Daftar Isi
Dalam sejarahnya, revolusi industri telah berlangung dari industri 1.0 hingga 4.0. Setiap revolusi industri punya karakteristiknya yang telah memberikan dampak perubahan baik di aspek industri sendiri dan di luar dunia industri. Revolusi industri 4.0 yang menggantikan era 3.0 bermula dari proyek yang dijalankan oleh pemerintah Jerman mengenai komputerisasi manufaktur.
Pada prinsipnya, revolusi industri 4.0 mencoba menggabungkan teknologi otomatisasi dan tekhnologi digital. Sehingga, kedepannya gabungan kedua teknologi tersebut yang meliputi kecerdasan buatan (AI), teknologi kognitif, internet of things, dan analitik akan menghasilkan sebuah perusahaan yang cerdas.
Sama halnya dengan revolusi industri sebelum-sebelumnya, adanya revolusi industri 4.0 telah memberikan dampak di beberapa aspek mulai dari aspek ekonomi, pekerjaan, hingga aspek pendidikan.
Dampak yang diberikan oleh revolusi industri 4.0 secara tidak langsung mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi dan melakukan pembiasaan, terutama dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini, revolusi industri 4.0 juga ikut andil dalam memberikan cara pandang yang berbeda mengenai konsep pendidikan itu sendiri.
Soft Skill dan Hard Skill dalam Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Sejak adanya revolusi industri 4.0, berbagai aspek dalam dunia kerja cukup mendapat pengaruh. Mulai dari konsep, struktur, hingga kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dalam Salary Survey 2018, Robert Walters mengungkapkan kalau revolusi industri 4.0 yang telah mengubah fokus perusahaan ke arah digital, sedikit banyak mulai memicu permintaan sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi lebih unggul.
Dengan semakin tingginya permintaan akan kompetensi pekerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, maka pekerja di masa depan diharapkan untuk bisa beradaptasi dengan adanya perubahan ini, terutama penguasaan dalam hal digital. Oleh karenanya, dapat dikatakan kalau pengetahuan mengenai teknologi akan sangat penting bagi para pekerja di masa depan.
Bukan hanya dalam hal hard skill seperti penguasaan teknologi hingga data analisis, soft skill juga dinilai begitu penting untuk setiap individu yang akan terjun ke dunia kerja nantinya. Soft skill yang dibutuhkan tidak lain berhubungan dengan leadership, critical thinking, problem solving, creativity, communication, time management, dan masih banyak lagi. Semua soft skill tersebut setidaknya akan membantu bagaimana pekerja beradaptasi dan berkembang di lingkungan kerja.
Pekerja yang mempunyai hard skill yang mumpuni tentu menjadi hal yang menjanjikan bagi sebuah perusahaan. Akan tetapi, hard skill yang tidak dibarengi dengan soft skill juga tidak akan membuat pekerja mampu bertahan di sebuah perusahaan.
Pendidikan 4.0 untuk Era Revolusi Industri 4.0
Melihat pentingnya mempunyai soft skill yang bagus dalam dunia kerja di era revolusi industri 4.0 ini, sistem pendidikan dinilai mempunyai andil yang cukup besar dalam menciptakan individu yang kuat dalam hal soft skill. Hanya saja, menurut White Papers yang dikeluarkan oleh World Economic Forum pada tanggal 9 Januari 2020, sistem pendidikan yang berjalan saat ini hanya berfokus pada proses belajar mengajar yang mengandalkan instruksi dan menghafal materi.
Padahal, untuk menunjang soft skill yang bagus bagi murid, dibutuhkan proses belajar mengajar yang lebih interaktif yang bisa membantu siswa lebih kritis dalam berpikir dan berinovasi. Untuk itu, sistem pendidikan harus mampu untuk beradaptasi supaya mampu mengarahkan murid ke dalam perubahaan yang ada. Salah satunya dengan mulai menerapkan pendidikan 4.0 seperti yang dijelaskan dalam White Papers oleh World Economic Forum.
Dalam pendidikan 4.0, setidaknya ada 8 karakteristik kemampuan yang menujang pendidikan 4.0 diantaranya adalah kemampuan masyarakat global, inovasi dan kreativitas, teknologi, interpersonal, pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik seorang individu, pembelajaran inklusif, pembelajaran berbasis kolaboratif dan masalah, dan pembelajaran seumur hidup.
Baca juga: Tujuan Pendidikan di Indonesia
Menerapkan model pendidikan 4.0 untuk pendidikan kedepannya memang sangat krusial apalagi revolusi industri 4.0 juga memberikan pengaruh besar bagi dunia kerja. Oleh karenanya, sistem pendidikan secara tidak langsung dituntut untuk ikut beradaptasi demi menciptakan individu yang punya kompetensi sesuai dengan perkembangan yang ada.
Pemahaman Akhir
Revolusi industri telah mengalami perkembangan dari era 1.0 hingga era 4.0, dan setiap era revolusi industri memiliki karakteristik dan dampaknya sendiri. Revolusi industri 4.0, yang berfokus pada gabungan teknologi otomatisasi dan teknologi digital, telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, pekerjaan, dan pendidikan.
Dalam era revolusi industri 4.0, perusahaan cenderung beralih ke arah digital dan permintaan akan sumber daya manusia dengan kualifikasi unggul meningkat. Pekerja di masa depan diharapkan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan ini, khususnya dalam penguasaan teknologi dan analisis data. Selain hard skill, soft skill juga menjadi faktor penting yang dinilai dalam dunia kerja. Kemampuan seperti kepemimpinan, berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi, manajemen waktu, dan lainnya dianggap esensial untuk membantu pekerja beradaptasi dan berkembang di lingkungan kerja.
Sistem pendidikan juga harus berperan aktif dalam menciptakan individu yang kuat dalam soft skill ini. Namun, banyak sistem pendidikan saat ini masih berfokus pada pendekatan instruksional dan hafalan materi. Pendidikan 4.0 menjadi solusi untuk menghadapi tantangan ini dengan mengadopsi pendekatan interaktif yang mendorong kreativitas dan pemikiran kritis siswa. Terdapat delapan karakteristik kemampuan yang menunjang pendidikan 4.0, termasuk kemampuan untuk beradaptasi dalam masyarakat global, inovasi dan kreativitas, teknologi, interpersonal, pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik individu, pembelajaran inklusif, pembelajaran berbasis kolaborasi dan masalah, serta pembelajaran seumur hidup.
Melalui pendidikan 4.0 yang mengedepankan pengembangan soft skill dan kemampuan adaptasi, diharapkan para individu akan lebih siap menghadapi perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0 dan dapat berkontribusi dengan baik dalam dunia kerja yang semakin terkoneksi dan canggih.