Bali selalu saja membuat siapapun kagum dengannya. Bukan hanya dari segi wisatanya saja, namun dari segi budaya juga. Salah satu bentuk kekaguman tersebut ada pada rumah adat yang dimiliki oleh Bali yang begitu khas dan hingga sekarang masih bisa ditemukan dengan mudah di daerah Bali.
Namun, kebanyakan orang belum mengetahui nama rumah adat Bali tersebut beserta dengan bagian yang ada di dalamnya. Nah, untuk itu mari simak penjelasan mengenai rumah adat Bali yang disertai dengan gambar rumah adat Bali berikut sebagai bentuk apresiasi pada warisan budaya Bali.
Daftar Isi
Rumah Gapura Candi Bentar
Pada dasarnya, Gapura Candi Bentar merupakan nama rumah adat Bali untuk bagian gapura atau gerbang. Gapura tersebut mempunyai dua buah candi yang ada di bagian kanan dan kiri seperti yang ada di gambar rumah adat Bali di atas.
Penghubung antar dua candi tersebut berupa anak tangga untuk jalan masuk menuju ke dalam rumah. Menurut sejarah di masyarakat Bali, Gapura Candi Bentar dulu hanya ada di bangunan puri dan pura. Masing-masing bangunan tersebut adalah istana raja serta tempat suci milik agama Hindu.
Beberapa contoh Gapura Candi Bentar yang dibangun untuk keperluan pura bisa ditemukan di Pura Ulun Danu Batur dan Pura Besakih. Dalam proses pembangunan Gapura Candi Bentar biasanya akan dikerjakan oleh undagi. Para undagi dinilai sebagai orang yang sangat kompeten dalam pembangunan Gapura Candi Bentar.
Mereka punya kemampuan untuk memperhitungkan serta memperkirakan aspek estetika yang pas untuk pembangunan gapura tersebut. Oleh karenanya, hasil dari Gapura Candi Bentar akan disesuaikan dengan kegunaannya. Entah itu dibangun untuk keperluan pura maupun keperluan lainnya.
Baca juga: 11 Alat Musik Bali
Bagian dari Rumah Gapura Candi Bentar
Selain dua candi pada bagian pintu masuk, terdapat bagian lain dari rumah adat Bali yang membuatnya jadi kesatuan rumah yang utuh. Beberapa bagian dari rumah Gapura Candi Bentar tersebut akan diuraikan lewat penjelasan berikut.
Sanggah atau Merajan
Sanggah atau dikenal dengan merajan merupakan nama rumah adat Bali yang dipakai sebagai tempat suci anggota keluarga. Tempat ini ada di dalam pekarangan rumah dan menjadi ruangan yang begitu penting sebagai pemujaan arwah leluhur sesuai dengan agama Hindu. Bentuk dari sanggah ini dapat dilihat pada gambar rumah adat Bali di atas.
Sanggah atau Merajan tidak boleh dibuat dengan sembarangan mengingat pentingnya fungsi dari bangunan sanggah tersebut. Disamping itu, melihat pentingnya fungsi dari sanggah, maka pembuatan sanggah juga menjadi bukti berbakti kepada leluhur dan supaya terhindar dari segala mara bahaya.
Panginjeng Karang
Panginjeng karang adalah nama rumah adat Bali berikutnya yang punya fungsi sebagai tempat pemujaan. Sedikit mirip dengan sanggah atau merajan, namun panginjeng karang lebih difungsikan sebagai tempat pemujaan roh yang ada di pekarangan rumah.
Bale Manten
Nama rumah adat Bali selanjutnya yang jadi bagian dari Gapura Candi Bentar adalah bale manten. Rumah ini difungsikan sebagai tempat tinggal kepala keluarga atau anak gadis yang masih belum menikah. Tak jarang, bale manten juga difungsikan sebagai tempat menyimpan barang-barang berharga. Selain itu, sesuai dengan namanya, bale manten kerap dijadikan tempat tinggal bagi pengantin yang baru menikah.
Bale Gede
Bale gede bisa dikatakan sebagai bagian rumah adat Bali yang punya bentuk bangunan yang paling besar. Besarnya bangunan dari bale gede membuatnya sering difungsikan sebagai tempat melaksanakan acara adat dengan masyarakat Bali. Sehingga, bukan hanya bisa dipakai untuk acara keluarga saja.
Bale Dauh
Bagian dari rumah Gapura Candi Bentar berikutnya ini difungsikan sebagai tempat menerima tamu. Lokasi dari bale dauh biasanya ada di bagian barat. Hal yang paling khas dari bale dauh ada pada tiang penyangganya yang cukup banyak dan jumlahnya pun berbeda-beda antar rumah yang satu dengan yang lain. Selain dipakai sebagai tempat menerima tamu, bale dauh juga sering dipakai oleh para remaja putra tidur.
Paon
Setiap rumah adat pastinya akan dilengkapi dengan ruangan satu ini yang tidak lain adalah dapur. Sama seperti dapur pada umumnya, paon dipakai oleh masyarakat Bali untuk menyimpan berbagai bahan pangan dan tentunya untuk memasak.
Filosofi Rumah Gapura Candi Bentar
Dalam pembangunan rumah adat Bali, terdapat aturan khusus yang mengatur mengenai tata peletakan rumah. Aturan tersebut disebut dengan Asta Kosala Kosali. Dalam aturan tersebut, rumah adat Bali haruslah terdiri dari tiga aspek yang dikenal dengan Tri Hita Karana. Tiga aspek tersebut diantaranya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam.
Atau dalam kata lain 3 aspek tersebut adalah pawongan (pemilik rumah), palemahan (lingkungan), dan parahyangan. Ketiga aspek tersebut membuat beberapa aturan dalam peletakan rumah. Biasanya, pada bagian utara dan timur menjadi bagian yang disucikan, sehingga hanya bangunan yang lebih suci saja yang ditempatkan di sana.
Kemudian, di bagian barat dan selatan menjadi bagian yang derajat kesuciannya lebih rendah dibandingkan bagian timur dan utara. Oleh karenanya, bagian tersebut dipakai untuk bangunan seperti kamar mandi atau gerbang masuk rumah.
Baca juga: Mengenal Pakaian Adat Bali Serta Penjelasannya
Hiasan dalam Rumah Gapura Candi Bentar
Apabila diperhatikan dari gambar rumah adat Bali yang tercantum, nampak bila banyak hiasan yang melengkapi bagian-bagian rumah adat ini. Hiasan tersebut berupa pahatan, ukiran, maupun warna-warna khas. Setiap ukiran dan pahatan yang ada di rumah adat Bali biasanya akan memadukan tiga hal yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia.
Disamping itu, setiap hiasan di rumah adat Bali juga punya julukannya masing-masing. Beberapa jenis hiasan tersebut diantaranya:
Pepatraan
Jenis hiasan pepatraan terdiri dari beberapa macam diantaranya adalah patra wangga (hiasan kembang mekar), patra sari (hiasan kembang dan flora lainnya yang berbentuk menjalar atau melingkar), patra pidpid, patra bun-bunan, patra samblung, patra pae, dan lain sebagainya.
Keketusan
Ragam hias satu ini umumnya berupa pola flora berbentuk bunga-bunga besar serta daun-daun yang lebar. Bentuk yang besar dan lebar tersebut membuat ragam hias ini lebih banyak dipakai pada bagian rumah dengan bidang-bidang yang luas.
Kekarangan
Ragam hias kekarangan berupa motif karangan berupa tumbuhan lebat dan daun yang terurai-urai seperti serumpun perdu. Hiasan kekarangan bisa ditemukan di sudut-sudut atas rumah adat Bali atau di sendi tiang yang dikenal dengan ama suring.
Ruang Luar dari Rumah Gapura Candi Bentar
Salah satu ciri khas yang paling kentara dari rumah adat Bali adalah nuansa alamnya yang begitu kental. Nah, ruang luar dari Gapura Candi Bentar inilah yang dijadikan sebagai ruang terbuka hijau. Hal ini sesuai dengan filosofi yang dipegang oleh masyarakat Bali yang ingin menyeimbangkan hubungan manusia dengan alam.
Jenis tanaman yang ditanam di ruang luar ini pun disesuaikan dengan penuh perhitungan. Alasannya adalah untuk membuat rumah adat Bali ini memberikan nilai estetika yang menyeluruh indahnya. Umumnya, jenis tanaman yang akan ditanam terdiri dari rerumputan, tanaman perdu, pohon perindang, dan aneka macam bunga.
Baca juga: 7 Senjata Tradisional Bali Serta Penjelasannya
Pemahaman Akhir
Rumah adat Bali, khususnya Rumah Gapura Candi Bentar, merupakan salah satu aspek budaya Bali yang mempesona dan kaya akan filosofi serta kearifan lokal. Gapura Candi Bentar adalah nama rumah adat Bali untuk bagian gerbang yang memiliki dua candi di sisi kanan dan kiri, menghubungkan dua candi dengan anak tangga sebagai jalan masuk ke dalam rumah.
Rumah Gapura Candi Bentar memiliki beberapa bagian, termasuk Sanggah atau Merajan yang digunakan sebagai tempat pemujaan roh leluhur dan Panginjeng Karang untuk pemujaan roh yang ada di pekarangan rumah. Bale Manten berfungsi sebagai tempat tinggal kepala keluarga atau anak gadis yang belum menikah, sedangkan Bale Gede adalah bangunan paling besar yang digunakan untuk acara adat dan upacara. Bale Dauh berfungsi sebagai tempat menerima tamu, sedangkan Paon adalah dapur untuk menyimpan bahan pangan dan memasak.
Pembangunan rumah adat Bali mengikuti aturan khusus Asta Kosala Kosali, yang mengatur tata peletakan rumah dengan memperhatikan tiga aspek Tri Hita Karana (hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam). Hiasan dalam rumah Gapura Candi Bentar kaya dengan pahatan, ukiran, dan warna-warna khas, menggambarkan tumbuhan, hewan, dan manusia.
Ruang luar dari rumah Gapura Candi Bentar dihiasi dengan tanaman yang dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan nuansa alam yang kental dan seimbang dengan filosofi hidup masyarakat Bali.
Rumah adat Bali adalah salah satu penanda identitas budaya yang kaya dan unik, dan mengapresiasi warisan budaya ini membantu melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Bali kepada dunia.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai rumah adat Bali Gapura Candi Bentar yang disertai dengan gambar rumah adat Bali itu pula. Keindahan Gapura Candi Bentar dan bagian-bagian lainnya membuat bangunan rumah adat ini patut untuk tetap dilestarikan di tengah kehiduan modern ini.
Referensi:
id.wikipedia.org/ RumahGapuraCandi