Ketika melakukan penelitian, peneliti pastinya akan berhadapan dengan data yang beragam dan untuk mengolah data-data tersebut, dibutuhkan yang namanya skala pengukuran. Oleh karenanya, mengetahui jenis-jenis skala pengukuran dinilai sangat perlu karena dapat membantu peneliti dalam mengolah data tersebut.
Konsep mengenai jenis-jenis skala pengukuran sebenarnya telah dikemukakan sejak lama oleh Stanley Smith Stevens (1946), namun Sugiyono (2010), dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods) juga turut menjelaskan mengenai apa itu skala pengukuruan instrumen hingga jenis-jenisnya.
Untuk mengetahui bagaimana penjelasan mengenai skala pengukuran dan jenis dari skala pengukuran instrumen menurut Sugiyono tersebut, kamu dapat menyimak penjelasannya berikut.
Daftar Isi
Pengertian Skala Pengukuran Instrumen Menurut Sugiyono
Skala pengukuran instrumen menurut Sugiyono (2010) adalah sebuah kesepakatan yang dipakai sebagai acuan dalam menentukan ukuran (panjang dan pendek) interval dalam suatu alat ukur. Hal ini ditujukan untuk membuat alat ukur tersebut bisa digunakan untuk mengolah data.
Contoh sederhananya, timbangan emas adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk menghitung berat emas dengan skala pengukuran milligram (mg), sehingga nantinya akan menghasilkan data berupa berat emas dalam satuan mg. Dengan adanya skala pengukuran instrumen tersebut, nilai variabel dapat ditentukan dengan bentuk angka, sehingga menghasilkan hasil yang akurat.
Jenis-Jenis Skala Pengukuran Instrumen Menurut Sugiyono
Sugiyono (2010) menyebutkan jika jenis-jenis skala pengukuran instrumen dibagi menjadi 4 yaitu skala Likert, skala Guttman, semantic differential, dan rating scale.
Skala Likert
Skala Likert adalah jenis skala pengukuran instrumen yang dipakai untuk mengukur pendapat, persepsi, dan sikap dari seorang individu atau kelompok mengenai fakta dan fenomena sosial. Fakta dan fenomena sosial inilah yang ditetapkan oleh peneliti dan disebut variabel. Variabel tersebut lantas dijabarkan menjadi indikator variabel. Lalu, indikator variabel nantinya akan dijadikan patokan untuk menyusun item-item instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
Bentuk jawaban untuk instrumen yang menggunakan skala Likert biasanya berupa tingkatan dari sangat positif hingga sangat negatif. Contohnya dalam bentuk kata-kata sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Dalam keperluan penelitian kuantitatif, bentuk jawaban dengan tingkatan tersebut akan diberi nilai, misalnya sangat setuju diberikan nilai 5, setuju diberikan nilai 4, dan seterusnya.
Skala Guttman
Jenis skala pengukuran instrumen kedua menurut Sugiyono (2010) adalah skala Guttman dimana jawaban dari skala ini berupa pernyataan tegas. Pernyataan tegas yang dimaksud itu seperti “benar-salah”, “iya-tidak”, dan lainnya. Dilihat dari penjelasan ini, maka skala Guttman termasuk dalam skala pengukuran yang digunakan ketika peneliti ingin mengetahui jawaban tegas responden mengenai suatu topik permasalahan.
Bentuknya dapat berupa pertanyaan pilihan ganda maupun checklist. Untuk pemberian nilainya, jawaban positif bisa diberikan skor 1, sementara jawaban negatif diberikan skor 0. Untuk analisis data dengan skala Guttman sendiri sama dengan analisis pada skala Likert.
Semantic Differential
Menurut Sugiyono (2010), semantic differential adalah skala pengukuran yang dikembangkan oleh Osgood dan difungsikan untuk mengukur sikap. Bentuk skala pengukuran ini tidak diberikan dalam pilihan ganda atau checklist, melainkan dalam bentuk satu garis dengan pilihan “sangat positif” dan “sangat negatif”. Untuk lebih memudahkanmu mengenai jenis skala ini, berikut kamu dapat menyimak contohnya.
Rating Scale
Berbeda dengan skala pengukuran instrumen yang telah disebutkan di atas yang menafsirkan data kualitatif menjadi kuantitatif, rating scale mencoba menafsirkan data kuantitatif menjadi kualitatif. Oleh karenanya, rating scale dianggap sebagai skala pengukuran yang fleksibel dan tidak hanya bisa digunakan untuk mengukur sikap semata, tetapi juga mengukur persepsi dari subjek penelitian mengenai berbagai fenomena.
Tidak heran bila rating scale lebih sering dipakai untuk mengukur berbagai permasalahan mulai dari status sosial, status ekonomi, kemampuan, pengetahuan, dan lainnya. Rating scale kemudian dibagi lagi menjadi 4 jenis yaitu skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Skala nominal merupakan jenis pengukuran yang berguna untuk mengelompokkan variabel berdasarkan kategori atau grup tertentu. Contohnya, terdapat dua variabel yaitu laki-laki dan perempuan, maka dalam hal ini, responden akan dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya, skala ordinal adalah jenis skala yang tidak mengelompokkan variabel, tetapi mencoba untuk mengurutkan kategori tersebut, misalnya dari kategori yang paling bagus ke kategori yang paling buruk. Sementara itu, skala interval adalah jenis skala pengukuran yang tak hanya mengurutkan variabel, namun juga memberikan informasi mengenari variabel yang berbeda-beda.
Contohnya, skala interval 1 = sangat tidak puas, 2 = tidak puas, 3 = cukup puas, dan seterusnya. Kemudian, untuk skala yang terakhir yaitu skala ratio merupakan jenis skala yang memberikan perbandingan antar variabel.
Baca juga: Mendesain Rancangan Penelitian Sosial
Pemahaman Akhir
Dalam melakukan penelitian, peneliti seringkali dihadapkan pada data yang beragam. Untuk mengolah data tersebut, diperlukan penggunaan skala pengukuran yang tepat. Mengetahui jenis-jenis skala pengukuran sangat penting bagi peneliti karena dapat membantu dalam mengolah data dengan lebih efektif.
Konsep mengenai jenis-jenis skala pengukuran telah dijelaskan oleh Stanley Smith Stevens sejak tahun 1946. Namun, dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods)”, Sugiyono (2010) juga menjelaskan tentang skala pengukuran instrumen dan jenis-jenisnya.
Menurut Sugiyono, skala pengukuran instrumen adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan ukuran interval dalam suatu alat ukur. Hal ini bertujuan untuk mengolah data dengan akurat. Misalnya, timbangan emas menggunakan skala pengukuran milligram (mg) untuk menghasilkan data berat emas dalam satuan mg.
Sugiyono membagi jenis-jenis skala pengukuran instrumen menjadi empat, yaitu skala Likert, skala Guttman, semantic differential, dan rating scale.
Skala Likert digunakan untuk mengukur pendapat, persepsi, dan sikap individu atau kelompok terhadap fakta dan fenomena sosial. Bentuk jawaban pada skala Likert berupa tingkatan dari sangat positif hingga sangat negatif.
Skala Guttman digunakan ketika peneliti ingin mengetahui jawaban tegas responden mengenai suatu topik permasalahan. Jawaban pada skala Guttman dapat berupa pertanyaan pilihan ganda atau checklist, dengan pemberian nilai positif atau negatif.
Semantic differential adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap. Bentuk skala ini berupa garis dengan pilihan “sangat positif” dan “sangat negatif”.
Rating scale mencoba menafsirkan data kuantitatif menjadi kualitatif. Rating scale dapat digunakan untuk mengukur berbagai fenomena, seperti status sosial, status ekonomi, pengetahuan, dan sebagainya. Rating scale dibagi menjadi skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengelompokkan variabel berdasarkan kategori atau grup tertentu. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan kategori tanpa mengelompokkannya. Skala interval memberikan informasi tentang variabel yang berbeda-beda, sementara skala rasio memberikan perbandingan antar variabel.
Dengan memahami jenis-jenis skala pengukuran instrumen ini, peneliti dapat memilih dan menggunakan skala yang sesuai dengan tujuan penelitian dan data yang dikumpulkan. Hal ini akan membantu dalam mengolah data secara efektif dan mendapatkan hasil yang akurat.
Nah, itulah macam-macam skala pengukuran instrumen menurut Sugiyono (2010) beserta sekilas penjelasan mengenai pengertiannya. Dari berbagai jenis skala yang sudah ada tersebut, kamu dapat menggunakannya untuk membantu dalam menganalisa data dan membantu dalam menghasilkan data yang sesuai.
Sumber:
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.