Indeks Harga dan Inflasi: Pengertian, Tujuan dan Metode

Pada artikel ini akan membahas materi Indeks Harga dan Inflasi yang tergolong materi ekonomi makro dengan ruang lingkup yang luas. Simak pembahasan berikut ini.

Pengertian Indeks Harga

Inflasi
Sumber: Mediamodifier dari Pixabay

Indeks harga adalah susunan harga yang berlaku pada tahun tertentu yang sedang dihitung (biasanya tahun ini) dibandingkan dengan harga rata-rata yang dihitung dari tahun-tahun sebelumnya berdasarkan persentase harga tahun dasar.

Baca juga: Kerjasama Ekonomi Internasional: Pengertian, Manfaat, Tujuan dan Bentuk

Tujuan Penghitungan Indeks Harga

Tujuan utama dari penghitungan indeks harga adalah mengetahui fluktuasi (naik atau turunnya) harga barang dalam jangka waktu tertentu. Tujuan indeks harga lainnya sebagai berikut.

  • Menyajikan indikator pengukuran kegiatan perekonomian secara umum.
  • Menyediakan deskripsi tentang tren perdagangan.
  • Memberi rujukan atau patokan harga kepada para pedagang untuk menentukan harga barang dagang dan jumlah barang yang akan dijual.

Macam-Macam Indeks Harga

Ada beberapa jenis indeks harga yang lebih spesifik. Penjelasannya sebagai berikut.

  1. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen adalah daftar harga yang menyajikan perubahan atau perbandingan harga barang-barang dan jasa di pasar dalam jangka waktu tertentu yang mewakili kegiatan belanja konsumen secara keseluruhan. Jenis dan harga barang atau jasa berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan pola konsumsi para konsumen. IHK bisa digunakan untuk mengambil keputusan masyarakat dalam kegiatan ekonomi seperti menetapkan gaji karyawan di suatu perusahaan.

  1. Indeks Harga Produsen (IHP)

Indek Harga Produssen adalah daftar harga yang menyajikan perubahan atau perbandingan harga barang dan jasa yang dibeli oleh para produsen untuk melakukan produksi dalam jangka waktu tertentu. Barang-barang yang biasa dibeli oleh produsen adalah bahan mentah atau bahan setengah jadi. Apa perbedaan antara IHP dan IHK? IHP menghitung tingkat harga barang tertentu pada awal distribusi, sedangkan IHK menghitung tingkat harga pada tingkatan harga eceran.

  1. Indeks Harga Petani

Indeks harga petani adalah daftar harga kebutuhan pertanian yang harus dibayar dan/atau diterima oleh para petani. Kebijakan pemerintah Indonesia terkait sektor pertanian sangat penting karena sektor pertanian adalah sektor utama bagi negara agraris.

Indeks harga ini juga mampu memperkirakan penghasilan petani berupa penjualan hasil produksi pertanian pada masa yang akan datang. Bahkan, indeks harga petani juga menyajikan deskripsi tentang tingkat kemakmuran petani sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang tepat untuk sektor pertanian.

Metode Penghitungan Indeks Harga Inflasi

Ada dua metode penghitungan indeks harga. Penjelasannya sebagai berikut.

  1. Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang

Untuk mendapatkan indeks harga ini, harga barang atau jasa ini dihitung setiap tahun, lalu hasilnya dibagi dengan harga tahun dasar dan dikalikan 100. Rumusnya sebagai berikut.

Indeks Harga Agregatif Tidak Tertimbang

sumber: bahanbelajar.com

  1. Indeks Harga Agregatif Tertimbang

Indeks Harga Agregatif Tertimbang terdiri dari dua metode. Penjelasannya sebagai berikut.

  • Laspeyres

Cara menghitung indeks harga dengan metode ini menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus Indeks Laspeyres
sumber: slideplayer.info
  • Paasche

Cara menghitung indeks harga dengan metode ini menggunakan rumus sebagai berikut.

Indeks Paasche
sumber: ekonomisku.blogspot.com

Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga-harga sebagian besar barang dan jasa yang terjadi secara terus menerus dalam perekonomian di suatu negara. Jika hanya harga satu atau dua barang yang naik seperti harga telur maka kondisi ini bukan inflasi, kecuali kenaikan harga telur memberi dampak besar pada kenaikan harga barang-barang lainnya.

Ada kondisi yang berkebalikan dengan inflasi, yaitu deflasi. Deflasi adalah penurunan harga-harga sebagian besar barang dan jasa yang terjadi secara terus menerus dalam perekonomian di suatu negara seperti kondisi yang pernah dialami oleh Jepang sejak 2016 hingga sekarang.

Jenis Inflasi

Secara umum, ada tiga jenis inflasi yang mungkin terjadi dalam suatu perekonomian. Penjelasannya sebagai berikut.

  1. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Inflasi ini terdiri dari:

  • Inflasi rendah, yaitu inflasi dengan persentase kurang dari 10% per tahun.
  • Inflasi menengah, yaitu inflasi dengan persentase antara 10-30% per tahun.
  • Inflasi tinggi, yaitu inflasi dengan persentase antara 30-100% per tahun.
  • Inflasi super tinggi (hyperinflation), yaitu inflasi dengan persentase lebih dari 100% per tahun.
  1. Inflasi Berdasarkan Asal Muasalnya

Inflasi ini terdiri dari:

  • Inflasi dalam negeri, yaitu inflasi yang terjadi di dalam suatu negara saja karena permintaan masyarakat meningkat lebih cepat dan lebih tinggi daripada kemampuan pasar untuk memenuhi permintaan tersebut.
  • Inflasi luar negeri, yaitu inflasi yang terjadi di negara lain sehingga harga barang-barang impor meningkat. Inflasi ini bisa berimbas ke dalam negeri, terutama jika terjadi kenaikan bahan-bahan baku impor untuk produksi.

3. Inflasi Berdasarkan Faktor Penyebabnya

  • Demand Pull Inflation

Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi karena kenaikan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang tinggi sehingga pasar tidak mampu memenuhi permintaan tersebut. Misalnya, harga barang-barang kebutuhan pokok, makanan ringan, dan pakaian biasanya mengalami peningkatan mendekati hari raya seperti Idul Fitri dan Natal karena masyarakat membeli lebih banyak dari biasanya.

  • Cost Push Inflation

Cost push inflation adalah inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga barang-barang mentah yang diperlukan untuk produksi barang dan jasa sehingga harga barang dan jasa juga meningkat. Cost push inflation juga dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar (kurs mata uang), inflasi luar negeri, bencana alam, dan terganggunya sistem distribusi.

Dampak Inflasi

Inflasi yang bisa dikendalikan akan menyebabkan kestabilan harga di suatu negara. Harga yang stabil sangat diperlukan supaya perekonomian tumbuh secara berkesinambungan. Inflasi yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah akan menimbulkan beberapa dampak sebagai berikut.

  1. Pendapatan Riil Masyarakat Menurun

Salah satu dampak utama dari inflasi yang tinggi dan tidak terkendali adalah pendapatan riil masyarakat menurun. Misalnya, Ani menerima uang saku dari orangtua sebesar Rp 50.000,00 per hari. Sebelum inflasi, uang saku tersebut bisa dipakai untuk jajan 5 jenis makanan dengan harga masing-masing Rp 10,000 saja. Namun, adanya inflasi membuat uang jajannya hanya cukup membeli 3 jenis makanan.

  1. Para Pelaku Ekonomi Merasa Tidak Puas dalam Pengambilan Keputusan

Dengan adanya inflasi, para pelaku ekonomi tidak dapat memperkirakan kondisi ekonomi pada masa yang akan datang. Misalnya, Pak Doddy ingin membuka warung Mie Ayam. Dia yakin bisa menjual 100 porsi mie sehari dengan harga Rp 15.000 per porsi. Keuntungan yang didapatkan akan sangat cukup untuk menghidupi keluarganya. Namun inflasi terjadi, Pak Doddy yang sudah siap untuk berjualan tidak menyangka karena harga bahan-bahan makanan mendadak naik.

Pak Doddy memutuskan untuk menaikkan harga mie ayam sebesar Rp 20.000 per porsi. Dengan harga yang mahal, Pak Doddy yakin hanya bisa menjual sebanyak 30 porsi per hari. Oleh sebab itu, Pak Doddy membatalkan niatnya untuk berjualan mie ayam hingga harga bahan-bahan makanan kembali normal.

Cara Mengatasi Inflasi

Pemerintah harus berusaha untuk mengatasi inflasi supaya kesejahteraan masyarakat tidak menurun. Ada beberapa jenis kebijakan yang dijadikan cara mengatasi inflasi. Penjelasannya sebagai berikut.

  1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter ditetapkan oleh bank sentral untuk mengatasi inflasi. Cara utama yang dilakukan adalah mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan beberapa cara berikut.

  1. Kebijakan Pasar Terbuka

Kebijakan pasar terbuka adalah penjualan surat SBI (Surat Bank Indonesia) kepada masyarakat sehingga uang tunai yang dipegang oleh masyarakat bisa diserap oleh Bank Indonesia.

  1. Kebijakan Diskonto

Kebijakan diskonto adalah meningkatkan suku bunga yang berlaku di pasar. Tingginya suku bunga akan membuat masyarakat tertarik untuk menabung karena pendapatan bunga yang diperoleh lebih besar. Di sisi lain, suku bunga yang tinggi akan mengurangi jumlah pinjaman uang di bank sehingga nominal uang yang beredar dalam masyarakat bisa dikurangi.

  1. Kebijakan Giro Wajib Minimum

Kebijakan giro wajib minimum adalah keputusan yang diambil oleh bank sentral untuk meningkatkan cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank umum. Akibatnya, kemampuan bank umum untuk meminjamkan uang kepada para nasabah akan berkurang, sehingga jumlah uang beredar juga berkurang.

  1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah cara pemerintah untuk mengubah jumlah penerimaan dan pengeluaran negara supaya jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat berkurang. Metode-metode yang umum dilakukan sebagai kebijakan akan dijelaskan berikut ini.

  1. Pengeluaran Pemerintah Dikurangi

Pemerintah mengurangi belanja-belanja negara untuk mengurangi uang beredar dalam masyarakat. Misalnya, mengurangi rencana kunjungan ke luar daerah atau luar negeri, membatalkan seminar yang tidak terlalu penting, menunda pengadaan mobil atau rumah dinas, dan sebagainya

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi: Pengertian, Cara Mengukur, Teori dan Indikator

  1. Meningkatkan Tarif Pajak

Tarif pajak yang ditingkatkan akan menyebabkan jumlah uang beredar menurun karena jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat berkurang. Misalnya, pajak penghasilan yang tinggi akan membuat take home pay (gaji bersih) setiap orang berkurang.

Baca juga: Perdagangan Internasional: Pengertian, Manfaat, Faktor, Hambatan, Teori dan Kebijakan

Pemahaman Akhir

Indeks Harga merupakan suatu metode untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari indeks harga adalah untuk mengetahui fluktuasi harga barang dan memberikan indikator tentang kegiatan perekonomian secara umum. Jenis-jenis indeks harga meliputi Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Produsen (IHP), dan Indeks Harga Petani.

Sementara itu, Inflasi adalah kenaikan harga secara terus menerus pada sebagian besar barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara. Inflasi dapat digolongkan berdasarkan tingkat keparahannya, asal muasalnya, dan faktor penyebabnya seperti Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation.

Dampak dari inflasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan penurunan pendapatan riil masyarakat dan membuat para pelaku ekonomi kesulitan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pemerintah perlu menerapkan kebijakan moneternya seperti Kebijakan Pasar Terbuka, Kebijakan Diskonto, dan Kebijakan Giro Wajib Minimum untuk mengatasi inflasi. Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan kebijakan fiskal seperti mengurangi pengeluaran pemerintah atau meningkatkan tarif pajak untuk mengendalikan inflasi.

Dalam konteks ekonomi makro, pengertian dan pengukuran indeks harga serta pemahaman mengenai inflasi sangat penting untuk memahami kondisi perekonomian suatu negara. Dengan mengetahui fluktuasi harga dan mengatasi inflasi, pemerintah dapat menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Itulah pembahasan tentang Indeks Harga dan Inflasi yang mungkin bisa memudahkan kamu dalam belajar. Tidak ada materi yang sulit. Mungkin hanya kamu yang kurang atau tidak mau berusaha. Selamat belajar!


Sumber:

Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Artikel Terbaru

Avatar photo

Ayu Retno

Hello, Saya adalah seorang guru ekonomi SMA dan IPS di SMP. Kenapa dua job? Karena saya mengajar di Secondary School, yaitu SMP dan SMA berkelanjutan. Guru-gurunya bisa mengajar di dua jenjang sekaligus. Selamat membaca tulisan saya.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *