13 Alat Musik Tradisional Kalimantan Barat

Kalimantan Barat atau disebut Kalbar merupakan salah satu provinsi dengan ibu kota Pontianak yang terletak di Pulau Kalimantan, Indonesia. Kalimantan Barat memiliki luas 146.807 km² secara keseluruhan. Dan termasuk provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Selain itu, provinsi ini juga disebut sebagai “Provinsi Seribu Sungai” karena letak geografisnya yang mempunyai sungai.

Kalimantan Barat mempunyai ragam suku bangsa, khususnya Suku Dayak sebagai suku asli Kalimantan. Dan tentu saja dengan kebudayaannya yang masih terjaga, terutama pengetahuan luar biasa tentang alat musik tradisionalnya.

Nah, kali ini saya akan membahas alat musik tradisional Kalimantan Barat yang khas dan eksotis. Yuk, simak ulasan daftar alat musik kalimantan barat:

1. Agukng atau Gong

Agukng
Sumber foto: wadaya.rey1024.com

Alat musik tradisional yang sering dimainkan dan dianggap sakral ini berasal Kalimantan Barat. Alat musik Agukng juga hampir sering kita temukan di seluruh kelompok Dayak dan konon diturunkan langsung dengan para dewa dari kayangan sebagai pengiring upacara.

Dipercaya instrumen ini bisa mengusir roh jahat dan memanggil roh para leluhur atau makhluk gaib lainnya. Sebab suara yang dihasilkan Agukng merupakan bunyi keagungan sebagai pengiring kedatangan roh para leluhur atau makhluk gaib yang bisa membantu dalam melakukan ritual.

Alat musik tradisional Agukng dianggap sebagai lambang kebangsawan pemiliknya. Dulunya, Agukng dijadikan sebagai mas kawin. Dan dianggap pemiliknya sebagai orang kaya atau bangsawan, sebab tidak semua orang memiliki Agukng. Maka dari itu bisa kita lihat bahwa keberadaan alat musik ini dianggap berharga dan penting dalam suatu masyarakat.

2. Balikan atau Kurating

Balikan
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik ini dan masih sejenis dengan Sapek. Aslinya alat musik ini berasal dari Kapuas Hulu yang dibuat oleh masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka. Karena keistimewaan dan keunikannya, Balikan atau Kurating menjadi ikon alat musik daerah Kalimantan Barat.

Baca juga: 9 Alat Musik Bangka Belitung

3. Kohotong

Kohotong
Sumber foto: longgroveonline.com

Alat musik tradisional ini berasal dari Kalimantan Barat dan dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik tradisional ini dimainkan sama seperti alat musik seruling dari pulau Jawa. Namun bedanya, pada bagian ujung kohotong dibuat lebih besar daripada batangnya dan mirip seperti setengah bola.

Alat musik tradisiona kohotong ini dibuat dari bahan kayu. Kayu yang digunakan juga tidak boleh sembarangan, atau menggunakan kayu pohon liar atau dahan pohon enau. Lubang pada alat musik kohotong ada 7 lubang yang berfungsi sebagai pengatur bunyi atau nada yang dihasilkan.

4. Hadrah

Hadrah
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini merupakan kombinasi dari budaya lokal dan budaya Islam. Alat musik hadrah dibuat dari bahan dasar kayu yang pada bagian tengahnya dilubangi dan dilapisi oleh kulit binatang. Pada bagian pinggir hadrah terdapat kerincongan.

Alat musik hadrah dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan jari-jari tangan yang kemudian akan menghasilkan suara khas. Alat musik ini kerap dimainkan oleh mayarakat Melayu yang menetap di Kalimantan Barat sebagai pengiring musik Qasidahan dan berbagai acara keagamaan lainnya.

5. Entebong

Entebong
Sumber: dejournal.id

Alat musik tradisional berasal dari Suku Daya Mualang yang bentuknya menyerupai alat musik gendang di Pulau Jawa ini juga sama dengan cara memainkannya. Alat musik entebong juga banyak dimainkan oleh masyarakat Kalimantan Barat, terutama di Kabupaten Sekadau.

Alat musik entebong ini dibuat asli dengan Suku Dayak yang juga tinggal di daerah Sekadau dan sekitarnya. Bahan pembuatan alat musik entebong ini dari kayu dan kulit hewan.

6. Keledik / Kedire / Kadire

Keledik
Sumber foto: rindiyamfotis.blogspot.com

Alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara ditiup dan bisa disebut juga dengan Korondek oleh masyarakat lokal Rumpun Uut Danum. Umumnya, alat musik keledik ini dimainkan sebagai pengiring upacara adat suku Dayak, nyanyian tradisional dan kesenian tari tradisional di Kalimantan Barat.

Bahan pembuatan alat musik keledik ini dari bambu, buah labu yang sudah tua dan berumur 5 hingga 6 bulan dan sarang kelulut.

6. Kollatung

Kollatung
Sumber foto: ibnuasmara.com

Alat musik tradisional ini dibuat dari logam tembaga atau kuningan. Tidak jauh berbeda dengan alat musik agukng, alat musik kollatung ini juga dimainkan dengan cara dipukul. Dan alat musik kollatung ini juga dijadikan sebagai alat pembayaran dalam hukum adat dan maskawin di masyarakat Dayak.

7. Tar (Tahar)

Tar (tahar)
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini aslinya berasal dari Iran dan memiliki bentuk leher panjang. Alat musik tahar juga masih satu jenis dengan tamborin, seperti rebana. Alat musik ini sering dimainkan pada saat acara pernikahan atau upacara penyambutan tamu penting.

Baca juga: 13 Alat Musik Sumatera Selatan

Pada umumnya, pemain alat musik tahar terdiri dari 3 hingga 5 orang dalam sebuah kelompok musik.

8. Kangkuang

Kangkuang
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini juga merupakan satu jenis dengan alat musik Gendang dan asli dari masyarakat Suku Dayak Banuaka di daerah Kapuas Hulu. Alat musik ini memiliki ukiran yang menjadi ciri khasnya gendang Dayak Banuaka.

Sama seperti gendang, alat musik kangkuang ini dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan telapak tangan kosong atau tidak menggunakan alat pemukul khusus.

9. Terah Umat

Terah umat
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat ini tidak jauh berbeda perannya dengan gamelan jawa. Asal nama “Umat” berasal dari bahasa daerah Kalimantan yang berarti “besi”. Yang mana alat musik terah umat ini dibuat dari besi.

Untuk memainkan alat musik terah umat ini adalah dengan cara dipukul.

10. Sape atau Sampek

Alat musik tradisional ini dibuat dengan masyarakat Suku Dayak Kayaan yang tinggal di wilayah Kapuas Hulu. Alat musik sape menjadi salah satu sarana hiburan bagi masyarakat Dayak dan pengiring tarian serta upacara ritual adat Suku Dayak lainnya. Untuk memainkan alat musik ini adalah dengan cara dipetik.

Bentuk alat musik sape ini memiliki dua tipe. Yang pertama bertangkai kecil, badan lebar, panjang yang sekitar satu meter, dan dua senar dari bahan plastik, yang mana disebut dengan Sape Kayaan. Dan yang kedua, berbadan kecil memanjang dan pada bagian ujungnya berbentuk kecil dengan panjang sekitar 1,5 meter, yang mana disebut Sape Kenyah. Umumnya, keduanya tersebut tidak memiliki perbedaan.

11. Silotong

Silotong
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini merupakan hasil dari ekspresi budaya Suku Jagoi yang tinggal di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Alat musik silotong ini dipercaya pernah digunakan oleh masyarakat Jagoi setelah zaman nenek moyang.

Pembuatan alat musik silotong dari bahan jenis bambu tori manah basah, jenis bambu asli di wilayah Jagoi Babang. Yang konon bambu tersebut sudah ditanam oleh nenek moyang masyarakat Jagoi secara generasi ke generasi hingga saat ini.

Nama alat musik silotong berasal dari karakter suaranya yang berbunyi tang-ting-tung-tong. Suara yang dihasilkannya membuat alat musik ini menjadi alat musik hiburan dan pengiring acara tarian serta syair pada saat upacara ritual adat setempat.

12. Senggayung

Senggayung
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini termasuk alat musik perkusi yang terdiri pasangan bambu dan dimainkan dengan saling dipukul. Alat musik senggayung ini tersebar di daerah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dan dimainkan pada saat musim buah dan panen di ladang.

Teknik memaibkan alat musik senggayung ini adalah dengan pasangan alat senggayung yang memiliki nada rendah berada di tangan kiri. Sementara yang bernada tinggi berada di tangan kanan, yang juga berfungsi sebagai pemukul.

13. Tuma

Tuma
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini juga masih satu jenis dengan gendang panjang dan banyak dimainkan oleh masyarakat Kalimantan Barat. Pembuatan alat musik tuma ini adalah dari kayu yang panjangnya hingga 1 meter sebagai badan, dan kulit lembu yang menjadi membran tempat pukulnya.

Dari suara yang dihasilkan, alat musik tuma termasuk dalam keluarga alat musik membranofon. Alat musik ini berperan sebagai pengiring kesenian tari daerah yang juga dimainkan bersamaan dengan instrumen tradisional lainnya.

Baca juga: 12 Suku di Pulau Kalimantan

Pemahaman Akhir

Kalimantan Barat, atau yang juga dikenal sebagai Kalbar, merupakan provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang khas. Provinsi ini terletak di Pulau Kalimantan, Indonesia, dengan ibu kotanya di Pontianak. Dengan luas wilayah mencapai 146.807 km², Kalimantan Barat merupakan provinsi terluas keempat di Indonesia setelah Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Salah satu julukan Kalimantan Barat adalah “Provinsi Seribu Sungai” karena wilayah ini memiliki banyak sungai yang melintasi daerahnya.

Keberagaman suku bangsa di Kalimantan Barat, terutama Suku Dayak sebagai suku asli Kalimantan, merupakan salah satu aspek budaya yang kaya dalam provinsi ini. Budaya suku Dayak memiliki ciri khasnya sendiri, termasuk pengetahuan mereka tentang alat musik tradisional yang luar biasa.

Dalam pembahasan ini, kita akan melihat daftar alat musik tradisional yang khas dan eksotis dari Kalimantan Barat:

Agukng atau Gong: Alat musik tradisional yang dianggap sakral dan sering dimainkan di seluruh kelompok Dayak. Agukng diyakini diturunkan langsung dari para dewa sebagai pengiring upacara. Bunyi yang dihasilkan oleh Agukng diyakini dapat mengusir roh jahat dan memanggil roh para leluhur atau makhluk gaib lainnya.

Balikan atau Kurating: Alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, mirip dengan Sapek. Balikan atau Kurating berasal dari Kapuas Hulu dan menjadi ikon alat musik daerah Kalimantan Barat.

Kohotong: Alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup, mirip dengan seruling. Kohotong terbuat dari kayu dan memiliki lubang yang berfungsi sebagai pengatur bunyi atau nada.

Hadrah: Alat musik tradisional yang merupakan kombinasi antara budaya lokal dan budaya Islam. Hadrah terbuat dari kayu dengan kulit binatang yang dilapisi di bagian tengahnya. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan jari-jari tangan.

Entebong: Alat musik tradisional yang bentuknya menyerupai gendang di Pulau Jawa. Entebong terbuat dari kayu dan kulit hewan, dan dimainkan dengan cara dipukul.

Keledik / Kedire / Kadire: Alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup. Keledik sering digunakan sebagai pengiring upacara adat suku Dayak dan tarian tradisional di Kalimantan Barat.

Kollatung: Alat musik tradisional yang terbuat dari logam tembaga atau kuningan. Kollatung dimainkan dengan cara dipukul dan juga digunakan sebagai alat pembayaran dalam hukum adat dan maskawin di masyarakat Dayak.

Tar (Tahar): Alat musik tradisional yang asalnya berasal dari Iran. Tar memiliki bentuk leher panjang dan mirip dengan tamborin. Alat musik ini sering dimainkan pada saat acara pernikahan atau upacara penyambutan tamu penting.

Kangkuang: Alat musik tradisional yang merupakan jenis gendang dengan ukiran khas Suku Dayak Banuaka. Kangkuang dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan telapak tangan kosong.

Terah Umat: Alat musik tradisional yang terbuat dari besi. Terah Umat dimainkan dengan cara dipukul dan memiliki peran serupa dengan gamelan Jawa.

Sape atau Sampek: Alat musik tradisional yang terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipetik. Sape menjadi salah satu sarana hiburan dan pengiring tarian serta upacara ritual adat Suku Dayak.

Silotong: Alat musik tradisional yang berasal dari Suku Jagoi. Silotong terbuat dari bambu dan memiliki suara khas tang-ting-tung-tong. Alat musik ini digunakan sebagai pengiring acara tarian dan upacara ritual adat setempat.

Senggayung: Alat musik perkusi yang terdiri dari pasangan bambu yang saling dipukul. Senggayung dimainkan pada saat musim buah dan panen di ladang.

Tuma: Alat musik tradisional berbentuk gendang panjang yang dimainkan dengan cara dipukul. Tuma terbuat dari kayu dengan membran kulit lembu.

Kehadiran alat musik tradisional ini memperkaya budaya Kalimantan Barat dan menjadi warisan berharga yang perlu dilestarikan. Melalui alat musik ini, kekayaan budaya dan identitas suku Dayak dapat terus hidup dan dikenal oleh generasi masa depan.

Demikian alat musik tradisional asal Kalimantan Barat yang perlu kita lestarikan dan dijaga keberadaannya. Semoga bermanfaat!

Artikel Terbaru

Avatar photo

Dwi

freshgraduated from Politeknik Negeri Medan.

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *