12 Komposisi Foto Agar Lebih Menarik

Komposisi dalam fotografi dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen dalam sebuah frame foto. Di tangan fotografer yang berbeda, sebuah objek utama bisa menghasilkan beragam nuansa tergantung pada komposisi elemen pendukung di dalamnya.

Pengetahuan komposisi ini tidak hanya berguna bagi fotografer amatir, para profesional pun kadang masih melakukan trial and error dalam memilih komposisi terbaik saat memotret. Setidaknya, ada 7 macam komposisi di dunia fotografi, yaitu:

1. Rule of Third

Rule of third merupakan teknik komposisi paling dasar yang sudah umum diketahui fotografer. Teknik ini membagi frame menjadi sembilan kotak yang sama besar, lalu obyek foto diposisikan dalam satu garis.

Rule of third sangat mudah diaplikasikan, terlebih teknologi kamera digital sudah memungkinkan kita untuk mengaktifkan fitur grid. Fitur ini juga membantu kita untuk menjaga kelurusan obyek.

Rule of Third
Sumber: jsp.co.id

2. Komposisi Simetris

Komposisi simetris berarti obyek foto berada tepat di tengah, dengan jarak kanan-kiri dan atas-bawah yang seimbang. Teknik komposisi ini memang kadang membosankan, namun beberapa obyek rasanya diciptakan untuk direkam secara simetris.

Kebanyakan berupa obyek infrastruktur, seperti jembatan, lorong, dan gedung perkantoran. Teknik ini juga jamak digunakan untuk memotret manusia dari jauh.

Simetris
Sumber: flickr.com

3. Leading Lines

Saat melihat sebuah foto, secara natural mata manusia akan mengikuti garis dan alur. Kita bisa memaksimalkan keadaan ini dengan menempatkan obyek utama di ujung garis, sehingga terasa ada sebuah ‘perjalanan’ disana.

Dalam leading lines, ada beragam jenis garis yang bisa digunakan, seperti garis lurus, melengkung, zigzag, dan semacamnya.

Leading Lines
Sumber: flickr.com

4. Background

Pemilihan background yang tepat akan sangat mempengaruhi kualitas obyek utama dalam sebuah foto. Seringkali, obyek utama yang kita potret kurang muncul akibat ‘berdesakan’ dengan ramainya elemen lain di latar belakang.

Problem ini bisa diselesaikan dengan mengatur kedalaman fokus lensa, sehingga elemen selain obyek bisa menjadi blur. Cara termudah tentu adalah memotret dengan dengan latar belakang warna hitam/putih.

Background
Sumber: flickr.com

5. Bingkai Berlapis

Teknik bingkai berlapis menggunakan hal di sekitar fotografer sebagai tambahan frame, seperti lubang pintu, kue donat, atau pintu. Dengan pencahayaan dan sudut yang tepat, teknik ini memberikan efek jauh dan dramatis.

Bingkai berlapis bisa digunakan untuk semua macam obyek, termasuk pemandangan, tata kota, dan aktivitas manusia.

Bingkai Berlapis
Sumber: geraintrowland.co.uk

6. Frame Penuh

Sesuai dengan namanya, komposisi frame penuh benar-benar mengalokasikan frame untuk satu obyek. Jika menggunakan Teknik frame penuh akan menghasilkan gambar detail serta fokus.

Komposisi frame penuh sangat cocok digunakan untuk memotret ekspresi wajah manusia. Bahkan banyak fotografer yang mendalami aliran ini karena permintaan pasar yang relatif tinggi. Seperti iklan krim muka dan kacamata.

full frame
Sumber: squarespace-cdn.com

7. Diagonal dan Segitiga

Sekumpulan garis lurus yang melintang diagonal dapat menghasilkan komposisi foto yang dinamis dan elegan. Usahakan untuk tidak memasukkan unsur garis lurus karena berpotensi membuat nuansa monoton.

Baca juga: 5 Macam Angle Fotografi

Komposisi diagonal dan segitiga jamak digunakan saat memotret bangunan dan jalan. Bermainlah dengan perspektif. Sudut jembatan yang membesar ke belakang menghasilkan dinamika yang lebih lengkap ketimbang garis mendatar.

Diagonal dan Segitiga
Sumber: reanhidayat.wordpress.com

8. Repetition dan Pattern

Secara naluri, mata manusia selalu lebih mudah untuk menangkap pola. Hal ini dikarenakan kita senang mengingat hal repetitif, seperti pola undak-undakan di pematang sawah atau naik turunnya puncak gedung bertingkat.

Sama halnya dalam dunia fotografi. Komposisi repetition dan pattern kerap digunakan untuk menciptakan kesan harmonis dan terstruktur. Keteraturan banyak terjadi di sekitar, kita hanya perlu menemukan dan menangkapnya dalam lensa.

Bukan hanya pada obyek benda mati, seperti lebat pohon pinus dan gedung bertingkat, teknik komposisi ini juga bisa digunakan untuk memotret manusia. Tanpa disadari, banyak aktivitas manusia yang mengaplikasikan repetisi, seperti antri dan baris-berbaris.

Repetition and Pattern
Sumber: flickr.com

9. Perspektif

Seperti halnya dalam dunia arsitektur, teknik perspektif pada fotografi juga mengoptimalkan efek jauh dekat sehingga menghasilkan suatu interpretasi visual yang dinamis.

Komposisi ini akan memberikan dimensi unik, dimana obyek utama kita digiring oleh beberapa obyek pendukung di sekitar. Sedikit banyak mirip dengan komposisi leading lines, namun komposisi perspektif banyak menggunakan garis lurus dan tegas.

Jangan ragu untuk melakukan zoom in dan zoom out pada lensa, mengingat sudut ideal untuk memotret perspektif bisa berasal dari mana saja. Satu hal yang membedakan komposisi ini dengan yang lain adalah adanya titik lenyap, dimana posisi benda akan terlihat semakin kecil.

Perspektif
Sumber: amatir-fotografer.blogspot.com

10. Negative Space

Pemakaian komposisi negative space berarti memberikan ruang kosong yang tak bermakna di sekeliling obyek utama, seperti langit atau tembok. Umumnya, pendekatan ini banyak dihindari fotografer karena akan menimbulkan foto yang sepi.

Tapi, pemberian komposisi ruang kosong yang tepat akan menghasilkan foto yang kreatif dan berbeda. Ruang kosong akan menyebabkan obyek utama semakin terlihat menonjol karena tidak ada obyek lain yang menyita perhatian.

Teknik komposisi ini cocok untuk fashion photography, dimana perhatian audiens akan terpusat ke pakaian model di foto. Somehow, negative space yang luas memiliki nilai positif, yakni sebagai tempat istirahat untuk mata.

Negative Space
Sumber: journal.moselo.com

11. Refleksi

Komposisi refleksi memanfaatkan beragam media untuk memberi efek pantulan pada obyek, seperti danau, genangan air, meja kaca, sampai besi rel kereta api. Komposisi ini banyak digunakan sebagai unsur pelengkap, namun tidak jarang juga dioptimalkan untuk point of interest utama.

Hampir semua obyek bisa dipakai dalam komposisi ini, mulai dari manusia, tanaman, gedung bertingkat, sampai langit. Teknik foto ini begitu indah untuk dinikmati, terlebih jika fotografer berhasil menemukan komposisi foto yang kreatif.

Gambar refleksi bisa menghasilkan pantulan obyek yang beragam, bisa lebih kecil, lebih besar, atau buram.

Refleksi
Sumber: beritagar.id

12. Motion Blur

Motion blur berarti ada bagian pada foto, baik di background atau pada obyek utama, yang menandakan adanya pergerakan. Sebenarnya secara naluriah, fotografer akan menghindari terjadinya motion blur ini karena foto akan terkesan memiliki noise.

Baca juga: Pengertian Fotografi Menurut Para Ahli

Tapi dengan sudut yang tepat, efek ini akan menghasilkan foto dinamis. Untuk mendapatkan komposisi motion blur, terkadang kita perlu ikut menggerakkan kamera saat mengambil foto. Komposisi ini cocok untuk street dan sport photography.

Motion Blur
Sumber: flickr.com

Pemahaman Akhir

Komposisi dalam fotografi merupakan kombinasi dari elemen-elemen yang ada dalam sebuah frame foto. Fotografer dapat menggunakan berbagai teknik komposisi untuk menciptakan hasil foto yang menarik dan estetis. Beberapa teknik komposisi yang umum digunakan antara lain rule of third, komposisi simetris, leading lines, background, bingkai berlapis, frame penuh, diagonal dan segitiga, repetition dan pattern, perspektif, negative space, refleksi, dan motion blur.

Setiap teknik komposisi memiliki karakteristik dan efek yang berbeda. Rule of third membagi frame menjadi sembilan kotak dan memposisikan obyek foto dalam salah satu garis. Komposisi simetris menempatkan obyek tepat di tengah dengan jarak yang seimbang. Leading lines memanfaatkan garis-garis dalam foto untuk mengarahkan pandangan mata dan menciptakan perjalanan visual. Background yang dipilih dengan tepat dapat mempengaruhi kualitas obyek utama dalam foto. Bingkai berlapis menggunakan elemen di sekitar fotografer sebagai tambahan frame yang memberikan efek dramatis.

Frame penuh mengalokasikan frame untuk satu obyek utama dan menghasilkan detail yang fokus. Komposisi diagonal dan segitiga menggunakan garis diagonal untuk menciptakan dinamika dalam foto. Repetition dan pattern mengandalkan pola dan repetisi untuk menciptakan kesan harmonis. Perspektif mengoptimalkan efek jarak dekat dan jauh untuk menciptakan dimensi yang unik. Negative space memberikan ruang kosong di sekitar obyek utama untuk menonjolkannya. Refleksi memanfaatkan pantulan pada berbagai media untuk memberikan efek visual yang menarik. Motion blur menciptakan efek pergerakan dalam foto.

Dalam mempraktikkan teknik komposisi, penting bagi fotografer untuk tetap mengembangkan kreativitas mereka dan tidak terpaku pada aturan-aturan yang ada. Setiap fotografer dapat menggabungkan teknik-teknik komposisi ini dengan gaya dan visi pribadi mereka untuk menciptakan hasil foto yang unik dan bermakna.

Itulah 7 macam komposisi dalam fotografi. Untuk awal, silakan mempraktikkan teori ini saat memotret. Namun, jangan biarkan kreativitas kita terkungkung. Selamat berburu foto!

Artikel Terbaru

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *