“One cannot not communicate”
Artinya, tidak ada yang tidak berkomunikasi. Semua orang pasti pernah melakukan komunikasi. Bahkan terkadang ia tidak sadar bahwa ia melakukan komunikasi. Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana dia bisa berkomunikasi tanpa menyadarinya.
Hal ini terjadi karena komponen-komponen terjadinya komunikasi telah terpenuhi. Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut tentang komponen komunikasi. Baca sampai habis, ya.
Daftar Isi
Pengertian Komunikasi dan Komponen Komunikasi
Sebelum jauh kita membahas mengenai komponen komunikasi, ketahui dulu pengertian komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communicatio yang memiliki kata dasar communis yang berarti sama. Maksudnya adalah komunikasi memiliki tujuan tercapainya kesamaan makna. Menurut Onong Uchjana, komunikasi terjadi ketika individu yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai apapun yang dikomunikasikan di dalamnya. Jika di antara mereka tidak terjadi kesamaan makna maka komunikasi yang terjadi tidak berjalan dengan baik sehingga tidak bersifat komunikatif.
Baca juga: Mengenal Hambatan Komunikasi
Definisi lain dari komunikasi disampaikan juga oleh Carl Hovland. Menurutnya, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang atau komunikator menyampaikan rangsangan yang biasanya berbentuk simbol-simbol verbal untuk mengubah perilaku orang lain atau komunikan (Mulyana, 2008, h.68).
Selain itu, komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan kepada orang lain. Harold Lasswell memiliki definisi lain tentang komunikasi. Definisi dari Lasswell ini sangat sering didengar dan menjadi acuan dalam mempelajari komponen komunikasi. Komponen komunikasi adalah unsur-unsur terjadinya komunikasi.
Lasswell mengatakan bahwa komunikasi adalah tentang who (says) what (in) what channel (to) whom (with) what effect?. Artinya, siapa membicarakan tentang apa, kepada siapa, dengan saluran apa, dan bagaimana dampaknya. Kalimat ini sangat sering didengar atau bahkan dihafal oleh para mahasiswa ilmu komunikasi (Mulyana, 2008, h.69).
Definisi atau model komunikasi dari Lasswell sempat menerima kritikan. Hal ini dikarenakan, definisi atau model komunikasi yang disampaikan Lasswell terkesan menyederhanakan masalah. Selain itu, definisinya dinilai menyiratkan kehadiran komunikator dan pesan yang selalu memiliki tujuan. Meski begitu, definisi dan model komunikasi milik Lasswell dianggap lebih berfokus pada aspek-aspek yang penting dalam komunikasi.
Dari pengertian komunikasi yang disampaikan oleh Lasswell, dapat kita telaah bahwa komponen komunikasi terdiri dari sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Namun, komponen komunikasi tidak hanya terdiri dari itu saja. Jika kita pelajari lebih dalam tentang komunikasi, kita akan mengetahui bahwa ada komponen lain selain itu yakni noise, signal, dan transmitter.
Komponen-komponen tersebut berasal dari model komunikasi yang disampaikan oleh Shanon dan Weaver. Menurut mereka dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang berbeda dengan yang disampaikan Lasswell, yaitu information source, message, transmitter, signal, noise, dan destination. Model ini bisa juga disebut dengan model matematis atau model teori informasi.
Model komunikasi yang disampaikan oleh Shannon dan Weaver berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi pada pesan saat dikirimkan hingga diterima oleh komunikan. Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada studi tentang komunikasi antarpribadi, publik, atau massa. Meski berbeda, model komunikasi ini juga memiliki kesamaan dengan milik Lasswell, yakni keduanya sama-sama terkesan memandang bahwa komunikasi terjadi dalam satu arah. Shannon dan Weaver juga tidak memasukkan komponen feedback dalam model komunikasinya.
Dari kedua definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa komponen komunikasi terdiri dari sumber, pesan, transmitter, sinyal, saluran, noise, penerima, dan efek.
Komponen Komunikasi
Sumber
Sumber dalam komunikasi bisa disebut juga dengan komunikator, pengirim atau sender, penyandi atau encoder, pembicara atau speaker, dan juga originator. Dalam hal ini sumber yang dimaksud dalam komunikasi ini adalah pihak yang memiliki inisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
Pihak yang menjadi sumber bisa jadi hanya satu orang, kelompok, atau organisasi. Sebuah perusahaan atau negara pun juga bisa menjadi sumber dalam suatu komunikasi. Seseorang atau lebih bisa berbicara dengan mengatasnamakan suatu perusahaan atau negara.
Sebelum komunikator atau seorang sumber ini melakukan komunikasi kepada komunikan, ia memproses sendiri dalam pikirannya. Proses mengubah perasaan dan pikiran menjadi pesan berbentuk verbal atau nonverbal yang dapat dipahami oleh penerima pesan disebut dengan encoding. Maka dari itu, sumber atau komunikator disebut juga dengan encoder.
Misalnya saja, kamu tidak sengaja mencium bau badan yang cukup menyengat dari temanmu. Kamu yang kebetulan berada di dekatnya merasa terganggu dengan hal itu merasa tidak nyaman dan ingin memberi tau temanmu tips menghilangkan bau badan sebagai bentuk kepedulian seorang teman dan juga karena merasa terganggu. Namun, kamu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memikirkan kata-kata apa yang tepat untuk dikatakan kepada temanmu agar ia tidak tersinggung dan menjadi tidak percaya diri. Proses berpikir dan merasa serta mengubahnya menjadi rangkaian kata-kata inilah yang disebut encoding.
Pesan
Komponen komunikasi yang kedua adalah pesan. Pesan adalah seperangkat simbol yang berbentuk verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari komunikator atau sumber.
Dalam suatu pesan, mengandung tiga unsur yaitu makna, simbol yang diigunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Menurut Deddy Mulyana (2008, h.70) yang terpenting dari sebuah simbol adalah simbol yang dapat mewakili objek, gagasan, dan perasaan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Ada dua bentuk pesan yaitu verbal dan nonverbal. Pesan atau simbol verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan kata-kata. Wujudnya bisa berupa tulisan atau lisan. Misalnya, pidato, wawancara, novel, koran, catatan, percakapan, dan lain-lain.
Sedangkan pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata (Mulyana, 2008, h.343). Wujud dari pesan nonverbal ini sangat beragam, seperti nada, intonasi, volume, tatapan, gestur, sentuhan dan lain-lain. Bahkan, warna atau model baju yang kita kenakan juga bentuk dari pesan nonverbal.
Seperti yang tertulis di awal artikel ini, one cannot not communicate. Tanpa sengaja kita bisa saja sedang mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita dalam bentuk pesan nonverbal. Misalnya, jika kamu menggunakan lengan panjang, celana panjang, serta jilbab akan banyak orang yang menganggap kamu sebagai seorang muslim tanpa perlu kamu mengatakannya kepada orang-orang tentang agamamu. Cara berpakaianmu sudah memberikan makna kepada komunikan. Meskipun, belum tentu makna yang ingin kamu sampaikan sama dengan makna yang diterima oleh komunikan.
Baca juga: Fungsi Komunikasi Menurut Para Ahli
Transmitter dan signal
Komponen komunikasi ketiga adalah transmitter. Pesan yang disampaikan oleh sumber, tidak dapat langsung diterima begitu saja oleh penerima. Pesan itu perlu diubah dalam bentuk sinyal yang sesuai agar dapat diterima. Hal itu terlepas dari komunikasi yang dilakukan dengan cara tatap muka atau menggunakan media.
Transmitter adalah pemancar yang dapat mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Seperti halnya komputer, ia membutuhkan transmitter ketika ada sinyal analog untuk mengubahnya menjadi sinyal digital agar ia dapat menerimanya. Bentuk dari transmitter ini bisa berupa media atau organ tubuh manusia. Hal ini juga berlaku ketika kita mengirimkan pesan menggunakan komputer, internet dan transmitter mengubahnya menjadi sinyal digital ke analog atau sebaliknya agar dapat diterima.
Ketika kita mengirim pesan secara langsung atau tatap muka, kita menangkap menggunakan suara untuk bisa mendengar dan organ-organ kita bekerja sama serta memproses suara itu di dalam otak untuk selanjutnya kita berpikir dan memaknai pesan tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi transmitter adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal berupa kata-kata yang terucapkan yang disalurkan melalui udara. Suara di sini juga bisa disebut dengan sinyal.
Saluran
Saluran atau media merupakan salah satu dari komponen komunikasi. Ada banyak pengertian tentang saluran atau media dalam komunikasi. Pertama, saluran komunikasi dapat diartikan sebagai alat atau wahana yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan.
Saluran juga merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada komunikan yakni verbal atau nonverbal. Seperti tepukan pada pundak seseorang yang mengartikan memberi semangat, atau teriakan kata-kata kasar yang mewakili perasaan marah dari komunikator.
Saluran atau media juga merujuk pada bagaimana cara menyajikan pesan, seperti tatap muka, media cetak, media elektronik, ponsel, atau telepon. Saluran yang digunakan dalam berkomunikasi dapat kita pilih sesuka hati disesuaikan dengan kondisi dan tujuan. Untuk menyebarkan pesan kepada banyak orang, secara massal, dan untuk semua kalangan mungkin media elektronik atau cetak bisa menjadi pilihan yang tepat daripada menggunakan saluran komunikasi tatap muka. Media cetak atau elektronik bisa menjangkau banyak orang dalam waktu singkat.
Jika memerlukan informasi yang bersifat personal atau privasi, mungkin berkomunikasi secara tatap muka dirasa tepat. Banyak orang merasa tidak nyaman jika informasi pribadi diketahui oleh banyak orang. Selain itu, dengan cara ini juga dapat menggali lebih dalam informasi pribadi dari orang lain.
Noise atau Gangguan
Komponen komunikasi penting yang tidak disebutkan oleh Lasswell adalah noise. Noise adalah rangsangan tambahan yang tidak diinginkan dan dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Menurut Shannon dan Weaver, noise atau gangguan akan selalu ada di saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sehingga, selalu ada kemungkinan bahwa pesan yang akan kita sampaikan mengalami gangguan.
Bentuk gangguan dalam komunikasi bisa berupa gangguan psikologis dan fisik. Gangguan psikologis ini merupakan gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan seseorang. Contohnya, ketika kita sedang merasa sedih atau bad mood, kita akan cenderung mudah tersinggung. Ketika teman kita menceritakan sebuah lelucon, bisa jadi kita mengartikan lelucon itu sebagai hinaan atau sindiran. Pesan yang menghibur dari teman kita menjadi gagal tersampaikan karena kita memiliki gangguan psikologi.
Contoh lain dari komponen ini bisa kita lihat juga dari gangguan fisik. Ketika sedang mengobrol, tiba-tiba ada segerombolan supporter bola yang lewat sambil berteriak dan bernyanyi, kemampuan mendengarmu menjadi berkurang karena suasana menjadi berisik. Akibatnya kamu jadi tidak bisa mendengarkan dengan jelas suara dari sumber pesan. Pada akhirnya bisa mengakibatkan salah dengar menjadi gagal paham.
Penerima
Komponen komunikasi selanjutnya adalah penerima atau receiver. Penerima ini bisa disebut juga dengan sasaran/tujuan atau destination, komunikan, komunikate (communicate), penyandi-balik atau decoder, khalayak atau audience, pendengar atau listener, dan juga penafsir atau interpreter. Penerima adalah pihak yang menerima pesan dari sumber.
Sebagai individu, penerima memiliki pengalaman, pengetahuan, nilai, budaya, pola pikir, perasaan dan kepercayaan yang dianutnya. Dalam menerima pesan dari sumber, penerima memproses pesan-pesan itu menggunakan hal-hal tersebut untuk mengartikannya. Selanjutnya, hasil dari proses itu menjadi makna baginya hingga menjadi gagasan. Proses semacam ini lah yang disebut dengan decoding. Itu sebabnya, penerima atau komunikan juga disebut dengan decoder.
Misalnya saja, kata gedang. Jika ada dua orang yang terdiri dari satu orang Jawa dan satu orang Sunda, keduanya akan merujuk pada arti yang berbeda. Hal ini dikarenakan kata gedang memiliki makna yang berbeda jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan Sunda. Dalam bahasa Jawa, gedang berarti pisang. Sedangkan dalam bahasa Sunda, gedang adalah pepaya. Kedua orang itu bisa jadi memiliki interpretasi yang berbeda, karena mereka mengartikan pesan sesuai dengan pengetahuan, budaya, dan bahasa yang biasanya mereka gunakan.
Efek
Komponen komunikasi kelima adalah efek. Efek adalah kondisi yang terjadi ketika penerima telah menerima pesan. Contohnya, pada awalnya seorang penerima tidak mengetahui suatu informasi, berkat berkomunikasi dengan seorang sumber, ia menjadi tau. Wawasan dari seorang penerima menjadi bertambah.
Tidak hanya menambah wawasan saja, komunikasi juga membuat penerima menjadi merasa terhibur, mengalami perubahan keyakinan, sikap, dan pilihan. Pada awalnya bisa jadi ia meyakini suatu kebenaran, namun di lain hari setelah ia berkomunikasi dengan berbagai sumber keyakinannya mulai goyah dan berubah.
Komunikasi memang memiliki fungsi untuk memengaruhi, hal ini lah yang biasa digunakan oleh para pekerja yang bergerak di bidang periklanan atau pemasaran. Pekerja ini membuat suatu pesan dan mengemasnya untuk menarik perhatian dan memengaruhi khalayak.
Baca juga: Perkembangan Teknologi Komunikasi
Komunikasi adalah Interaksi
Jika kita lihat definisi komunikasi di atas, melihatkan bahwa komunikasi hanya dilakukan secara searah. Utamanya dalam definisi yang disampaikan oleh Lasswell. Definisi komunikasi yang ia ciptakan cenderung mengisyaratkan bahwa komunikasi terjadi hanya satu arah. Definisi komunikasi Lasswell biasanya diterapkan pada studi-studi tentang komunikasi massa.
Jika kita pelajari lebih jauh tentang komponen-komponen komunikasi, maka kita akan menemukan berbagai macam model komunikasi yang disampaikan oleh berbagai ahli komunikasi. Selain itu model komunikasi yang disampaikan juga semakin kompleks.
Dari banyaknya komponen komunikasi yang ada, terdapat satu komponen lagi yang bisa ditambahkan yaitu feedback. Umpan balik atau feedback adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh penerima pesan kepada sumber pesan. Umpan balik ini, juga digunakan sumber pesan untuk menilai efektivitas komunikasinya. Dari umpan balik ini kita jadi tau, apakah penerima pesan sudah memiliki pemahaman yang sama seperti apa yang kita harapkan, atau justru sebaliknya.
Dengan kata lain, umpan balik ini merupakan pesan dari penerima pertama yang disampaikan kepada sumber pesan pertama. Ketika mengirimkan umpan balik mereka bertukar peran, si penerima pesan berubah menjadi sumber pesan, dan si sumber pesan berubah menjadi penerima pesan.
Dari sini lah muncul pengertian bahwa komunikasi adalah interaksi. Komunikasi tidak hanya terjadi satu arah saja. Jika kita lebih teliti, ada komponen umpan balik di dalamnya sebagai bentuk respon dari penerima pesan. Sehingga komunikasi tidak hanya terjadi satu arah saja, melainkan dua arah dan menciptakan interaksi.
Baca juga: Komunikasi Pemasaran Terpadu
Pemahaman Akhir
Pembahasan mengenai “One cannot not communicate” menyatakan bahwa tidak ada yang tidak berkomunikasi, dan semua orang pasti pernah melakukan komunikasi, bahkan tanpa menyadarinya. Hal ini terjadi karena komponen-komponen terjadinya komunikasi telah terpenuhi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima dengan menggunakan simbol-simbol verbal atau nonverbal. Komponen komunikasi meliputi sumber, pesan, transmitter, sinyal, saluran, noise, penerima, dan efek.
Pentingnya pemahaman tentang komponen-komponen komunikasi adalah untuk memahami bagaimana pesan disampaikan dan diterima oleh penerima dengan baik. Sumber komunikasi harus memastikan pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh penerima agar tujuan komunikasi dapat tercapai. Selain itu, pengenalan tentang noise atau gangguan dalam komunikasi juga penting, karena gangguan tersebut dapat menghambat kecermatan pesan yang disampaikan.
Komunikasi juga dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti komunikasi verbal dan nonverbal, serta melalui berbagai saluran atau media. Dalam komunikasi, sumber dan penerima saling berinteraksi, dan umpan balik atau feedback menjadi penting sebagai respon dari penerima kepada sumber pesan.
Dalam keseluruhan, komunikasi adalah suatu proses interaksi yang kompleks, di mana pesan disampaikan dan dipahami oleh penerima dengan tujuan untuk mempengaruhi, menginformasikan, atau menghibur. Penting bagi setiap individu untuk memahami komponen-komponen komunikasi ini agar dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari maupun profesional.
Sekian penjelasan tentang komponen-komponen dalam komunikasi. Semoga artikel ini bisa membantumu mempelajari ilmu komunikasi lebih mudah. Semangat belajar.
Referensi
Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, Z. & Kurniawan, A. (2017). Kajian Tentang Efektivitas Pesan dalam Komunikasi. Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian, 3. 90-95.
Uchjana, O. (1992). Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.