Metode pembelajaran adalah salah satu aspek penting dalam dunia psikologi pendidikan. Tiap-tiap siswa dan guru memiliki kecenderungan metode pembelajaran dan metode mengajar yang berbeda-beda, sesuai dengan minat dan kepribadiannya masing-masing. Ada yang merasa nyaman dengan metode visual, auditori, kinestetik, ada juga yang merasa nyaman dengan metode konkret dan reflektif. Yuk, simak artikel berikut ini untuk penjelasan lebih lanjut.
Daftar Isi
- 1 Pengertian Secara Umum dan Menurut Para Ahli
- 2 Fungsi Metode Pembelajaran
- 3 Macam-Macam Metode Pembelajaran
- 3.1 Metode Pembelajaran Ceramah
- 3.2 Metode Pembelajaran AIR
- 3.3 Metode Pembelajaran Artikulasi
- 3.4 Metode Pembelajaran Brainstorming
- 3.5 Metode Pembelajaran Buzz Group
- 3.6 Metode Pembelajaran Cooperative Script
- 3.7 Metode Pembelajaran Course Review Horay
- 3.8 Metode Pembelajaran Debat Aktif
- 3.9 Metode Pembelajaran Group Investigation
- 3.10 Metode Pembelajaran Inquiry
- 3.11 Metode Pembelajaran Jigsaw
- 3.12 Metode Pembelajaran Mind Mapping
- 3.13 Metode Pembelajaran Otentik
- 3.14 Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
- 3.15 Metode Pembelajaran Demonstrasi
- 3.16 Metode Pembelajaran Pair Check (PC)
- 3.17 Metode Pembelajaran Picture and Picture (PP)
- 3.18 Metode Pembelajaran Role Playing (RP)
- 3.19 Metode Pembelajaran Time Token (TT)
- 3.20 Metode Pembelajaran Snowball Throwing (ST)
- 4 Pemahaman Akhir
Pengertian Secara Umum dan Menurut Para Ahli
Di dunia psikologi pendidikan, banyak peneliti yang tertarik dengan macam-macam metode pembelajaran. Oleh karena itu, banyak penelitian yang mengeksplor tentang metode mengajar atau metode belajar, baik dari segi kognitif maupun dari segi intelektual. Secara umum, metode pembelajaran adalah kumpulan metode, cara dan strategi untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut Taniredja, Faridli, & Harmianto (2011) metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari situasi dan desain pembelajaran. Sebuah metode pembelajaran yang sama dapat menciptakan hasil pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi di sekitarnya.
Afandi, Chamalah, & Wardani (2013) berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya terdapat berbagai strategi, teknik, metode, media, bahan, hingga alat penilaian pembelajaran. Dengan kata lain, metode pembelajaran juga disebut sebagai cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara siswa dan guru. Tujuan akhirnya untuk mencapai goal yang telah ditetapkan sesuai materi dan mekanisme pembelajaran.
Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau metode yang dapat digunakan dalam melaksanakan strategi pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, juga untuk merealisasikan atau mewujudkan strategi metode mengajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi Metode Pembelajaran
Bukan tanpa tujuan, metode pembelajaran dibentuk dan diciptakan dengan fungsi dan tujuan tertentu. Pertama, metode pembelajaran berfungsi untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik (siswa) memperoleh kemudahan dalam belajar. Kedua, berfungsi untuk mewujudkan dan menyajikan bahan ajar berupa media yang relevan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik oleh peserta didik (siswa).
Fungsi selanjutnya, yaitu ketiga, sebagai pedoman teoritis yang logis dan rasional yang disusun oleh guru bagi para siswa. Selanjutnya, pedoman tersebut dapat dijadikan model sehingga proses belajar mengajar dapat berhasil mencapai tujuan. Terakhir atau keempat, metode pembelajaran berfungsi sebagai sarana komunikasi penting. Tentang bagaimana proses mengajar di kelas, atau bagaimana praktik dalam mengawasi siswa saat belajar.
Baca juga: 7 Teori Pembelajaran
Macam-Macam Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Ceramah
Ceramah adalah metode pembelajaran yang paling populer di bidang pendidikan (Taniredja dkk, 2011). Sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan, dari guru kepada murid. Biasanya, sebelum menggunakan metode lain dalam pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah terlebih dahulu sebagai pengantar pendahuluan. Dalam pelaksanaannya, guru dapat menggunakan alat bantu media gambar dan audio visual.
Ada beberapa kelebihan, yaitu cepat untuk menyampaikan informasi. Selanjutnya, dapat menyampaikan informasi dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat pada banyak siswa sekaligus. Guru dapat mengontrol seluruh arah kelas dan organisasi kelas cenderung sederhana. Sedangkan, kekurangannya adalah guru cukup sulit untuk mengetahui sejauh mana murid telah mengerti dan memahami materi.
Metode Pembelajaran AIR
AIR adalah singkatan dari Auditory, Intellectually, dan Repetition (Budiyanto, 2016). Contoh metode pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif ketika memperhatikan tiga hal tersebut. Auditory yang berarti indera pendengaran memiliki arti bahwa telinga digunakan dalam proses belajar. Baik dalam kegiatan mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, dan mengemukakan pendapat.
Intellectually yang berarti kemampuan berpikir meliputi latihan bernalar, menciptakan, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition yang berarti pengulangan, bertujuan agar siswa dapat memahami materi lebih mendalam dan lebih luas. Kelebihan dari metode pembelajaran AIR adalah dapat melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat (auditory) dan memecahkan masalah (intellectually). Serta melatih siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari (repetition).
Metode Pembelajaran Artikulasi
Proses pembelajaran pada metode artikulasi adalah siswa aktif melalui pesan berantai (Budiyanto, 2016). Intinya adalah, apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa wajib meneruskannya pada siswa yang lain (pasangan kelompoknya). Inilah keunikan dalam pembelajaran artikulasi. Siswa dituntut untuk dapat berperan sebagai penerima pesan (materi) sekaligus sebagai penyampai pesan pada siswa lainnya.
Kekuatan dari metode ini adalah semua siswa terlibat dan mendapat peran, sehingga dapat meningkatkan partisipasi anak. Lalu, juga dapat melatih kesiapan dan daya serap siswa terhadap pemahaman dari orang lain. Sementara itu, kelemahannya adalah metode ini hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran tertentu. Waktu yang diperlukan cukup banyak dan biasanya terdapat kelompok yang perlu dimonitor secara khusus.
Metode Pembelajaran Brainstorming
Tujuan dari metode mengajar brainstorming adalah agar siswa dapat belajar secara mandiri dan mampu menyelesaikannya di depan kelas (Budiyanto, 2016). Brainstorming adalah metode berupa diskusi dalam rangka membahas gagasan, ide, pendapat, pengetahuan, dan pengalaman dari semua siswa. Berbeda dengan diskusi, pada metode brainstorming pendapat dari orang lain tidak perlu ditanggapi (didukung, dilengkapi, atau dikurangi).
Keunggulan yang ditawarkan adalah mampu merangsang semua siswa untuk mengemukakan gagasan dan pendapat. Selain itu, waktu yang dibutuhkan dapat dikontrol dan metode ini dapat diterapkan pada kelompok besar maupun kelompok kecil. Di sisi lain, kelemahannya adalah siswa yang kurang perhatian dan kurang berani mengemukakan pendapat akan ‘terpaksa’ untuk menyampaikan gagasannya. Lalu, diperlukan evaluasi lanjutan untuk memilih prioritas pendapat yang telah disampaikan.
Baca juga: Contoh Kalimat Persuasif
Metode Pembelajaran Buzz Group
Menurut Budiyanto (2016), metode buzz group umum digunakan dalam pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Biasanya, kegiatan pembelajaran ini dilakukan dalam diskusi kelompok-kelompok kecil beranggotakan 3-4 siswa. Nantinya, kelompok-kelompok kecil tersebut melakukan kegiatan diskusi tentang bagian-bagian khusus yang sebelumnya dihadapi oleh kelompok yang lebih besar (kelas).
Buzz group memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya adalah menumbuhkan suasana diskusi yang akrab, hangat, dan penuh perhatian. Lalu, siswa yang memiliki kesulitan untuk berbicara di depan umum, dapat belajar untuk menyampaikan pendapat di kelompok kecil tersebut. Sementara itu, kelemahannya adalah adanya kemungkinan kelompok-kelompok tertentu terdiri dari siswa yang tidak mengetahui apa-apa, sehingga kelompok satu dengan kelompok lainnya kurang seimbang.
Metode Pembelajaran Cooperative Script
Cooperative script adalah metode pembelajaran ketika siswa belajar berpasangan, yaitu secara lisan saling menyampaikan hal-hal penting dari materi yang dipelajari. Guru meminta siswa untuk berpasangan, lalu membagikan materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya (Budiyanto, 2016). Pembicara menyampaikan ringkasan dengan lengkap, sementara pendengar menyimak dan mengoreksi jika ada yang kurang tepat.
Melatih pendengaran, ketelitian, kecermatan, dan kemampuan mengungkapkan kesalahan orang lain adalah kelebihan dari metode ini. Di satu sisi, kelemahannya adalah hanya dilakukan oleh dua orang siswa sehingga tidak melibatkan seluruh siswa di dalam kelas. Selain itu, metode ini hanya dapat digunakan pada mata pelajaran tertentu saja, seperti materi-materi yang bersifat hafalan.
Metode Pembelajaran Course Review Horay
Course review horay adalah metode mengajar yang bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang meriah dan menyenangkan (Budiyanto, 2016). Bagaimana caranya agar suasana kelas menjadi meriah? Yes, dengan membuat aturan bagi siswa untuk berteriak ‘hore’ atau ‘horay’ atau yel-yel lainnya ketika siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Dengan demikian, siswa merasa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran.
Tidak diragukan lagi, suasana kelas yang menyenangkan adalah kelebihan utama dari metode ini. Siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk belajar karena suasananya yang menyenangkan serta tidak membosankan. Suasana pembelajaran juga terasa tidak monoton. Namun, metode ini juga memiliki sejumlah kekurangan. Di antaranya adalah siswa yang aktif dan pasif nilainya akan disamakan.
Metode Pembelajaran Debat Aktif
Sudah menjadi rahasia umum bahwa debat memberikan kontribusi yang besar dalam kehidupan demokrasi, termasuk dalam dunia pendidikan (Budiyanto, 2016). Debat dapat meningkatkan daya pikir dan daya renung siswa sehingga dapat mengemukakan pendapat yang bisa jadi bertentangan dengan dirinya. Debat aktif adalah metode yang membantu anak untuk menyalurkan gagasan, ide, dan pendapatnya.
Sudah cukup jelas bahwa kelebihan dari debat aktif adalah siswa dapat menganalisa masalah dengan baik. Terlebih lagi, siswa menelaah fakta mana yang bisa mereka pertanggungjawabkan saat sesi debat berlangsung. Kelemahannya adalah, bisa jadi keinginan siswa untuk menang terlalu tinggi sehingga terkadang tidak memperhatikan pendapat orang lain. Pada beberapa kasus, perdebatan bisa menjadi sengit dan ramai sehingga terkadang dapat melibatkan emosi para pesertanya.
Metode Pembelajaran Group Investigation
Group investigation adalah metode pembelajaran kooperatif yang berfokus pada partisipasi siswa (dalam kelompok) untuk secara aktif mencari sendiri materi pelajaran. Biasanya, materi pelajaran dapat diperoleh dengan mudah di buku pelajaran maupun internet. Selain melatih komunikasi, metode ini juga melatih keterampilan siswa dalam sebuah proses dan dinamika kelompok belajar.
Selain meningkatkan prestasi siswa, kelebihan dari metode ini adalah menciptakan suasana kerjasama dan interaksi siswa di dalam kelompok. Secara tidak langsung, akan melatih anak agar memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan berani mengemukakan pendapatnya. Kekurangan dari metode ini adalah cukup kompleks dan sulit diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Selain itu, metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam prosesnya.
Metode Pembelajaran Inquiry
Tentunya kata inquiry sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ya, inquiry adalah metode yang berfokus pada kemampuan siswa untuk menyelidiki secara logis, kritis, sistematis, dan analitis. Tujuan utamanya adalah pada keterlibatan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban atas suatu permasalahan. Proses berpikir biasanya dipacu oleh proses tanya jawab guru dan siswa yang bersangkutan (Budiyanto, 2016).
Mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor adalah kelebihan utama dari metode ini. Selanjutnya, memberi kesempatan belajar yang tinggi bagi siswa dengan kemampuan di atas rata-rata (tidak terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar). Kekurangannya adalah, kadang membutuhkan waktu yang lama dan cukup sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa tersebut.
Metode Pembelajaran Jigsaw
Jigsaw adalah metode pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap dirinya sendiri dan siswa lainnya. Tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, siswa juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada siswa lain atau kelompoknya. Pada metode ini, keaktifan tiap-tiap siswa sangat dibutuhkan. Biasanya terdiri dari kelompok-kelompok kecil dengan 3-5 anggota.
Keunggulan dari metode ini, meringankan pekerjaan guru untuk mengajar serta melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan menyampaikan pendapat. Namun, kekurangannya adalah siswa yang aktif akan mengontrol dan mendominasi jalannya diskusi. Lalu, siswa dengan kemampuan membaca dan berpikir yang rendah akan merasa kesulitan. Bagi siswa cerdas, akan cenderung merasa bosan.
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Mind mapping adalah contoh metode pembelajaran yang sering sekali dipraktikkan di sekolah. Yaitu, siswa diminta untuk membuat mind map berupa peta pikiran. Menggunakan tulisan, simbol, dan gambar yang berwarna-warni agar menarik dan tidak membosankan. Individu menjadi lebih kreatif dalam menuangkan materi dalam bentuk yang ringkas dan menarik. Diketahui, mind mapping dapat meningkatkan daya ingat hingga 78% (Budiyanto, 2016).
Beberapa kelebihan yang ditawarkan dari mind mapping adalah proses pembuatan mind map (diagram) dapat memunculkan ide-ide baru. Juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam meringkas sebuah materi. Sementara itu, kelemahannya adalah hanya siswa aktif yang akan terlibat, dengan demikian tidak semua siswa akan belajar dengan optimal.
Metode Pembelajaran Otentik
Otentik adalah contoh metode pembelajaran yang menggunakan realita dan masalah-masalah nyata untuk dieksplor dan dibahas dalam proses belajar. Termasuk dalam kategori belajar konstruktivisme, metode mengajar otentik membuat siswa merasa ‘nyata’ dengan kehidupan mereka. Tidak hanya belajar secara otentik, siswa juga perlu mengajukan pertanyaan dan menggambarkannya pada pengalaman masa lalu (Budiyanto, 2016).
Nilai plus yang ditawarkan dari metode otentik adalah siswa tidak merasa jenuh karena proses belajar dapat dilakukan di mana saja. Peserta didik juga akan memiliki keterampilan lebih dalam menganalisis wacana dan realita sosial. Nilai minusnya adalah, tidak semua mata pelajaran cocok dengan metode ini, karena materi yang cocok hanyalah ilmu sosial.
Baca juga: Mengenal Konsep Belajar
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL merupakan contoh metode pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Dengan menggunakan berbagai masalah kontekstual, peserta didik akan menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan masalah. Kunci utamanya adalah mendorong siswa agar mampu membuat hubungan di antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sejumlah kelebihan dari CTL adalah siswa dapat menemukan konsep sendiri lalu menerapkan apa yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari. Terlibat aktif dalam memecahkan masalah, siswa dapat mengalami peningkatan dalam segi kognitif. Akan tetapi, waktu yang dibutuhkan banyak dan guru hanya dapat berperan sebagai fasilitator. Terkadang, materi tidak tuntas dibahas sampai selesai dan tidak semua materi dapat menerapkan CTL.
Metode Pembelajaran Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan sebuah kejadian, benda, aturan, atau urutan dalam melakukan sesuatu (Budiyanto, 2016). Baik secara langsung maupun menggunakan media yang relevan dengan materi yang akan dijelaskan. Dengan menggunakan media visual (dapat dilihat secara nyata), akan membantu siswa untuk lebih memahami materi.
Berbagai keuntungan yang diberikan adalah siswa lebih memahami materi dengan jelas bagaimana suatu proses berjalan atau bagaimana sebuah benda bekerja. Kesalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran ceramah, dapat diperbaiki melalui pengamatan visual yang nyata. Akan tetapi, tidak semua benda dan kejadian dapat didemonstrasikan. Beberapa anak didik juga memiliki kesulitan dalam melihat benda dengan jelas.
Metode Pembelajaran Pair Check (PC)
Pair check adalah contoh metode pembelajaran berpasangan (biasanya satu bangku yang terdiri dari dua siswa) yang sangat populer. Menerapkan pembelajaran berpasangan, metode ini akan menuntut kemandirian dan kemampuan menyelesaikan masalah. Juga dapat melatih siswa dalam kerjasama, rasa sosial, dan kemampuan dalam memberikan penilaian.
Tentunya, kelebihan dari metode PC adalah meningkatkan kemandirian dan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pikiran. Dapat menghemat waktu karena pembentukan kelompok lebih cepat dan mudah, yaitu siswa berpasangan dengan teman sebangkunya. Kelemahannya adalah, melatih kecepatan berpikir siswa relatif sulit karena membutuhkan pemahaman konsep materi yang baik.
Metode Pembelajaran Picture and Picture (PP)
Picture & Picture adalah metode mengajar yang menggunakan gambar lalu gambar tersebut akan dipasangkan atau diurutkan menjadi sebuah urutan yang logis. Mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran, metode PP menjadikan penggunaan gambar sebagai faktor utama. Oleh karena itu, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru perlu menyiapkan gambar yang akan ditampilkan (biasanya dalam bentuk kartu).
Kelebihannya adalah materi yang diajarkan lebih terarah serta meningkatkan daya nalar dan daya pikir siswa (Budiyanto, 2016). Proses pembelajaran juga akan lebih berkesan karena siswa dapat melihat secara langsung gambar yang telah disediakan guru. Namun, terkadang, sulit bagi guru untuk menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan kompetensi materi. Juga tidak tersedianya ‘dana khusus’ untuk menyediakan gambar-gambar yang dikehendaki.
Metode Pembelajaran Role Playing (RP)
Role playing adalah bermain peran (Budiyanto, 2016). Yaitu metode mengajar yang berpusat pada siswa, dengan menekankan sifat sosial dan melihat perilaku kerjasama siswa secara sosial maupun kognitif. RP menciptakan suasana belajar yang kreatif dan aktif, serta tidak membosankan karena ada proses bermain. Poin utamanya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan panca indra dalam mengamati situasi.
Sisi kelebihannya adalah berkesan dan sangat menarik bagi siswa. Dapat meningkatkan kepercayaan diri, kebersamaan, dan rasa optimis pada diri siswa. Siswa diberi kesempatan terjun langsung untuk memerankan sesuatu. Nah, kekurangannya, bermain peran membutuhkan waktu yang banyak. Jika siswa tidak bersungguh-sungguh dan suasana kelas tidak mendukung, maka RP akan berlangsung kurang optimal.
Metode Pembelajaran Time Token (TT)
Time token adalah metode mengajar kooperatif yang melibatkan aktivitas kerjasama serta saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Dalam pelaksanaan diskusi, time token diterapkan agar siswa aktif dalam bertanya. Dengan diterapkan batasan waktu misalnya 30 detik, diharapkan siswa mendapatkan kesempatan yang adil untuk berbicara. Sangat cocok diterapkan untuk menghindari siswa tertentu untuk mendominasi pembicaraan (Taniredja dkk, 2011).
Dalam realita, kelebihannya adalah mendorong siswa agar mampu berpartisipasi dan inisiatif. Meski siswa menjadi aktif, namun tetap menjaga agar siswa tertentu tidak mendominasi atau diam sama sekali. Menumbuhkan kebiasaan siswa untuk mau mendengarkan orang lain. Yes, kelemahannya adalah hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran tertentu. Serta kurang cocok jika digunakan pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak.
Metode Pembelajaran Snowball Throwing (ST)
Snowball throwing adalah salah satu metode mengajar yang melibatkan seluruh siswa untuk aktif (Budiyanto, 2016). Pembelajaran ini melatih siswa agar lebih tanggap menerima pesan dan menyampaikan pesan tersebut kepada orang lain. Pada umumnya, ST dilaksanakan seperti: menggunakan kertas berisi pertanyaan lalu kertas tersebut diremas (berbentuk bola) dan dilemparkan pada siswa lainnya. Siswa yang mendapatkan bola tersebut harus menjawab pertanyaannya.
ST memiliki dua kelebihan, yang pertama adalah melatih kesiapan dan daya tanggap siswa. Kedua, siswa akan saling memberikan pengetahuan satu sama lainnya. Sementara itu, kelemahannya adalah menghabiskan waktu yang cukup lama. Terlebih lagi, proses ini melibatkan pengetahuan yang tidak luas, cenderung berkutat pada pengetahuan dasar di sekitar siswa.
Baca juga: Mengenal Psikologi Pendidikan
Pemahaman Akhir
Metode pembelajaran memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Setiap siswa dan guru memiliki preferensi metode pembelajaran dan metode mengajar yang berbeda-beda, yang sesuai dengan minat dan kepribadian mereka masing-masing. Metode pembelajaran merupakan kumpulan strategi, cara, dan strategi yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Metode yang sama dapat menghasilkan hasil pembelajaran yang berbeda, tergantung pada situasi dan kondisi di sekitarnya.
Fungsi utama metode pembelajaran adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang memfasilitasi siswa dalam belajar, menyajikan bahan ajar yang relevan, memberikan pedoman teoritis yang logis dan rasional, dan sebagai sarana komunikasi penting antara guru dan siswa.
Ada berbagai macam metode pembelajaran yang dapat diterapkan, seperti ceramah, AIR (Auditory, Intellectually, dan Repetition), artikulasi, brainstorming, buzz group, cooperative script, course review horay, debat aktif, group investigation, inquiry, jigsaw, mind mapping, otentik, CTL (Contextual Teaching and Learning), demonstrasi, pair check, picture and picture, role playing, time token, dan snowball throwing. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pembelajaran.
Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, penting bagi para pendidik untuk mempertimbangkan kebutuhan siswa, tujuan pembelajaran, serta karakteristik materi yang akan diajarkan. Fleksibilitas dan variasi dalam penggunaan metode pembelajaran juga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan membantu siswa dengan berbagai gaya belajar dan preferensi metode.
Dalam keseluruhan, pemahaman tentang berbagai metode pembelajaran memungkinkan pendidik untuk merancang dan menyampaikan pembelajaran yang lebih efektif, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan memanfaatkan metode pembelajaran yang tepat, siswa dapat lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang optimal.
Yup, itulah penjelasan lengkap mengenai metode pembelajaran, metode mengajar, dan contoh metode pembelajaran dalam pendidikan. Mulai dari pengertian secara umum dan menurut para ahli, fungsi, dan macam-macamnya. Perlu untuk diketahui, metode pembelajaran yang ideal dan direkomendasikan adalah yang menggunakan pendekatan scientific. Yaitu diperkaya dengan basis problem solving pada siswa. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai selesai.
Sumber :
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Unissula Press.
Budiyanto, M. A. K. (2016). Sintaks 45 Metode Pembelajaran dalam Student Centered Learning (SCL). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.