Pernahkan kamu mendengar mengenai Kerajaan Tarumanegara? Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan yang tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Barat. Lalau bagaimana cara mengetahui bahwa Kerajaan Tarumanegara itu pernah ada di Indonesia? Untuk mengetahui masa lalu, maka diperlukan bukti. Oleh karena itu, keberadaan Kerajaan Tarumanegara tentunya bisa dilihat dari bukti yang ditinggalkan. Bukti yang yang ditinggalkan tersebut, disebut sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
Jadi, apa saja peninggalan Kerajaan Tarumanegara? Yuk, simak pembahasan berikut ini ya!
Daftar Isi
Prasasti Kerajaan Tarumanegara
Salah satu bentuk peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan oleh para ahli ialah Prasasti. Prasasti merupakan suatu piagam atau dokumen yang penulisannya diletakkan pada benda yang yang keras dan mampu bertahan dalam waktu yang lama, misalnya saja sebuah batu. Dengan munculnya prasasti ini menandai berakhirnya zaman Pra-Sejarah, karena telah ditemukan bukti tertulis.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Kutai
Prasasti Tugu
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini dikeluarkan pada masa Raja Purnawarman. Ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta, yang ditulis dalam bentuk syair (Soekmono, 1973:36). Prasasti ini merupakan yang terpanjang tulisannya dari prasasti yang lainnya.
Isi dari prasasti tersebut adalah, bahwa pada tahun pemerintahan Raja Purnawarman yang ke-22 yang menggali sebuah sungai. Penggalian tersebut dilakukan selama 21 hari dengan panjang 6122 busur (kurang lebih 11 Km). Setelah selesai penggalian, Raja memberikan sedekah 1000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Tujuan dari penggalian tersebut adalah sebagai tempat mengalirnya air dari Sungai Bekasi ketika musim hujan. Sehingga dapat mencegah meluapnya air, yang biasanya menyebabkan banjir.
Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini ditemukan di wilayah Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Bogor. Dikeluarkan pada masa Pemerintahan Raja Purnawarman. Pada prasasti ini ditemukan dua bagian tulisan. Pertama adalah tulisan yang terdiri dari empat baris, denga aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. Sedangkan satu tulisan lainnya, belum dapat terbaca. Pada tulisan tersebut disertai cap sepasang telapak kaki.
Tulisan pertama memiliki arti:
“ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki
Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja
yang gagah berani di dunia”.
Dari prasasti Kerajaan Tarumanegara tersebut, dapat diketahui bahwa Raja Purnawarman menggambarkan dirinya seperti Dewa Wisnu. Oleh karena itu, rakyat harus tunduk dan patuh pada Raja Purnawarman, seperti rakyat yang memuja Dewa Wisnu (kebudayaan.kembdikbud.go.id, 2018).
Prasasti Jambu (Pasir Koleangkak)
Prasasti dengan huruf pallawa dan bahasa sansekerta ini ditemukan di sebuah bukit pasir (Koleangkak) di Desa Parakan Muncang, Bogor. Pada prasasti ini dijelaskan mengenai Raja Purnawarman yang gagah dan berani, serta baju zirahnya yang tidak tembus senjata musuh. Selain itu juga terdapat telapak kaki raja.
Prasasti Pasir Awi
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini ditemukan di wilayah perbukitan Pasir Awi, yang letaknya di Wilayah Bogor, Jawa Barat. Hingga saat ini, prasasti ini belum bisa terbaca karena yang terdapat dalam prasasti bukan tulisan. Pada prasasti ini terdapat gambar (piktograf), sehingga belum bisa terbaca maknanya. Selain itu, pada prasasti ini juga terdapat cap sepasang telapak kaki.
Baca juga: Mengenal Zaman Megalithikum
Prasasti Muara Cianten
Terdapat di Muara Sungai Cianten, Bogor. Pada prasasti ini belum diketahui maknanya. Tulisan yang terdapat dalam prasasti ini lebih menyerupai sulur, sehingga sulit untuk dibaca. Para ahli menyebutnya “Aksara Ikal”.
Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini ditemukan di wilayah Kampung Muara, Bogor. Pada prasasti ini terdapat gambar tepak kaki gajah yang dikatakan sebagai tapak kaki gajah airawata, yaitu gajah Dewa Indra (Soekmono, 1973:36).
Prasasti Cidanghiang (Lebak)
Terletak di tepi Kali Cidanghiang, Banten Selatan. Prasasti ini berisi mengenai kegagahan dan wibawa Raja Purnawarman. Prasasti tersebut dituliskan dalam huruf pallawa dan bahasa sansekerta. Berikut kutipan isi prasasti Cidanghiang:
“Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang
sesungguhnya dari Raja Dunia, Yang Mulia Purnwarman, yang
menjadi panji sekalian raja-raja”
Candi Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Selain meninggalkan bukti prasasti, kerajaan Tarumanegara juga meninggalkan bukti dalam bentuk bangunan. Bangunan tersebut dikenal dengan Candi.
Candi Cibuaya
Bangunan ini terletak di Desa Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Pada awal penemuannya, Candi ini dianggap sebagai reruntuhan peninggalan Belanda. Namun, pendapat tersebut berubah ketika ditemukanya arca Wisnu didekat situs (candi.perpusnas.go.id). Pada candi ini terdapat dua bangunan yang disebut dengan Lemah Duhur dan Lemah Duhur Wadon.
Pada bangunan Lemah Duwur Lanang puncaknya terdapat lingga, dengan bentuk bujur sangkar dibagian bawah dan bulat pada bagian atas. Sedangkan pada bangunan Lemah Duwur Wadon memiliki bentuk bujur sangkar, dengan bahan bata. Ketika ditemukan, bangunan ini hanya tersisa bagian kaki.
Candi Situs Batujaya
Bangunan ini terletak di wilayah Karawang, Jawa Barat. Situs ini mencapai luasnya hingga 5 Km persegi. Persebaran candi di situs ini telah ditemukan sejumlah 46 titik, namun tidak menutup kemungkinan bawa masih ada yang terpendam dalam tanah. Bangunan yg sudah dipugar dan telah memiliki bentuk candi, diantaranya ialah Candi Jiwa, Candi Blandongan, Candi Serut, dan Candi Sumur, yang keempatnya disebut juga Candi Batujaya.
Candi Jiwa
Merupakan sebuah gundukan tanah yang menyerupai bukit kecil. Oleh pendudukan sekitar disebut dengan unsur jiwa dan memiliki bentuk lonjong. Pemugaran candi ini dilakukan mulai tahun 1996 hingga 2001. Candi Jiwa ini terletak 2 meter dibawah permukaan tanah. Pada candi Jiwa ini tidak memiliki anak tangga, karena candi tersebut dibuat bukan untuk upacara namun bersembahyang disekelilingnya. Pada candi ini juga ditemukan patung Buddha.
Candi Blandongan
Pada awal penemuannya, candi ini hanya berbentuk gundukan tanah merah yang ditumbuhi tanaman. Bangunan ini pertama kali disurvei tim arkeologi FSUI pada 1984, lalu antara tahun 1992 dan tahun 2000 bangunan ini diekskavasi oleh Puslit Arkenas. Sehingga ditemukan bentuk reruntuhan bangunan.
Candi ini memiliki bentuk bujur sangkar. Candi ini terlihat bertingkat, karena pada bagian tengah candi masih ada ruangan. Pada bagian atas badan candi sudah runtuh sehingga tidak diketahui bentuknya.
Candi Serut
pada saat ditemukan, kondisi candi sudah cukup rusak. Candi ini miring, sehingga diduga roboh. Penggalian candi ini beru sebatas pinggiran dinding saja, sehingga sebagian masih terkubur. Namun karena kondisinya yang miring, penggalianpun dihentikan karena ditakutkan akan semakin rusak.
Candi Sumur
Bangunan ini terletak ditengah sawah. Pertama kali diekskavasi oleh Puslit Arkenas pada 1992. Penggalian tersebut menghasilkan temuan bangunan bata dengan bentuk persegi panjang.
Pemahaman Akhir
Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di wilayah Jawa Barat. Keberadaan Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari berbagai peninggalan yang ditemukan oleh para ahli, terutama dalam bentuk prasasti dan candi. Peninggalan berupa prasasti seperti Prasasti Tugu, Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi, Prasasti Muara Cianten, dan Prasasti Kebon Kopi menyediakan bukti tertulis yang menandai berakhirnya zaman Pra-Sejarah di Indonesia.
Prasasti-prasasti tersebut mengandung informasi tentang Raja Purnawarman yang memerintah pada masa Kerajaan Tarumanegara. Raja Purnawarman digambarkan dengan keberanian dan keperwiraan yang mengesankan, bahkan dibandingkan dengan Dewa Wisnu. Dalam prasasti-prasasti tersebut juga dijelaskan berbagai upaya pembangunan infrastruktur, seperti penggalian sungai, yang bertujuan untuk mencegah banjir.
Selain prasasti, kerajaan ini juga meninggalkan peninggalan berupa candi, seperti Candi Cibuaya, Candi Situs Batujaya, Candi Jiwa, Candi Blandongan, Candi Serut, dan Candi Sumur. Peninggalan-peninggalan ini memberikan gambaran tentang kebesaran dan keberadaan Kerajaan Tarumanegara pada masa lalu.
Dengan penemuan-penemuan ini, kita dapat memahami sejarah dan peradaban Kerajaan Tarumanegara, serta kehidupan masyarakat dan aktivitas pemerintahan pada masa tersebut. Peninggalan-peninggalan ini menjadi saksi bisu yang memungkinkan kita untuk menyelidiki dan mengungkap masa lalu bangsa Indonesia, serta memahami warisan budaya yang berharga dari zaman dahulu.
Nah, itu adalah beberapa penjelasan mengenai prasasti dan candi peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Ternyata Kerajaan Tarumanegara tidak hanya meninggalkan bukti prasasti aja lho, tetapi juga ada peninggalan Candi. Jadi, bagaimana materi kali ini? apakah cukup membantu kamu?
Baca juga: Pithecanthropus Mojokertensis
Semoga materi kali ini bisa memberikan wawasan baru ya. Selamat belajar!
Sumber
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. 2018. Tiga Prasasti Tarumanegara, Bukti legitimasi Kekuasaan Raja Purnawarman. (Online)