Seperti sebuah rantai yang saling terhubung, drama beserta unsur-unsurnya tidak bisa dilepaskan begitu saja. Dapat dikatakan, tidak bisa disebut drama jika tidak memiliki unsur atau komponen tersebut. Unsur tersebut ialah unsur intrinsik. Kalau ada satu saja unsur yang bermasalah, maka itu akan langsung berpengaruh juga ke kualitas tampilan drama.
Kamu penasaran dengan unsur intrinsik tersebut? Yuk, simak penjelasannya agar kamu semakin paham tentang drama!
Daftar Isi
Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari sebuah karya, begitupun dengan drama. Karena sejatinya drama adalah karya yang dipentaskan melalui gerak dan dialog, maka suatu drama pun perlu memiliki garis besar yang akan diangkat. Seperti misalnya pada Zaman Yunani atau Zaman Romawi yang mengangkat tema tentang dewa-dewa dalam pementasan dramanya.
Sampai saat ini, dengan berkembang pesatnya drama dan kreativitas seniman yang semakin meningkat, banyak tema-tema yang bermunculan. Seperti misalnya tentang satir, patriotisme, kemanusiaan, kemiskinan, keluarga, ataupun tentang sosial
Tokoh dan Penokohan
Masih banyak orang yang belum paham, perbedaan tokoh dan penokohan. Kamu sudah mengetahui perbedaannya belum?
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pemeran drama. Sedangkan penokohan adalah watak atau ciri khas tokoh dalam sebuah drama. Tokoh berkaitan dengan nama, peran tokoh, dan juga sifat tokoh. Sedangkan penokohan berkaitan dengan usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
Untuk lebih jelasnya, tokoh-tokoh dalam drama diklasifikasikan menjadi berikut ini.
Berdasarkan Sifat
- Tokoh Protagonis, adalah tokoh utama yang mendukung jalannya cerita dalam sebuah drama
- Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang menjadi penentang cerita. Seringnya disebut juga sebagai tokoh yang berwatak jahat, karena terus berusaha untuk menghambat tokoh utama untuk menuju akhir cerita bahagia.
- Tokoh Tritagonis, yaitu tokoh yang sifatnya hanya sebagai pendukung saja. Bisa cenderung mendukung kelompok protagonis atau antagonis.
Berdasarkan Peranannya
- Tokoh Utama, ialah tokoh yang sentral karena tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh ini merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral terdiri dari tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
- Tokoh Pembantu, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral. Dapat dikatakan bahwa tokoh utama merupakan tokoh tritagonis. Kehadiran tokoh pembantu hanya sesuai dengan kebutuhan cerita saja. Bahkan, ada sebuah drama yang tidak menampilkan tokoh pembantu.
Selanjutnya ialah Penokohan atau perwatakan. Penokohan pada tokoh tersebut digambarkan melalui dialog, ekspresi atau tingkah laku sang tokoh. Watak tokoh digambarkan dalam tiga dimensi, yaitu sebagai berikut:
- Keadaan Fisik, yang dimaksud keadaan fisik tokoh ialah digambarkan melalui umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik tubuh, ciri khas yang menonjol, suku,bangsa, raut muka, tinggi/pendek, kurus/gemuk, dan yang lain sebagainya.
- Keadaan Psikis, yaitu meliputi sifat, watak, kegemaran, mental, standar moral, ambisi, psikologis yang dialami, dan juga emosi.
- Keadaan Sosiologi, yaitu meliputi jabatan si tokoh, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan juga ideologi.
Alur (Plot)
Menurut Dick Hartoko (1948), plot merupakan alur cerita yang berupa deretan peristiwa secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kausalitas sesuai dengan apa yang dialami pelaku cerita.
Brahim (1968) pun menyatakan, unsur pokok drama adalah plot dan karakterisasi. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Aristoteles, bahwa plot ialah jiwanya drama. Karena dengan adanya plot, jalan cerita yang ditampilkan pada penonton terlihat jelas sehingga menarik perhatian penonton.
Ada beberapa jenis plot drama yang banyak dipakai, yaitu:
Berdasarkan Pola Plot
Episodik
Seperti ketika kamu menonton drama korea atau sinetron di stasiun TV lokal yang ceritanya dibuat dalam beberapa episode. Drama juga bisa menggunakan plot seperti itu, jadi cerita terpisah-pisah, tapi akhirnya bertemu jadi satu di bagian ending.
Sirkuler/Melingkar
Kalau untuk jenis ini, ceritanya cenderung membahas satu poin atau satu peristiwa saja. Ciri khas lainnya ialah kejadian yang berlangsung dalam drama tersebut tidak memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas).
Linier/ Erat
Drama yang memakai plot jenis ini akan membuat cerita dengan alur yang urut dari awal sampai akhir. Berdasarkan Aristoteles, pola linear ialah terdiri dari: Pengenalan Cerita, Kompilkasi Cerita, Klimaks, Peleraian, dan Penyelesaian.
Berdasarkan Waktu
Alur Maju
Alur maju ialah alur atau jalan cerita yang disusun berdasarkan urutan waktu (naratif) dan urutan peristiwa (kronologis).
Alur Mundur
Alur mundur atau flashback ialah alur atau jalan cerita yang mengembalikan cerita ke masa atau waktu sebelumnya.
Alur Campuran
Alur Campuran adalah perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Biasanya, cerita bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal, dilanjutkan ke akhir cerita.
Baca juga: Yuk Ketahui Penokohan Drama
Dialog
Unsur yang terpenting dalam drama selanjutnya ialah dialog. Dialog tidak bisa dilepaskan dalam drama karena berkaitan dengan hal-hal yang diucapkan oleh para aktor di atas panggung. Dialog berfungsi untuk memperjelas alur, gerak aktor, dan juga penokohan. Berikut ini ialah hal-hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama, yaitu:
- Dialog harus mencerminkan percakapan sehari-hari. Karena, salah satu sifat drama merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan.
- Ragam bahasa dalam dialog drama menggunakan bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis.
- Pilihan kata yang digunakan dalam drama harus berhubungan dengan konflik dan plot.
- Dialog drama harus bersifat estetis, yang artinya memiliki bahasa yang indah.
- Dialog harus mewakili tokoh yang dibawakan, baik itu watak secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis.
Baca juga: 6 Jenis Suara Manusia yang Harus Diketahui
Latar (Setting)
Unsur latar atau setting dalam drama serupa dengan latar yang berada dalam karya sastra lainnya. Unsur latar meliputi tiga dimensi, yaitu:
- Latar Tempat, adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. yang perlu kamu ketahui, latar tempat berhubungan dengan latar ruang dan waktu juga lho.
- Latar Waktu, adalah waktu atau periode yang terjadi pada cerita dalam drama tersebut. Latar waktu bisa berupa siang, pagi, sore, ataupun malam.
- Latar Suasana, ialah suasana yang mendukung terjadinya cerita. Latar suasana didukung dengan tata lampu atau tata suara saat pementasan drama berlangsung. Jadi, penonton akan merasakan bahwa suasana dalam adegannya bisa sedih, bahagia, ataupun marah.
Konflik
Seperti yang kita ketahui, tak ada cerita yang berjalan tanpa sebuah konflik. Maka dari itu, konflik juga merupakan unsur intrinsik dalam drama. Unsur konflik adalah ketegangan atau pertentangan yang terjadi di dalam drama. Pertentangan ini dapat terjadi dalam diri satu tokoh, antar dua tokoh, antar tokoh dengan masyarakat lingkungannya, antara tokoh dengan alam, ataupun antara tokoh dengan Tuhan.
Secara umum konflik dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Konflik Eksternal, adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya.
- Konflik Internal, adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat dapat terlihat secara eksplisit maupun implisit dalam pementasan. Amanat juga berkaitan dengan penafsiran para penonton terhadap pementasan drama tersebut. Karena, amanat dan tema selalu saling berkaitan dalam drama.
Baca juga: Teknik Latihan Pernapasan Drama
Pemahaman Akhir
Unsur-unsur intrinsik dalam drama sangatlah penting dan saling terkait satu sama lain. Drama tidak dapat disebut sebagai drama jika tidak memiliki unsur-unsur tersebut. Berikut adalah kesimpulan untuk setiap unsur intrinsik dalam drama:
Tema: Tema adalah gagasan pokok atau ide yang mendasari sebuah drama. Drama perlu memiliki garis besar atau tema yang akan diangkat untuk menjalankan cerita. Tema dapat bervariasi, mulai dari tema sosial, politik, kemanusiaan, hingga tema keluarga. Tema menjadi landasan bagi perkembangan cerita dalam drama.
Tokoh dan Penokohan: Tokoh adalah individu atau karakter yang menjadi pemeran dalam drama, sedangkan penokohan adalah watak atau ciri khas yang dimiliki oleh tokoh tersebut. Tokoh utama dalam drama dapat dibedakan menjadi tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Penokohan tokoh dilakukan melalui dialog, ekspresi, dan tingkah laku tokoh. Keadaan fisik, psikis, dan sosiologi tokoh juga turut membentuk penokohan.
Alur (Plot): Alur atau plot merupakan deretan peristiwa dalam drama yang berkaitan satu sama lain secara kronologis. Plot merupakan jantung dari drama dan menggambarkan perkembangan cerita yang menarik perhatian penonton. Terdapat berbagai jenis plot drama, seperti episodik, sirkuler/melingkar, dan linier/erat. Alur juga dapat disusun berdasarkan waktu, seperti alur maju, alur mundur, atau alur campuran.
Dialog: Dialog merupakan unsur penting dalam drama karena melibatkan percakapan antaraktor di atas panggung. Dialog dalam drama harus mencerminkan percakapan sehari-hari dan menggunakan bahasa lisan yang komunikatif. Pilihan kata yang digunakan dalam dialog harus berhubungan dengan konflik dan plot cerita. Dialog juga harus mewakili watak tokoh secara psikologis, sosiologis, dan fisiologis.
Latar (Setting): Latar atau setting dalam drama meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama, sedangkan latar waktu mengacu pada periode waktu cerita berlangsung. Latar suasana menciptakan atmosfer yang mendukung cerita, didukung oleh tata lampu dan tata suara saat pementasan.
Konflik: Konflik merupakan unsur penting dalam drama karena menciptakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita. Konflik dapat terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya (konflik eksternal) atau dalam diri tokoh sendiri (konflik internal). Konflik menciptakan dinamika cerita dan menarik minat penonton.
Amanat: Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada penonton melalui drama. Amanat dapat terlihat secara eksplisit maupun implisit dalam pementasan. Amanat drama juga berkaitan dengan penafsiran yang dilakukan oleh penonton terhadap cerita dan tema yang disampaikan.
Dengan memahami dan mengaplikasikan unsur-unsur intrinsik ini dengan baik, kualitas tampilan drama dapat ditingkatkan. Setiap unsur memiliki peran penting dalam membentuk keseluruhan karya drama yang memikat dan menggugah perasaan penonton.
Begitulah 7 unsur intrinsik yang wajib ada pada pementasan drama. Sudah tak asing dan semakin paham dengan drama kan? Semoga bermanfaat!