Mengenal Teori Akuntansi Keuangan Secara Lengkap

Teori akuntansi bisa menjadi media yang berguna untuk menggambarkan fenomena akuntansi dan hubungan antar variabel. Tak hanya itu, teori akuntansi juga bisa dipakai untuk membentuk prediksi atas fenomena yang ada di masa mendatang. Untuk mengetahui lebih lanjut apa sajakah teori akuntansi keuangan yang ada saat ini dan bagaimana aplikasinya, mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Jenis Teori Akuntansi Keuangan

Jenis Teori Akuntansi
Sumber: Karolina Grabowska on Pexels

Dalam buku Accounting Theory yang ditulis oleh Godfrey (2010), ada empat macam teori akuntansi keuangan yang perlu untuk dipelajari. Keempat teori tersebut adalah teori pragmatis, teori sintaksis dan semantik, teori normatif, dan teori positif yang akan dikupas lebih lanjut di bawah ini.

Teori Pragmatis

Pendekatan pragmatis deskriptif dilakukan berdasarkan pengamatan perilaku akuntan. Teori ini dibentuk dengan mengacu pada tindakan akuntan dalam situasi tertentu, kemudian diuji dengan mengamati kesesuaian tindakan akuntan dengan teori yang telah diduga sebelumnya. Meskipun demikian, pendekatan ini juga memiliki beberapa kekurangan dalam beberapa aspek, antara lain:

  1. Tidak mempertimbangkan kualitas tindakan akuntan: Pendekatan pragmatis deskriptif tidak memberikan penekanan pada kualitas tindakan akuntan. Fokus utamanya adalah pada deskripsi dan pemahaman tentang tindakan yang dilakukan, tanpa mempertimbangkan apakah tindakan tersebut benar atau buruk dalam konteks akuntansi.
  2. Tidak menguji praktik akuntansi yang telah ada: Teori ini lebih cenderung mengamati dan menjelaskan perilaku akuntan daripada menguji keefektifan praktik akuntansi yang telah ada. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya evaluasi terhadap praktik-praktik yang mungkin tidak optimal.
  3. Berfokus pada perilaku akuntan bukan aspek lain yang relevan: Pendekatan pragmatis deskriptif lebih fokus pada perilaku akuntan, sedangkan aspek-aspek lain yang dapat memengaruhi praktik akuntansi, seperti faktor ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan, mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

Di sisi lain, pendekatan pragmatis psikologis bergantung pada pengamatan reaksi pengguna laporan keuangan terhadap hasil kinerja akuntan. Reaksi ini dianggap sebagai bukti bahwa hasil kinerja akuntan berguna dan mengandung informasi yang relevan. Namun, terdapat beberapa kritik terhadap pendekatan teori ini, antara lain:

  1. Pengguna laporan keuangan bertindak dalam tingkah laku yang tidak logis: Pendekatan ini mendasarkan penggunaan laporan keuangan pada asumsi bahwa pengguna akan bertindak secara rasional dan logis. Namun, dalam kenyataannya, terkadang pengguna laporan keuangan dapat membuat keputusan yang tidak rasional atau dipengaruhi oleh faktor non-ekonomi.
  2. Pengguna laporan keuangan memiliki respon yang dikondisikan sebelumnya: Kritik terhadap pendekatan ini adalah bahwa pengguna laporan keuangan dapat memiliki respon yang sudah dikondisikan sebelumnya terhadap informasi yang disajikan, sehingga tidak selalu dapat merefleksikan keputusan yang objektif dan berdasarkan informasi aktual.
  3. Pengguna laporan keuangan tidak bertindak seharusnya: Pendekatan pragmatis psikologis berasumsi bahwa pengguna laporan keuangan akan bertindak sesuai dengan informasi yang disajikan. Namun, dalam prakteknya, pengguna laporan keuangan tidak selalu bertindak sesuai dengan harapan, terutama jika terdapat faktor-faktor lain yang memengaruhi pengambilan keputusan.

Dalam kedua pendekatan ini, penting untuk menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing serta mempertimbangkan pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif dalam pengembangan teori akuntansi.

Teori Sintaksis dan Semantik

Teori semantik merupakan teori yang memiliki pusat perhatian pada kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan ke dalam tanda atau elemen laporan keuangan. Input semantik adalah transaksi-transaksi dan jual beli yang dicatat dalam jurnal dan buku besar.

Teori ini dikritik karena tidak adanya verifikasi empiris yang independen terhadap output yang dikalkulasikan. Sementara itu, teori sintaksis merupakan teori yang berhubungan dengan proses laporan keuangan serta pengumpulan data. Teori sintaksis juga menerapkan praktek akuntansi yang berjalan dan memprediksi reaksi dari akuntan atas situasi tersebut.

Teori Normatif

Teori ini menekankan pada rekomendasi kebijakan dan berkonsentrasi dalam memperoleh apa yang disebut true income atau laba serta praktik-praktik yang dapat meningkatkan kegunaan keputusan. Hal ini membantu proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan dengan memberikan data akuntansi yang berguna.

Teori Positif

Teori positif menjelaskan alasan atas praktik akuntansi yang telah dilakukan saat ini serta memprediksi peran informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan. Pada dasarnya, perkembangan teori positif muncul karena ketidakpuasan atas teori sebelumnya, yaitu teori normatif.

Aplikasi Teori terhadap Regulasi Akuntansi

Aplikasi Teori Terhadap Regulasi Akuntansi
Sumber: Olia Danilevich on Pexels

Materi Teori akuntansi keuangan selanjutnya adalah aplikasi teori terhadap regulasi akuntansi. Dalam hal regulasi akuntansi, perlu dilakukan aplikasi teori-teori tertentu. Dalam hal ini, ada beberapa teori yang dapat diaplikasikan untuk regulasi akuntansi diantaranya teori pasar efisien, teori keagenanan, dan teori regulasi.

Teori Pasar Efisien (Efficient Market)

Permintaan dan penawaran telah memengaruhi perilaku pasar dan menjaga pasar untuk tetap efisien. Hal ini berlaku untuk pasar atas informasi akuntansi, untuk itu harus menentukan data akuntansi seperti apa yang ditawarkan dan praktik seperti apa yang harus digunakan untuk mempersiapkannya. Beberapa kritik atas teori ini adalah:

  1. Pasar untuk data akuntansi tidak efisien.
  2. Pengguna tidak dapat menyetujui apa yang mereka inginkan.
  3. Akuntan tidap dapat menyetujui prosedur.
  4. Masalah free-rider (Pihak-pihak yang tidak melakukan kontribusi apapun, tetapi ikut menikmati hasilnya) mendistorsi pasar.
  5. Perusahaan harus menghasilkan data yang dapat dibandingkan.

Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan kerangka kerja yang melakukan studi pada hubungan antara pihak yang menyediakan informasi akuntansi (manajer) dengan pengguna informasi tersebut (pemegang saham atau kreditor).

Permintaan informasi akuntansi ini memiliki tujuan untuk administratif (stewardship, yaitu kondisi yang mana manajer sebagai pelayan tidak termotivasi oleh kepentingan pribadi, tetapi mengacu pada kepentingan dan sasaran organisasi) dan untuk pengambilan keputusan. Dalam mencapai efisiensi dan kesetaraan dibutuhkan regulasi yang dapat meminimalisir resiko yang dapat terjadi.

Teori Regulasi

Terdapat tiga macam teori regulasi, yaitu public interest, regulatory capture, dan private interest. Seperti apa makna dari ketiga teori tersebut, inilah penjelasannya.

a. Public Interest Theory

Pemerintah merasa perlu untuk mengintervensi pasar karena pada dasarnya mereka adalah politisi yang membutuhkan populisme (filsafat politik yang berpihak pada hak-hak dan kepentingan orang banyak, alih-alih berpihak pada elit dan pemerintah) agar mendapat suara pada saat pemilu.

Disisi lain, kelompok kepentingan publik memerlukan intervensi pemerintah karena pemerintah dianggap sebagai penengah yang netral. Regulasi pemerintah diharuskan karena adanya kepentingan publik setiap terjadinya kegagalan pasar (inefisiensi) karena adanya:

  • Kurangnya iklim kompetensi
  • Adanya penghalang untuk masuk ke pasar (Barrier to Entry)
  • Informasi yang tidak simetris
  • Produk yang berupa barang publik

b. Regulatory Capture Theory

Kepentingan publik tidak terlindungi karena pihak yang menjadi subjek regulasi mengendalikan atau mendominasi regulator. Pihak yang menjadi subjek regulasi tersebut selalu berupaya untuk meningkatkan dan melindungi kekayaannya. Hal ini mengakibatkan badan akuntansi profesional atau sektor korporasi berusaha mengendalikan penetapan standar akuntansi.

c. Private Interest Theory

Pemerintah tidak menjadi penengah independen, tetapi merupakan pihak yang memiliki kepentingan tersendiri. Pemerintah akan menjual kekuasaannya kepada pihak yang memiliki kemungkinan besar untuk membantunya mencapai tujuan yang diinginkan (jika mereka bukanlah pejabat yang dipilih publik) atau meningkatkan kekayaannya (jika mereka pejabat yang ditunjuk).

Kesimpulan

Teori akuntansi keuangan merupakan teori yang dapat memberikan penjelasan dan gambaran atas suatu fenomena akuntansi serta menjadi referensi dalam praktik akuntansi dan pengembangan praktik tersebut.

Teori akuntansi keuangan terdiri atas teori pragmatis, teori sintaksis dan semantik, teori normatif, dan teori positif. Sementara itu, aplikasi teori akuntansi dalam regulasi kemudian dijelaskan dalam tiga macam teori, yaitu teori pasar efisien, teori agensi, dan teori regulasi.

Sekian pengantar teori akuntansi yang bisa membantu kamu untuk mengenal lebih jauh tentang bidang ilmu akuntansi. Teori-teori di atas tentunya bisa diaplikasikan sesuai dengan scopenya masing-masing. Hanya saja, masing-masing teori tersebut masih memiliki kekurangan atau kritik yang bisa menjadi pengembangan untuk kedepannya.


Sumber:

Jayne, G., & Allan Hodgson, A. (2010). Accounting Theory 7th edition. John Wiley & Sons Australia.

Fajria, R. (2010). Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *