Yuk Ketahui Penokohan Dalam Drama

Berbicara tentang penokohan, maka kamu tidak bisa terlepas dari tokoh itu sendiri. Sebelum itu, apa kamu sudah tahu perbedaanya? Para ahli drama memberikan batasan tentang hal tersebut. Tokoh adalah individu yang berperan dalam sebuah cerita atau drama. Hal itu ditegaskan juga oleh Sudjiman (1990) bahwa tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam berbagai cerita.

Sedangkan, penokohan adalah watak atau karakter yang ada terdapat pada tokoh tersebut. Menurut Santosa, dkk (2008), penokohan merupakan usaha untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain.

Tokoh dan penokohan sangatlah penting dalam drama, karena merupakan unsur intrinsik yang harus ada. Selain itu, hal tersebut juga membuat penampilan drama menjadi ‘hidup’. Sehingga, dapat membuat penonton hanyut dalam cerita. Kamu ingin mengetahui kan apa saja penokohan drama yang diklasifikasikan berdasarkan tokoh, yuk simak penjelasannya!

Protagonis

Protagonis
Sumber: Indonesiakaya.com

Pasti kamu sudah tidak asing dengan tokoh protagonis. Protagonis ialah tokoh utama yang menjadi sentral dalam sebuah cerita atau pementasan drama. Karena protagonis tokoh utama, maka ia akan selalu ada dalam setiap adegan.

Biasanya, tokoh ini berwatak baik. Padahal, bukan hanya itu saja, lho. Tokoh Protagonis merupakan tokoh yang harus menyelesaikan masalah atau memiliki tujuan dalam sebuah cerita tersebut. Entah itu dengan orang lain atau pergolakan batin dirinya sendiri.

Dari pada kamu bingung, beginilah contohnya. Tentu kamu sudah mengenali cerita tentang Siti Nurbaya kan? Kisah perjodohan tersebut bahkan pernah dipentaskan oleh beberapa komunitas teater. Tokoh protagonisnya tentu saja Siti Nurbaya. Karena, ia bukan hanya berwatak baik, tetapi juga memiliki tujuan atau masalah yang harus ia hadapi. Tujuannya ialah ia ingin menikah dengan pasangan pilihannya, Samsul Bahri. Sedangkan, masalah yang harus dihadapi ialah ia terpaksa dijodohkan dengan Datuk Maringgi.

Antagonis

antagonis
Sumber: Indonesiakaya.com

Jika ciri protagonis ialah berwatak baik, tokoh antagonis ialah kebalikannya. Yaitu tokoh yang berwatak jahat, dengki, dan hal lain buruk sebagainya. Padahal, tokoh antagonis ialah tokoh yang menentang dan menghalang-halangi tokoh protagonis untuk menyelesaikan tujuan atau masalahnya.

Ciri berikutnya dari tokoh antagonis ialah selalu memulai konflik dalam sebuah cerita sehingga mencapai klimaks. Tokoh ini biasanya selalu ada dalam setiap adegan. Tentunya, jika tidak ada tokoh ini maka drama tidak akan menarik dong?

Contoh tokoh antagonis yang terkenal ialah Datuk Maringgi dalam cerita Siti Nurbaya. Karena, ia jatuh cinta kepada Siti Nurbaya dan ingin menikah dengannya. Sehingga memisahkan Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri. Tokoh antagonis lainnya ialah Bawang Merah dalam drama Bawang Putih dan Bawang Merah. Bawang merah berusaha keras untuk memisahkan Bawang Putih dengan Pangeran.

Tritagonis

tritagonis
Sumber: detak-unsiyah.com

Tritagonis ialah tokoh yang berperan sebagai  pendamai di antara konflik tokoh protagonis dan antagonis. Bisa dikatakan, bahwa tritagonis ialah tokoh yang penengah atau netral. Tokoh tersebut tidak berada di pihak protagonis maupun antagonis. Selain itu, tokoh tritagonis tidak selalu berada di setiap adegan dan biasanya hanya sebagai tokoh tambahan.

Baca juga: Yuk Ketahui Unsur Intrinsik Drama

Contoh tokoh tritagonis ialah tokoh Maimun dalam drama Ayahku Pulang karya Usmar Ismail. Maimun ialah anak terakhir dari sebuah keluarga yang sudah kehilangan Ayahnya. Cerita bermula dari adu mulut antara Ibu yang merindukan suaminya dengan Gunarto Si Anak Sulung yang berusaha untuk menyadarkan Sang Ibu agar tidak terus memikirkan Ayah. Suatu hari ayahnya kembali ke rumah tersebut. Dan Maimun berusaha untuk meleraikan konflik dan menjadi penengah. Hal tersebut terlihat dari dialog,

“Tapi Bang Narto, Ibu saja sudah memaafkannya. Kenapa kita tidak?”

Deutragonis

deutragonis
Sumber: markonan.wordpress.com

Deutragonis ialah tokoh tambahan yang berada di pihak tokoh protagonis. Karena tokoh tambahan, tokoh deutragonis juga tidak selalu berada di setiap adegan. Ia biasanya hanya muncul di beberapa adegan. Ciri lainnya ialah selalu menjadi pendukung tokoh protagonis dan juga berusaha untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami tokoh protagonis.

Contoh deutragonis adalah Ibu Peri dalam cerita Cinderella. Tentu kamu sudah hafal kan kisah fenomenal tersebut, bukan hanya di fiksi tapi ada pula ditampilkan dalam drama. Tokoh Ibu Peri diceritakan sangat membantu dan menjadi penolong Cinderella di kala kesulitan.

Confident

Confident
Sumber: markonan.wordpress.com

Hampir mirip dengan deutragonis, tokoh confident juga sama-sama berpihak kepada tokoh protagonis dan merupakan tokoh tambahan. Penokohan atau perwatakan tokoh ini ialah baik, biasanya menjadi teman curhat protagonis. Namun, yang berbeda dari deutragonis ialah tokoh confident tidak selalu bisa menyelesaikan masalah yang dialami tokoh protagonis.

Contoh tokoh confident ialah Ayah Cinderella. Ayah Cinderella dalam cerita Cinderella dan Sepatu Kaca ialah tokoh yang  menjadi tempat curhat Cinderella. Ia juga merupakan tokoh tambahan yang sebenarnya berpihak kepada Cinderella.

Foil

foil
Sumber: mawardiyunus.com

Bukan hanya tokoh protagonis yang memiliki tempat curhat dan mengadu, tokoh antagonis juga mempunyai itu. Tokoh itu disebut foil. Penokohan foil  biasanya memberikan nasehat yang cenderung provokatif, sehingga membuat si antagonis semakin bersemangat menghambat protagonis. Biasanya ini karena foil juga punya kepentingan atau konflik dengan protagonis, sehingga memanfaatkan tokoh antagonis.

Contohnya ialah dalam drama atau cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Tokoh foil yang sangat jelas dalam cerita tersebut ialah Ibu Bawang Merah. Bawang Merah selalu mengadu betapa iri ia dengan Bawang Putih. Sehingga, si Ibu pun membantu Bawang Merah untuk bisa mendapatkan kekayaan dari Ayah Bawang Putih.

Utility

utility
Sumber: antarafoto.com

Utility merupakan peran pembantu atau tokoh pelengkap dalam cerita. Ciri dari tokoh utility ialah memiliki penokohan yang bersifat netral, ditempatkan sebagai penghibur, dan tidak memiliki keterkaitan antara konflik protagonis dengan antagonis Dapat dikatakan, tokoh ini tidak terlalu penting tapi tetap bisa menjadi daya tarik penonton. 

Contoh tokoh utility ialah segerombolan para perampok di drama Umang-umang karya Arifin C Noer. Para perampok tersebut hanya beradegan sesekali dan berdialog sepatah kata atau dua patah kata. Namun, dengan adanya tokoh perampok tersebut, pementasan dapat berjalan dan menjadi lebih hidup.

Raisonneur

Raisonneur
Sumber: liputan6.com

Di antara penokohan lain, mungkin  ini yang paling tak berhubungan langsung dengan cerita. Karena memang tokoh ini sama sekali tak masuk ke proses cerita. Tugasnya sebagai narator, sehingga ia hanya menyampaikan pengantar di setiap awal plot, supaya lebih jelas untuk dipahami oleh penonton dan sekaligus membuat mereka tertarik untuk terus menonton.

Walaupun hanya sebagai narator, bukan berarti tidak memiliki penokohan dan karakter. Sutradara bisa mengubah narator tersebut dengan gaya cerita seperti seorang dalang, sinden, ataupun hal lainnya. Dengan begitu, seorang raisonneur tetap berpengaruh dalam  pementasan drama.

Tapi, adapula pementasan drama yang tidak menggunakan narator, lho. Drama yang tidak menampilkan narator, biasanya hanya diawali adegan oleh para aktornya untuk memperlihatkan adegan awal. Ada juga melalui nyanyian pembuka sebagai penggambaran awal pementasan drama tersebut.

Baca juga: Latihan Pernapasan Drama

Pemahaman Akhir

Tokoh adalah individu yang berperan dalam cerita atau drama, sementara penokohan adalah watak atau karakter yang ada pada tokoh tersebut. Tokoh dan penokohan merupakan unsur intrinsik yang penting dalam drama, karena mereka memberikan kehidupan pada penampilan drama dan memungkinkan penonton terbawa dalam cerita.

Dalam drama, terdapat beberapa jenis penokohan yang diklasifikasikan berdasarkan tokohnya. Pertama, ada tokoh protagonis yang merupakan tokoh utama dalam cerita. Protagonis biasanya memiliki watak baik dan memiliki tujuan atau masalah yang harus diselesaikan dalam cerita. Contohnya adalah tokoh Siti Nurbaya dalam cerita Siti Nurbaya.

Selanjutnya, ada tokoh antagonis yang merupakan kebalikan dari tokoh protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak jahat dan bertentangan dengan tokoh protagonis. Mereka sering kali menjadi penyebab konflik dalam cerita. Contohnya adalah tokoh Datuk Maringgi dalam cerita Siti Nurbaya.

Tritagonis adalah tokoh yang berperan sebagai pendamai antara tokoh protagonis dan antagonis. Mereka berperan sebagai penengah atau netral dalam konflik dan tidak selalu hadir di setiap adegan. Contohnya adalah tokoh Maimun dalam drama Ayahku Pulang.

Deutragonis adalah tokoh tambahan yang berpihak kepada tokoh protagonis. Mereka biasanya tidak hadir di setiap adegan dan bertindak sebagai pendukung tokoh utama. Contohnya adalah tokoh Ibu Peri dalam cerita Cinderella.

Confident juga merupakan tokoh tambahan yang berpihak kepada tokoh protagonis. Mereka berperan sebagai teman curhat protagonis, tetapi tidak selalu mampu menyelesaikan masalah yang dialami tokoh utama. Contohnya adalah Ayah Cinderella dalam cerita Cinderella dan Sepatu Kaca.

Foil adalah tokoh yang menjadi tempat curhat dan adu bagi tokoh antagonis. Mereka memberikan nasehat provokatif kepada tokoh antagonis dan memanfaatkan kepentingan atau konflik dengan tokoh protagonis. Contohnya adalah Ibu Bawang Merah dalam cerita Bawang Merah dan Bawang Putih.

Utility adalah tokoh pelengkap dalam cerita. Mereka memiliki penokohan yang netral, berperan sebagai penghibur, dan tidak terlibat langsung dalam konflik antara protagonis dan antagonis. Contohnya adalah para perampok dalam drama Umang-umang.

Terakhir, ada tokoh raisonneur yang berperan sebagai narator dalam cerita. Tugas mereka adalah memberikan pengantar di awal plot untuk memperjelas cerita bagi penonton dan menarik minat mereka untuk terus menonton. Mereka bisa berbagai bentuk, seperti seorang dalang atau sinden. Namun, ada juga pementasan drama yang tidak menggunakan narator dan menggambarkan adegan awal langsung melalui aksi para aktor atau nyanyian pembuka.

Dalam keseluruhan, penokohan dalam drama memiliki peran penting dalam mengembangkan cerita dan mempengaruhi perjalanan konflik antara tokoh. Setiap jenis penokohan memberikan warna dan dinamika yang berbeda dalam pementasan drama, sehingga menciptakan pengalaman yang menarik bagi penonton.


Sumber:

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nuryanto, Tato. 2017. Apresiasi Drama. Depok: Rajawali Press

Artikel Terbaru

Avatar photo

Zia

Bekerja sebagai buruh tulis dalam bidang pendidikan, penulisan kreatif, dan teknologi

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *