masyarakatnya. Namun, selain kekayaan alamnya, Kalimantan Barat juga kaya akan kebudayaan. Salah satu aspek kebudayaan yang menarik adalah rumah adat.
Beberapa jenis rumah adat Kalimantan Barat menjadi bagian penting dari warisan budaya dan telah dijadikan museum serta dianggap sebagai cagar budaya. Beberapa rumah adat yang khas adalah Rumah Adat Baluk milik suku Dayak Bidayuh, Rumah Adat Betang dan Rumah Panjang milik suku Dayak, serta Rumah Adat Melayu yang memadukan budaya Melayu dengan ornamen dari kerajaan Kalimantan Barat.
Rumah Adat Baluk merupakan rumah bundar yang tinggi dan berfungsi sebagai tempat melaksanakan upacara adat dan ritual tahunan seperti nibak’ng dan nyobeng.
Rumah Adat Betang memiliki bentuk memanjang dan merupakan tempat permukiman masyarakat Dayak di hulu sungai. Rumah ini bisa menampung banyak keluarga dalam satu keluarga besar dan memiliki tata letak dan arah tertentu untuk membawa berkah dan keberuntungan.
Rumah Panjang juga merupakan rumah panggung yang panjang dan bisa menampung banyak keluarga dengan berbagai ruangan, seperti ruang keluarga, ruang tidur, dan dapur. Rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal dan juga tempat pertemuan serta acara adat.
Rumah Adat Melayu memiliki pengaruh budaya Melayu dan biasanya berkolong dengan atap lipat kajang berbentuk segitiga. Rumah ini memiliki berbagai ornamen dari keraton Kalimantan Barat dan berfungsi sebagai tempat acara sosial dan musyawarah.
Rumah adat Kalimantan Barat tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat yang mencerminkan identitas budaya dan kearifan lokal. Upaya melestarikan dan memahami rumah adat ini penting untuk memperkaya dan menjaga warisan budaya bangsa.
Nah, demikian ulasan mengenai aneka macam rumah adat Kalimantan Barat yang kebanyakan dipengaruhi oleh budaya Dayak dan Melayu. Rumah-rumah adat tersebut sebenarnya sudah jarang ditemukan. Namun, upaya menjadikan rumah adat menjadi cagar budaya membuat rumah ini menjadi daya tarik bagi masyarakat setempat. Selain itu, juga bisa dijadikan ajang untuk tetap mengenalkan kebudayaan tradisional kepada masyarakat luas.
Referensi: