Fotografi adalah dunia yang unik, nyaris tidak ada langkah yang benar dan salah. Setiap fotografer memiliki caranya sendiri dalam menyampaikan pesan, termasuk dari sisi angle.
Angle fotografi adalah sudut pengambilan gambar tertentu saat kamera membidik sebuah obyek foto. Pemilihan angle foto sepenuhnya bergantung pada sudut pandang dan preferensi si fotografer itu sendiri.
Berangkat dari pengalaman, sebuah obyek foto yang sama bisa menghasilkan interpretasi yang beragam. Secara umum, terdapat beberapa macam angle dalam dunia fotografi, yaitu:
Daftar Isi
1. Low Angle
Low angle mengambil sudut pengambilan foto yang lebih rendah dari si obyek. Pendekatan ini menghasilkan kesan obyek yang megah, masif, dan tangguh. Benda yang awalnya memang sudah besar, akan terlihat makin mengintimidasi.
Banyak fotografer yang menggunakan low angle saat mengambil gambar gedung bertingkat dan lebat pepohonan di hutan. Namun, teknik ini juga jamak digunakan untuk menonjolkan kekuatan benda-benda berukuran biasa, seperti mobil, rumah, atau manusia.
Dengan komposisi yang tepat, teknik low angle juga akan menghasilkan foto surreal dengan dimensi obyek yang tidak tampak normal. Terlebih jika kita menggunakan lensa wide-angle (35 mm atau 28 mm), penonton akan menghabiskan waktu lebih lama untuk menginterpretasi foto. Di zaman serba digital seperti saat ini, pengguna gadget tidak ingin berlama-lama untuk scroll timeline. Jika mereka bertahan 2-3 detik lebih lama untuk melihat foto kita, tentu itu sebuah keuntungan yang signifikan.
Jika sedang berburu foto low angle, jangan takut untuk bereksperimen dan berani kotor. Banyak fotografer yang sampai berbaring di tanah becek untuk mendapat angle terbaik saat memotret sapi. Jika di tanah kering dan rata, kita bisa meletakkan kamera di tanah dan memantau frame dari layar LCD.
2. High Angle
High angle berarti pengambilan gambar dilakukan dari sudut yang lebih tinggi dari obyek. High angle menghasilkan kesan obyek yang rendah, kesepian, dan sepi. Teknik ini menghasilkan gambar yang lebih terfokus, tidak melebar, dan sederhana dibandingkan bird view angle (akan dibahas di poin berikutnya).
Secara umum, tidak ada obyek yang khusus diperuntukkan untuk pendekatan high angle ini. Teknik ini bisa digunakan untuk benda apa saja di sekitar, tergantung pada presentasi yang ingin dihasilkan. High angle cocok dipakai untuk memotret makanan, buku, dan obyek lain yang sifatnya pipih.
Teknik high angle cocok digunakan untuk memotret banyak hal, termasuk portrait, landscape, dan street photography. Dengan kreativitas dan daya imajinasi, kita bisa menghasilkan foto high angle yang unik, seperti memadukan obyek dengan bayangan sendiri, atau merekam gambar berdimensi miring seperti tangga dan zebra cross. Carilah obyek bergaris dan berpola yang bisa menguatkan komposisi foto.
Jika memang serius menekuni teknik high angle, kita bisa melengkapi diri dengan perlengkapan tambahan seperti monopod. Di tengah keramaian, monopod akan memudahkan kita untuk memotret high angle, terlebih jika dilengkapi dengan remote control sebagai pengganti tombol shutter.
3. Bird Eye Angle
Sedikit berbeda dengan high angle, layaknya sudut pandang seekor burung, bird eye angle mengambil jarak yang jauh dari obyek yang dipotret. Teknik ini umumnya digunakan untuk memotret gambar pemandangan atau landscape. Cakupan frame yang lebar menghasilkan presentasi gambar yang luas, namun tidak mendetail.
Tidak seperti hasil jepretan high angle yang simpel, bird eye angle mampu mengabadikan dinamika dari beragam obyek. Contohnya sekumpulan gedung bertingkat dengan kemacetan mobil diantaranya. Angle ini cocok untuk memberi gambaran keadaan sekitar secara ringkas, tidak heran bird eye angle kerap digunakan dalam shot awal sebuah film.
Pengambilan gambar bird eye angle banyak melibatkan kamera yang diposisikan di bangunan tinggi atau benda melayang seperti drone, helikopter, dan balon terbang. Teknik bird eye angle akan menghasilkan kesan obyek yang lemah dan kesepian. Dalam dunia sinematografi, bird eye angle kerap memberi gambaran karakter yang menarik rasa simpati.
Baca juga: Pengertian Fotografi Menurut Para Ahli
Selanjutnya, aplikasi teknik bird eye angle ini akan sepenuhnya bergantung pada kreativitas masing-masing fotografer. Misalnya, pengguna drone tentu tidak asing dengan potret pantai dari ketinggian, dimana terdapat tiga garis hijau pepohonan, coklat pasir, dan biru laut. Atau mengombinasikan teknik ini dengan long exposure, seperti memotret kilatan lampu kendaraan dari atas jalan layang.1
4. Eye View Angle
Bisa dikatakan ini menjadi teknik yang paling banyak digunakan, baik oleh kalangan amatir maupun profesional. Eye view angle berarti sudut pengambilan gambar sejajar dengan tinggi (mata) obyek. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan keadaan obyek yang sesungguhnya, layaknya kita melihat sesuatu di depan mata.
Eye view angle banyak dipakai untuk memotret manusia secara close-up. Aura terkuat manusia berada di sorot matanya, dan pendekatan ini memungkinkan kita untuk menangkap aura itu. Tidak seperti low angle dan high angle yang bisa menaik-turunkan kekuatan obyek, teknik eye view angle memberi kesan netral dan membumi. Fotografer bertutur tentang foto dengan cara mendekatkan diri mereka pada penonton.
Selain foto close-up, fotografer beraliran human interest mengoptimalkan eye view angle untuk merekam keseharian manusia dan interaksinya terhadap lingkungan. Lensa kit bawaan kamera sudah cukup untuk menghasilkan foto eye view angle yang berkualitas. Tapi, beberapa orang lebih senang menggunakan lensa lebar yang bisa menangkap lebih banyak obyek, khususnya dalam street photography.
5. Frog View Angle
Sedikit lebih jauh daripada low angle, teknik frog view angle memiliki sudut pengambilan gambar yang jauh lebih rendah dari obyek. Untuk mendapat angle ini, seorang fotografer bisa saja harus tiduran di atas tanah. Frog view angle dapat memberikan sudut pandang yang benar-benar berbeda, mengingat kita jarang melihat obyek dari bawah.
Baca juga: 7 Macam Komposisi Fotografi
Teknik ini mengambil obyek di sekitar kita, seperti manusia dan hewan, dan menjadikannya berukuran besar dan masif. Dengan presentasi yang tepat, frog view angle mampu menghasilkan nuansa misterius dalam frame. Teknik frog view angle bisa digunakan untuk beragam tujuan, seperti memotret balap sepeda, bunga teratai di muka air danau, sampai barisan semut yang mengangkat makanan.
Maka dari itu, layar LCD yang fleksibel pada kamera memegang peranan penting dalam teknik fotografi ini. Umumnya, pengambilan foto frog view angle dilakukan di siang hari karena kita akan jarang menggunakan flash. Harap bersabar dan mengalokasikan waktu yang panjang dalam mengambil gambar, mengingat bahkan tidak semua fotografer profesional berpengalaman dengan sudut foto ini.
6. Canted Angle
Ada satu lagi angle fotografi yang jarang diketahui, meski kadang tanpa sadar kita memakainya. Canted angle memiliki banyak nama lain, mulai dari oblique angle, German angle, sampai Dutch angle. Sudut foto ini menghasilkan gambar bersudut, sehingga garis horizon foto tidak paralel terhadap batas bawah frame kamera.
Canted angle bisa digunakan untuk beragam tipe fotografi, mulai dari landscape, portrait, sampai street photography. Semua tergantung pada pesan yang ingin disampaikan. Dalam dunia sinematografi, canted angle dapat menghasilkan nuansa psikologis agar penonton merasakan tensi tinggi dari konflik film. Kehadiran canted angle juga bisa dijadikan penanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Tujuan utama canted angle adalah untuk mengacak orientasi dan membingungkan orang yang melihat foto kita. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti sudut kemiringan, level vertikal, dan depth of field dari obyek foto. Tetap perhatikan proporsi. Jangan sampai kita menggunakan angle ini secara berlebihan, sehingga malah membuat foto tidak enak dipandang.
Pemahaman Akhir
Fotografi adalah dunia yang unik dan nyaris tidak ada langkah yang benar atau salah dalamnya. Setiap fotografer memiliki caranya sendiri dalam menyampaikan pesan, termasuk dari sisi angle atau sudut pengambilan gambar. Dalam dunia fotografi, terdapat beberapa macam angle yang umum digunakan, yaitu low angle, high angle, bird eye angle, eye view angle, frog view angle, dan canted angle.
Dalam fotografi, pemilihan angle foto sepenuhnya bergantung pada sudut pandang dan preferensi masing-masing fotografer. Setiap angle memiliki keunikan dan dapat memberikan interpretasi yang beragam terhadap obyek yang sama. Penting bagi fotografer untuk bereksperimen dan berani mencoba berbagai angle guna menghasilkan karya yang unik dan menarik.
Komentar