Sebelum melakukan uji hipotesis, kita perlu melakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi bertujuan untuk memastikan bahwa data penelitian telah memenuhi syarat untuk diolah menggunakan teknik statistika. Apabila syarat-syarat uji asumsi telah terpenuhi, maka uji hipotesis dapat dilakukan. Dalam pelaksanaannya, uji hipotesis dapat bervariasi, disesuaikan dengan tujuan masing-masing penelitian.
Uji hipotesis merupakan pengujian penentu apakah hipotesis ditolak/diterima atau apakah variabel Independent dengan variabel dependent memiliki pengaruh atau tidak.
Uji kali ini akan menggunakan analisis regresi linier berganda artinya akan ada lebih dari 1 untuk variabel X (independent) dan 1 variabel Y (dependent).Sebelum mulai praktek, Yuk! Baca dan pahami teorinya terlebih dulu. Supaya kamu paham dan mengerti arti dan tujuan dilakukan uji hipotesis.
Daftar Isi
Pengertian Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan pengujian yang menguji seberapa berpengaruh variabel X dan variabel Y yang hendak di uji. Uji Hipotesis merupakan pengujian khusus yang dilakukan untuk analisis regresi. Analisis regresi merupakan analisis atau pengujian yang mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan antar variabel Y dan X.
Uji hipotesis dalam analisis regresi yang fungsinya untuk mengukur ketepatan aktual dapat diukur menggunakan ‘Goodness of fit’. Terdapat tiga jenis pengukuran yang harus dilalui, yaitu:
- Koefisien Determinasi (R2), merupakan pengujian yang menguji seberepa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen (Y).
- Uji Statistik F, merupakan pengujian yang menguji seberapa berpengaruh variabel X secara simultan (bersama-sama/keseluruhan) terhadap variabel Y.
- Uji Statistik t, merupakan pengujian yang menguji secara individual antara variabel X dengan variabel Y.
Pada penelitian yang bersifat kuantitatif, diperlukan sebuah prediksi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis penelitian. Apa itu hipotesis penelitian? Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian (Azwar, 2005). Rumusan hipotesis tersebut selanjutnya akan diuji dengan metode statistika, dengan demikian istilah uji hipotesis tercipta.
Hipotesis Mayor dan Minor
Secara umum, sebuah penelitian memiliki satu buah hipotesis utama. Namun, untuk memperdalam analisis penelitian, terkadang peneliti menetapkan lebih dari satu hipotesis yang akan diajukan. Oleh karena itu, terciptalah istilah hipotesis mayor dan hipotesis minor. Agar lebih memahami perbedaan di antara kedua jenis hipotesis tersebut, cermatilah ilustrasi berikut ini:
Terdapat sebuah penelitian kuantitatif dengan judul: Peran Dukungan Sosial, Dukungan Emosional, dan Dukungan Finansial terhadap Kesejahteraan Lansia. Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat ditarik beberapa kemungkinan hipotesis penelitian. Kamu dapat menyimaknya dalam tabel di bawah ini:
Hipotesis | Penjelasan |
Hipotesis Mayor | Dukungan sosial, dukungan emosional, dan dukungan finansial secara bersama-sama berperan terhadap kesejahteraan lansia |
Hipotesis Minor 1 | Dukungan sosial berperan terhadap kesejahteraan lansia |
Hipotesis Minor 2 | Dukungan emosional berperan terhadap kesejahteraan lansia |
Hipotesis Minor 3 | Dukungan finansial berperan terhadap kesejahteraan lansia |
Hipotesis Nihil (Nol)
Menurut Azwar (2005), hipotesis nihil (null hypothesis) adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok. Dengan kata lain, hipotesis nihil meniadakan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X). Hal yang diuji dalam Hipotesis Nihil yaitu ketidakbenaran variabel independen (X) yang akan mempengaruhi variabel dependen (Y). Contoh hipotesis nihil adalah: tidak ada hubungan antara dukungan finansial dengan kesejahteraan lansia.
Kriteria Pengujian Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi
Untuk Koefisien determinasi, tidak memiliki kriteria pengujian khusus. Dikarenakan uji koefisien determinasi merupakan uji seberapa besar variabel X dapat menjelaskan variabel Y. Biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase (%).
Apabila nilai ‘Adjusted R2’ mendekati nilai satu, artinya variabel X bisa dikatakan dapat mewakili atau menjelaskan hampir semua informasi variabel Y. Apabila nilainya kecil atau semakin jauh dari angka 1, artinya kesempatan variabel X dalam menjelaskan variabel Y sangat terbatas.
Uji F
- Kriteria pengujiannya, yaitu:
H0 diterima apabila, Fhitung < Ftabel, artinya variabel X secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh terhadap variabel Y.
H0 ditolak apabila, Fhitung > Ftabel, artinya variabel X secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel Y.
- Cara menentukan Ftabel, sebagai berikut:
dfN1 = n variabel bebas
dfN2 = n sampel – n variabel bebas – 1
Setelah menentukan nilai df, selanjutnya kamu lihat dan sesuaikan dengan nilai df yang sudah ditentukan di tabel F. Dengan tingkat signifikansinya < 0,05.
Uji t
- Kriteria pengujiannya, yaitu :
H0 diterima apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel. (Variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y)
H0 ditolak apabila thitung < -ttabel atau thitung > ttabel. (Variabel X berpengaruh terhadap variabel Y)
- Cara menentukan ttabel, sebagai berikut:
Menggunakan ketentuan ttabel = (Sig/2, N-K).
Keterangan:
Sig/2 = nilai probabilita
N = Jumlah sampel
K = Jumlah variabel X & Y
Setelah menentukan nilai ttabel, selanjutnya kamu lihat dan sesuaikan dengan nilai ttabel yang sudah ditentukan di tabel t (bisa kamu download disini). Dengan tingkat signifikansinya < 0,05
Catatan: tingkat signifikansi fungsinya untuk mengetahui apakah antar variabel berpengaruh/tidak berpengaruh secara signifikan atau tidak. Pengaruh antar variabel dikatakan signifikan apabila nilai signifikan variabel X (setelah di uji) < 0,05.
Nah, kamu sekarang sudah tahu bagaimana teori dan kriteria pengujian dari masing-masing uji yang termasuk dalam uji hipotesis. Selanjutnya, kita akan mencari nilai dari masing-masing uji diatas menggunakan aplikasi SPSS.
Pengujian Hipotesis Menggunakan SPSS
Sebelumnya, silahkan kamu persiapkan aplikasi SPSS dan juga data yang ingin kamu uji. Untuk latihan kali ini, saya akan menjelaskan bagaimana pengujian hipotesis menggunakan SPSS versi 22. Silahkan kamu boleh menggunakan SPSS versi lain, namun saya sarankan gunakan versi 21, 22 dan 23 karena ketiga versi tersebut cara mengelolanya hampir sama.
Untuk masalah data, apabila kamu belum memiliki data yang siap di uji hipotesis. Kamu bisa menggunakan contoh data dibawah untuk latihan. Kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan melakukan pengujian hipotesis untuk mencari apakah variabel Stress Kerja (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) memiliki pengaruh terhadap variabel Prestasi Guru (Y). Yuk! Kita mulai saja.
- Sebagai awalan, atur ‘Variable View’ terlebih dulu dan sesuaikan dengan karakter data yang ingin di uji. Misalnya seperti ini.
Lalu, input data ke ‘Data View’.
2. Lalu, klik menu Analyze > Regression > Linier. Maka akan muncul kotak dialog.
3. Selanjutnya, pindahkan variabel Y ke kotak ‘dependent’ dan semua variabel X ke kotak ‘independent’.
4. Masih di kotak dialog yang sama. klik ‘Statsitics’, beri centang pada pada ‘Estimates’ di kolom ‘Regression Coefficients’ dan centang juga ‘Model fit’ disampingnya. Lalu klik ‘Continue’.
5. Kembali ke kotak dialog awal. Selanjutnya, klik ‘Save’ lalu beri centang ‘Include teh covariance matrix’ dibagian paling bawah. Lalu ‘continue’.
6. Kembali lagi ke kotak dialog awal. Terakhir, klik ‘Options’. Lakukan pengisian seperti digambar bawah ini. lalu ‘continue’. Selesai, kembali ke kotak dialog awal lalu klik OK.
7. Maka akan muncul hasilnya. Kita langsung mendapatkan hasil untuk tiga uji sekaligus. Untuk Koefisien Determinasi, silahkan perhatikan kotak ‘Model Summary’ pada kolom ‘Adjusted R Square’.
Untuk uji F, perhatikan kotak ‘ANOVA’ pada kolom ‘F’ dan ‘Sig’.
Terakhir, untuk uji t. Silahkan perhatikan kotak ‘Coefficients’ pada kolom ‘t’ dan ‘Sig’.
Interpretasi Uji Hipotesis
Setelah kita melakukan pengujian menggunakan SPSS atau lebih tepatnya mencari nilai dari masing-masing uji hipotesis menggunakan SPSS. Selanjutnya, mari diinterpretasikan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel X dan Y.
Koefisien Determinasi
Dalam uji koefisien determinasi hasilnya diinterpretasikan dalam bentuk persentase. Dari hasil pengujian SPSS diatas, diketahui nilai ‘Adjusted R Square’ sebesar 0,300. Apabila dipersentasekan menjadi 30%.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel X dalam menjelaskan variabel Y hanya sebesar 30%. Sisanya sebesar 70% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil ini menunjukkan hasil yang kurang baik, karena hasil persentase yang baik adalah apabila besar persentase penjelas mendekati angka 100%.
Uji F
- Mencari Ftabel.
Caranya yaitu mencari nilai dfN1 dan dfN2 terlebih dulu.
dfN1 = n variabel bebas = 2
dfN2 = n sampel – n variabel bebas – 1
= 15 – 2 – 1 = 12
Maka, diketahui nilai Ftabel sebesar 3,89.
- Interpretasi Pengujian
Diketahui nilai Fhitung sebesar 4,005 dan Ftabel sebesar 3,89.
4,005 > 3,890 maka H0 ditolak H1 diterima dan signifikansi 0,04 < 0,05. Artinya variabel X secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
Uji t
- Mencari ttabel :
Menggunakan rumus ttabel = (Sig/2, N-K).
ttabel = (Sig/2, N-K)
ttabel = (0,05/2, 15-3) = 2,178.
- Interpretasi pengujian
Pengujian pada variabel Stress Kerja (X1) diperoleh nilai :
Signifikansi = 0,18 < 0,05
thitung = 2,730
ttabel = 2,178
Jadi, 2,730 > 2,178 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Kesimpulannya yaitu variabel Stress Kerja (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Prestasi Guru (Y).
Pengujian pada variabel Kepuasan Kerja (X2) diperoleh nilai :
Signifikansi = 0,58 > 0,05
thitung = 2,094
ttabel = 2,178
Jadi, 2,094 > 2,178 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y. Kesimpulannya yaitu variabel Kepuasan Kerja (X2) tidak berpengaruh terhadap variabel Prestasi Guru (Y).
Uji hipotesis merupakan pengujian terakhir dari suatu penelitian yang model uji menggunakan model regresi. Pada uji terakhir ini, kamu akan tahu hasil akhir pengujian variabel X dan Y apakah berpengaruh atau tidak.
Dalam artikel kali ini, kamu sudah mengetahui Apa arti hipotesis? Bagaimana pengujiannya? Bagaimana cara pengujian menggunakan SPSS? dan Bagaimana interpretasinya?
Baca juga: Cara Melakukan Uji Heterokedastisitas
Pemahaman Akhir
Dalam penelitian yang menggunakan uji hipotesis, langkah awal yang perlu dilakukan adalah uji asumsi. Uji asumsi bertujuan untuk memastikan bahwa data penelitian memenuhi syarat untuk diolah menggunakan teknik statistika. Setelah memastikan syarat-syarat uji asumsi terpenuhi, barulah dilakukan uji hipotesis.
Uji hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independent (X) dan variabel dependent (Y). Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, di mana terdapat lebih dari satu variabel X dan satu variabel Y. Terdapat beberapa kriteria pengujian yang dapat digunakan dalam uji hipotesis, seperti koefisien determinasi (R2), uji statistik F, dan uji statistik t.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel X dapat menjelaskan variabel Y. Nilai koefisien determinasi yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel X mampu menjelaskan sebagian besar variasi variabel Y. Namun, jika nilai koefisien determinasi rendah, menunjukkan bahwa variabel X memiliki keterbatasan dalam menjelaskan variasi variabel Y.
Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan (bersama-sama) dari variabel X terhadap variabel Y. Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka variabel X secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y.
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh secara individu dari masing-masing variabel X terhadap variabel Y. Jika nilai thitung berada di luar rentang -ttabel hingga +ttabel, maka variabel X memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Y.
Dalam melakukan uji hipotesis, perlu diketahui pula nilai signifikansi (α) yang digunakan. Umumnya, tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, aplikasi statistik seperti SPSS dapat digunakan untuk memperoleh hasil pengujian yang akurat dan efisien. Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat, interpretasi hasil uji hipotesis dapat dilakukan untuk memperoleh kesimpulan mengenai hubungan antara variabel X dan Y dalam penelitian.
Pengujian hipotesis merupakan langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan informasi mengenai hubungan antar variabel dan keberlakuan hipotesis yang diajukan. Dengan demikian, uji hipotesis membantu dalam memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti.
Statistik bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari. Baca dan pahami secara berulang supaya kamu benar-benar paham dan mengusaainya. Sekian penjelasan tentang pengujian hipotesis menggunakan SPSS dalam artikel kali ini. Semangat mencoba.
Sumber :
Ghozali, imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang : Badan Penerbit-UNDIP
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Semarang : Badan Penerbit-UNDIP
Junaidi. (2010). https://junaidichaniago.wordpress.com/
Azwar, S. (2005). Signifikan atau Sangat Signifikan? Buletin Psikologi, Volume 13, Nomor 1. ISSN: 0854 – 7108.
Azwar, S. (2015). Dasar-Dasar Psikometrika, Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komentar