Tingkat Analisis dan Unit Analisis dalam Hubungan Internasional

Sebagai disiplin ilmu yang mempelajari fenomena global, ilmu hubungan internasional dituntut untuk mampu menganalisis berbagai fenomena tersebut. Hal ini sejalan dengan penjelasan J. David Singer yang mengatakan jika suatu disiplin ilmu harus memiliki cara-cara untuk menganalisis fenomena yang dipelajari, baik ilmu sosial maupun fisik.

Nah, untuk itu, di dalam artikel kali ini akan membahas lebih lanjut seperti apa pentingnya tingkat analisis dan unit analisis dalam hubungan internasional.

Pentingnya Tingkat Analisis dalam Ilmu Hubungan Internasional

Pentingnya Tingkat Analisis dalam Ilmu Hubungan Internasional
Sumber: katemangostar on Freepik

Tingkat analisis menjadi hal yang penting dalam bidang ilmu hubungan internasional. Menurut Mas’oed, ada tiga alasan yang mendasari hal tersebut yang akan dijelaskan dalam poin berikut ini.

  • Terdapat lebih dari satu faktor penyebab dalam menjelaskan peristiwa di lingkungan internasional.
  • Tingkat analisis dapat membantu dalam memilah-milah faktor apa saja yang menjadi penekan utama dalam permasalahan yang dianalisis. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor yang memberikan pengaruh yang besar atau kecil terhadap sebuah peristiwa.
  • Dalam melakukan analisis sebuah peristiwa, penting untuk menghindari kesalahan metodologis yang biasa disebut pertama, fallacy of compotion yaitu kesalahan dalam berasumsi dengan mengeneralisasi perilaku “bagian” sehingga digunakan untuk menjelaskan “keseluruhan”. Kedua, ecological fallacy yaitu kesalahan dalam berasumsi dengan mengeneralisasi perilaku “keseluruhan” sehingga digunakan untuk menjelaskan “bagian”.

Oleh karena itu, dalam sebuah disiplin ilmu diperlukan tingkat analisis. Tingkat analisis dapat menjelaskan dan memilah faktor-faktor penyebab terjadinya peristiwa internasional. Selain itu, tingkat analisis juga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam suatu analisis.

Unit Analisis

Unit Analisis
Sumber: rawpixel.com

Dalam menjelaskan sebuah peristiwa dalam penelitian, terdapat dua elemen penting yang biasanya digunakan, yaitu unit analisis dan unit eksplanasi. Unit analisis merujuk pada objek atau entitas yang menjadi fokus analisis perilakunya. Unit analisis ini juga sering disebut sebagai variabel dependen, yang berarti variabel yang dipengaruhi atau yang mengalami perubahan sebagai akibat dari variabel lainnya.

Di sisi lain, unit eksplanasi adalah objek atau entitas yang memengaruhi perilaku unit analisis atau variabel dependen. Unit eksplanasi ini juga sering disebut sebagai variabel independen, yang berarti variabel yang digunakan untuk menjelaskan perubahan atau pengaruh terhadap variabel dependen.

Sebagai contoh, kita bisa mengambil peristiwa dampak hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi terhadap stabilitas ekonomi di Indonesia. Dalam contoh ini, “hubungan Indonesia dan Arab Saudi” akan menjadi unit eksplanasi (variabel independen), sedangkan “stabilitas ekonomi di Indonesia” akan menjadi unit analisis (variabel dependen). Dalam konteks ini, unit analisis dan unit eksplanasi memiliki hubungan kausal atau pengaruh satu sama lain.

Dengan demikian, dalam analisis penelitian, unit analisis dan unit eksplanasi berperan penting dalam menjelaskan dan memahami hubungan antara dua variabel atau entitas yang saling memengaruhi.

Unit analisis dan unit eksplanasi (Mas’oed, 1990)

Unit Eksplanasi Unit Analisis
Individu dan kelompokNegara BangsaSistem regional dan global
Individu dan kelompokKorelasionisReduksionisReduksionis
Negara BangsaInduksionisKorelasionisReduksionis
Sistem regional dan globalInduksionisInduksionisKorelasionis

Berdasarkan tabel di atas, ada tiga model hubungan terkait unit analisis dan unit eksplanasi. Pertama, apabila unit analisis dan unit eksplanasi berada ditingkat yang sama maka akan menjadi korelasionis, misalnya unit analisis “Negara Bangsa” dan unit eksplanasinya juga “Negara Bangsa”.

Kedua, apabila unit analisis berada ditingkat yang lebih tinggi dari unit eksplanasi maka akan menjadi reduksionis, misalnya unit analisis “Sistem regional dan global”, sedangkan unit eksplanasinya “Individu dan kelompok”. Ketiga, apabila unit analisis berada ditingkat yang lebih rendah dari unit eksplanasi maka akan menjadi induksionis, misalnya unit analisis “Individu dan kelompok” sedangkan unit eksplanasinya “Sistem regional dan global.

Tingkat Analisis

Terdapat beberapa tokoh yang telah menjabarkan berbagai tingkat analisis dalam ilmu hubungan internasional. Pada 1950-an, Kenneth Waltz membagi tingkat analisis menjadi tiga, yaitu individu, negara, dan sistem internasional.

Sama halnya dengan Waltz, John Spanier  juga membagi tingkat analisis menjadi tiga, yaitu sistemik, negara bangsa, dan pembuat keputusan. Kemudian, ada enam tingkat analisis yang dikemukakan oleh Bruce Russett dan Harvey Starr, yaitu:

  • Pembuat keputusan dan sifat kepribadiannya (individu)
  • Peranan dari pembuat keputusan tersebut
  • Struktur pemerintahan dimana tempat mereka menjalankan aktivitas
  • Masyarakat yang berada ditempat tinggal mereka dan masyarakat yang diperintah
  • Jaringan hubungan pembuat keputusan dengan aktor internasional
  • Tingkat sistem dunia

Menurut J. David Singer terdapat dua tingkat analisis yaitu sistem internasional dan negara bangsa. Kedua hal tersebut sangat penting dalam ruang lingkup analisis hubungan internasional karena dapat memudahkan para peneliti dalam memilah-milah objek secara deskriptif, eksplanatif, dan prediktif. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai tingkat analisis menurut J. David Singer:

  • Sistem Internasional

Dengan fokus pada sistem dapat menghasilkan analisis yang paling komprehensif karena mencakup semua interaksi yang terjadi dalam sistem dan lingkungannya. Para peneliti dapat mempelajari pola-pola interaksi, mengeneralisasi fenomena seperti penciptaan dan pembubaran kerja sama.

Selain itu, peneliti juga mampu menganalisis frekuensi dan durasi dari bentuk kekuasaan tertentu, respon terhadap perubahan lembaga-lembaga politik, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat analisis sistem internasional, para peneliti dapat secara keseluruhan menganalisis hubungan internasional.

  • Negara Bangsa

Selain sistem internasional, Singer juga menyatakan bahwa negara bangsa sebagai aktor utama dalam internasional sangat penting untuk dianalisis. Selain itu, alasan memilih negara bangsa sabagai tingkat analisis karena para peneliti dapat  menganalisis tujuan dan motivasi dari kebijakan nasionalnya.

Tentunya tujuan dan motivasi kebijakan nasional dapat memengaruhi interaksi negara dalam lingkungan internasional. Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat negara bangsa, para peneliti dapat menganalisis hubungan internasional secara lebih mendetail.

Di sisi lain, ada lima tingkat analisis yang diusulkan oleh Patrick Morgan (1982), yaitu individu, kelompok individu, negara bangsa, kelompok negara bangsa, dan sistem internasional. Berikut rinciannya.

  • Individu

Pada tingkat ini, analisis hubungan internasional dilakukan karena fenomena hubungan internasional merupakan akibat interaksi dari perilaku individu. Oleh karena itu, perlu untuk menelaah perilaku dan sikap pembuat kebijakan (individu) seperti kepala negara, menteri luar negeri, dan lain-lain.

  • Kelompok Individu

Dalam hubungan internasional terdiri dari beberapa kelompok kecil dari berbagai negara. Hal ini berarti bahwa bukan individu yang menentukan hubungan internasional namun oleh kelompok kecil seperti dewan penasehat keamanan, kabinet, dan lain-lain.

Oleh karena itu, penting untuk menganalisis perilaku kelompok dan organisasi yang terlibat dalam lingkungan internasional untuk memahami hubungan internasional itu sendiri.

  • Negara Bangsa

Pada tingkat ini, perilaku negara bangsa mendominasi karena pada dasarnya hubungan internasional bergantung pada perilaku negara bangsa. Perilaku lembaga, organisasi, kelompok, atau bahkan individu sekalipun hanya dipandang jika perilaku mereka berhubungan dengan tindakan atau aktivitas internasional dari negara yang berkaitan.

  • Kelompok Negara Bangsa

Hubungan internasional dianggap sebagai interaksi yang berbentuk kelompok. Oleh karena itu, kelompok negara bangsa menjadi unit analisis yang patut untuk diteliti, seperti persekutuan ekonomi, militer, kelompok ideologi, kelompok regional, dan lain-lain.

  • Sistem Internasional

Perilaku aktor internasional sangat dipengaruhi oleh sistem internasional. Oleh karena itu, peneliti dianjurkan untuk meneliti sistem tersebut dan mengeneralisasi sistem sebagai suatu keseluruhan.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dalam membuat suatu analisis, diperlukan tingkatan-tingkatan analisis agar penelitian dapat menjadi fokus. Hal ini dimaksudkan agar tujuan penelitian dapat tercapai secara maksimal. Hal-hal yang menjadi faktor penyebab dalam peristiwa internasional dapat dilihat berdasarkan tingkat analisisnya.

Para peneliti rupanya hampir sejalan dalam menentukan apa saja tingkat analisis yang dapat diteliti, seperti tingkat individu atau pembuat keputusan, peran pembuat keputusan, tingkat kelompok individu, tingkat negara bangsa, tingkat kelompok negara bangsa, dan tingkat sistem internasional.

Penelitian dalam berbagai disiplin ilmu menjadi sebuah keharusan dan wajib keberadaannya. Penelitian dapat berfungsi untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi dalam ruang lingkup disiplin ilmu. Hubungan internasional yang merupakan sebuah disiplin ilmu berusaha untuk menjawab tantangan ini.

Berbagai tokoh mengutarakan pendapat mereka mengenai penelitian hubungan internasional dan pada akhirnya dapat ditarik satu kesimpulan, yaitu dalam melakukan penelitian diperlukan unit analisis yang menjadi objek penelitian dan tingkat analisis yang menjadi sebuah cara untuk menganalisis. Dengan menggunakan tingkat analisis, penelitian menjadi lebih fokus dan diharapkan dapat menjawab berbagai fenomena global yang terjadi.

Sekian penjelasan mengenai tingkat analisis dan unit analisis dalam hubungan internasional. Tingkat analisis dan unit analisis tersebut begitu diperlukan dalam ilmu HI, terutama untuk menganalisis berbagai fenomena yang ada dalam lingkup global atau internasional.


Sumber:

Kinsella, D., Russett, B., & Starr, H. (2012). World Politics: The Menu for Choice. Cengage Learning.

Mas’oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

Morgan, P. M. (1982). Theories and Approaches to International Politics. New Jersey: Transaction.

Singer, J. D. (1961). The level-of-analysis problem in international relations. World politics14(1), 77-92.

Spanier, J. W. (1984). Games Nations Play: Analyzing International Politics. Holt, Rinehart and Winston.

Waltz, K. (2013). Man, the State and War. New York: Columbia University Press.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *