Limbah tekstil merupakan limbah yang berasal dari industri tekstil. Salah satu contoh limbah tekstil adalah kain perca dan air. Limbah ini cukup berbahaya bagi kesehatan manusia. Apalagi Industri tekstil di Indonesia masih banyak yang tidak mengikuti pengelolaan karena minimnya kesadaran tentang lingkungan.
Ditambah dengan munculnya tren fashion menambah angka limbah tekstil di Indonesia, lho. Dari 33 juta ton tekstil yang diproduksi di negara ini, satu juta tonnya menjadi limbah. Untuk itu, kamu perlu mengetahui macam-macam limbah tekstil dan contoh kerajinan limbah tekstil agar bisa di daur ulang.
Daftar Isi
Macam-Macam Limbah Tekstil
Dalam bentuknya dibagi dua, yaitu padat dan cair. Seperti apa bentuk dan macam-macamnya? Berikut adalah penjelasannya.
Contoh Limbah Tekstil Cair
Pernahkah kamu melihat air sungai yang berubah warna menjadi coklat atau hijau? Bahkan ikan-ikan dan makhluk hidup disekitarnya pun ikut mati. Jika pernah dan di dekat sungai tersebut ada pabrik tekstil, sudah dipastikan itu merupakan contoh limbah tekstil cair yang tidak dikelola dengan baik.
Baca juga: Contoh Resensi Buku
Secara umum, pengertian limbah tekstil cair adalah limbah yang berasal dari proses pengkajian. Prosesnya meliputi; penghilangan kanji, pengelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakkan, dan terakhir proses penyempurnaan.
Limbah tekstil ini biasanya dialirkan ke kolam penampungan sebelum akhirnya dibuang ke sungai. Sebelum dibuang ke perairan, industri tekstil harus memperhatikan limbah cair. Contoh limbah tekstil cair biasanya berbentuk bahan kimia, berikut adalah contohnya.
- Zat warna
- Sulfida
- Amonia
- Minyak dan lemak
- PH air melebihi 9
Contoh Limbah Tekstil Padat
Setelah mengetahui contoh limbah cair, kamu juga perlu mengetahui contoh limbah padat. Jenis limbah ini biasanya sudah berbentuk bahan padat dan berasal dari sisa hasil produksi. Misalnya sebagai berikut.
- Kain perca (Kain sisa menjahit dan produksi)
- Sisa benang di kones
- Sisa resleting
- Sisa bahan tambahan (misalnya tali, kerah, bisban, kones bekas, busa pelapis)
Contoh Kerajinan Limbah Tekstil dan Cara Membuatnya
Limbah tekstil di Indonesia sangat berlimpah dan jika dibiarkan akan merusak lingkungan. Maka dari itu, perlu adanya upaya pengurangan. Khususnya untuk jenis limbah tekstil padat.
Di atas kamu sudah tahu apa saja contoh limbah tekstil padat. Sekarang, tinggal bagaimana limbah padat tersebut diubah menjadi sesuatu yang berguna. Berikut ini adalah contoh kerajinan limbah tekstil padat.
Tas dan tempat pensil dari kain perca
Dalam membuat tas atau tempat pensil dari kain perca, kamu perlu membutuhkan pola tas, beberapa kain perca, jarum jahit, dan alat seperti gunting.
Pertama adalah kamu perlu membuat pola tas seperti yang dimau. Setelah itu susun kain perca sesuai dengan pola yang sudah dibuat. Jahit kain perca secara keseluruhan mengikuti pola tas. Dan terakhir, tinggal percantik dengan hiasan atau merapikan jahitan.
Gantungan kunci kain flanel dan kapas
Kain flanel yang tersisa bisa dibuat tempat gantungan kunci. Benda tersebut sangat bermanfaat untuk sehari-hari dan bisa untuk hiasan.
Caranya adalah dengan menggambar bentuk pola di kain flanel menjadi dua bagian. Lalu gunting sesuai dengan pola. Setelah itu masukan kapas sebagai isi dari bentuk gantungan kunci tersebut dan jahit di seluruh sisi. Terakhir, tambahkan gantungan kunci.
Syal dari serat atau benang wol
Serat wol yang tebal bisa dimanfaatkan menjadi syal. Cara membuatnya adalah dengan mengumpulkan serat atau benang wol sebanyak mungkin. Usahakan agar memiliki ukuran yang serupa.
Setelah itu rajut benang wol dengan membuat tusuk rantai. Lakukan teknik tersebut secara berulang sehingga berbentuk syal.
Bantal dari kain perca dan kapas
Seperti membuat gantungan dari kain flanel, membuat bantal juga membutuhkan alat dan bahan yang sama.
Yang berbeda adalah membuat pola bantal yang lebih besar dibandingkan gantungan kunci. Lalu lanjutkan dengan menyambung kain perca menjadi sarung bantal dan memasukan kapas sebagai isian bantal. Jahit di kedua sisi dan bantal pun telah jadi.
Baca juga: Tips Membuat Biodata Menarik
Hiasan dinding dari benang wol dan kain perca
Benang wol sisa bisa dibuat hiasan dinding seperti dream catcher. Kamu juga bisa menambahkan kain perca dan lain sebagainya.
Cara membuatnya ialah siapkan besi/kayu lingkaran berukuran kurang lebih 20 cm. lalu lilitkan benang wol di lingkaran besi tersebut. Lalu buat juga untuk merajut jaring di tengah-tengah lingkaran sesuai dengan pola yang diinginkan.
Setelah itu, buat 3-4 helai ikatan di bawah ring, lalu tambahkan dekorasi bulu dari kain perca sehingga menggantung. Kini, kamar kamu semakin estetik dengan hiasan dinding dream catcher.
Taplak meja kain perca
Kain perca yang melimpah menjadi contoh limbah tekstil yang harus didaur ulang. Kamu bisa membuatnya menjadi taplak meja.
Caranya adalah kumpulkan kain perca yang masih bagus. Lalu sesuaikan dengan ukuran yang sama. Setelah itu jait satu persatu kain perca yang ada sehingga akhirnya membentuk taplak meja.
Pernik gelang dan kalung
Contoh kerajinan limbah tekstil terakhir adalah pernik gelang dan kalung. Kamu bisa membuat tersebut dari sisa tali, sisa kancing, atau dari benang wol. Kamu bisa mengkreasikannya sesuka hati sehingga bahan-bahan tersebut membentuk gelang atau kalung.
Limbah tekstil memang berbahaya bagi lingkungan. Tapi, kita juga harus bisa mendaur ulangnya menjadi berbagai benda yang bermanfaat di rumah. Yuk, dimulai dari kamu untuk mengubah menjadi barang yang berguna. Kamu bisa membuat contoh kerajinan limbah tekstil di atas ya.
Pemahaman Akhir
Limbah tekstil merupakan hasil sampingan dari industri tekstil yang bisa membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Di Indonesia, minimnya kesadaran tentang lingkungan dan munculnya tren fashion baru telah mengakibatkan peningkatan jumlah limbah tekstil. Dari total produksi 33 juta ton tekstil di Indonesia, sekitar satu juta ton menjadi limbah. Dalam menghadapi permasalahan ini, penting untuk memahami jenis-jenis limbah tekstil dan mengambil langkah untuk mendaur ulang limbah tersebut.
Limbah tekstil terbagi menjadi dua bentuk utama, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah tekstil cair meliputi bahan kimia seperti zat warna, sulfida, amonia, minyak, dan lemak, serta pH air yang melebihi 9. Limbah ini sering kali dibuang ke sungai tanpa pengelolaan yang memadai, menyebabkan dampak negatif pada lingkungan sekitar.
Sementara itu, limbah tekstil padat mencakup sisa-sisa hasil produksi seperti kain perca, benang, resleting, dan bahan tambahan lainnya. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak limbah padat adalah dengan mengubahnya menjadi berbagai produk kerajinan yang bermanfaat. Beberapa contoh diantaranya adalah tas dan tempat pensil dari kain perca, gantungan kunci dari kain flanel dan kapas, syal dari serat atau benang wol, bantal dari kain perca dan kapas, hiasan dinding dari benang wol dan kain perca, serta taplak meja dari kain perca.
Mengambil langkah untuk mendaur ulang limbah tekstil menjadi kerajinan yang berguna adalah cara yang baik untuk mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan. Dengan kreativitas dan upaya bersama, kita dapat mengubah limbah tekstil menjadi barang-barang yang memiliki nilai estetika dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.